Anda di halaman 1dari 18

PRESENTASI = PERTUNJUKAN

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas kelompok pada mata kuliah Metode
Ilmiah

Disusun oleh :
Kelompok 9

Muhammad Yasin Fadhilah 26010215130080


Muhammad Aris Azis 26010215130092
Sandika Yoga V 26010215130096
Risdiyana Octaviani 26010215130099
Ardi Mufti Fahrudin 26010215140077
Wahyu Bagus Panuntun 26010215140094
Sadira Chikmatus Muvariza 26010215140095

Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Subandiyono, MAppSc.

DEPARTEMEN AKUAKULTUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Presentasi termasuk suatu bentuk informasi dan komunikasi. Presentasi

disampaikan melalui perkataan dan gambaran visual. Presentasi merupakan

suatu proses penyampaian informasi, gagasan, dan lainnya dengan

menggunakan suatu slide dengan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafik,

dan yang lainnya yang berkaitan dengan visual. Presentator adalah yang

menyampaikan presentasi terhadap audiens. Presentator menyampaikan suatu

presentasi kepada audiens. Terdapat hal –hal penting yang harus dilakukan

pada saat melakukan presentasi. Presentator juga perlu memperhatikan hal-

hal tersebut agar informasi, gagasan yang dipresentasikan dapat sampai

kepada audiens dengan baik. Presentator hendaknya menguasai materi yang

akan disampaikan agar tujuan dari presentasi yang dilakukan dapat tercapai.

Hal-hal yang harus dipahami dan diterapkan pada saat presentasi yaitu, tujuan

dari presentasi, kenali audiens, menyusun kerangka presentasi dengan baik,

aspek teknis peralatan, menghadapi rasa takut dan khawatir, presentasi sama

seperti pertunjukkan, menampilkan presentasi yang memukau. Salah satu hal

yang penting yaitu presentasi sama seperti pertunjukkan. Presentasi sama

seperti pidato, suatu penampilan, dan ceramah. Karena pada dasarnya sama-

sama komunikasi publik. Hal penting yang perlu diperhatikan dalah vokal dan

menggunakan gesture (sikap dan bahasa tubuh) yang tepat dan benar. Hal ini

diperkuat oleh Hamdan dan Ratnasari (2016), yang menyatakan bahwa hal

2
lainnya yang perlu diperhatikan pembicara adalah menetapkan elemen

presentasi. Sebuah presentasi yang baik mengandung elemen antara lain

headline, pesan kunci, analogi, demonstrasi, partner, kesaksian dari pelanggan,

dan klip video. Headline berisi gambaran kasar gagasan yang dituangkan pada

kertas atau whiteboard. Ide pada headline berisi 140 karakter atau kurang,

mudah diingat, dan ditulis dengan urutan subjek-predikatobjek. Pesan yang

disampaikan kepada pendengar berisi pesan yang telah diatur, yaitu presenter

membuat pesan kunci yang berisi tiga pesan yang diinginkan agar diterima

audiens. Pesan ini harus mudah diingat tanpa harus melihat catatan lagi. Setiap

pesan kunci akan diikuti oleh poin-poin pendukung. Selain itu pembicara yang

pandai dalam memilih kata-kata, akan mendapat nilai baik dari pendengar.

Pemberian pernyataan yang sama oleh presenter dapat menimbulkan kesan

yang berbeda, karena perbedaan kata untuk mengungkapkannya. Ahli bahasa

mengingatkan, keampuhan bahasa adalah untuk memeroleh asosiasi mental.

1.2. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui vokal yang baik untuk presentasi

2. Mengetahui teknik berbicara kelas dunia

3. Mengetahui kontak mata yang benar saat presentasi

4. Mengetahui sikap tubuh (gesture) ketika presentasi

5. Mengetahui cara melatih dan mengulang presentasi

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Vokal Yang Baik


Vokal yang baik merupakan salah satu cara agar presentasi kita dapat

berjalan dengan baik. Vokal yang baik dapat kita capai dengan beberapa langkah

sebagai berikut .

