PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
ayat atau surat dengan surat yang lain, apakah hubungan itu berupa ikatan antara
Am dan Khosnya, atau antara abstrak dan kongkrit, antara sebab akibat, atau
antara Illat dan mu’lulnya atau antara rasional dengan irasionalnya atau bahkan
munasabah atau korelasi antara ayat/surat dengan ayat/surat juga membantu dalam
pengaruh dalam memenuhi makna dan menafsirkan ayat, maka munasabah atau
korelasi antara ayat/surat dengan ayat/surat juga membantu dalam memahami dan
akan tetapi hendaknya melalui ketentuan-ketentuan yang berlaku yaitu jika ayat
itu ternyata memang satu persambungan. Seandainya ayat itu datang karena
1
Moh. Muslimin, Jurnal Munasabah dalam Al-Qur’an (Tribakti :Volume 14 No.2 Juli
2005) h. 1
2
Ibid. h 1
3
Ibid. 2
1
berbagai sebab, sedangkan disitu tidak ada kolerasi maka seandainya ada orang
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
4
Moh. Muslimin, Jurnal Munasabah dalam Al-Qur’an......... h. 2
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Munasabah
menininjau dari dua segi yaitu segi etimologi dan segi terminologi.
(kedekatan) Munasabah dari kata بة:: مناس- ب::ب – يناس:: ناسfiil Tsulasi Mazid
ditambah satu huruf berupa alif antara Fa’fill dan ain fill tsulasi mujarrad.5 Di
dalam buku berbahasa Indonesia dipakai beberapa istilah yang bervariasi sebagai
tanasub, relevansi, dan di antaranya tetap memakai istilah munâsabah itu sendiri.6
dan persamaan.7
munâsabah dengan pertalian antara dua hal dalam aspek apapun dan dari berbagai
5
Moh. Muslimin, Jurnal Munasabah dalam Al-Qur’an......... h. 2
6
Dr. Hj. Oom Mukarromah, M.Hum, Ulumul Qur’an, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada. 2013) h. 55
7
Hasani Ahmad Said, Jurnal Menggagas Munasabah Al-Qur’an : Peran dan Model
Penafsiran Al-Qur’an, (Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta : Vol. 13, No.
1, Januari 2016: 1-34) h. 4
3
aspeknya.8 Begitu juga Manna’ al-Qaththan yang mengartikan al-munâsabah
yaitu adanya aspek hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lain dalam satu
ayat, atau antara satu ayat dengan ayat lain dalam himpunan beberapa ayat,
kontek kalimat, ayat, atau surat dalam Al-Qur’an, maka bisa berarti adanya
mengakibatkan adanya hubungan makna yang muncul, misalnya karena yang satu
‘am yang satu khas. Hubungan itu bisa juga muncul melalui aqli (penalaran),
hiassi (pengindraan), khayali (imajinasi), seperti hubungan sebab akibat, ‘illat dan
ma’lul, dua hal yang serupa atau dua hal yang berlawanan.10
munasabah yaitu suatu Ilmu yang membicarakan hubungan suatu ayat dengan
ayat lain, atau suatu surat dengan surat yang lain.11Menurut Qadhi Abu Bakar Ibnu
Al- arabi, Munasabah yaitu hubungan antara bagian ayat-ayat Al-Qu’an sehingga
menjadi satu kata yang bermakna dimensional yang terstruktur. 12 Hubungan itu
8
Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),
h. 192
9
Masfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an, (Surabaya : PT Bina Ilmu , 1993), h. 167
10
Muis Sad Iman, Jurnal Al-munasabah.(Cabang Ulumul Qur’an) (TARBIYATUNA,
Vol. 7 No. 1 Juni, 2016) h. 3
11
Prof. Dr. H. Amroeni Drajat, M.Ag, Ulumul Qur’an pengantar ilmu-ilmu Al-Qur’an,
(Depok : Kencana Pranadamedia Group, 2017) h. 57
12
Ibid. h. 57
4
seperti hubungan sebab akibat, hubungan dua hal yang sebanding atau
berlawanan.13
Ilmu ini mulai disadari keutamaannya ketika masa Abu Bakar an-
Naisaburi (w. 324 H), pada masa keemasan Islam (abad I-IV H), yaitu ketika
diletakkan di samping ayat ini dan apa rahasia diletakannya surat ini di samping
surat itu”, begitulah yang terjadi berulang-ulang seperti dikutip oleh az Zarkasyi
dari asy-Syahrâbânî.
