Anda di halaman 1dari 10

PPT ULUMUL QUR’AN

ILMU AL-MUNASABAH
KELOMPOK 6 :
ANDI DANI SAFTARI
ANDI TENRI AULIA MARTIANDI
PENGERTIAN MUNASABAH
Secara etimologi, munasabah berasal dari bahasa arab dari asal kata nasaba-yunasibu-
munasabahan yang berarti musyakalah (keserupaan), dan muqarabah. Sedangkan secara
terminologis definisi yang beragam muncul dari kalangan para ulama terkait dengan ilmu
munasabah ini. Imam Zarkasyi salah satunya, memaknai munasabah sebagai ilmu yang
mengaitkan pada bagian-bagian permulaan ayat dan akhirnya, mengaitkan lafal-lafal umum dan
lafal lafal khusus, atau hubungan antar ayat yang terkait dengan sebab akibat, illat dan ma’lul,
kemiripan ayat pertentangan (ta’arudh).
Manna Al-Qathan dalam mabahis fi ulum Al-Qur’an menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
munasabah dalam pembahasan ini adalah segi-segi hubungan antara satu kata dengan kata yang
lain dan satu ayat dengan ayat yang lain atau antara satu surat dengan surat yang lain. Menurut
M Hasbi Ash Shiddieq membatasi pengertian munasabah kepada ayat-ayat atau antar ayat saja.
Menurut para
ulama :
1.Menurut Manna’ al-Qattan
2. Menurut Imam al-Zarkasyi
3. Menurut Ibn Al-Arabi
4.Menurut Al-Biqa’i

Jadi, dalam konteks ‘Ulum Al-Qur’an, Munasabah berarti menjelaskan korelasi makna antar ayat
atau antar surat, baik korelasi itu bersifat umum atau khusus; rasional (‘aqli), persepsi (hassiy), atau
imajinatif (khayali) ; atau korelasi berupa sebab akibat, ‘illat dan ma’lul, perbandingan, dan
perlawanan.
Pada dasarnya pengetahuan tentang munasabah atau hubungan antara ayat-ayat itu bukan tauqifi
(tak dapat diganggu gugat karena telah ditetapkan Rasul), tetapi didasarkan pada ijtihadi seorang
mufassir dan tingkat penghayatannya terhadap kemukjizatan Al-Qur’an, rahasia retorika, dan segi
keterangannya yang mandiri.
SEJARAH PERKEMBANGAN
MUNASABAH
Menurut Asy Syarahbani, seperti dikutip Az Zarkasyi dalam Al Burhan, orang pertama yang menampakkan
munasabaah dalam menafsirkan Al-Qur’an ialah Abu Nakar An Naisaburi (wafat tahun 342 H). Beliau
mempunyai kemampuan untuk menyingkap persesuian, baik antarayat ataupun antarsurat, terlepas dari
segi tepat atau tidaknya, segi pro dan kontra terhadap apa yang dicetuskan beliau. Satu hal yang jelas, beliau
di pandang sebagai Bapak Ilmu Munasabah.

Tokoh yang mula-mula membicarakan tentang ilmu ini ialah al-Imam Abu Bakr an-Naisaburi (meninggal
323H). Selain beliau terdapat banyak lagi ulama yang membahas. Antara lain:
1. Al-Imam al-Biqa‘ie - Nazm ad-Durar fi Tanasub al-Ayi was Suwar
2. Al-Imam as-Suyuti – Tanasuq ad-Durar wa Tanasub as-Suwar
3. Al-Imam al-Farahi al-Hindi – Dala’il an-Nizam

Selain mereka para ulama seperti az-Zamakhsyari, ar-Razi, al-Baidhawi, Abu Hayyan, al-Alusi, Rasyid Ridha,
Sayyid Qutb, Dr. Muhammad Abdullah Darraz dan lain-lain turut menyentuh tentang ilmu ini dan
mempraktikkannya dalam penulisan kitab-kitab tafsir mereka.
Sungguhpun begitu, ilmu ini bukanlah disepakati kewujudannya atau diterima oleh semua ulama, mereka
yang kontra mewajibkan syarat yang ketat untuk ilmu ini ialah: ‘Izzudin Bin Abdis Salam, as-Syaukani, as-
Syinqiti dan sebagainya. Mereka ini berhujah bahwa ilmu al-Munasabah ini adalah takalluf (beban) dan ia tidak
dituntut oleh syara’.
POKOK PEMBAHASAN
MUNASABAH
Pembahasan Ilmu Munasabah ini terkait dengan bagian-bagian Ulumul Qur’an, baik ayat-
ayat ataupun surah-surahnya yang satu dengan yang lain persesuaian dan
persambungannya. Hubungan dan persambungan dari bagian-bagian Al-Qur’an itu
bermacam-macam. Ada yang berupa hubungan antara makna umum dan khusus, atau
hubunngan pertalian (talazum), seperti hubungan antara sebab dengan akibatnya, ilat
dengan ma’lulnya, atau antara dua hal yang sama, maupun antara dua hal yang
kontradiksi.
Jadi, pembahasan Ilmu Munasabah atau Ilmu Tanaasubul Ayat Was Suwar ini ialah
macam-macam hubungan dan persambungan, serta kaitan dari ayat-ayat Al-Qur’an yang
satu dengan yang lain, dan antara surah Al-Quran yang satu dengan yang lain, dalam
berbagai bentuk persesuaian dan persambungan.
MACAM-MACAM MUNASABAH
Berdasarkan kepada beberapa pengertian sebagaimana yang telah dikemukakan di atas,
pada prinsipnya munasabah al-Qur’an mencakup hubungan antar kalimat, antar ayat,
serta antar surat. Macam-macam hubungan tersebut apabila diperinci akan menjadi
sebagai berikut :
1. Munasabah antara surat dengan surat.
2. Munasabah antara nama surat dengan kandungan isinya.
3. Munasabah antara kalimat dalam satu ayat.
4. Munasabah antara ayat dengan ayat dalam satu surat.
5. Munasabah antara ayat dengan isi ayat itu sendiri.
6. Munasabah antara uraian surat dengan akhir uraian surat.
7. Munasabah antara akhir surat dengan awal surat berikutnya.
8. Munasabah antara ayat tentang satu tema.
FUNGSI MEMPELAJARI
MUNASABAH
1. Mengetahui persambungan / hubungan antara bagian al-Qur’an, baik antarakalimat-
kalimat atau ayat-ayat maupun surah-surahnya yang satu dengan yanglain sehingga
lebih memperdalam pengetahuan dan pengenalan terhadap kitab al-Qur’an dan
memperkuat keyakinan terhadap kewahyuan dan kemukjizatannya.
2. Mempermudah pemahaman al-Qur’an.
3. Menolak tuduhan bahwa susunan al-Qur’an kacau.
4. Dengan ilmu munasabah itu, dapat diketahui mutu dan tingkat ke-Balaghah-an bahasa
al-Qur’an dan konteks kalimat-kalimatnya yang satu dengan yang lain,serta persesuaian
ayat / surahnya yang satu dari yang lain, sehingga lebihmenyakinkan kemukjizatannya,
bahwa al-Qur’an itu benar-benar wahyu dariAllah SWT dan bukan buatan Nabi Muhammad
SAW.
KESIMPULAN
Dari uraian tentang “Munasabah Al-Qur’an” diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ‘Ilm Munâsabah adalah ilmu tentang
keterkaitan antara satu surat/ayat dengan surat/ayat lainnya yang merupakan bagian dari Ulum al-Qur’an. Ilmu ini
posisinya cukup urgen dalam rangka menjadikan keseluruhan ayat al-Qur’an sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik).
Sedangkan Munasabah adalah usaha pemikiran manusia dalam menggali rahasia hubungan antar ayat atau surat yang
dapat diterima oleh akal. Dengan demikian diharapkan ilmu ini dapat menyingkap rahasia Ilahi, sekaligus sanggahan-
Nya, bagi mereka yang meragukan keberadaan Al-Qur’an sebagai wahyu.
Secara umum Munasabah terbagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Munasabah antara surah dengan surah
2. Munasabah antara nama surah dengan kandunganya
3. Munasabah antara ayat dengan ayat dalam surah yang sama.
4. Munasabah antara ayat dengan ayat dan hubungan antara satu sama lain.
5. Munasabah antara akhir suatu surat dengan awal surat berikunya.
6. Munasabah antara kalimah dengan kalimah dalam satu surah.
7. Munasabah awal uraian surat dengan akhirnya
Pengetahuan antara Munasabah ini sangat bermanfaat dalam memahami keserasian antara makna, kejelasan,
keterangan, keteraturan susunan kalimatnya dan keindahan gaya bahasa.
TERIMA KASIH

:)
Ayu Tinting is eating,
thank you for everything

Anda mungkin juga menyukai