PERADABAN ISLAM
MAKALAH
DOSEN PEMBIMBING:
Di Susun Oleh:
Kelompok 6
1. Syahroni (2216030202)
2. Azara Sri Aura (2216030213)
3. Assyurah Jusman (2216030217)
4. Rifki Pratama Putra (2216030218)
Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Studi Sejarah Peradaban Islam program studi manajemen bisnis syariah
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.
Penulisan karya ilmiah ini selesai berkat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Leli Indra
Beti,M.Hum selaku dosen mata kuliah dan kepada pihak yang ikut serta dalam
membantu penulis menyelesaikan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Latar Belakang Terjadinya Invansi Mongol................................................3
B. Proses Berlangsungnya Invansi Mongol......................................................8
C. Dampak Invansi Mongol............................................................................10
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pembahasan sejarah peradaban islam ruang lingkupnya sangat luas,
yaitu dari mulai zaman Nabi Muhammad SAW. hingga sekarang. Perjalanan
hidup umat Islam sejak lahirnya sejalan dengan perputaran roda kehidupan. Ada
kalanya di atas, ada kalanya di tengah-tengah, dan ada kalanya juga di bawah.
Ketika awal kelahiran islam keadaanya masih tertatih-tatih untuk mampu tampil
sebagai penegak kebenaran. Setelah mulai mapan, umat islam terus berkembang
menjelajah ke segala penjuru dunia. Ketika mencapai puncak ketinggian, sungguh
sesuatu hal yang sangat membanggakan. Dimana saat itu peradaban tertinggi di
muka bumi dipegang oleh islam.
Namun seiring perputaran roda kehidupan, islam perlahan-lahan
disintegrasi yang membawa islam kepada kemunduran. Sejarah mencatat bahwa
umat Islam mengalami masa kemunduran setelah bangsa Mongol mengadakan
penyerangan ke wilayah Barat. Satu demi satu kerajaan Islam jatuh dalam
kekuasaan mereka. Invasi bangsa Mongol terhadap wilayah Islam sudah
dilakukan sejak tahun 1219 M di bawah pimpinan Jengis Khan, dalam jangka
waktu tujuh tahun ia berhasil menguasai Asia Utara dari timur dan barat. Jengis
Khan telah mengubah Herat, Bukhara, Samarkand dan Balkh yang ketika itu
menjadi kebanggaan peradaban Islam dan kiblat ilmu pengetahuan, bagaikan abu
yang terbang tertiup angin.
Nasib yang sama juga dialami oleh Baghdad, yang pada saat itu menjadi ibu
kota Imperium Abbasiyah sekaligus pusat peradaban dan pusat ilmu pengetahuan
bagi Umat Islam dan Dunia dibumihanguskan oleh Hulagu Khan cucu Jengis
Khan pada tahun 1258 M. Ia membunuh khalifah beserta keluarganya yang berarti
menandai berakhirnya kekhalifahan Bani Abbasiyah yang telah berkuasa selama
542 tahun. Ia kemudian membangun pemerintahan dan kekuasaan mutlak di
Baghdad dengan mendirikan dinasti baru yaitu Ilkhan. Dengan demikian umat
Islam dipimpin oleh seorang raja yang beragama /Syamanism. Dinasti ini
menguasai wilayah yang cukup luas, membentang dari Asia Kecil di barat dan
timur dengan ibu kota pemerintahan Tabriz, sedangkan Baghdad diturunkan
posisinya menjadi ibukota provinsi dengan Iraq Al-Arabi. Invasi yang dilakukan
bangsa Mongol tersebut membuat panik kaum muslimin, merusak perekonomian
mereka, dan menghancurkan struktur masyarakat yang telah solid.
B. Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang invasi mongol ?
