Anda di halaman 1dari 23

PERADABAN ISLAM SAFAWI DAN MUGHAL

“Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam”


Dosen Pengampu: Drs. Hermawati, MA

Disusun Oleh :
Kelompok 8

Fahrowi 11180360000018
Shyfa Hildayanti 11180360000037

PRODI ILMU HADIS


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah sebagai tugas yang diberikan dosen dengan judul
“Peradaban Islam Safawi dan Mughal”. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
memahami perkembangan peradaban Islam disetiap zamannya. Harapan saya
semoga makalah ini dapat membantu dalam menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu, saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Ciputat, 2 November 2019

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………..2

Daftar Isi………………………………………………………………….……3

BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………4

A. Latar Belakang………………………………………………………...4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..5
C. Tujuan penulisan………………………………………………………5

BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………….6

A. Latar Belakang Sejarah Dinasti Safawi ……...………………………..6


B. Kemajuan Peradaban Dinasti Safawi dalam Bidang :
(Politik, Ilmu Pengetahuan, Sosial)…………………….....….………..9
C. Perkembangan Keagamaan Dinasti Safawi …...……………………...11
D. Latar Belakang Sejarah Dinasti Mughal……………………………….12
E. Kemajuan Peradaban Dinasti Mughal dalam Bidang :
(Politik, Ilmu Pengetahuan, Sosial)……………………………………13
F. Perkembangan Keagamaan Dinasti Mughal…………………………..15

BAB III : PENUTUP………………………………………………………….18

A. Kesimpulan…………………………………………..…………………18
B. Saran……………………………………………………………………19

DAFTAR PUSTAKA………………………….………….….……………….20

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia Islam pada Abad ke-17 bertumpu kepada tiga kerajaan
besar, yaitu Kerajaan Syafawi di Persia, Mughal di India, dan Turki
Utsmani di Turki dengan dua periode. Periode 1500-1700 merupakan fase
kemajuan Islam melalui tiga kerajaan besar tersebut. Secara eksternal, di
masa itu, pusat kekuasaan imperium Romawi Timur yaitu Konstantinopel
jatuh ke tangan Turki dan kemajuan ekspansi Islam ke Eropa Timur
berjalan lancar. Adapun secara internal, ketiga kerajaan tersebut memiliki
kecenderungan teologi-politik yang berbeda. Kerajaan Syafawi di Persia
menjadikan aliran Syi’ah sebagai madzhab resmi dari kerajaan, dan
semenjak itu sampai kini Iran adalah pusat aliran Syi’ah. Kerajaan
Utsmani merupakan Kekhalifahan Sunni. Sementara Kerajaan Mughal di
India berusaha memperkecil pertentangan antara Sunni dan Syi’ah.1

Kerajaan Mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya


kerajaan Safawi. Jadi, di antara tiga kerajaan Islam tersebut, kerajaan
inilah yang termudah. Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama
di anak Benua India.2 Jauh sebelum Kerajaan Mughal berdiri, sebenarnya
semenjak abad I hijriyah, Islam sudah masuk ke India. Ekspedisi pertama
pada zaman Khalifah Umar bin al-Khattab, tapi akhirnya Khalifah umar
mencela penjarahan tersebut dan menarik eskpedisi tersebut. Padatahun
634 M, setelah Khalifah Umar wafat, barulah orang-orang Arab
menaklukan Makram di Balukistan. Kemudian setelah kekuasaan Islam
berada pada Dinasti Umaiyah di bawah Khalifah Walid Ibn Abd al-Malik,
tentara Islam sekali lagi mengadakan invasi ke wilayah India di bawah
panglima Muhammad Ibn al-Qasim dan berhasil menguasai wilayah Sind.

1 Dedi Supriyadi. Sejarah Peradaban Islam. (bandung: Pustaka Setia, 2008) hal. 252.
2
Dedi Supriyadi. Sejarah Peradaban Islam. (bandung: Pustaka Setia, 2008)hal. 261

4
Dan pada tahun 871 M, orng-orang Arab sudah menghuni tetap di sana.3
Kemudian muncul kekuasaan Islam melalui Dinasti Ghaznawi (977-1186
M), Khalji (12961316 M), Thuglaq (1320-1412 M), Sayyid (1414-1415
M), dan Dinasti Lodhi (1451-1526 M). Sedangkan Dinasti Safawi berbeda
dengan Dinasti Mughal yang mana Dinasti Safawi berasal dari sebuah
gerakan tarekat oleh Safi Al Din di Ardabil di kota Azerbaijan.
Lebih lanjutnya pada makalah ini akan dipaparkan mengenai latar
belakang berdirinya dinasti Safawi dan Mughal; kemajuan peradaban
keduanya baik dari aspek politik, ilmu pengetahuan dan sosial; serta
perkembangan keagamaan pada dinasti Safawi dan Mughal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang sejarah dinasti Safawi dan Mughal ?
2. Apa saja kemajuan peradaban dinasti Safawi dan Mughal ?
3. Bagaimana perkembangan keagamaan pada dinasti Safawi dan
Mughal ?
C. Tujuan Penelitian
1. Dapat mengetahui latar belakang sejarah dinasti Safawi dan
Mughal.
2. Dapat mengetahui kemajuan peradaban dinasti Safawi dan Mughal.
3. Dapat mengetahui perkembangan keagamaan pada dinasti Safawi
dan Mughal

3Ah. Zakki Fu’ad. Sejarah Peradaban Islam: Paradigma Tekas, Reflektif dan Filosofis (Bandung: Indo
Pramaha, 2012), hal. 198.

