Anda di halaman 1dari 16

INVANSI MONGOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP

PERADABAN ISLAM

MAKALAH

“Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar


Studi Peradaban Islam”

DOSEN PEMBIMBING:

Leli Indra Beti, M.Hum

Di Susun Oleh:
Kelompok 6

1. Syahroni (2216030202)
2. Azara Sri Aura (2216030213)
3. Assyurah Jusman (2216030217)
4. Rifki Pratama Putra (2216030218)

PRODI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
1444/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’alamin, segalapuji dan syukur penulis ucapkan


kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Kemudian shalawat dan salam penulis tujukan kepada Nabi Muhammad


SAW. yang telah mengangkat derajat umat manusia dengan agama dan ilmu
pengetahuan, seperti yang kita rasakan saat ini. Nikmat ilmu pengetahuan itu telah
dibuktikan dengan selesainya makalah penulis dengan judul INVANSI
MONGOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERADABAN ISLAM.

Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Studi Sejarah Peradaban Islam program studi manajemen bisnis syariah
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.

Penulisan karya ilmiah ini selesai berkat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Leli Indra
Beti,M.Hum selaku dosen mata kuliah dan kepada pihak yang ikut serta dalam
membantu penulis menyelesaikan makalah ini.

Harapan penulis, semoga penulisan karya ilmiah ini bermanfaat bagi


pembaca. Karena manusia tidak luput dari kesalahan, maka penulis mohon saran
dan kritikan agar di masa yang akan datang menjadi lebih baik. Semoga Allah
SWT. Senantiasan membalas apa yang kita lakukan serta ampunan Allah SWT.
Selalu bersama kita, Aamiin.

Padang, 30 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Latar Belakang Terjadinya Invansi Mongol................................................3
B. Proses Berlangsungnya Invansi Mongol......................................................8
C. Dampak Invansi Mongol............................................................................10
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pembahasan sejarah peradaban islam ruang lingkupnya sangat luas,
yaitu dari mulai zaman Nabi Muhammad SAW. hingga sekarang. Perjalanan
hidup umat Islam sejak lahirnya sejalan dengan perputaran roda kehidupan. Ada
kalanya di atas, ada kalanya di tengah-tengah, dan ada kalanya juga di bawah.
Ketika awal kelahiran islam keadaanya masih tertatih-tatih untuk mampu tampil
sebagai penegak kebenaran. Setelah mulai mapan, umat islam terus berkembang
menjelajah ke segala penjuru dunia. Ketika mencapai puncak ketinggian, sungguh
sesuatu hal yang sangat membanggakan. Dimana saat itu peradaban tertinggi di
muka bumi dipegang oleh islam.
Namun seiring perputaran roda kehidupan, islam perlahan-lahan
disintegrasi yang membawa islam kepada kemunduran. Sejarah mencatat bahwa
umat Islam mengalami masa kemunduran setelah bangsa Mongol mengadakan
penyerangan ke wilayah Barat. Satu demi satu kerajaan Islam jatuh dalam
kekuasaan mereka. Invasi bangsa Mongol terhadap wilayah Islam sudah
dilakukan sejak tahun 1219 M di bawah pimpinan Jengis Khan, dalam jangka
waktu tujuh tahun ia berhasil menguasai Asia Utara dari timur dan barat. Jengis
Khan telah mengubah Herat, Bukhara, Samarkand dan Balkh yang ketika itu
menjadi kebanggaan peradaban Islam dan kiblat ilmu pengetahuan, bagaikan abu
yang terbang tertiup angin.

Nasib yang sama juga dialami oleh Baghdad, yang pada saat itu menjadi ibu
kota Imperium Abbasiyah sekaligus pusat peradaban dan pusat ilmu pengetahuan
bagi Umat Islam dan Dunia dibumihanguskan oleh Hulagu Khan cucu Jengis
Khan pada tahun 1258 M. Ia membunuh khalifah beserta keluarganya yang berarti
menandai berakhirnya kekhalifahan Bani Abbasiyah yang telah berkuasa selama
542 tahun. Ia kemudian membangun pemerintahan dan kekuasaan mutlak di
Baghdad dengan mendirikan dinasti baru yaitu Ilkhan. Dengan demikian umat
Islam dipimpin oleh seorang raja yang beragama /Syamanism. Dinasti ini
menguasai wilayah yang cukup luas, membentang dari Asia Kecil di barat dan
timur dengan ibu kota pemerintahan Tabriz, sedangkan Baghdad diturunkan
posisinya menjadi ibukota provinsi dengan Iraq Al-Arabi. Invasi yang dilakukan
bangsa Mongol tersebut membuat panik kaum muslimin, merusak perekonomian
mereka, dan menghancurkan struktur masyarakat yang telah solid.

B. Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang invasi mongol ?
2. Bagaimana proses berlangsungnya invasi mongol ?
3. Apa akibat atau dampak yang ditimbulkan dari invasi mongol ?

1
C. Tujuan Pembahasan
1.Untuk mengetahui latar belakang invansi mongol
2.Untuk mengetahui bagaimana proses berlangsungnya invansi mongol
3.Untuk mengetahui akibat atau dampak yang ditimbulkan dari invansi
mongol

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Terjadinya Invansi Mongol


Tahun 1258-1500 M, merupakan masa kemunduran peradaban Islam
dengan mulainya serangan (invasi) bangsa Mongol ke seluruh wilayah kawasan
islam yang dimulai dari pegunungan Mongolia, Cina, Turki, Samarkand,
Afganistan, Bukhara, Khawarizm, sampai dengan Baghdad. Bangsa Mongol
merupakan keturunan yang berasal dari nenek moyang Alanja Khan di
pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia
Utara, Tibet Selatan dan Mansyuria Barat serta Turkistan Timur.Nenek moyang
mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putera kembar, Tatar dan
Mongol. Kedua putera itu melahirkan dua suku besar Mongol dan Tartar.1

Bangsa mongol mempunyai tradisi yang dikenal dengan istilah nomaden


yaitu berpindah pindah dari satu tempat ketempat yang lain mencari tempat yang
strategis untuk memperluas wilayah kekuasaan dengan cara memperluas
kekuasaan dengan cara menduduki dan menjarah tempat yang dituju, mereka
membentuk kemah-kemah persinggahan sementara meluncur ke tempat strategis
sambil mengembala dan mencari binatang buruan untuk selanjutnya dimakan dan
kulitnya dijual belikan untuk menghidupi diri dan keluarganya. Lebih jauh lagi
mengadakan transaksi perdagangan hasil buruan dari suatu wilayah ke wilayah
lain dan atau menukarkannya dengan barang atau cendera mata yang berada
ditempat tersebut.2

Bangsa Mongol dikenal suka berperang karena dari mulai kecil laki-laki
dan perempuan tanpa kecuali dilatih mempertahankan diri, keluarga dan
marganya melalui pendidikan kemiliteran secara tradisional. Bangsa Mongol
dikenal mempunyai undang-undang Alyasak dan kepercayaan yang dikenal
dengan Samanism artinya menyembah matahari ketika terbit dan
meninggalkannya ketika terbenam. Dengan kepercayaan itulah mereka berusaha
memperluas wilayah kawasan dengan menduduki wilayah-wilayah strategis
secara paksa tanpa perhatikan nilai-nilai kemanusiaan. Bangsa Mongol dikenal
dipanggung sejarah dalam penguasaan terhadap wilayah-wilayah Islam semenjak
dipimpin oleh Yasuki Bahadur khan dimana pelopor bangsa Mongol ini dapat
berhasil menyatukan tiga belas kelompok suku yang tersisa, kemudian diteruskan
dengan puteranya yang bernama Timujin dalam rentang waktu 13 tahun berhasil
menyatukan bangsa Mongol dengan bangsa lain dalam posisi mapan dan
tangguh.3

1
Badri yatim,Sejarah peradaban islam, Jakarta: Raja Grafindo persada,2000,h.11.
2
Ibid., h.111-112.
3
Ibid., h.112

3
Pada tahun 1206 M, Timujin mendapat gelar raja perkasa (Jengis Khan),
dimana dengan kegigihan dan keberanian serta ketangguhan kelompok yang
dipimpinya berhasil mengadakan penyerangan ke Cina (Peking) tahun 1215 M,
Turki, Fergana dan Samarkhand meluncur ke arah Khawarijm yang dipimpin
Sultan Alaudin. Sultan Alaudin mendapat tekanan-tekanan yang dahsyat dari
Mongol. Seolah-olah tekanan tersebut dapat menundukan sultan penguasa saat itu,
tapi ternyata hal itu hanya fatamorgana yang tidak nampak dalam bentuk realita
artinya tidak berhasil menundukan keperkasaan pilar pertahanan Sultan Alaudin
saat itu.