2. Bagaimana proses berlangsungnya invasi mongol ?
3. Apa akibat atau dampak yang ditimbulkan dari invasi mongol ?
1
C. Tujuan Pembahasan
1.Untuk mengetahui latar belakang invansi mongol
2.Untuk mengetahui bagaimana proses berlangsungnya invansi mongol
3.Untuk mengetahui akibat atau dampak yang ditimbulkan dari invansi
mongol
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bangsa Mongol dikenal suka berperang karena dari mulai kecil laki-laki
dan perempuan tanpa kecuali dilatih mempertahankan diri, keluarga dan
marganya melalui pendidikan kemiliteran secara tradisional. Bangsa Mongol
dikenal mempunyai undang-undang Alyasak dan kepercayaan yang dikenal
dengan Samanism artinya menyembah matahari ketika terbit dan
meninggalkannya ketika terbenam. Dengan kepercayaan itulah mereka berusaha
memperluas wilayah kawasan dengan menduduki wilayah-wilayah strategis
secara paksa tanpa perhatikan nilai-nilai kemanusiaan. Bangsa Mongol dikenal
dipanggung sejarah dalam penguasaan terhadap wilayah-wilayah Islam semenjak
dipimpin oleh Yasuki Bahadur khan dimana pelopor bangsa Mongol ini dapat
berhasil menyatukan tiga belas kelompok suku yang tersisa, kemudian diteruskan
dengan puteranya yang bernama Timujin dalam rentang waktu 13 tahun berhasil
menyatukan bangsa Mongol dengan bangsa lain dalam posisi mapan dan
tangguh.3
1
Badri yatim,Sejarah peradaban islam, Jakarta: Raja Grafindo persada,2000,h.11.
2
Ibid., h.111-112.
3
Ibid., h.112
3
Pada tahun 1206 M, Timujin mendapat gelar raja perkasa (Jengis Khan),
dimana dengan kegigihan dan keberanian serta ketangguhan kelompok yang
dipimpinya berhasil mengadakan penyerangan ke Cina (Peking) tahun 1215 M,
Turki, Fergana dan Samarkhand meluncur ke arah Khawarijm yang dipimpin
Sultan Alaudin. Sultan Alaudin mendapat tekanan-tekanan yang dahsyat dari
Mongol. Seolah-olah tekanan tersebut dapat menundukan sultan penguasa saat itu,
tapi ternyata hal itu hanya fatamorgana yang tidak nampak dalam bentuk realita
artinya tidak berhasil menundukan keperkasaan pilar pertahanan Sultan Alaudin
saat itu.
4
Ibid., h. 113.
4
Tuli, dimana dalam waktu relatif singkat dengan keperkasaan dan kesigapan
barisannya dapat menguasai kawasan wilayah Khurasan, kemudian kerajaan-
kerajaan Islam yang terkenal saat itu terpecah belah karena ganasnya serangan
yang dilancarkan oleh kelompok Tuli, sehingga Jalal al Din penguasa Khawarijm
dibunuh suku kurdi dan Tuli pun telah menguasai Irak tahun 1256 meninggal dan
diganti oleh puteranya Hulagu Khan.
Setelah menerima berita itu raja sangat senang dan langsung memberikan
permata atau hadiah dan langsung memanggilnya agar datang ke istana kerajaan
Hulagu Khan selama berada di Baghdad dalam waktu dua tahun sudah dapat
menguasai kawasan wilayah Syiria, Mesir sampai melintasi sungai Eufhrat dan
pinggiran pegunungan yang dikenal dengan Sinai, mesir. Pada tahun 1260 gerak
melaju kewilayah kawasan Nablus dan Ghaza. Keperkasaan dan strategi
penguasaan mereka memberi peluang untuk dapat menguasai wilayah-wilayah
tersebut dimana dengan berhasilnya panglima Mongol bernama Kitbunga menjadi
delegasi untuk menguasai wilayah-wilayah yang dituju dengan memberikan
informasi kepada sultan Qutuz untuk dipromosikan menjadi raja mamalik Mesir
supaya penundukan wilayah dapat berhasil dalam waktu yang singkat, tetapi
ternyata hal ini mengakibatkan perang dahsyat antara bangsa mongol dan unsur
penguasa Mamalik pada tanggal 3 Desember tahun 1260 M, dimana bangsa
Mongol sendiri pulang berantakan. Hulagu Khan yang selanjutnya dikenal dengan
Illi Khan dapat menguasai wilayah Asia kecil, India Timur, Tabriz, sehingga
dengan keberanian dan ketangguhan barisan yang dipimpin Hulagu Khan dalam
kebijakan mengangkat unsur penguasa beragama Islam, sehingga umat Islam saat
itu dipimpin oleh penguasa yang berkepercayaan Samanism.5
Pada tahun 1265 M, Hulagu Khan meninggal dan diganti dengan putera
mahkota yaitu:
1. Abaqa yang memerintah tahun 1265-1282 M, dikenal sebagai putera
mahkota beragama Kristen merupakan pelaku kekuasaan yang lebih
menekankan kebijakan intern kerajaan dalam mempertahankan kekuatan
5
Ibid., h. 114.