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Sejarah Dinasti Safawi

Dinasti Safawiyah termasuk salah satu dinasti terpenting dalam sejarah


Iran. Dinasti ini tergolong salah satu negeri Persia terbesar semenjak penaklukan
muslim di Persia. Negeri itu juga menjadikan syi’ah sebagai aliran agama resmi,
sehingga menjadi salah satu titik penting dalam sejarah muslim.

Dinasti Safawiyah berkuasa pada tahun 1501-1722 M (mengalami


restorasi singkat pada tahun 1729-1736 M). Pada puncak kejayaannya, wilayah
Safawiyah meliputi Iran, Azerbaijan, Armenia, sebagian besar Irak, Georgia,
Afganistan, Kaukasus, dan sebagian Pakistan, serta Turkmenistan dan Turki.

Kerajaan safawi berasal dari sebuah gerakan Tarekat yang berdiri di


Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan. Tarekat ini diberi nama Tarekat Safawiyah,
yang diambil dari nama pendirinya, yaitu Shafi Ad-din (1252-1334 M), dan nama
Safawi itu terus dipertahankan sampai Tarekat ini menjadi gerakan politik.
Bahkan nama itu terus dilestarikan setelah gerakan ini berhasil mendirikan
kerajaan, yakni kerajaan Safawi.4

Shafi Ad-Din berasal dari keturunan orang yang berada dan memilih sufi
sebagai jalan hidupnya. Ia adalah keturunan dari Imam Syi’ah yang ke-6 bernama
Musa al-Kazhim. Gurunya bernama Syech Taj al-Din Ibrahim zahidi (1216-1301
M), yang dikenal dengan sebutan Zahid Al-Gilani.

Berkat prestasi dan ketekunannya dalam bidang tasawuf, Shafi Ad-Din


dijadikan sebagai menantu oleh gurunya. Shafi Ad-Din mendirikan tarekat
safawiyah setelah menggantikan gurunya sekaligus mertuanya yang wafat pada
tahun 1301 M. Pengikut tarekat ini sangat tekun memegang ajaran agama. Pada
awalnya, gerakan tarekat ini bertujuan memerangi orang-orang ingkar, termasuk
para ahli Bid’ah.

4
Badrim Yatim. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada, 2003),
hlm, 138

6
Tarekat yang di pimpin oleh Shafi Ad-Din ini semakin menguat posisinya,
terutama setelah ia mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni
yang bersifat lokal menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia,
Syiria, dan Anatolia

Di negeri-negeri di luar Ardabil, Shafi Ad-Din menempatkan seorang


wakil yang memimpin murid-muridnya. Wakil itu diberi gelar ”khalifah”. Suatu
ajaran agama yang dipegang secara fanatik biasanya kerap kali menimbulkan
keinginan dikalangan penganut ajaran itu untuk berkuasa. Oleh karena itu, lama-
kelamaan murid-murid tarekat Safawiyah berubah menjadi tentara yang teratur,
fanatik dalam kepercayaan, sekaligus menentang setiap orang bermadzhab selain
syi’ah. Kecenderungan memasuki dunia politik itu mendapat wujud konkretnya
pada masa kepemimpinan Junaid (1447-1460 M). Dinasti Safawi memperluas
gerakannya dengan menambahkan kegiatan politik pada kegiatan keagamaan.
Perluasan kegiatan ini menimbulkan konflik antara Junaid dengan penguasa Kara
Koyunlu (domba hitam), salah satu suku bangsa Turki yang berkuasa di wilayah
itu. Dalam konflik tersebut Junaid kalah dan diasingkan kesuatu tempat. Ditempat
baru ini ia mendapat perlindungan dari penguasa Diyar bakr, AK. Koyunlu
(domba putih), juga suatu suku bangsa Turki.

Selama dalam pengasingannya, Junaidi tidak tinggal diam, ia justru dapat


menghimpun kekuatan untuk kemudian beraliansi secara politik dengan Uzun
Hasan. Ia juga berhasil mempersunting salah seorang saudara perempuan Uzun
Hasan.

Anak Junaidi yaitu Haidar, ketika itu masih kecil dalam asuhan Uzun
Hasan. Oleh karena itu, kepemimpinan gerakan Safawi baru dapat diserahkan
kepadaNya secara resmi pada tahun 1470 M. Hubungan haidar dengan Uzun
Hasan semakin erat setelah Haidar mengawini salah seorang putri Uzun Hasan.
Dari perkawinan ini lahirlah Ismail yang dikemudian hari menjadi pendiri
kerajaan Safawi di Persia.