Sepuluh tahun kemudian setelah menginjakan kaki di tempat-tempat


tersebut di atas dalam keadaan tanpa hampa, mengulang kembali perjalanannya
dan mulai dari Bukhara, Samarkand, Khurasan, Hamazhan, Quzwin sampai
dengan Irak. Pada tahun 1220 mengulang kembali serangan terhadap Sultan
Alaudin. Dengan jajaran pertahanannya ternyata dapat menumbangkan kekuatan
barisannya, sehingga Sultan Alaudin tewas dan diganti sultan Jalaludin. Pada
akhirnya diapun melarikan diri ke India pada tahun 1224, karena gencarnya
serangan yang tidak memperhatikan rambu-rambu kemanusiaan lagi dan dikenal
dengan pertempuran attack yang juga dapat menghancurkan Azzerbaijan seluruh
sarana dan prasarana kekuasaannya.4

Sebagaimana disebutkan dalam buku Islamic history and culture from


(632-1968) Chingiz Khan mulai menyempurnakan kondisi sosial dan moral
dengan mencatat dalam undang-undangnya dan dalam kitab religius. Seluruh
warga negaranya harus mengikutinya dan dalam pergaulan mereka itulah Yasaq
atau siyasah (politik atau siasat-siasat) menurut penulis umat Islam. Seorang ahli
sejarah terkemuka Magriji sudah membekali kita dengan ringkasan mengenai
Yasaq secara mendetail, nyata berasal dari Ahmad Ibn al-Burhan, yang dia sendiri
membawa tiruannya di perpustakaan perguruan atau Universitas Mansuriyah di
Baghdad (625-531H/1228-1233M).

Chingiz Khan membagi wilayah kekuasaan kepada empat orang puteranya


sebelum ia meninggal dunia 624/1227. Pertama ialah Juchi, anaknya yang sulung
mendapat wilayah Siberia bagian barat dan stepa Qipchaq yang membentang
hingga ke Rusia Selatan, di dalamnya terdapat khawarizm. Chagatay putera kedua,
mendapat wilayah yang membentang ke timur, sejak dari Transoxania hingga
Turkistan Timur atau Turkistan Cina, ia dikalahkan oleh Timur Lenk. Ketiga
bernama Ogotai (Ogedey) adalah putra Jengis khan yang terpilih oleh Dewan
Pemimpin Mongol untuk menggantikan ayahnya sebagai khan Agung yang
mempunyai wilayah di Pamirs dan Tien Syan. Dan Tuli putera yang ke empat
yang mendapat bagian wilayah Mongolia sendiri. Yang menonjol diantaranya
mereka dalam merebut wilayah kawasan Islam yaitu Illi, Ferghana, Ray,
Hamazhan dan Azzerbaijan, setelah Chagatay dikenal intern bangsa Mongol
maupun diseluruh kawasan Islam sebagai pelopor pelanjut bangsa Mongol yaitu

4
Ibid., h. 113.

4
Tuli, dimana dalam waktu relatif singkat dengan keperkasaan dan kesigapan
barisannya dapat menguasai kawasan wilayah Khurasan, kemudian kerajaan-
kerajaan Islam yang terkenal saat itu terpecah belah karena ganasnya serangan
yang dilancarkan oleh kelompok Tuli, sehingga Jalal al Din penguasa Khawarijm
dibunuh suku kurdi dan Tuli pun telah menguasai Irak tahun 1256 meninggal dan
diganti oleh puteranya Hulagu Khan.

Pada 1258 bangsa Mongol dengan seluruh pengawal barisannya


menyerang dan tiba di Baghdad untuk menyerang dan menduduki kota yang
terkenal dengan peradaban Islam yang diperintah oleh khalifah Mu’tashim (1243-
1258 M) ia sebagai penguasa terakhir Daulat Bani Abbasiyah yang tidak sanggup
lagi mempertahankan kekuasaannya karena gencarnya serangan bangsa Mongol
diseluruh kawasan Islam. Situasi kritis yang berkepanjangan dan tak terkendali itu
menyentuh hati nurani seorang wazir terkenal Ibn al Qomi. Ia mengambil
kesempatan dengan menipu khalifah bahwa Abu Bakar putera khalifah,
diberitahukannya kepada raja Khulagu Khan bahwa keinginannya untuk melamar
puteri kerajaan. Hal itu dimaksudkan supaya posisi kewaziran dapat terus
dipertahankan lebih jauh lagi dan dapat menggantikan posisi khalifah yang intim
dengan raja Hulagu Khan yang menguasai wilayah tersebut.