lingkup ulum al-Qur’an. Karena itu banyak ulama tafsir terdahulu yang
mencurahkan segala perhatiannya pada kajian ini. Awal mula munculnya kajian
al-Sahrabani seperti dikutip oleh Alma’i.15 Terlepas dari pro dan kontra atas apa
13
Prof. Dr. H. Amroeni Drajat, M.Ag, Ulumul Qur’an pengantar ilmu-ilmu Al-
Qur’an,......... h. 57
14
Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011)
h. 186
15
Ibid. h 185
5
baru dalam dunia tafsir saat itu. Atas prestasi Naisaburi dalam memelopori ilmu
adanya munâsabah dalam al-Qur’an, yaitu korelasi atau kaitan antara satu ayat
dengan ayat-ayat yang lain dalam al-Qur’an. Seperti penafsiran Rasulullah saw.
Benih-benih ilmu munasabah ini sudah ada sejak zaman Nabi, dari para
ulama tafsir terdahulu pasti sudah paham bagaimana ilmu munasabah ini. Pada
16
M. Nor Ichwan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an, (Semarang : RaSAIL Media Group, 2008),
h. 142
Kementrian Agama RI, Mushaf
17
Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahanya,(Solo :
ABYAN, 2014) h. 138
18
Ibid. 412
6
masa diturunkannya al-Qur’an, Nabi telah memberikan isyarat adanya keserasian
antara satu ayat dengan ayat yang lain dalam al-Qur’an. Seperti penafsiran Nabi
pada kata zhulm dalam ayat 82 ayat al-An’am dengan syirik yang terdapat dalam
ayat 13 surah Luqman, seperti yang telah penulis cantumkan diatas. Penafsiran
Nabi yang demikian dapat ditemukan dalam kitab tafsir bi al-ma’thur seperti tafsir
at-Thabari. Dalam kitab tafsir tersebut, seperti yang dijelaskan oleh al-Zarqani dan
dikutip oleh Nasharuddin Baidan, dijelaskan bahwa kata Dzalimin dalam ayat 124
syirik.19
C. Macam-macam Munasabah
ayat dengan ayat, tidak ada perbedaan yang mendasar. Setiap buku yang
mengomentari hal ini, telah mengulasnya dengan redaksi dan kandungan makna
yang tidak jauh berbeda. Kalaupun ada perbedaan hanya merupakan sedikit
kalimat dengan kalimat lainnya dalam satu ayat”. Persesuaian tersebut bisa
berupa:
1) Tadlad (perlawanan)
19
Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir,...... h. 186
20
Drs. Fauzul Iman, M.A, Jurnal Munasabah Al-Qur’an (Al-Qalam No. 63/XII/1997)
7
Tadlad Yaitu Munasabah antara satu kalimat dengan kalimat lain dalam
satu ayat yang dihubungkan dengan athaf dan berbentuk tadlad 21. Contohnya
Terjemahan:
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian
dia bersemayam di atas arsy dia mengetahui apa yang masuk ke dalam
bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit
dan apa yang naik kepada-Nya . dan dia bersama kamu di mama saja
kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.22
dinilai sebagai alaqatnya. Contoh lain dapat dijumpai pada surat Al-Baqarah, Al-
Nisa’ atau Al-Maidah, di sana sering dijumpai kata-kata yang berlawanan, seperti:
2) Al-Istithrad (peralihan)
dalam satu ayat Yang dihuhmgkan tidak dengan ‘athaf dan berbentuk istithrad
(Yaitu peralihan kepada penjelasan lain di luar pembicaraan pokok yang menjadi
8
Hai anak Adam, Sesungguhnya kami Telah menurunkan kepadamu
Pakaian untuk menutup auratmu dan Pakaian indah untuk perhiasan. dan
Pakaian takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah
sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka
selalu ingat.25
Awal ayat ini bercerita tentang nikmat Allah kepada manusia khususnya
hubungan antara menutup tubuh dan taqwa: setelah adanya peralihan kepada
penjelasan lain, pembicaraan dalam ayat kembali lagi kepada nikmat dan
dalam satu surat”.Munasabah model ini akan kelihatan jelas pada surat-surat
terdapat munasabah antara satu ayat dengan ayat lain dalamsatu surat. Masing-
masing ayat dalam surat itu menguatkan tema pokoknya yaitu keesaan Tuhan.