Kemenangan AK Koyunlu tahun 1476 M terhadap Kara Koyunlu


membuat gerakan militer safawi yang dipimpin oleh Haidar dipandang sebagai

7
rival politik oleh AK Koyunlu dalam meraih kekuasaan selanjutnya. Padahal
Safawi adalah sekutu AK Koyunlu. AK koyunlu berusaha melenyapkan
kekuasaan dinasti safawi. Pasukan haidar mengalami kekalahan dala suatu
peperangan di wilayah Sircassia, dan Haidar sendiri terbunuh.

Kepemimpinan gerakan safawi selanjutnya berada di tangan Ismail, yang


saat itu masih berusia & tahun. Selama 5 tahun Ismail bersama pasukannya
bermarkas di Gilan, mempersiapkan kekuatan dan mengadakan hubungan dengan
pera pengikutnya di Azerbaijan, Syiria, dan Anatolia. Pasukan yang dipersiapkan
tersebut dinamakan Qizilbash (baret merah).

Di bawah kepemimpinan Ismail, pada tahun 1501 M, pasuka Hizilbash


menyerang dan mengalahkan AK Koyunlu di Sharus, dekat Nakhchivan. Pasukan
ini brusaha memasuki dan menaklukan Tabriz, ibu kota AK Koyunlu, dan berhasil
merebut dan mendudukinya. Di kota ini Ismail memproklamkirkan dirinya
sebagai raja pertama Dinasti Safawi.5

Masa kekusaan Abbas I merupakan puncak kejayaan kerajaan Safawi.


Secara plitik ia mampu mengatasi berbagai kemelut di dalam negeri yang
menggangu stabilitas negara dan berhasil merebut kembali wilayah-wilayah yang
pernah di rebut oleh kerajaan lain pada masa raja-raja sebelumnya.

Usaha usaha yang dilakukan Abbas I diantaranya, Pertama,


menghilangkan dominasi pasukan Kizilbaz atyas kerajaan Safawi dengan cara
membentuk pasukan baru yang aggotanya terdiri dari budak-budak, berasal dari
tawanan perang bangsa Georgea, Armenia, Sircassia, yang telah ada sejak raja
Tahmasp I. Kedua, mengadakan perjanjian damai dengan turki usmani. Untuk
mewujudkan perjanjian ini Abbas I terpaksa harus menyerahkan wilayah
Azerbaijan, Georgia, dan sebagian wilayah Luristan. Disamping itu Abbas
berjanji tidak akan menghina 3 khalifah pertama dalam Islam (Abu Bakar, Umar
Bin Khattab, dan Ustman) dalam khutbah-khutbah jum’at. Sebagai jaminan atas
syarat-syarat itu dia menyerahkan saudara sepupunya, Haidar Mirza sebagai
sandera di Istanbul.

5
Drs.Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:Amzah,2014) hlm189

8
Usaha-usaha yang di lakukan Abbas I tersebut berhasil membuat kerajaan
Safawi kuat kembali. Setelah itu, Abbas I mulai memusatkan perhatiannya keluar
dengan berusaha merebut kembali wilayah-wilayah kekuasaannya yang hilang.
Pada tahun 1598 M, ia menyerang dan menaklukkan Herat. Dari sana ia
melanjutkan serangan merebut Marw dan Balkh. Setelah kekuatan terbina dengan
baik, ia juga berusaha mendapatkan kembali wilayah kekuasaannya di Turki
Usmani. Masa permusuhan antara dua kerajaan yang berbeda aliran agama ini
memang tidak pernah padam sama sekali. Abbas I mengarahkan serangan-
serangannya ke wilayah kekuasaannya kerajaan usmani itu. Pada tahun 1602 M,
di ssat Turki Usmani berada di bawah Sultan Muhammad III, pasukan Abbas I
menyerang dan berhasil menguasai Tabriz, Sirwan, dan Baghdad. Sedangkan
kota-kota Nakhchivan, Erivan, Ganja, dan Tiflis dapat di kuasai tahun 1605-1606
M. Selanjutnya, pada tahun 1622 M pasukan Abbas I berhasil merebut kepulauan
Hurmuz dan mengubah pelabuhan Gumrun menjadi pelabuhan bandar Abbas.6

B. Kemajuan Peradaban Dinasti Safawi

Ragam kemajuan yang telah diraih pada masa Dinasti Safawiyah adalah sebagai
berikut:

1. Bidang Politik dan Sosial

Keadaan politik pada masa Dinasti Safawiyah mulai bangkit kembali setelah
Abbas I naik tahta pada tahun 1587-1629. Ia menata administrasi negara dengan
cara yang lebih baik. Langkah-langkah yang ditempuh olehnya guna memulihkan
politik Dinasti Safawiyah ialah sebagai berikut:

a. Mengadakan pembenahan administrasi dengan cara pengaturan dan


pengontrolan dari pusat

b. Pemindahan ibu kota ke Isfahan

c. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qiziblash atas kerajaan


safawiyah dengan cara membentuk pasukan baru yang anggotanya terdiri

6
Badrim Yatim. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada, 2003),
hlm 143

9
atas bangsa Georgia, Armenia dan Sircassia yang telah ada sejak raja
Tahmasp I

d. Mengadakan perjanjian damai dengan Kerajaan Turki Usmani

Berjanji tidak akan menghina tiga khalifah dalam khutbah jum’at7

Reformasi politik yang telah dilakukan oleh Abbas I bisa membuat Kerajaan
Safawi kuat kembali. Setelah itu, ia mulai memusatkan perhatiannya guna
merebut kembali wilayah-wilayah kekuasaannya yang hilang.

Perlu diketahui bahwa kerajaan safawi dan turki ustmani sebelum abad ke-17
saling bermusuhan, dan safawiyah mengelami banyak kekalahan. Tetapi setelah
Abbas I naik tahta, safawiyah berhasil merebut wilayah kekuasaan kerajaan turki
ustmani, sehingga menuai kemenangan.

2. Bidang Ekonomi

Stabilitas politik kerajaan safawiyah pada masa Abbas I telah memacu


perkembangan perekonomiannya, terutama setelah pulau Hurmuz dikuasai dan
pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan dikuasainya bandar
ini, maka salah satu jalur dagang laut antara negara timur dan barat yang biasa
diperebutkan oleh Belanda, Inggris, dan Perancis, akhirnya menjadi milik
kerajaan safawi.

Selain sektor perdagangan, kerajaan safawi juga mengalami kemajuan di


sektor pertanian, khususnya di daerah bulan sabit subur ( fertile crescent). Tetapi,
setelah Abbas I meninggal dunia, perekonomian safawi mengalami kemunduran
secara perlahan. Dan, puncak kemundurannya terjadi padamasa kekuasaan Syafi
Mirza. Pada masa ini, rakyat cenderung cuek, karena mereka mengalami
penindasan dari Syafi Mirza. Meskipun begitu, banyak saudagar bangsa asing
berdiam di Iran sekaligus mengendalikan ekonomi.

3. Bidang Ilmu Pengetahuan

7
Badrim Yatim. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada, 2003),
hlm,142

10
Dalam sejarah islam, Persia dikenal sebagai bangsa berperadaban tinggi
dan berjasa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Maka dari itu, tidaklah
mengherankan jika pada masa kerajaan safawiyah, terutama pada masa Abbas I,
tradisi keilmuan terus berkembang.

Berkembangnya ilmu pengetahuan pada masa kerajaan safawiyah terkait


doktrin mendasar bahwa kaum syi’ah tidak boleh taklid dan pintu ijtihad
selamanya terbuka. Mereka berbeda dengan kaum sunni yang meyakini bahwa
ijtihad telah berhenti dan orang-orang harus taklid. Sedangkan kaum syi’ah tetap
berpendirian bahwa mujtahid tidak terputus selamnya.

4. Bidang Seni

Di bidang seni, kemajuan terlihat dari gaya arsitektur bangunan, seperti


masjid Syah yang dibangun pada tahun 1603 M. Adapun unsur seni lainnya dalam
bentuk kerajinan tangan, karpet, permadani, pakaian, tenunan, mode, tembikar,
dan lain-lain.

Pada hakikatnya, seni lukis mulai dirintis pada masa Tahmasp I.


Sedangkan, pada tahun 1522 M. Ismail I menghadirkan seorang pelukis bernama
Bizhard ke Tabriz. Pada masa Abbas I, kebudayaan, kemajuan, dan keagungan
pikiran mengenai seni lukis, pahat, syair, dan lain sebagainya semakin
berkembang. Adapun salah satu pujangga yang terkenal pada masa ini adalah
muhammad bagir bin muhammad damad (ahli pasti dan ilmu filsafat).

C. Perkembangan Keagamaan Dinasti Safawi


Bidang AgamaPada masa Abbas I, kebijakan keagamaan tidak lagi
seperti masa khalifah-khalifah sebelumnya, yang senantiasa memaksakan
agar Syi’ah menjadi agama negara, melainkan ia menanamkan sikap
toleransi.
Menurut Hamka, terhadap politik keagamaan, Abbas I menerapkan
paham toleransi atau lapang dada yang amat besar. Paham Syi’ah tidak
lagi menjadi paksaan. Bahkan, orang sunni dapat bebas mengerjakan
ibadahnya. Bukan hanya itu, para pendeta nasrani juga dipersilahkan