Setelah menerima berita itu raja sangat senang dan langsung memberikan
permata atau hadiah dan langsung memanggilnya agar datang ke istana kerajaan
Hulagu Khan selama berada di Baghdad dalam waktu dua tahun sudah dapat
menguasai kawasan wilayah Syiria, Mesir sampai melintasi sungai Eufhrat dan
pinggiran pegunungan yang dikenal dengan Sinai, mesir. Pada tahun 1260 gerak
melaju kewilayah kawasan Nablus dan Ghaza. Keperkasaan dan strategi
penguasaan mereka memberi peluang untuk dapat menguasai wilayah-wilayah
tersebut dimana dengan berhasilnya panglima Mongol bernama Kitbunga menjadi
delegasi untuk menguasai wilayah-wilayah yang dituju dengan memberikan
informasi kepada sultan Qutuz untuk dipromosikan menjadi raja mamalik Mesir
supaya penundukan wilayah dapat berhasil dalam waktu yang singkat, tetapi
ternyata hal ini mengakibatkan perang dahsyat antara bangsa mongol dan unsur
penguasa Mamalik pada tanggal 3 Desember tahun 1260 M, dimana bangsa
Mongol sendiri pulang berantakan. Hulagu Khan yang selanjutnya dikenal dengan
Illi Khan dapat menguasai wilayah Asia kecil, India Timur, Tabriz, sehingga
dengan keberanian dan ketangguhan barisan yang dipimpin Hulagu Khan dalam
kebijakan mengangkat unsur penguasa beragama Islam, sehingga umat Islam saat
itu dipimpin oleh penguasa yang berkepercayaan Samanism.5

Pada tahun 1265 M, Hulagu Khan meninggal dan diganti dengan putera
mahkota yaitu:
1. Abaqa yang memerintah tahun 1265-1282 M, dikenal sebagai putera
mahkota beragama Kristen merupakan pelaku kekuasaan yang lebih
menekankan kebijakan intern kerajaan dalam mempertahankan kekuatan

5
Ibid., h. 114.

5
unsur pelaksana dengan melalui berbagai kebijakannya untuk tetap dapat
mempertahankan kerajaan yang ia pimpin, meskipun tidak banyak hal
yang dia perbuat dalam mengembangkan wilayah kawasan Islam sebagai
mana Hulagu Khan.

2. Ahmad Tagude (1282-1284) dikenal sebagai penguasa yang beragam


Islam sehingga seluruh kebijakannya sangat mengundang raja-raja lain
dalam kebijakannya tersebut. Kontroversi kebijakan dalam menata yang
mengatur kekuasaan banyak melibatkan sentuhan Islami, sehingga banyak
yang tidak senang apalagi mereka yang di luar Islam, sehingga dalam
kurun waktu yang relatif singkat 2 tahun sajalah ia bertahan sebagai
penguasa dan tidak ada perkembangan penguasaan kewilayah-wilayah
yang strategis yang dianggap menguntungkan kerajaan.

3. Tahun selanjutnya (1284) dilanjutkanlah pengendalian kekuasaan dengan


putera mahkota ketiga yang bernama Arghun sampai tahun 1291 M,
karena ambisinya yang sangat kuat untuk menjadi seorang penguasa yang
tangguh setelah penguasa-penguasa yang lain, namun demikan karena
kontroversi kebijakan yang diembannya memberikan peluang kepada:

4. Mahmud Ghazan untuk melanjutkan kekuasaan yang lebih


menitikberatkan kepada kebijakan-kebijakan Islami, sehingga dalam
perjalanan kekuasaannya berhasil mengadakan kontak hubungan dengan
ilmuwan-ilmuwan terkenal karena Mahmud Ghazan sendiri dikenal
sebagai pelindung pengetahuan, teknologi, peradaban, sastra, arsitektur,
astronomi, kimia, mineralgi, kemudian ilmu tumbuh-tumbuhan yang
dikenal dengan botani. Untuk mengembangkan pemahaman melalui
penterjemahan disiplin ilmu-ilmu tersebut dibangunnya perguruan
bercorak keagamaan yang cenderung bermazhab Syafii dan Hanafi
sebagaimana dilakukan oleh penguasa Daulat Fathimiyah dan Ayubiyah
disamping sarana pendidikan juga dibangun perpustakaan dan
observatorium sebagai cikal bakal penelitian cakrawala cuaca alam sekitar.
Keberhasilan Mahmud Ghazan dalam memberikan dukungan positif
dalam mempertahankan kekuasaan, sehingga dalam waktu 9 tahun
menjabat sebagai penguasa berhasil memberikan sumbangan besar
terhadap wilayah kawasannya karena disenangi unsur penguasa baik elit
maupun lapisan bawah. Hal ini memberikan suatu jawaban atas keutuhan
penguasa dalam memimpin rakyatnya.
5. 5.Muhammad Khudabanda Uljeitu berhasil melanjutkan kekuasaan dari
tahun 1304-1317. nampaknya penguasa yang satu ini berlainan dengan
penguasa yang lain disamping ia seorang Syii ekstrim yang memberikan
kebijakan-kebijakan penguasa sebelumnya, sehingga cenderung seluruh
aktifitas politik sosial ekonomi dan budaya lebih ditekankan kepada
sentuhan Islami sesuai dengan aliran yang dia anut. Dengan kebijakan
yang dikeluarkan berdasarkan pola pemikirannya memberikan sumbangan
besar terhadap perkembangan kawasan wilayah kekuasaan islam