1. Bicaralah dengan Jelas

Suara anda harus terdengar dengan jelas dari audiens terjauh. Jika anda

presentasi dengan menggunakan mikrofon, hal ini mudah saja. Tapi pastikan juga

suara yang keluar dari pengeras suara tidak terlalu keras sehingga menyakitkan

telinga mereka.

Jika anda tidak menggunakan pengeras suara, pastikan suara anda cukup

keras sampai ke pendengar yang duduk paling jauh dari anda. Ini penting. Jika

mereka tidak mendengar suara anda, mereka tidak akan memperhatikan anda.

Mereka malah akan mengganggu jalannya presentasi dengan berbicara sendiri.

Perhatikan para penceramah, presenter TV, maupun orang-orang yang sering

tampil di media, mereka menggunakan kata-kata yang jelas, intonasi yang jelas,

dan menggunakan intonasi yang mudah dipahami oleh audiens nya.

2. Semangat

Miliki semangat sehingga penampilan anda nampak hidup. Perlihatkan

antusiasme anda untuk membantu : Anda ingin membantu membuat mereka

mengerti. Tunjukkan energi anda sehingga mempengaruhi orang lain. Ingat,

4
semangat itu menular. Jika anda berbicara antusias, audiens pun akan antusias

mendengarkan anda.

Suara anda tidak perlu harus terdengar keras. Meski begitu, suara anda harus

memiliki kekuatan. Bukan volume suara yang menjadi perhatian, tapi bagaimana

pengucapan setiap kata terdengar jelas, kuat, dan berwibawa.

Cara paling sederhana melakukan hal ini adalah dengan bersemangat.

Semangat ini biasanya muncul jika anda menyukai atau meyakini apa yang anda

sampaikan. Dengan begitu suara anda akan terdengar riang, bersahabat,

meyakinkan dan berwibawa. Tapi jika anda tidak yakin dengan apa yang anda

presentasikan, otomatis suara anda akan terdengar datar,tidak memotivasi,

membosankan, dan membuat orang mudah mengantuk.

3. Variasi

Suara yang datar terdengar membosankan. Presenter yang monoton akan

membuat audiens mengantuk. Untuk itu, berikan sedikit variasi pada suara anda.

Ada kalanya anda berbicara lebih lambat untuk memberikan penekanan pada

suatu kata atau kalimat. Di sisi lain, ada baiknya anda berbicara lebih cepat untuk

menunjukkan semangat dan jiwa dinamis.

Kadang anda perlu berbicara dengan volume suara yang lebih keras umtuk

menunjukkan sesuatu itu penting, atau kala sesuatu lebih syahdu dibutuhkan, anda

bisa berbicara sedikit lebih pelan. Bahkan, jika anda harus berbicara setiap saat

berikan jeda sesekali. Saat-saat diam akan mengajak audiens berpikir dan

merenung.

5
Banyak presenter hebat menggunakan jeda ini, diam sejenak sebelum

menyampaikan poin penting. Dengan cara ini mereka membuat efek dramatik,

namun sekaligus membuat informasi yang disampaikan menjadi pesan yang kuat

dan mudah diingat.

4. Jangan Bergumam

Satu masalah yang sering dimiliki oleh presenter adalah bergumam.

Bergumam adalah menyebutkan kata-kata jeda yang tidak ada artinya seperti :

“hmm”, “eee”. Orang barat menyebutnya mumbling.

Bergumam waktu berbicara atau menyampaikan presentasi terjadi karena

kita berpikir. Karena berpikir itulah gumam muncul dari mulut kita. Coba

dengarkan suara rekaman suara anda sendiri ketika kita presentasi. Jika hanya

sekali duakali dalam presentasi dalam waktu 30 menit, tentu tidak masalah.

Namun, jika anda bergumam 5 kali dalam 5 menit, ini menjadi sebuah persoalan.

Bayangkan dalam 30 menit presentasi, audiens akan mendengar 150 kali

gumaman anda.