11
mengembangkan ajaran agama secara leluasa. Sebab, telah banyak bangsa
Armenia yang menjadi penduduk setia di kota Isfahan.
D. Latar Belakang Sejarah Dinasti Mughal
Mughal adalah sebuah dinasti yang diperintah oleh raja-raja yang
berasal dari daerah Asia Tengah, keturunan Timur Lenk, seorang Turki-
Mughal yang lahir di Kesh di Transoksania (Turkistan) pada tahun 1336.
Pemimpinnya dikenal sebagai seorang muslim fanatik, dan pertama kali
melakukan penyerangan ke India pada tahun 1398. Selain itu, beliau
mengangkat Khizer Khan sebagai gubenur di Multan sekaligus wakilnya
untuk India.8 Timur Lenk meninggal pada usia 70 tahun (1405), tahtanya
diberikan kepada anaknya Syah Rukh Mirza. India dapat ditaklukan oleh
Zahiruddin Muhammad Babur, salah satu keturunan Timur Lenk pada
tahun 1503.9
Secara geneologis, Babur merupakan cucu Timur Lenk (dari pihak
ayah) dan keturunan Jenghiz Khan (dari pihak ibu).10 Babur lahir pada 14
Februari 1483 hari Jum’at di Farghana di bagian utara Transoksania (kini
Uzbekistan).11 Sepeninggal ayahnya, Umar Mirza, ia menggantikannya
menjadi penguasa di Farghana.12 Babur mewarisi daerah Ferghana dari
orang tuanya ketika ia masi berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekad
akan menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia Tengah
pada masa itu. Pada mulanya, ia mengalami kekalahan tetapi karena
mendapat bantuan dari Raja Safawi, Ismail I akhirnya berhasil
menaklukkan Samarkand tahun 1494 M. Pada tahun 1504 M, ia
menduduki Kabul, ibu kota Afganistan. Setelah Kabul dapat ditaklukkan,
Babur meneruskan ekspansinya ke India.
Ekspansinya ke India dimulai dengan menundukkan penguasa
setempat yaitu Ibrahim Lodi dengan bantuan Alam Khan (Paman Lodi)

8 Zafar Iqbal. Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve), hlm, 282.
9 Badrim Yatim. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada, 2003),
hlm, 175.
10 Siti Maryam, dkk, Sejarah Kebudayaan Islam: Dari Klasik hingga Modern (Yogyakarta: LESFI, Cet.3,

2009), hlm 184.


11 Badrim Yatim. Sejarah Peradaban, hlm 175-176.
12
Moh. Nurhakim. Sejarah dan Peradaban Islam (Malang: UMM Press, Cet.2, 2004), hlm 147.

12
dan gubernur Lahore.13 Ia menghadapi Dinasti Lody yang terakhir
(Ibrahim Lody) yang tentaranya berjumlah 40.000 orang diluar kota
Panipat pada April 1526. Dalam peperangan ini, Lody terbunuh dan Babur
menguasai Delhi dan Agra.14 Sejak itu Babur dapat menguasai India dan
mendirikan dinasti Mughal yang beribukota di Delhi.15
E. Kemajuan Peradaban Dinasti Mughal
Kemajuan yang dicapai pada masa dinasti Mughal merupakan sumbangan
yang berarti dalam mensyiarkan dan membangun peradaban Islam di
India. Kemajuan-kemajuan tersebut antara lain:16
a. Bidang Politik dan Militer Sistem
yang menonjol adalah politik sulh e-kul atau toleransi universal.
Sistem sangat tepat karena mayoritas masyarakat India adalah Hindu
sedangkan Mughal adalah sistem Islam. Di sisi lain terdapat juga rasa
atau etnis lain yang juga terdapat di India. Lembaga yang merupakan
produk dari system ini adalah Din-i-Ilahi dan Mansabdhari. Di bidang
militer, pasukan Mughal dikenal sebagai pasukan yang kuat. Mereka
terdiri dari paukan gajah, berkuda dan meriam. Wilayahnya dibagi
dalam system distrik-distrik. Setiap distrik dikepalai oleh sipah salar
dan sub distrik dikepalai oleh Faujdar. dengan system inilah pasukan
Mughal berhasil menaklukkan daerah-daerah disekitarnya.
b. Bidang Ilmu pengetahuan
Dinasti Mughal juga banyak memberikan sumbangan dibidang di
bidang ilmu pengetahuan. Sejak berdiri, banyak ilmuwan yang dating
ke India untuk menuntut ilmu pengetahuan. Bahkan istana Mughal
pun menjadi pusat kegiatan kebudayaan. Hal ini karena adanya
dukungan dari penguasa dan bangsawan serta ulama. Aurangzeb
misalnya, memberikan sejumlah besar uang dan tanah untuk
membangun pusat pendidikan di Lucknow. Di tiap-tiap masjid
memiliki lembaga ingkat dasar yang dikelola oleh seorang guru. Pada

13 Siti Maryam, dkk, Sejarah Kebudayaan Islam: Dari Klasik hingga Modern (Yogyakarta: LESFI, Cet.3,
2009), hlm 184.
14 Badrim Yatim. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada, 2003),

hlm, 175-176.
15 Siti Maryam, dkk, Sejarah..., 184.
16
Siti Maryam, dkk, Sejarah..., 187-188