6
sebagaimana panutan alirannya. Hal ini membuktkan bahwa
kepemimpinan Muhammad Khudabanda dikategorikan sebagai penguasa
seirama, sejalan sebagaimana pengendali kekuasaan itu sendiri, jadi tidak
ada kontroversi kebijakan yang dapat menghambat laju perkembangan
kekuasaan. Namun demikian kebijakannya berakhir 1317 M, karena
terjadi konflik intern dan munculnya serangan yang dilancarkan kubu
Timuriyah yang dipimpin oleh Timur Lank sehingga kekuasaan jatuh pada
putera mahkota berikutnya yaitu :
6. Abu Said yang memerintah tahun 1317-1335 M, dalam kurun waktu yang
lama (18 tahun) Abu Said lebih banyak melaksanakan konsep kebijakan
Muhammad Khudabanda Uljeitu sehingga sebagaimana yang telah
dilaksanakannya memberikan suatu keinginan pada rakyatnya untuk
bertahab dalam kekuasaan, meskipun pada akhir kekuasaan muncul
konflik intern antara lain perpecahan antara unsur pelaksana penguasa
dalam perebutan kekuasaan, dan factor penyebab luar (eksternal)
munculnya serangan-seranga Timur Lank untuk memproklamirkan
kekuasaan Dinasti Timuriyah yang dikategorikan sebagai suku besar
Barlas yang pada akhir kekuasaannya mewariskan kubu penguasa
Karakonyunlu (domba hitam) bertentangan dengan kubu Ak Koyunlu
(domba putih) sebagai penguasa Uzun Hasan selanjutnya,.
Ketidakberhasilan mengantisipasi gejolak politik, sosial, budaya, ekonomi,
intern kerajaan maka kekuasaan meluncur dalam ketidak berdayaan
dengan munculnya bencana kelaparan, angin topan, hujan es yang dapat
memporak porandakan tatanan kehidupan didarat maupun lautan.
7. Ketika kekaisaran ll-Khaniyyah mengalami kekacauan menyusul
meninggalnya Abu Said pada tahun 736/1336, meluaskan kekuasaannya di
Pars telah lama berjuang melawan Abu Ishak dari Injuiyyah. Pernikahan
dengan puteri penguasa Qutlugh Khaniyyah kirman terakhir menjadikan
propinsi itu miliknya pada tahun 758/1356 ia menjadi penguasa mutlak
pars dan iraq, kemudian menyerbu Azzerbaijan dmana ia merebut Tabriz
tetapi tidak dapat mempertahankannya. Muhammad disingkirkan oleh
puteranya sendiri, Syah Syuja, dia mengikuti Abu Ishaq Injui sebagai
pelindung penyair, hafizh di Siraj, namun Syah Syuja terlibat dalam
perselisihan dengan saudaranya Mahmud.

Ketika kekaisaran ll-Khaniyyah mengalami kekacauan menyusul


meninggalnya Abu Said pada tahun 736/1336, meluaskan kekuasaannya di Pars
telah lama berjuang melawan Abu Ishak dari Injuiyyah. Pernikahan dengan puteri
penguasa Qutlugh Khaniyyah kirman terakhir menjadikan propinsi itu miliknya
pada tahun 758/1356 ia menjadi penguasa mutlak pars dan iraq, kemudian
menyerbu Azzerbaijan dmana ia merebut Tabriz tetapi tidak dapat
mempertahankannya. Muhammad disingkirkan oleh puteranya sendiri, Syah
Syuja, dia mengikuti Abu Ishaq Injui sebagai pelindung penyair, hafizh di Siraj,
namun Syah Syuja terlibat dalam perselisihan dengan saudaranya Mahmud.6

6
Ibid., h .115.

7
B. Proses Berlangsungnya Invansi Mongol

1. Dunia Islam pada awal abad ke 13

Pada awal mula abad ke 13 disebelah barat Asia dan di Afrika terdapat
beberapa negara Islam bermusuhan. Setiap pengusaha merasa tertarik untuk
menjalankan ekspansi wilayah kekuasaan sambil,memporakporandakan
pengusaha-pengusaha lainnya, dan tak seorangpun dari para pengusaha menyadari
dari bahaya penyerangan dari pasukan perang bangsa Mongol yang dengan cara
menyerang khawarizm (khurajmia) dan kelak memperluas kemenangan mereka ke
Cina, Turkistan, sebagian India, Persia, Asia minor dan Eropa Timur. Selanjutnya
tak seorangpun merasa betapa pentingnya pembentukan persekutuan ummat Islam
sehingga bisa mengawasi serangan serangan bangsa Mongol.