Gumaman selain mengurangi kredibilitas pembicara, juga membuat audiens

jenuh. Berikut adalah cara mengatasi bergumam.

 Sadari bahwa anda sering bergumam. Dengan kesadaran, meskipun

anda mungkin masih berkata “hmmm” atau “eeee”, tapi anda sadar

bahwa hal tersebut seharusnya tidak dilakukan.

 Persiapkan presentasi dengan baik. Gumaman terjadi karena anda

berpikir. Ketika anda sudah menyiapkan materi presentasi dengan baik

dan siap 100 %, maka gumaman ini akan jauh berkurang. Anda tidak

harus berpikir lagi kata apa yang akan diucapkan berikutnya. Untuk

6
itu perhatikan slide presentasi anda, dan pilih kalimat untuk memulai

setiap slidesebelum anda tampil.

 Berpikirlah dengan hening. Ganti gumaman dengan diam. Jadi,

daripada mengatakan”hmm” yang tidak ada artinya, lakukan jeda dan

hening sejenak. Ini akan menimbulkan efek dramatik dan memperkuat

kata-kata.

 Minta bantuan teman. Pilih teman terpercaya, rekan kerja atau tim

andauntuk menghitung setiap kali anda bergumam dalam sebuah

pidato, ceramah, atau presentasi. Setelah selesai, perhatikan berapa

kali anda telah bergumam sepanjang pembicaraan. Buatlah target

untuk mengurangi jumlah tersebut sampai benar-bernar hilang.

2.2. Teknik Berbicara Kelas Dunia

2.2.1. Tiga Gaya Berbicara

Menurut Nikitina (2011), tiga gaya berbicara/pidato paling umum yang

ditemui di dunia bisnis dan sosial saat ini - dadakan, manuskrip dan

ekstemporan. Untuk menjadi pembicara publik yang hebat, Anda harus belajar

dan ahli salah satu dari ketiganya, karena ini memungkinkan Anda berbicara

dengan percaya diri dan efektif di depan sejumlah pendengar dan dalam situasi

tertentu.

a) Dadakan/Impromptu

Pidato dadakan didorong oleh keadaan yang mendadak daripada

direncanakan sebelumnya. Sementara pembicara publik yang terkenal sering

bercanda bahwa pidato dadakan terbaik harus dipersiapkan berminggu-minggu

7
sebelumnya, biasanya dalam kehidupan nyata kita memiliki sedikit waktu atau

sedikit persiapan sebelum berbicara di depan audiens. Beberapa contoh ucapan

dadakan mungkin adalah atasan yang meminta Anda untuk mengatakan beberapa

kata pada acara nirlaba.

b) Manuskrip

Jenis pidato ini ditulis seperti manuskrip dan dimaksudkan untuk

disampaikan demi kata. Kutipan manuskrip digunakan pada banyak kesempatan

politik dan sosial, ketika setiap kata membawa banyak bobot dan tidak boleh

salah kutip. Salah satu contoh pidato manuskrip yang paling umum adalah figur

politik yang menyampaikan pidato yang telah ditulis oleh orang lain.

c) Ekstemporan

Pidato secara ekstemporan adalah jenis pidato yang paling umum

digunakan yang membantu membangun hubungan emosional dengan audiens. Ini

dibangun di seputar poin-poin penting, namun materi dapat dipresentasikan

secara bebas, memungkinkan pembicara untuk membuat perubahan dalam pidato

mereka berdasarkan reaksi pendengar.