13
masa Syah Jehan didirikan sebuah pergurua tinggi di Delhi. Jumlah ini
semakin bertambah ketika pemerintah dipegang oleh Aurangzeb.
Dibidang ilmu agama berhasil dikodifikasika hokum islam yang
dikenal dengan sebutan Fatwa-I-Alamgri.
c. Bidang Sosial
 Ekonomi
Kontribusi Mughal dibidang ekonomi adalah memajukan
pertanian terutama untuk tanaman padi, kacang, tebu, rempah-
rempah, tembakau dan kapas. Pemerintah membentuk lembaga
khusus untuk mengatur masalah pertanian. Wilayah terkecil
disebut deh, dan beberapa deh tergabung dalam bargana
(kawedanan) setiap komunitas petani dipimpin oleh
mukaddam. Melalui mukaddam inilah pemerintah
berhubungan dengan petani.
Disamping pertanian, pemerintah juga memajukan
industry tenun. Hasil industry ini banyak dekspor keluar negeri
seperti Eropa, Arabia, Asia Tenggara dan lain-lain. Pada masa
Jahangir, banyak investor asing yang diizinkan menanamkan
investasinya, seperti mendirikan pabrik pengolahan hasil
pertanian di Surath.
 Seni dan Arsitektur
Hasil karya seni dan arsitektur Mughal sangat terkenal dan
dapat dinikmati sampai sekarang. Ciri yang menonjol dari
arsitektur Mughal adalah pemakaian ukiran dan marmer yang
timbul dengan kombinasi warna-warni.

Bangunan yang menunjukkan ciri ini antara lain: benteng


merah, istaa-istana, makam kerajaan dan yang paling tujuh
keajaiban dunia yang dibangun oleh Syekh Jehan khusus untuk
istrinya Noor Mahal yang cantik jelita. Bangunan lain yang
bermotif sama adalah Masjid Raya Delhi yang berlapis
marmer dan sebuah istana di Lahore. Kebijakan-kebijakan

14
dalam pengembangan kebudayaan ditampakkan adanya bentuk
perpaduan antara unsur Islam dengan Hindu. Bentuk ini
misalnya dapat dilihat secara jelas pada arsitektur dan lukisan
pada beberapa benteng dan istana di Ajmer, Agra, Allahabad,
Lahore, dan Fathepur Sikri. Sejumlah bangunan dinding yang
berkelok-kelok untuk menyangga bagian atap, bentuk-bentuk
zoomorphic, motif lonceng dan rantai, dan sejumlah sarana
lainnya, seluruhnya telah digunakan dalam konstruksi
bangunan masjid dan istana zaman sebelumnya. Kubah yang
lahir dari tradisi arsitektur Muslim dipakai baik untuk masjid
maupun kuil.
Bidang sastra juga menonjol. Banyak karya sastra yang
diubah dari bahasa Persia ke bahasa India. Pada masa Akbar
berkembang bahasa Urdu, yang merupakan perpaduan dari
berbagai bahasa yang ada di India. Bahasa urdu ini kemudian
banyak dipakai di India dan Pakisan sekarang. Sastrawan
Mughal yang terkenal adalah malik Muhammad Jayashi,
dengan karya monumentalnya Padmavat, sebuah karya
alegoris yang mengandung kebajikan jiwa manusia. Sastrawan
lain adalah Abu Fadhl yang juga sejarawan. Karyanya berjudul
Akbar Nama dan Ain e-Akbari, yang mengupas sejarah
Mughal berdasarkan figure pimpinannya.17
F. Perkembangan Keagamaan Dinasti Mughal
 Dalam bidang agama, sultan Akbar menciptakan Din-i-Ilahi.
Tujuannya adalah kepentingan stabilitas politik. Adapun ciri-
ciri Din-i-Ilahi adalah:
a. Percaya pada keesaan Tuhan.
b. Akbar sebagai khalifah Tuhan dan seorang padash (al-
insan ‘al-kamil).Ia mewakili Tuhan dimuka bumi dan
selalu mendapat bimbingan langsung dari Tuhan, ia
terma’sum dari segala kesalahan.

17
Moh. Nurhakim. Sejarah dan Peradaban...., 150

15
c. Sebagai manusia padash, ia berpantangan memakan
daging.
d. Menghormati api dan matahari sebagai simbol
kehidupan.
e. Hari ahad sebagai hari resmi ibadah.
“Assalamu’alaikum” diganti “AllahuAkbar” dan
“alaikum al-salam” diganti “Jalla Jalalah”.
Adapun faktor-faktor yang mendorong sultan Akbar
menciptakan Din-i-Ilahiadalah sebagai berikut:
a. Para ulama dan pemimpin agama saling berbeda
pendapat mengenai masalah keagamaan, mereka saling
mengecam dan berpevah belah.Keadaan rakyat dan
penganut agama-agama di India semakin fanatik karena
pengaruh tokoh-tokoh agama, bahkan rakyat banyak
yang saling bertikai.
b. Pengaruh penasehat agama dan politik Akbar
diantaranya Abu Fadhl, Mir Abdul Lathif (Persia) dan
Syekh Mubarak yang membiarkan bahkan tidak jarang
mendorong Akbar berpikir bebas dan radikal. Dengan
adanya penyatuan agama Hindu diharapkan tidak
terjadi permusuhan antar pemeluk agama. Untuk
merealisasikannya ajarannya, sultan Akbar mengawini
putri Hindu sebanyak dua kali, berkhutbah dengan
menggunakan simbol Hindu, melarang menulis dengan
huruf Arabi, tidak mewajibkan khitanan, melarang
menyembelih, dan memakan daging sapi. Sultan Akbar
juga membentukMansabdharis, yaitu lembagapublic
service yang berkewajiban menyiapkan segala urusan
kerajaan, misalnya menyiapkan pasukan. Lembaga ini
terdiri dari satu kelas penguasa yaitu Turki, Afghan,
Persia, dan Hindu.

16
 Islam langsung disambut dengan tangan terbuka oleh
penduduk terutama dari kasta rendah karena melihat dalam
ajaran Islam tidak membedakan seseorang dari tingkat
kastanya. Karena dalam Islam sendiri yang mebedakan
manusia dengan sesamanya ialah ketaqwaannya
 Berkembangan aliran keagamaan islam di India
 Pada masa Aungrazeb berhasil disusun sebuah risalah hukum
Islam atau upaya kodifikasi hukum islam yang dinamakan
fattawa alamgiri.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dunia Islam pada Abad ke-17 bertumpu kepada tiga kerajaan besar, yaitu
Kerajaan Syafawi di Persia, Mughal di India, dan Turki Utsmani di Turki dengan
dua periode. Periode 1500-1700 merupakan fase kemajuan Islam melalui tiga
kerajaan besar tersebut. Secara eksternal, di masa itu, pusat kekuasaan imperium
Romawi Timur yaitu Konstantinopel jatuh ke tangan Turki dan kemajuan
ekspansi Islam ke Eropa Timur berjalan lancar. Adapun secara internal, ketiga
kerajaan tersebut memiliki kecenderungan teologi-politik yang berbeda. Kerajaan
Syafawi di Persia menjadikan aliran Syi’ah sebagai madzhab resmi dari kerajaan,
dan semenjak itu sampai kini Iran adalah pusat aliran Syi’ah. Kerajaan Utsmani
merupakan Kekhalifahan Sunni. Sementara Kerajaan Mughal di India berusaha
memperkecil pertentangan antara Sunni dan Syi’ah.
Kerajaan Mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan
Safawi. Jadi, di antara tiga kerajaan Islam tersebut, kerajaan inilah yang termudah.
Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di anak Benua India. Jauh
sebelum Kerajaan Mughal berdiri, sebenarnya semenjak abad I hijriyah, Islam
sudah masuk ke India. Ekspedisi pertama pada zaman Khalifah Umar bin al-
Khattab, tapi akhirnya Khalifah umar mencela penjarahan tersebut dan menarik
eskpedisi tersebut. Padatahun 634 M, setelah Khalifah Umar wafat, barulah orang-
orang Arab menaklukan Makram di Balukistan. Kemudian setelah kekuasaan
Islam berada pada Dinasti Umaiyah di bawah Khalifah Walid Ibn Abd al-Malik,
tentara Islam sekali lagi mengadakan invasi ke wilayah India di bawah panglima
Muhammad Ibn al-Qasim dan berhasil menguasai wilayah Sind. Dan pada tahun
871 M, orng-orang Arab sudah menghuni tetap di sana. Kemudian muncul
kekuasaan Islam melalui Dinasti Ghaznawi (977-1186 M), Khalji (12961316 M),
Thuglaq (1320-1412 M), Sayyid (1414-1415 M), dan Dinasti Lodhi (1451-1526
M). Sedangkan Dinasti Safawi berbeda dengan Dinasti Mughal yang mana

18
Dinasti Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat oleh Safi Al Din di Ardabil di
kota Azerbaijan.

B. Saran
Demikian makalah ini saya buat, banyak sekali kekurangandan kelemahan dari
makalah ini sehingga saya membutuhkan kritik dan saran agar bisa menjadi
pelecut saya kedepannya bisa membuat makalah yang lebih baik lagi. Saran yang
dapat saya bagikan kepada para pembaca ialah, jika ada keraguan didalam
makalah ini, segera tanyakan kepada saya, dan lebih baik lagi kepada para ahli.
Dan jika ada kekeliruan mohon diluruskan.