Di Baghdad sendiri perselisihan timbul antara komando-komando pasukan


perang yang menuntut kenaikan gaji antagonisem antara syiah dan suni menjadi
umum banjir sungai tigris dan kelengahan system irigasi sangat mengancam
keamanan umum dan ekonomi nasional. Area-area yang luas disebelah selatan
berubah menjadi daerah yang berpaya-paya seperti dinyatakan oleh Rashid al-Din.
Mesir, Mesopotamia, Palestina dan sebagian besar Siria dibawah pemerintahan
para pengganti Saladin yang lemah. Divisi dinasti Ayyubiyah selama
pemerintahan para pengganti Adi, meninggal pada tahun 615H/1218M, dan
ancaman-ancaman oleh negara-negara salib (crusaders) di Siria dan Palestina
kepada keduanya , Siria dan Mesir juga merintangi pembentukan Pan Islamic
Union (pan persatuan umat Islam), dan kesanggupan untuk menyelidiki serangan-
serangan bangsa Mongol.7

Demikianlah keadaan politik dunia muslim pada abad ke13, ketika Chingiz
Khan mulai menyebarkan kekuasaanyaa ditengah-tengah suku-suku yang pada
waktu itu bertempat tinggal diantara danau balkash dan baikal.

2. Chingiz Khan – Undang-undang sosialnya , yasak.

Dengan meninggalnya Yissugay pada tahun 1175, yaitu seorang yang


pertama kali mempertahanlan independen bangsa Mongol dari pemerintahan Cina,
puteranya yang masih kecil, Temujun baru saja berumur lebih dari13 tahun.
Rakyat dibawah kekuasaan ayahnya hanya berjumlah 40.000 walaupum dengan
dasar ini , Chingiz Khan selama 20 tahun mampu mendirikan sebeuah negara
terluas, dunia sudah menyaksikannya.

3. Penaklukan Chingiz Khan

Sumber Penulisan Penulis Arab Dan Barat


Kemenangan-kemenangan bangsa Mongol yang dimulai pada awal abad 13
merupakan kemenangan terbesar dan mempunyai jangkauan terjauh dalam
7
Ibid., h .117.

8
pengaruhnya disejarah dunia. Pembunuhan terhadap beberapa pedagang bangsa
Mongol di negeri Islam, Khawarizm menyebabkan dilancarkannya serangan
serangan oleh bangsa Mongol yang mengepung Transoxiana dan memperluas
kemenangan mereka kearah barat, menghancurkan seluruh daerah-daerah dan
kota-kota yang mereka lewati. ”tidak ada suatu kejadian dalam sejarah islam” kata
sir Thomas Arnold “ kejadian mereka teror dan desolusi bisa diperbandingkan
dengan kemenangan bangsa Mongol” seperti salju turun sejumlah tentara Mongol
menyapu bersih pusat-pusat kebudayaan dan peradababan umat Islam,
meninggalkan di belakang mereka padang pasir yang kosong dan puing-puing
yang tidak berbentuk dimana sebelum mereka berdiri tegak di depan istana kota-
kota yang megah.

Bangsa Mongol dan khawarjam:


“Walaupun malapetaka serangan bangsa Mongol” kata Browne tidak
mungkin dicegah hal ini pasti didorong dan ditimbulkan oleh ketamakan ,
kecederaan dan serbuan ‘ala al-Din Muhammad, Raja Khawarjam (596-617
H/1119-1220M). Oleh ketamakannya , karena seperti Ibnu al-Athir menyatakan
dia sudah melemahkan atau menghancurkan sebagian Negara-negara Islam
terdekat sehingga tidak ada satupun pemimpin umat Islam yang bisa
mempersatukan angkatan perang umat Islam.8

Oleh kecederaan, karena dia membunuh pedagang bangsa Mongol dan


utusan-utusan hal ini memberikan alasaan kepada Chingiz Khan untuk
menyerangnya. Oleh keragu-keraguan, karena pada kekalahan pertama dia
melewati tantangan yang congkak dan sombong kepanikan dan kebimbangan
yang luar biasa.