2.2.2. The Rule of Three

Para penulis pidato telah lama mengetahui ada rahasia khusus dibalik

“aturan tiga bagian” ini. Secara sederhana, teknik ini membagi pokok pemikiran

yang ingin dibicarakan dalam 3 bagian. Steve Jobs sangat sering menggunakan

teknik ini dalam berbagai presentasinya dengan mengatakan, “Today, I want to

talk about three things.” Setelah itu dia akan mulai menjelaskan bagian demi

bagian. Cara ini membuat audiens mengerti apa yang ingin dibicarakan dan

8
mengingat setiap bagian dengan baik. Mengelompokkan ide dalam tiga bagian

selalu memberi kekuatan tersendiri dibanding jumlah lainnya. Dua terlalu sedikit

dan tidak menarik, sementara empat atau lebih terlalu banyak sehingga susah

diingat (Noer, 2012). Jangan pernah memasukkan lebih dari tiga informasi di

depan audiens Anda pada satu waktu. Sulit untuk percaya bahwa karya Anda yang

sangat terperinci dapat diungkapkan dengan sederhana. Memecah presentasi Anda

menjadi tiga bagian adalah metode yang sangat efektif untuk memastikan audiens

memahami dan mengingat pesan tersebut. Bahkan tiga bagian tersebut dapa dibagi

lagi menjadi tiga bagian lebih lanjut. Anda dapat mematahkan tiga pertiga Anda

menjadi tiga kali lebih jauh. Hal ini dapat terjamin jika berpegang pada kekuatan

tiga, presentasi akan lebih berkesan, lebih dapat ditindaklanjuti dan lebih dihargai

(Beckett, 2013)

2.2.3. Anaphora

Anaphora adalah melakukan pengulangan dari sebuah kata (atau

kelompok kata) dalam beberapa kalimat yang berurutan. Pengulangan dilakukan

untuk memberi penekanan. Inilah inti pesan yang ingin disampaikan dan

diharapkan untuk terus diingat oleh audiens. Penggunaan anaphora ketika

dipadukan dengan nada suara tertentu juga mampu menciptakan efek dramatis

terutama menjelang penutupan sebuah presentasi. Contoh anaphora paling

terkenal adalah pidato Marthin Luther King ketika dia mengulang sebanyak

delapan kali frasa“I have a dream”. Inilah kutipan pidatonya. Ketika akan

menyampaikan sebuah presentasi, coba pikirkan apa pesan utama yang ingin

disampaikan dalam satu kata atau beberapa kata. Pilih momen yang tepat untuk

9
menyampaikannya. Latih kata atau frasa tersebut dalam beberapa kalimat sebelum

tampil sehingga pada saatnya bisa menampilkan anaphora yang mengejutkan

sekaligus memukau audiens (Noer, 2012).

2.2.4. Hiperbola

‘Membesar-besarkan sesuatu’ untuk memberi penekanan dikenal dengan

istilah hiperbola. Salah satu contoh kalimat hiperbola yaitu :

“Rumahnya seluas istana”

(Meskipun rumah seseorang sangat luas, namun kecil kemungkinan benar-benar

seluas istana yang bisa memiliki puluhan bahkan ratusan kamar.)

“Suaranya menggelegar memecahkan telingaku”

(Walaupun Anda mendengar suara seseorang yang sangat keras, tapi tentu tidak

sampai benar-benar memecahkan gendang telinga)

Teknik hiperbola jika dipakai secara tepat dapat memperkuat dan memberi

efek dramatis terhadap sebuah presentasi. Gunakan teknik ini secara hati-hati

hanya pada sesuatu yang memang layak dibesarkan untuk membuat penekanan

yang penting (Noer, 2012).

2.2.5. Transisi Antar Bagian

10
Berpindah dari satu pemikiran ke pemikiran berikutnya dalam sebuah

presentasi harus dilakukan. Untuk itu diperlukan sesuatu yang menandai adanya

transisi antar bagian. Transisi ini membantu audiens memahami ada di bagian

mana ia sekarang. Ketika membaca sebuah buku, kita dengan mudah dapat

menemukan transisi dari judul bab, judul bagian dan sejenisnya. Namun ketika

memberikan presentasi atau berpidato, transisi ini tidak mudah dikenali oleh

audiens. Hal tersebut dapat datasi dengan cara mengubah penekanan suara, atau

hening sejenak. Atau, membuat alat bantu slide yang menunjukkan adanya transisi

pembicaraan ke bagian berikutnya. (Noer, 2012).