Pada surat al-Baqarah dari ayat 1 sampai 20 juga nampak adanya hubungan
diantara ayat-ayat itu. Tema pokok yang dibicarakan adalah tiga kelompok sosial
9
1) Al-Tandzir (membandingkan)
sahabat yang tidak senang. Kondisi sahabat seperti itu sama dengan kondisi
mereka pada saat diajak keluar untuk berperang. Ayat-ayat tersebut memberi
petunjuk agar mereka dapat mengambi pelajaran, harus taat menjalankan segala
2) Al Mudladat (perlawanan)
peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan
beriman.28
26
Muis Sad Iman, Jurnal Al-munasabah.(Cabang Ulumul Qur’an) ......... h. 5
27
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahanya........ h. 177
28
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahanya........ h. 3
10
Ayat ini menerangkan watak orang kafir, sedangkan di awal surat Allah
3) Al-Takhallus
(peralihan) disini adalah peralihan yang terus menerus dan tidak kembali lagi
kepada pembicaraan pertama.30 Contohnya berada pada ayat 17 sampai 20, surat
A1-Ghasyiyah :
Terjemahan:
(memperkokoh), artinya fashilat yang ada dalam ayat itu digunakan untuk
29
Muis Sad Iman, Jurnal Al-munasabah.(Cabang Ulumul Qur’an) ......... h. 5
30
Ibid. h. 6
31
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahanya........ h. 3
11
menguatkan makna yang terkandung di dalamnya. 32 Contohnya berada pada ayat
25 surat Al Ahzab:
Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka
Dalam ayat ini tanpa fashilat, dapat memberi pemahaman bahwa Tuhan
mereka lantaran datangnya angin kencang. Pemahaman yang tidak lurus ini
diluruskan dengan fashilat yang artinya Allah Maha Kuasa lagi Maha Perkasa.
Gunanya agar orang-orang mukmin bertambah kuat keyakinan mereka dan merasa
merekalah yang akan menang. Tujuan lain dari fashilat adalah al-iqhal, yaitu
perjuangan Nabi Musa menghadapi kekejaman Fir‘aun. Atas perintah Allah dan
Mekah lagi. Kemudian jika di awal surat dikatakaan bahwa Musa tidak akan
32
Muis Sad Iman, Jurnal Al-munasabah.(Cabang Ulumul Qur’an) ......... h. 6
33
Ibid. h. 420
12
menolong orang yang berbuat dosa, maka di akhir surat Muhammad dilarang
dihadapi Musa dan Muhammad, dan keduanya sama-sama mendapat jaminan dari
Persesuaian antara satu surat dengan surat lainnya bisa diperinci. sebagai
berikut:
Urutan surat dalam Al-Qur’an itu mengandung hikmah, karena surat yang
datang kemudian akan menjelaskan berbagai hal yang disebut secara global pada
penjelasan dari keterangan global yang ada pada surat Al-Fatihah. اﻟﺤﻤﺪpada surat
Al-Fatihah diperinci dengan berbagai perintah dzikir dan do`a dalam beberapa
ayat. Perintah dzikir dan syukur dijumpai pada ayat 152 Surat Al-Baqarah 35 yang
berbunyi:
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu,
Ku.36
34
Muis Sad Iman, Jurnal Al-munasabah.(Cabang Ulumul Qur’an) ......... h. 7
35
Muis Sad Iman, Jurnal Al-munasabah.(Cabang Ulumul Qur’an) ......... h. 8
36
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahanya........ h. 69
13
Terjemahan:
Kemudian kata مالك يوم الدينMaaliki yaumiddiin, yang ada pada surat Al-
Fatihah dijelaskan dengan menyebut hari kiamat di berbagai ayat. Seperti pada
Terjemahan:
Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu
2) Kedua : Persesuaian antara penutup (akhir) suatu surat dengan pembuka (awal)
surat berikutnya.
37
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahanya.....h. 4
38
Ibid. h. 2
14
Misalnya Surat al-Baqarah dimulai dengan:
Terjemahan:
Alif laam miin (1) Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya;
keraguan di dalamnya adalah isyarat kepada “jalan” yang disebutkan dalam ayat:
maka di terangkanlah kepada mereka jalan benar yang dimohonkan itu, ialah A1-
Kata Al-Suyuti, semakin banyak nama yang diberikan kepada satu surat.