Sebagai ganti dari pengambilan tindakan yang perlu untuk mencegah/


menghindari pertumbuhan bangsa Mongol, Khawarzmshah yang baru Jalal al-din
Mankouburni (617-628 h/1220-1231m) memerangi lebih dari satu medan
pertempuran nasawi (yaitu dari nasa ,dikurasam) yang bertindak sebagai sekretaris
pemimpin pemberani ini dan selalu dekat bersamanya.

Ditengah-tengah aliran kemenangan yang berbeda itu Chingiz Khan


meninggal dunia pada tahun 624H/1227M. ketika berumur 64 tahun. Wilayah
yang ia dan anaknya taklukan terbentang luas dari laut kuning (yellow sea) sampai
ke euxine dan termasuk derah-daerah dan suku-suku kekuasaan orang Cina,
Tarqut Afganistan Persia dan Turki. Dengan wafatnya Chingiz Khan pada
624H/1227M maka anaknya Ogotay mengambil kekuasaan atas pemimpin dan
pemuka bangsa Mongol dan menerima penghormatan mereka dalam sidang
Zuriltay pada tahun 1229 M. pemerintah yang singkat ditandai dengan berdirinya
Qarakorum sebagai ibukota Mongol.9

8
Ibid., h .118.
9
Ibid., h .119.

9
C. Dampak Invansi Mongol

Pada masa Mongol ini merupakan masa perpecahan yang sangat parah
didalam tubuh umat Islam. Munculnya firqah-firqah menjadikan faktor penting
penyebab kemunduran Islam. Sehingga bangsa Mongol dapat dengan mudah
memporak-porandakan Islam. Bahkan karena sangat egonya masing-masing
firqah,wilayah-wilayah kekuasaan Islam rela jatuh ke tangan bangsa Mongol
ketimbang jatuh ke firqah yang lain.

Dewasa ini, menurut penulis sangat perlu belajar dari kesalahan umat Islam
pada masa Mongol dahulu. Karena melihat bermunculan firqah-firqah, yang jika
tidak berpemikiran lebih dewasa akan menyebabkan kehancuran seperti pada
masa Mongol.

Kembali kepada masa Mongol, disini penulis akan menjabarkan pengaruhnya


bagi dunia Islam. Allah SWT memang maha bijaksana, segala sesuatu diciptakan-
Nya berpasang-pasangan. 10 Hal ini juga nampak pada pengaruh Mongol bagi
Islam ini.Selain pengaruh yang negatif terdapat juga pada masa ini pengaruh yang
positif.

1. Pengaruh Negatif

Pertama, invasi dengan menghancurkan semua yang dilalui bangsa


Mongolini. Terutama kota-kota penting Islam. Diantaranya yang sangat
memilukan ialah penghancuran kota Baghdad. Sebuah kota yang sangat
bersejarah, selama lima setengah abad lamanya menjadi pusat kebudayaan dan
khazanah ilmu pengetahuan yang luar biasa. Bangsa Mongol dapat dengan mudah
menghancur-leburkan kota tersebut dengan tanpa perlawanan yang berarti. Karena
memang tentara Mongolsangat banyak dan kuat, dan juga telah terjadi perpecahan
di dalam tubuh Islam.11

Kedua, kurangnya Kutubul Khanah. Hal ini akibat dari serangan


bangsaMognol yang membabi buta. Mereka menghancurkan kota-kota Islam
pusat peradaban ilmu pengetahuan. Sehingga kitab-kitab terdahulu banyak yang
hilang atau hancur, dan kerugian umat Islam sungguh tak ternilai harganya.12

Ketiga, penyelewengan ilmu. Akibat serangan bangsa Mongol yang sanga


tkejam, yang tidak pandang bulu, baik laki-laki, perempuan, tua, muda, anak-
anak,semua mereka bunuh dengan sadis. Hal ini menyebabkan ketakutan yang
luar biasa terhadap kaum muslim. Sehingga yang awalnya segala ilmu dapat
berkembang dengan baik, menjadi tidak berkembang. Kaum muslim hanya

10
Departmen Agama RI,Alquran dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka Agung Harapan, 2006, h. 756
11
Hamka,Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional Ptc. Ltd., cet. IV, 2002, h. 425
12
Musyrifah Sunanto,Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, Jakarta:Kencana, cet.
III, 2007, h. 191.

10
membahas bidang agama saja. Bahkan, lama-kelamaan jatuh ke lembah mistik
dan khurafat.Misalnya, ilmu falak hanya untuk menetapkan waktu shalat,
sementara ilmu bintang untuk meramal.13

2. Pengaruh positif

Pada awalnya memang bangsa Mongol sangat merugikan sekali. Namun


padaakhirnya bangsa Mongol ini raja-rajanya memeluk agama Islam.
Sehinggaselanjutnya mereka membangun suatu peradaban yang tadinya mereka
hancurkan.Pengaruh-pengaruh positif itu diantaranya sebagai berikut.