2.3. Kontak Mata


Melakukan suatu presentasi terdapat beberapa hal yang penting untuk

diperhatikan dan teknik yang benar. Kontak mata salah satu hal penting untuk

diperhatikan saat presentasi. Kontak mata presentator terhadap audiens diperlukan

akan memberi kesan nyaman pada audiens dan apa yang disampaikan presentator

dapat tersampaikan pada audiense dengan baik. Kontak mata yang terjadi antara

presentator terhadap audiens, akan menimbulkan rasa dekat audiens pada

presentator dan merasa diperdulikan. Maka presentator diharuskan melakukan

kontak mata pada audiens dengan cara yang benar. Hal ini diperkuat oleh Hamdan

dan Ratnasari (2012), yang menyatakan bahwa setiap orang mempunyai potensi

menjadi pembicara yang baik, cara yang dapat ditempuh antara lain, memelihara

kontak visual dan kontak mental dengan khalayak, menggunakan lambang-

lambang auditif agar suaranya memberikan makna yang lebih kaya, dan berbicara

dengan seluruh kepribadiannya, dan dengan gerak tubuh (wajah, tangan, dan

sebagainya). Gerak tubuh (gesture) adalah tindakan yang dapat memiliki makna.

11
Seperti contoh, kontak mata yang dilakukan dengan baik, khalayak akan merasa

bahwa pembicara berusaha mendekatkan diri, bersahabat, dan peduli kepada

mereka. Pada proses menyampaikan presentasi bisnis, informan memelihara

kontak visual dengan audiens (misalnya, presenter mendekatkan diri, peduli

kepada audiens, dan sebagainya). Selain itu informan menggunakan gerak tubuh

(wajah, tangan, dan sebagainya). Sebagai pelengkap pesan yang disampaikan

dalam presentasi. Informan juga memperhatikan sikap audiens (misalnya ekspresi

muka, kontak mata, dan sebagainya).

Kontak mata dilakukan dengan baik yaitu mempertahankan kontak mata

dengan audiens beberapa saat. Jika jumlah audiens banyak maka presentator dapat

sesekali melihat audiens sebelah kiri, tengah, kemudian kanan. Saat melakukan

presentasi jangan membelakangi audiens. Hindari terlalu lama menatap slide saat

melakukan presentasi, karna akan membelakangi audiens. Sebaiknya persiapkan

materi presentasi dan menguasai materi sehingga hanya akan sesekali melihat

slide. Sehingga presentator dapat tetap berinteraksi dengan audiens tanpa

mengabaikan kontak mata atau interaksi dengan audiens. Hal in diperkuat oleh

Patiung (2016), yang menyatakan bahwa keefektifan berbicara mencakup

beberapa aspek seperti cara penyampaian, isi pembicaraan, serta proses

penyampaian informasi. Utamanya dalam situasi formal, terdapat berbagai faktor

yang harus diperhatikan dalam berbicara, pandangan harus diarahkan ke lawan

bicara. Pandangan yang diarahkan pada lawan bicara mampu menciptakan situasi

yang harmonis, maka hindarilah posisi membelakangi lawan bicara. Posisi seperti

ini dapat menimbulkan penilaian negatif.

12
2.4. Sikap Tubuh Ketika Presentasi
Menurut Heriyati (2015) menyatakan bahwa Terlalu banyak gerakan saat

presentasi bukan hal yang baik. Namun, tanpa gerakan sama sekali pun bukan hal

yang baik. Gestures or body language yang kita gunakan hendaknya sessuai

dengan apa yang kita bicarakan. Terkadang ada topik-topik tertentu yang

mengharuskan kita mempergerakan sesuatu dengan menggunakan gerakan tubuh.

Asalkan gerakan tersebut semata-mata untuk mempertegas atau memperjelas apa

yang kita bicarakan, hal tersebut tidak menjadi maslah. Permasalahan ini memang

harus dilatih dengan saksama agar gerakan mata dan anggota tubuh yang lain

terlihat saling terpadu dan nyaman dipandang mata. Jangan sampai gerakan tubuh

kita terlihat seperti orang-orangan sawah karena gerakan itu tercipta tanpa kita

sadari saking gugupnya.

