Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 5

PERADABAN ISLAM DI ASIA TENGGARA


Pembimbing : DR. H. AEP SAEFUDDIN, DRS., M.Ag.

Disusun Oleh :
Kelompok 9
Lisa Nuril Himawati 10100118157
Yora Ordellia B. 10100118162
Ela Hayati 10100118163
Deshiana Azzahra P. W. 10100118165
Vina Rizki Amalia 10100118166
Sayida Nafisa 10100118167
Andika Aulia Ramadhan 10100118170
Hikmah Azzahro 10100118172

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur mendalam kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat limpahan rahmat, dan hidayahnya maka makalah Pendidikan Agama Islam (PAI)
mengenai ”Peradaban Islam di Asia Tenggara” ini dapat diselesaikan dengan baik. Salam
dan salawat semoga selalu tercurah pada baginda Rasulullah SAW.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang
telah diberikan selama penyusunan makalah ini. Secara khusus kami mengucapkan
terimakasih kepada dosen kami yang telah membimbing dan memberikan kami ilmu
terutama selama kuliah.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari segi materi
maupun penyajiannya. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dalam penyempurnaan makalah ini.

Selasa, 06 Oktober 2020

Kelompok 9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
1.1. Latar Belakang Masalah........................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................4
1.3. Tujuan Pembahasan..............................................................................................4
1.4. Manfaat Pembahasan............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6
II.1. Sejarah Peradaban Islam di Asia Tenggara...........................................................6
II.2. Perkembangan Keagamaan dan Peradaban Islam di Asia Tenggara....................8
II.3. Masuk dan Berkembangnya Islam di Malaysia....................................................9
II.4. Masuk dan Berkembangnya Islam di Thailand.....................................................9
II.5. Islam Masuk dan Berkembang di Filiphina........................................................10
II.6. Hubungan Perkembangan Islam di Beberapa Negara Asia Tenggara: Indonesia,
Malaysia, Thailand, dan Philipina..................................................................................11
BAB III PENUTUP...........................................................................................................12
III.1 Kesimpulan.........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

Asia Tenggara adalah sebutan untuk sebuah wilayah daratan Asia bagian timur
yang terdiri dari Jazirah Indo China dan kepulauan yang banyak terlingkupi dalam
Negara Indonesia dan Filipina.Asia Tenggara  atau indo – melayu merupakan tujuh
dari wilayah kebudayaan atau peradaban Islam yang terdiri dari wilayah  - wilayah
kebudayaan Arab, Islam Persia , Islam  Turki, Islam Afrika ( hitam ), Islam anak
benua India, Islam Indo – Melayu dan terakhir sekali wilayah peradaban Islam di
western hemisphere.

Sebagai bagian integral dan kebudayaan peradaban Islam secara keseluruhan ,


fenomena dan ekspresi kebudayaan Islam di wilayah Indo – Melayu juga mencakup
ciri – ciri universal, membuat kebudayaan dan peradaban di wilayah tertentu dapat
disebut Islamiate ( meminjam istilah Hodgson).Dalam hal ini Hodgson merinci lebih
jauh tradisi keagamaan islam dengan segala integritas yang secara khas lebih luas
daripada Kristen dan Buddhisme.Akan tetapi pada saat yang sama kebudayaan dan
peradaban Islam di wilayah manapum, termasuk kawasan Indo – Melayu juga
memiliki unsur – unsur yang khas bagi kawasan yang bersangkutan.

Di seluruh Asia Tenggara, jumlah umat Islam diperkirakan mencapai 300 juta
orang.Jadi, dapat dikatakan bahwa Asia Tenggara merupakan wilayah yang
mempunyai penduduk muslim paling banyak.

Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan pedagang oleh


para sufi.Hal ini berbeda dengan daerah Islam di dunia lainnya yang disebarluaskan
melalui penaklukan oleh negara – negara Arab dan Turki.Islam masuk di Asia
Tenggara dengan jalan damai, terbuka dan tanpa pemaksaan sehingga Islam sangat
mudah diterima masyarakat Asia Tenggara.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses masuknya Islam di Asia Tenggara?


2. Bagaimana Islam masuk dan berkembang di Malaysia ?
3. Bagaimana Islam masuk dan berkembang di Thailand?
4. Bagaimana Islam masuk dan berkembang di Philipina?