Pertama, banyaknya sekolah dan mausu’at. Akibat serangan-serangan


bangsaMongol, kegiatan ilmu berpindah ke Mesir. Karena hanya Mesir lah
kerajaan yangselamat dari serangan bangsa Mongol, yaitu pada waktu itu yang
berkuasa kerajaanMamluk. Sehingga di Mesir tumbuh suburlah perkembangan
ilmu pengetahuan.Hal ini terbukti dengan berdirinya sekolah-sekolah, terutama
yang paling agung ialah Jami’ah Al-Azhar Kairo. Dan juga yang istimewa yaitu
dengan lahirnya mausu’at dan majmu’at (buku kumpulan berbagai ilmu dan
masalah kira-kiraseperti ensyclopedia).14

Kedua, kemajuan peradaban. Mahmud Ghazan (1295-1304 M) raja


ketujuhdan telah memeluk Islam. Ghazan sangat memperhatikan perkembangan
peradaban. ia membangun perguruan tinggi madzhab Syafi’i dan madzhab
Hanafi,sebuah perpustakaan, observatorium, dan gedung-gedung lainnya.15

Ketiga,munculnya ulama-ulama besar. Diantaranya ialah ahli filsafat


IslamIbn Khaldun, Ibn Taimiyah seorang perintis dan pejuang agama, dan Nasir
Ad-DinTusi seorang ilmuwan muslim dalam bidang perbintangan.16

13
Ibid,. h.192-193
14
Ibid., h. 191-192
15
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: RajaGrafindo Persada, cet. XIV, 2003, h.117
Musyarifah,Sejarah islam, h. 195-200
16
Musyarifah,Sejarah islam, h. 195-200

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Invasi bangsa Mongol meliputi seluruh wilayah kawasan Islam yang


dimulai dari pegunungan Mongolia, Cina, Turki, Samarkand, Afganistan,
Bukhara,Khawarizm, sampai dengan Baghdad. Hampir keseluruhan wilayah
Islam dapatdikuasai bangsa Mongol. Suatu yang sangat memprihatinkan. Wilayah
Islam yang tidak mampu dikuasai bangsa Mongol ialah di Mesir, yang ketika itu
dikuasai oleh dinasti Mamluk.

Pengaruh negatif.Pertama, invasi dengan menghancurkan semua yang


dilalui bangsa Mongol ini. Terutama kota-kota penting Islam.Sehingga peradaban
Islam banyak yang hancur atau hilang. Kedua,kurangnya Kutubul Khanah.
Banyak pusat-pusat ilmu pengetahuan, seperti perpustkaan dihancurkan oleh
bangsaMongol. Ketiga, penyelewengan ilmu. Karena begitu ngerinya serangan
bangsaMongol, membuat masyarakat yang awalnya gemar mengembangkan ilmu.
Baikilmu dunia maupun akhirat, menjadi lari ke dunia mistik dan bahkan
khufarat,karena ketakutan dan kekacauan melanda dimana-mana.

Pengaruh positif. banyaknya sekolah danmausu’at. Pusat ilmu


pengetahuan yangawalnya di Baghdad berpindah ke Mesir, karena Mesir lah satu-
satunya kawasanIslam yang tidak mampu disentuh oleh bangsa Mongol. Sehingga
di Mesirlah ilmu pengetahuan mampu berkembang dengan baik. Kedua, kemajuan
peradaban. raja-raja Mongol yang masuk Islam banyak berperan dalam
membangun peradaban.diantaranya Mahmud Ghazan (1295-1304 M), ia
membangun perguruan tinggi madzhab Syafi’i dan madzhab Hanafi, sebuah
perpustakaan, observatorium, dangedung-gedung lainnya. Ketiga, munculnya
ulama-ulama besar. Walaupunkeadaan pada waktu itu sangat memilukan. Namun,
masih terdapat ulama-ulama besar dalam Islam. Diantaranya Ibn Khaldun, Ibn
Taimiyah dan Nasir Ad-DinTusi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Departmen Agama RI,(2006), Alquran dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka Agung


Harapan.
Hamka,(2002), Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional Ptc. Ltd., cet.
IV.
Maryam, Siti, (2002), Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga
Modern, Yogyakarta:Lesfi.
Sunanto, Musyrifah,(2007), Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Islam, Jakarta:Kencana, cet. III.
Yatim, Badri,(2000), Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

13

Anda mungkin juga menyukai