Salah satu cara membuat gerakan yang benar-benar kamu sadari adalah

dengan memperhatikan dan sangat menyadari bahwa kamu menggerakan anggota

tubuhmu. Latihan tersebut akan membuat kamu lebih fokus terhadap gerakan

yang kamu buat. Dengan demikiran, setiap gerakanmu memang benar-benar

gerakan yang kamu lakukan. Cobalah latihan berikut :

a. Fokuskan perhatian ke jari-jari kaki kirimu tanpa melihat jari-jari tersebut.

b. Rasakan kelima jari –jari tersebut. Lengkapkah? Bayangkan bentuknya.

Kotorkah?

c. Pusatkan perhatian hanya pada satu jari. Misalnya, jempol kaki kiri.

13
d. Alirkan energi hanya ke jempol kaki kiri. Instruksikan ke otak untuk

membuat jempol kaki kiri itu terasa berat. Lalu, teruskan aliran energi itu

ke jari-jari yang lain.

e. Ulangi latihan di atas ke jari-jari kaki bagian kanan dan ke jari-jari tangan.

Misalnya, kamu berkata begini, “Ibu, jari tangan kanan bergerak memutar

ke kanan.” Rasakan gerakannya tanpa melihatnya atau kamu bisa

memperhatikan gerakan napasmu. Pejamkan mata, biarkan indra yang lain

bekerja. Tarik napas yang panjang dari perut (pakai pernafasan perut).

Rasakan aliran udara dari hidung turun ke tenggorokan, lalu ke paru-paru,

dan seterusnya. Ada hawa hangat mengalir. Namun, lakukan gerakan ini

tanpa kamu melihat jempol tangan kananmu atau melihat gerakan

napasmu di kaca. Cukup dengan merasakannya saja. Lakukan juga untuk

anggota tubuh yang lain. Kamu mungkin akan terkejut betapa sensitifnya

anggota tubuh kamu.

2.5. Melatih Dan Mengulang Presentasi

Practice makes perfect. Latihan membuat penampilan Anda sempurna.

Jika Anda akan memberikan sebuah presentasi penting, berlatihlah terlebih

dahulu. Anda bisa berlatih di depan kaca atau memanggil teman-teman untuk

mendengarkan. Steve Jobs berkali-kali melakukan latihan sebelum tampil dalam

setiap sesi presentasi utama yang dibawakannya. Buat kita yang menyaksikan, apa

yang dia tampilkan terlihat begitu mudah dan mempesona. Sebenarnya dia telah

menghabiskan waktu yang banyak untuk berlatih dan terus berlatih, sehingga

setiap sesi presentasi berjalan dengan sangat baik.

14
Berlatih di Depan Kaca

Anda bisa melihat diri ke cermin dan berpura-pura sedang memberikan

presentasi yang sesungguhnya. Gunakan intonasi dan kekuatan suara seperti

ketika Anda benar- benar memberikan presentasi. Latihlah kata pembuka yang

Anda buat, peralihan dari satu kalimat ke kalimat yang lain, dan peralihan dari

satu slide ke slide yang lain. Berlatih seperti ini akan membantu untuk

menemukan kata-kata yang terasa janggal ketika diucapkan. Anda juga akan bisa

menemukan jika ada kejanggalan transisi dari satu slide ke slide lain. Jika ini

terjadi, perbaiki presentasi Anda. Ubah slide jika diperlukan, dan cari kata-kata

transisi yang lebih tepat.

Latihan di Hadapan Teman-Teman

Cara yang sangat baik melatih presentasi Anda adalah melakukan latihan

di hadapan teman-teman. Undang mereka untuk mendengarkan presentasi Anda.