1.3. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui proses masuknya Islam di Asia Tenggara


2. Mengetahui Islam masuk dan berkembang di Malaysia
3. Mengetahui Islam masuk dan berkembang di Thailand
4. Mengetahui Islam masuk dan berkembang di Philipina

1.4. Manfaat Pembahasan


1. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Pendidikan Agama Islam
(PAI) yang diberikan oleh Bapak DR. H. Aep Saefuddin, DRS., M.Ag.
2. Makalah ini dibuat untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan kami tentang
Sejarah Peradaban Islam di Asia Tenggara
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Sejarah Peradaban Islam di Asia Tenggara

Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan kaum pedagang


dan para sufi. Islam masuk masuk di Asia Tenggara dengan jalan damai, terbuka, dan
tanpa- pemaksaan, sehingga Islam sangat mudah diterima masyarakat Asia tenggara.
Pada abad ke-5 sebelum Masehi, kepualauan Melayu telah menjadi tempat
persinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan mereka telah menjalin hubungan
dengan masyarakat sekitar pesisir. Kondisi inilah yang dimanfaatkan pedagang Muslim
yang singgah untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir.
Menurut Uka Tjandra Sasmita, proses masuknya Islam ke Asia Tenggara yang
berkembang ada enam, yaitu:
1. Saluran perdagangan
Islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan, karena para raja dan
bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan. Bahkan, mereka menjadi
pemilik kapal dan saham. Mereka berhasil mendrikan masjid dan mendatangkan
mullah- mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak. Di beberapa
tempat, penguasa- penguasa Jawa yang menjabat sebagai Bupati Majapahit yang
ditempatkan di pesisir utara Jawa banyak yang masuk Islam karena faktor
hubungan ekonomi dengan pedagang- pedagang muslim.
2. Saluran perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik
daripada kebanyakan pribumi, sehingga puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk
menjadi isteri saudagar-saudagar itu. Ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh
keturunan bangsawan. Sebelum dikawin, mereka diislamkan terlebih dahulu.
Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya
timbul kampung-kampung, daerah- daerah dan kerajaan Muslim. Jalur
perkawinan ini jauh lebih strategis jika terjadi antara saudagar Muslim dengan
anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena turut mempercepat proses
Islamisasi.
3. Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan teosofi yang bercampur
dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Melayu. Dengan tasawuf,
“bentuk” Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan
dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu.
Akibatnya agama baru itu mudah dimengerti dan diterima.
4. Saluran pendidikan
Islamisasi juga dilaukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok ynag
diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai, dan ulama. Di pesantren atau pondok
itu, calon ulama, guru agama, dan kiai mendapat pendidikan agama, setelah
keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing- masing atau
berdakwah ke tempat tertentu untuk mengajarkan Islam.
5. Saluran kesenian
Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang.
Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia
tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk
mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang
masih, dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam ceritanya
disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam. Kesenian- kesenian lainnya
juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad, dan sebagainya), seni
bangunan (arsitektur). dan seni ukir.
6. Saluran politik
Potret Maluku dan Sulawesi Selatan, menunjukkan bahwa kebanyakan rakyat
masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja
sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu, baik di
Sumatera, Jawa, dan Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-
kerajaan Islam secara memerangi kerajaan-kerajaan non Islam. Kemenangan
kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu
masuk Islam.

Untuk lebih memperjelas bagaimana proses masuknya agama Islam di Asia


Tenggara ini, ada 3 teori diharapkan dapagt membantu memperjelas tentang penerimaan
Islam yang sebenarnya :
a) Menekankan peran kaum pedagang yang telah melembagakan diri mereka
dibeberapa wilayah besar pesisir Indonesia. serta wilayah Asia tenggara
yang lain. Kemudian mereka melakukan asimilasi dengan jalan menikah
dengan beberapa keluarga penguasa local yang telah menyumbangkan
peran diplomatic, dan pengalaman international terhadap perusahaan
perdagangan dan para penguasa pesisir. Kelompok pertama yang memeluk
agama Islam adalah dari penguasa local yang berusaha menarik simpati
lalu-lintas muslim menjadi persekutuan dalam bersaing menghadapi
pedagang pedagang Hindu dari Jawa. Beberapa tokoh di wilayah pesisir
tersebut menjadikan konversi ke agama Islam untuk melegitimasi
perlawanan mereka terhadap otoritas majapahit dan untuk melepaskan diri
dari pemerintahan beberapa imperium wilayah tengah jawa.
b) Menekankan peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia.
Kedatangan para sufi bukan hanya sebagai guru tetapi sekaligus juga
sebagai pedagang dan politisi yang memasuki lingkungan istana para
penguasa, perkampungan kaum pedagang, dan memasuki perkampungan
diwilayah pedalaman. Mereka mampu mengkomunikasikan visi agama
mereka dalam bentuknya, yang sesuai dengan keyakinan yang telah
berkembang diwilayah asia tenggara. Maka dari itu memungkinkan
adanya Islam ke Asoa Tenggara agaknya tidak lepas dengan kultur daerah
setempat.
c) Lebih menekankan makna Islam bagi masyarakat umum daripada
kalangan elite pemerintah. Islam telah menyumbang sebuah landasan
ideologis bagi kebijakan individual, bagi solidaritas kaum tani dan
komunitas pedagang, dan bagi integrasi kelompok parochial yang lebih
kecil menjadi masyarakat yang lebih besar. Agaknya ketiga teori tersebut
dapat berlaku untuk semuanya msekipun dengan kondisi Islam yang
berbeda di Asia tenggara. Para pedagang kaum sufi pengembara, pengaruh
para murid , dan penyebaran berbagai sekolah agaknya merupakan factor
penyebaran Islam yang sangat penting.