19
PERTANYAAN :
1. Kenapa harus Haidar Mirza yang dijadikan sandera oleh kerajaan
safawi kepada kerajaan Turki usmani?
2. Bagaimana kondisi masyarakat pada saat itu hingga raja
Aurangzeb sampai mengeluarkan fatwa?
3. Apa ada faktor kemunduran Dinasti Mughal selain jalur
perdagangan?
JAWAB :
1. Safawi adalah kerajaan islam yang beraliran Syiah, dan salah satu
ajaran terpenting mereka adalah ketika berkhutbah shalat jum’at nama
imam 12 wajib disebut dan ketiga khalifah pertama(Abu Bakar, Umar
dan Usman) wajib dikutuk. Dan ketika masa kemajuan Abbas I dalam
rangka memulihkan kerajaan safawi salahsatunya adalah dibuatlah
perjanjian damai dengan Turki Usmani dengan jalan mengambil
kembali Azerbaijan, Georgia. Dan kerajaan Turki Usmani yang
beraliran Sunni ini meminta agar Syiah tidak lagi menghina ketiga
khalifah pertama dalam khutbah jum’atnya dan untuk menjamin itu
semua Abbas I menyerahkan saudaranya Haidar Mirza sebagai
jaminan yang setimpa untuk tidak menghina ketiga khalifah perta.
Kenapa harus Haidar Mirza? Karena dia adalah orang yang paling
dekat dengannya.
2. Raja aurangzeb mengeluarkan kebijakan/fatwa dengan melarang
minuman keras, perjudian, prostitusi, dan penggunaan narkotika. ia
juga mengeluarkan dekrit yang isinya melarang wanita diri seorang
janda yang ditinggal mati suaminya. Kebijakan yang paling ekstrem
ialah menyuruh perusakan terhadap kuil-kuil Hindu. Tapi jika dilihat
alasannya bukan Raja Aurangzeb tidak toleransi melainkan dalam hal
ini ada beberapa alasan diantaranya menerapkan ajaran-ajaran Islam
yang mulai ditinggalkan, dalam perusakan kuil-kuil juga dimaksudkan
agar tidak terjadi perlawan karena banyak diguaan dikuil-kuil tersebut
sering dijadikan tempat diskusi perpolitikan untuk menggulingkan raja
khususnya dari kalangan hindu. tapi nampaknya reaksi masyarakat

20
pada saat itu tidak merespon baik justru kebijakan tersebut menyulut
emosi orang-orang Hindu sehingga mereka melakukan pemberontakan.
3.
a. Perebutan kekuasaan antara keluarga. Hampir semua keturunan
Babur umumnya memiliki watak yang keras dan ambisius sebagai
keturunan Ttimur Lenk yang juga wataknya demikian.
b. Pemberontakan oleh umat hindu. Umat hindu yang mayoritas dan
umat Islam yang minoritas tapi memegang otoritas kekuasaan. Hal ini
menimbulkan ketidaksenangan sebagian garis keras orang-orang hindu
kepada pemerintahan Islam. Pemberontakan-pemberontakan dari pihak
hindu beberapa kali terjadi seperti yang dipimpin oleh Hemu di Delhi
dan agra masa Akbar I, pemberontakan yang dipimpin oleh guru Tegh
Bahadur di masa Aurangzeb, Pemberontakan di Panipat yang dipimpin
oleh Rraja Udaipur, dll.
c. Serangan dari kerajaan atau kekuatan luar. Serangan pihak luar
semula dilakukan oleh Raja Safawi di Persia, kemudian dari
Afghanistan. Pangkal perselisihan antara Mughal dan Safawi karena
rebutan daerah Kandahar.
d. Kelemahan Ekonomi. Kemunduran politik Mughal sangat
menguntungkan bangsa-bangsa Barat untuk menguasai jalur
perdagangan. Akhirnya terjadilah persaingan dagang di pantai selatan
India antara Inggris, Portugis, Belanda dan Perancis, yang
dimenangkan Inggris. Selanjutnya Inggris melalui Persyarikatan
Dagang India Timur atau The East India Company (EIC) menguasai
perdagangan India.
e. Intervensi Politik dan Militer dari kekuatan imperialis Barat. Konflik
laten antara kekuasaan Islam dengan umat hindu dimanfaatkan oleh
Barat dengan melakukan politik devide et impera.
f. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi
militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau
oleh kekuatan maritim Mughal.

21
g. Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik, yang
mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang
negara.Pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam
melaksanakan ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya, sehingga
konflik antaragama sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya.
h. Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang
lemah dalam bidang kepemimpinan.

22
DAFTAR PUSTAKA
Dedi Supriyadi. Sejarah Peradaban Islam. (bandung: Pustaka Setia, 2008).
Ah Zakki Fu’ad. Sejarah Peradaban Islam: Paradigma Tekas, Reflekti dan
Filosofis (Bandung: Indo Pramaha, 2012).
Moh. Nurhakim. Sejarah dan Peradaban Islam (Malang: UMM Press,
Cet.2, 2004)
Siti Maryam, dkk, Sejarah Kebudayaan Islam: Dari Klasik hingga Modern
(Yogyakarta: LESFI, Cet.3, 2009).
Zafar Iqbal. Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta, PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve).
Badrim Yatim. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta,
PT. Rajagrafindo Persada, 2003).
Amin Samsul Munir, 2014. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah

23

Anda mungkin juga menyukai