5
unsur pelaksana dengan melalui berbagai kebijakannya untuk tetap dapat
mempertahankan kerajaan yang ia pimpin, meskipun tidak banyak hal
yang dia perbuat dalam mengembangkan wilayah kawasan Islam sebagai
mana Hulagu Khan.
6
sebagaimana panutan alirannya. Hal ini membuktkan bahwa
kepemimpinan Muhammad Khudabanda dikategorikan sebagai penguasa
seirama, sejalan sebagaimana pengendali kekuasaan itu sendiri, jadi tidak
ada kontroversi kebijakan yang dapat menghambat laju perkembangan
kekuasaan. Namun demikian kebijakannya berakhir 1317 M, karena
terjadi konflik intern dan munculnya serangan yang dilancarkan kubu
Timuriyah yang dipimpin oleh Timur Lank sehingga kekuasaan jatuh pada
putera mahkota berikutnya yaitu :
6. Abu Said yang memerintah tahun 1317-1335 M, dalam kurun waktu yang
lama (18 tahun) Abu Said lebih banyak melaksanakan konsep kebijakan
Muhammad Khudabanda Uljeitu sehingga sebagaimana yang telah
dilaksanakannya memberikan suatu keinginan pada rakyatnya untuk
bertahab dalam kekuasaan, meskipun pada akhir kekuasaan muncul
konflik intern antara lain perpecahan antara unsur pelaksana penguasa
dalam perebutan kekuasaan, dan factor penyebab luar (eksternal)
munculnya serangan-seranga Timur Lank untuk memproklamirkan
kekuasaan Dinasti Timuriyah yang dikategorikan sebagai suku besar
Barlas yang pada akhir kekuasaannya mewariskan kubu penguasa
Karakonyunlu (domba hitam) bertentangan dengan kubu Ak Koyunlu
(domba putih) sebagai penguasa Uzun Hasan selanjutnya,.
Ketidakberhasilan mengantisipasi gejolak politik, sosial, budaya, ekonomi,
intern kerajaan maka kekuasaan meluncur dalam ketidak berdayaan
dengan munculnya bencana kelaparan, angin topan, hujan es yang dapat
memporak porandakan tatanan kehidupan didarat maupun lautan.
7. Ketika kekaisaran ll-Khaniyyah mengalami kekacauan menyusul
meninggalnya Abu Said pada tahun 736/1336, meluaskan kekuasaannya di
Pars telah lama berjuang melawan Abu Ishak dari Injuiyyah. Pernikahan
dengan puteri penguasa Qutlugh Khaniyyah kirman terakhir menjadikan
propinsi itu miliknya pada tahun 758/1356 ia menjadi penguasa mutlak
pars dan iraq, kemudian menyerbu Azzerbaijan dmana ia merebut Tabriz
tetapi tidak dapat mempertahankannya. Muhammad disingkirkan oleh
puteranya sendiri, Syah Syuja, dia mengikuti Abu Ishaq Injui sebagai
pelindung penyair, hafizh di Siraj, namun Syah Syuja terlibat dalam
perselisihan dengan saudaranya Mahmud.
6
Ibid., h .115.
7
B. Proses Berlangsungnya Invansi Mongol
Pada awal mula abad ke 13 disebelah barat Asia dan di Afrika terdapat
beberapa negara Islam bermusuhan. Setiap pengusaha merasa tertarik untuk
menjalankan ekspansi wilayah kekuasaan sambil,memporakporandakan
pengusaha-pengusaha lainnya, dan tak seorangpun dari para pengusaha menyadari
dari bahaya penyerangan dari pasukan perang bangsa Mongol yang dengan cara
menyerang khawarizm (khurajmia) dan kelak memperluas kemenangan mereka ke
Cina, Turkistan, sebagian India, Persia, Asia minor dan Eropa Timur. Selanjutnya
tak seorangpun merasa betapa pentingnya pembentukan persekutuan ummat Islam
sehingga bisa mengawasi serangan serangan bangsa Mongol.
Demikianlah keadaan politik dunia muslim pada abad ke13, ketika Chingiz
Khan mulai menyebarkan kekuasaanyaa ditengah-tengah suku-suku yang pada
waktu itu bertempat tinggal diantara danau balkash dan baikal.
8
pengaruhnya disejarah dunia. Pembunuhan terhadap beberapa pedagang bangsa
Mongol di negeri Islam, Khawarizm menyebabkan dilancarkannya serangan
serangan oleh bangsa Mongol yang mengepung Transoxiana dan memperluas
kemenangan mereka kearah barat, menghancurkan seluruh daerah-daerah dan
kota-kota yang mereka lewati. ”tidak ada suatu kejadian dalam sejarah islam” kata
sir Thomas Arnold “ kejadian mereka teror dan desolusi bisa diperbandingkan
dengan kemenangan bangsa Mongol” seperti salju turun sejumlah tentara Mongol
menyapu bersih pusat-pusat kebudayaan dan peradababan umat Islam,
meninggalkan di belakang mereka padang pasir yang kosong dan puing-puing
yang tidak berbentuk dimana sebelum mereka berdiri tegak di depan istana kota-
kota yang megah.
8
Ibid., h .118.
9
Ibid., h .119.
9
C. Dampak Invansi Mongol
Pada masa Mongol ini merupakan masa perpecahan yang sangat parah
didalam tubuh umat Islam. Munculnya firqah-firqah menjadikan faktor penting
penyebab kemunduran Islam. Sehingga bangsa Mongol dapat dengan mudah
memporak-porandakan Islam. Bahkan karena sangat egonya masing-masing
firqah,wilayah-wilayah kekuasaan Islam rela jatuh ke tangan bangsa Mongol
ketimbang jatuh ke firqah yang lain.
Dewasa ini, menurut penulis sangat perlu belajar dari kesalahan umat Islam
pada masa Mongol dahulu. Karena melihat bermunculan firqah-firqah, yang jika
tidak berpemikiran lebih dewasa akan menyebabkan kehancuran seperti pada
masa Mongol.
1. Pengaruh Negatif
10
Departmen Agama RI,Alquran dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka Agung Harapan, 2006, h. 756
11
Hamka,Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional Ptc. Ltd., cet. IV, 2002, h. 425
12
Musyrifah Sunanto,Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, Jakarta:Kencana, cet.
III, 2007, h. 191.
10
membahas bidang agama saja. Bahkan, lama-kelamaan jatuh ke lembah mistik
dan khurafat.Misalnya, ilmu falak hanya untuk menetapkan waktu shalat,
sementara ilmu bintang untuk meramal.13
2. Pengaruh positif
13
Ibid,. h.192-193
14
Ibid., h. 191-192
15
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: RajaGrafindo Persada, cet. XIV, 2003, h.117
Musyarifah,Sejarah islam, h. 195-200
16
Musyarifah,Sejarah islam, h. 195-200
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
13