II.2. Perkembangan Keagamaan dan Peradaban Islam di Asia Tenggara


Sebagaimana telah diuraikan diatas, para penyebaran Islam di Asia tenggara yang
tidak terlepas dari kaum perdagangan muslim. Hingga control ekonomi pun
dimonopoli oleh mereka. Disamping itu pengaruh ajaran islam telah mempengaruhi
berbagai masyarakat Asia Tenggara.Isalam mentransformasikan budaya masyarakat
yang telahh di-islamkan dikawasan ini.
Islamisasi dikawasan Asia Tenggara ini membawa persamaan dibidang
Pendidikan. Pendidikan tak lagi menjadi hak istimewa kaum bangsawan. Tradisi
Pendidikan islam melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Setiap muslim diharapkan
mampu membaca Al – Qur’an dan memahami asas asas islam di dalam nya. Juga
diharapkan mampu dan bisa menulis huruf arab serta membacanya. Budaya arab
diperkenallkan pada seluruh masyarakat aceh dan Mindanao. Bahasa bahasanya
kemudia diperluas dan dikembangkan. Bahasa melayu hanya dipergunakan khusus
untuk Bahasa sehari hari . dan bahsanya juga bisa menjadi pemersatu wilayah itu.
Sejumlah karya bermutu pun bermunculan banyak daerah seperti pasai, malaka
dan aceh juga Pattani muncul sebagi pusat pengajaran agama yang menjadi daya Tarik
pelajar dari sejumlah penjuru wilayah ini.
System Pendidikan kemudian dirancang, dalam banyak daerah masjid dijadikan
sebagai Lembaga pusat pembelajaran, namun mbeberapa Lembaga seperti pesantren
dijawa dan pondok di semenanjung melaya segera berdiri. Ibadah haji ke Tanah suci
pun diselenggarakan , ikatan emosional, spiritual , psikologis, intelektual dengan kaum
muslim timur tengah segera terjalin.
Dibawah para bimbingan ulama arab dengan dukungan negara, wilayah ini
melahirkan ulam ulama pribumi yangs egera mengambil kepemimpinan Islam wilayah
ini. Semua perkembangan bisa dikatakan karena Islam, kemudian melahirkan
pandangan hidup kaum muslim yang unik . sembari tetap memberikan penekanana
keunggulan Islam, panfdangan ini juga memungkinkan unsur unsur local masuk dalam
pemikiran para ualama pribumi. Mengenai masalah identitas, internalisasi islam, atau
paling tidak aspek luarnya, oleh pendahuluan kepulauan membuat islam muncul
sebagai kesatuan yang utuh dari jiwa dan identitas subjektif mereka. Namun
fragmentasai politik yang mewarnai wilayah ini, disisi lain juga melahirkan perasaan
akan perbedaan identitas politik diantara penduduk yang telah di islamkan.