Mintalah mereka untuk memperhatikan dan memberikan saran. Lalu Anda bisa

tampil memberikan presentasi layaknya di atas panggung sesungguhnya. Biarkan

teman-teman Anda mengajukan pertanyaan, agar Anda juga berlatih bagaimana

menjawabnya. Anda pun akan belajar dari sudut pandang audiens tentang

presentasi Anda. Anda akan belajar mengetahui apa yang mereka pikirkan dan

tanyakan, ketika mendengar penjelasan Anda. Lakukan hal ini dengan baik agar

Anda mampu memperbaiki bagian-bagian yang membingungkan dari presentasi.

Anda pun bisa mengumpulkan contoh-contoh pertanyaan yang mungkin muncul

dan mempersiapkan jawabannya untuk presentasi yang sesungguhnya.

15
Rekam Cara Anda Berpresentasi

Salah satu cara yang terbaik untuk memperbaiki kualitas presentasi Anda

dari waktu ke waktu, adalah dengan merekamnya. Cara ini membantu Anda

melihat kembali apa-apa yang mungkin telah Anda lakukan secara tidak sadar.

Apakah ketika memberikan presentasi Anda suka bergumam, membelakangi

audiens, berbicara tidak jelas, ata kebiasaan lainnya.

Catat kekeliruan atau kebiasaan Anda yang salah dalam presentasi, dan perbaiki

pada kesempatan berikutnya. Dengan demikian Anda akan berlatih untuk menjadi

presenter yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Rehearsal

Setelah Anda melakukan latihan-latihan tadi, coba praktekkan presentasi

Anda di hadapan sekelompok kecil audiens. Apakah pilihan kata pada setiap slide

sudah baik? Apakah audiens dapat mengerti dengan cepat isi dari presentasi

tersebut? Apakah Anda sendiri sudah merasa nyaman dengan pilihan kata, transisi

antar slide, pembuka dan penutup yang Anda sampaikan? Pastikan juga kalimat

apa yang Anda pilih dalam setiap pergantian slide . Jika sesi presentasi yang akan

Anda hadapi sangat penting, lakukan pengulangan ini beberapa kali. Pastikan

Anda benar-benar merasa mantap dengan materi yang Anda bawakan dan cara

Anda menampilkannya nanti. Pembicara hebat melakukan pengulangan seperti ini

berkali-kali sampai Anda menyaksikan penampilan yang benar-benar memukau di

atas podium.

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan makalah tersebut, dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Vokal yang baik dapat di peroleh dengan cara berbicaralah yang jelas,
semangat , bervariasi dan jangan bergumam.
2. Teknik Berbicara Kelas Dunia dapat di peroleh dengan cara
Dadakan/Impromptu, Transisi Antar Bagian, Hiperbola, Anaphora
Ekstemporan, dan Manuskrip
3. Kontak mata presentator terhadap audiens diperlukan akan memberi kesan
nyaman pada audiens dan apa yang disampaikan presentator dapat
tersampaikan pada audiense dengan baik
4. Gesture yang kita gunakan hendaknya sesuai dengan apa yang kita bicarakan
5. Melatih Dan Mengulang Presentasi dapat di peroleh dengan cara Rehearsal,
Rekam Cara Anda Berpresentasi, Latihan di Hadapan Teman-Teman, dan
Berlatih di Depan Kaca

17
DAFTAR PUSTAKA

Beckett, D. 2013. 33 Steps to Great Presentations 1st edition. ISBN 978-87-403-


0492-3

Hamdan. Y , dan A. Ratnasari. 2016. Kemampuan Presentasi Dalam Memasarkan


Produk Usaha. Jurnal Penelitian Komunikasi. 19( 2): 109-122.

Heriyati. 2015. Sukses Presentasi dalam Bahasa Inggris. PT Bentang Pustaka :


Yogyakarta.

Nikitina, A. 2011. Succesful Public Speaking. ISBN 978-87-7681-947-7

Noer, M. 2012. Presentasi Memukau : Bagaimana Menciptakan Presentasi Luar


Biasa.

Patiung, D. 2016. Pembelajaran Berbicara Untuk Membangun Komunikasi


Belajar Efektif. LENTERA PENDIDIKAN. 19 (2): 231-244.

18

Anda mungkin juga menyukai