Maka semakin menunjukkan kemuliaan surat itu. Surat A1-Fatihah diantara yang
memiliki banyak nama. Menurutnya ia memiliki lebih dari dua puluh nama. Bila
hubungan dengan surat itu sendiri. Baik melalui isi surat maupun kedudukan dari
surat itu. Surat pertama dari Al-Qur’an sehingga menjadi induk Al-Qur’an.
Demikian pula surat-surat yang lain. Al Baqarah dijadikan nama untuk surat yang
kedua dalam Al-Qur’an, karena di dalamnya terdapat cerita tentang sapi serta
berbagai hikmah dan kejadian yang dijumpai pada cerita itu. Surat An Nisa diberi
39
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahanya........ h. 1
15
nama demikian karena sering menyebut berbagai hukum yang berkaitan dengan
perincian tentang bentuk atau macam binatang ternak yang dimuat dalam ayat
142.
Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan
dan ada yang untuk disembelih. makanlah dari rezki yang Telah diberikan
D. Urgensi Munasabah
bukanlah hal yang tawqifi (tidak dapat diganggu gugat karena telah ditetapkan
oleh Rasul), tetapi berdasarkan ijtihad para mufassir dan tingkat penghayatannya
mandiri. Apabila korelasi itu halus maknanya, harmonis konteksnya dan sesuai
dengan asas-asas kebahasaan dalam ilmu bahasa arab, maka korelasi tersebut
dapat diterima. ‘Izz Ibnu Abdus Salam mengatakan bahwa: ‚munasabah adalah
ilmu yang baik, tetapi dalam menetapkan keterkaitan antara kata-kata secara baik
itu disyaratkan hanya dalam hal yang awal dan akhirnya memang bersatu dan
berkaitan. Sedang dalam hal yang mempunyai sebab yang berlainan, tidak
40
Manna Al- Qattan, Mabahith fi ‘Ulum al - Qur’an , terjemahan. Muzdakir AS.(Bogor:
Pustaka Litera Antarnusa, 2011), h. 142
16
Melihat uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembahasan munasabah
a. Untuk memahami secara mendalam dalam al-Qur’an adalah satu kesatuan yang
utuh dalam uraian kata-kata yang harmonis dengan makna yang kokoh, tepat
Allah, tidak hanya teksnya melainkan susunan dan urutan ayat ayat dan
d. Agar seseorang dapat merasakan suatu mukjizat yang luar biasa dalam
maupun antara surah yang satu dengan surah yang lain, sehingga lebih
Untuk meneliti keserasian atau munasabah susunan ayat dan surah dalam
Penulis mengutip pendapat Prof. Dr. H. Amroeni Drajat, M.Pd tentang langkah-
langkah yang harus ditempuh dalam mencari dan meneliti munasabah dalam Al-
17
1) Melihat tujuan yang akan dicapai seseorang.
(muqaddimah).
3) Memperhatikan tingkat muqaddimah itu dalam hal dekat atau jauhnya dalam
43
Prof. Dr. H. Amroeni Drajat, M.Ag, Ulumul Qur’an pengantar ilmu-ilmu Al-
Qur’an,......... h. 62
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
kalimat, ayat, atau surat dalam Al-Qur’an, maka bisa berarti adanya
satu ‘am yang satu khas. Hubungan itu bisa juga muncul melalui aqli
akibat, ‘illat dan ma’lul, dua hal yang serupa atau dua hal yang berlawanan.
2. Ilmu munasabah merupakan kajian yang cukup penting dalam ruang lingkup
ulum al-Qur’an. Karena itu banyak ulama tafsir terdahulu yang mencurahkan
segala perhatiannya pada kajian ini. Awal mula munculnya kajian tentang
19
4. Berikut urgensi diketahuinya ilmu munasabah:
yang utuh dalam uraian kata-kata yang harmonis dengan makna yang
Allah, tidak hanya teksnya melainkan susunan dan urutan ayat ayat dan
4) Agar seseorang dapat merasakan suatu mukjizat yang luar biasa dalam
ayat maupun antara surah yang satu dengan surah yang lain, sehingga lebih
(muqaddimah).
20
keserasian atau munasabah susunan Al-qur’an baik ayat per ayat maupun
surah persurah.44
dan lebih dosen pemandu untuk memberikan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan makalah ini dan semoga menjadi manfaat bagi kita semua.
44
Prof. Dr. H. Amroeni Drajat, M.Ag, Ulumul Qur’an pengantar ilmu-ilmu Al-
Qur’an,......... h. 62
21
DAFTAR PUSTAKA
22