II.3. Masuk dan Berkembangnya Islam di Malaysia

Islam merupakan agama mayoritas serta menjadi agama resmi di Negara federasi
Malaysia. Lebih dari separuh dari total 13 juta penduduknya adalah muslim dan
sebagin besar diantaranya merupakan orang melayu yang tinggal di semenanjung
Malaysia. Adapun sisanya merupakan campuran etnis minoritas seperti Cina, India
dan Arab. Adapun kerukunan dalam beragama sangat dijunjung tinggi mulai dari
perkampungan hingga ke system pemerintahan hingga kemajuan serta perkembangan
negaranya cukup pesat dan diakui dunia. Bukti peradaban islam di Malaysia antara
lain :
a. Masjid Ubaidiyah di Kuala Kancong
b. Banyaknya sekolah Islam
c. Hukum Islam yang menjadi dasar pemerintahan

II.4. Masuk dan Berkembangnya Islam di Thailand

Islam masuk ke Thailand lewat pedagang arab dan india seperti penyebaran islam
di asia tenggara pada umumnya, adapun para pedagang tersebut disebut Khek Islam
oleh pribumi. Para pedagang tersebut lalu meminta raja siam mendirikan masjid, serta
mulai menetap dan terjadilah perkawinan hingga penyebaran islam di Thailand
semakin pesat.

Wilayah kekuasaan islam di Thailand sendiri awalnya merupakan bagian dari


kesultanan patani Darussalam yang meliputi Patani (Thailand selatan) , Trengganu,
dan Kelantan (Malaysia) sebelum akhirnya terpecah pada 1902 M kala colonial inggris
menjajah Malaysia dan menguasai wilayah trengganu dan Kelantan yang merupakan
bagian dari Negara Malaysia hingga saat ini. Pada saat menjadi bagian dari Thailand,
system kesultanan dihapuskan, yang mana memicu perlawanan dari rakyat patani, hal
tersebut menjadi awal dari konflik panjang mulai pada 1903 Abdul Kadir (raja patani)
yang melakukan penolakan, disusul oleh Haji Sulong pada 1938-1948 yang menuntut
Pibul Songkram mengenai otonomi daerah, ajuan bahasa arab melayu menjadi bahasa
resmi Patani, serta pembentukan Mahkamah Syariah guna menegakan hukum islam di
Patani. namun hal tersebut malah menjadikan patani makin ditekan serta penangkapan
haji sulong bersama dua bawahannya Usman Ahmad dan Encik Ishak Yusuf sebelum
akhirnya dibunuh oleh otoriter Thailand pada 1954 M.

Pasca peristiwa tersebut kurang lebih dari tahun 1968-1975 M terjadi 368
pertempuran, sebanyak 329 orang gerilyawan patani terbunuh, 1208 orang menjadi
tawanan, serta 165 orang menyerahkan diri. Dan mulai tahun 1980 pemerintah
Thailand membuat program pembangunan social ekonomi di wilayah Thailand selatan
guna membatasi dan memperlemah gerak aktivis pembebas patani serta menutup pintu
terjadinya perlawanan kembali dari pribumi di Patani.

Perjuangan pembebasan Patani semakin meningkat, terutama anatar tahun 1968 –


1975 M. Menurut beberapa sumber, dalam waktu tersebut tercatat sebanyak 385
pertempuran terjadi, sebanyak 329 orang gerilyawan Patani terbunuh dan 165 orang
gerilyawan menyerahkan diri serta 1208 orang tertangkap. Karena terjadi perpecahan
antar organisasi pembebasan, aktivitas perjuangan kaum gerilyawan Patani agak
mengurang. Bersamaan dengan itu, semenjak tahun 1980 an pihak pemerintah
Thailand memulai program pembangunan social ekonomi di 4 wilayah Thailand
Selatan dengan tujuan membatasi ruang gerak kaum pembebasan Patani dan
memperlemah kekuatan mereka. Untuk kepentingan tersebut, pihak pemerintah
Thailand mengadakan rencana kerja sama di bidang ekonomi di 4 wilayah Thailand
Selatan dengan rencana Segitiga Pertumbuhan Indonesia Malaysia – Thailand .

II.5. Islam Masuk dan Berkembang di Filiphina


Islam yang berkembang di Sulu dan Filipina Utara dibawa oleh para pedagang
dan da’I dari Malaka, sehingga Spanyol melaporkan bahwa sebelum terbentuk kesultanan
Islam di Filipina, telah ada perkampungan Muslim (1514 M).
Pada tahun 1565 M , Spanyol menaklukan Filipina dan penduduknya diubah
menjadi penganut Katolik. Dalam melakukan perluasan kekuasaan di Filipina , Spanyol
mendapat perlawanan dari 3 kesultanan Islam: Sulu, Manguindano, dan Bayan. Sejak itu
islam tidak berkembang kecuali di Kepulauan Sulu dan Minandanao sebelah barat. Dan
sejak itu pula, islam melakukan Gerakan senjata (1973 – 1976 M) yang memaksa Manila
menandatangani perjanjian Tripoli yang memberi otonomi penuh bagi masyarakat Moro.
Pemerintah Filipina tidak bisa memenuhi perjajian Tripoli, sehingga pada tahun
1977 M, terjadi lagi perang antara muslim dengan pemerintah. Nur Misuari mendapat
tantangan dari fraksi lain, yaitu Front Pembebasan Islam Moro (MILF) yang konservatif
dan kelompok reformis MNLF (Moro National Liberation Front- (MNLF - RG)) yang
modernis.
Pada zaman Corazon Aquino, Manila gagal meneruskan negosiasi yang berpijak
pada perjanjian Tripoli. Akan tetapi, pemerintah berjanji akan memberikan otonomi
terbatas kepada Moro. Meskipun demikian, MNLF telah menarik diri dari negosiasi dan
bahkan menyerukan kepada fraksi – fraksi. Moro lainnya telah menarik diri dari
negosiasi dan bahkan menyerukan kepada fraksi- fraksi Moro lainnya.

II.6. Hubungan Perkembangan Islam di Beberapa Negara Asia Tenggara:


Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Philipina
Memperhatikan paparan sejarah peradaban Islam di Asia Tenggara sebagaimana
diuraikan di atas, kiranya terdapat hubungan dan keterkaitan yang sangat kuat berkenaan
dengan perkembangan Islam di beberapa negara, khususnya Indonesia, Malaysia,
Thailand dan Philipina. Keterkaitan satu sama lain terutama disebabkan beberapa faktor
utama, yaitu faktor geografis dan faktor etnis. Secara geografis posisi strategis Selat
Malaka yang kemudian melahirkan kerajaan Islam malaka menjadi sumber penyebaran
Islam di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Philipina. Sedangkan dilihat dari segi etnis,
penyebaran dan pengembangan Islam di empat negara Asia Tenggara ini, baik di yang
Muslim sebagai mayoritas maupun minoritas, kekuatan dan kegigihan masyarakat
Melayu menjadi sumber pokok pemeliharaan dan pengembangan peradaban Islam.
BAB III

PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Islam masuk dan berkembang di Asia Tenggara mempunyai proses dengan
berbagai macam saluran dalam penyebarannya, seperti melalui saluran perdagangan,
saluran perkawinan, saluran tasawuf, saluran pendidikam, saluran kesenian, dan saluran
politik, akan tetapi Islam adalah agama yang diilhami dalam Al-Qur’an sehingga mudah
diterima oleh masyarakat setempat.
Keseluruhan perjalanan sejarah umat Islam di Asia Tenggara telah menyebabkan
terjadinya pergumulan sekaligus artikulasi dan asimilasi dengan budaya lokal, sehingga
mmebuahkan budaya baru yang dinamis dan unik, sebuah peradaban Asia Tenggara.
Dengan diterimanya islam secara damai maka, seiring pula dengan perkembangan
peradaban islam di berbagai aspeknya. Karenanya, Asia Tenggara merupakan medan
pergumulan, sekaligus akulturasi dan asimilasi budaya lokal, maupun antar sesama
budaya lokal. Oleh karena itu di Asia Tenggaralah hidup dan berkembang berbagai
system keagamaan.
Di samping itu telah didirikan berbagai lembaga-lembaga atau oranisasi-
organisasi Islam di berbagai negara di Asia Tenggara yang merupakan pembahasan
dalam makalah inni menunjukkan bahwa kebangkitan Islam di Asia Tenggara telah
mengalami perkembangan yang merupakan peiode kajayaan Islam dimana kaum muslim
mendominasi bidang perdagangan dan mengontrol pelayanna, mempunya kekuasaan dan
pengaruuh politik yang besar, datang dengan semangat misi keagamaan. Mereka adalah
orang-orang yang berbudaya, terpelajar dan lain-lainnya. Karenanya, Asia Tenggra
merupakan medan pergumulan, sekaligus akulturasi dan asimilasi budaya lokal, maupun
antar sesama budaya local. Oleh karena itu, di Asia Tenggaralah hidup dan berkembang
system keagamaan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Tim Dosen PAI 5 Unisba, 2017, Sejarah Peradaban Islam: Buku Panduan
Pendidikan Agama Islam, Bandung: LSIPK Unisba.
2. Abdurrahman, Dudung dkk Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik
Hingga Modern.Jogjakarta : LESFI. 2002
3. Hasan, Ibrahim Hasan.Sejarah dan Kebudayaan Islam.Yogyakarta: Kota
Kembang. 1989
4. http://bintizam.blogspot.com/2017/06/peradaban-islam-di-asia-
tenggara.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai