Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN V

KHUTBAH SHALAT IDUL


FITRI

Dosen Pembimbing :

Ir. Atikah Dewi M.T.

DISUSUN OLEH :

Kelompok 6

M. Anggradya Iqbal 122020050P

Meiditha Wulandari 122020051P

Iche Dwi Permata Sari 122020052P

Muhammad Reza Aulia Iskandar 122020053P

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK

KIMIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

PALEMBANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt. yang atas rahmat-Nya lah maka
kami dapat berkumpul serta menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Khutbah
Shalat Idul Fitri”. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan V di Semester 5 Jurusan
Teknik Kimia.
Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan,
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini membantu teman-teman serta pembaca
mengetahui secara garis besar tentang “Khutbah Shalat Idul Fitri‟. Sekian dari kami, kami
mengucapkan banyak terimakasih atas waktunya untuk membaca makalah kami.

Palembang, 6 November 2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………..1
1.3 Tujuan…………..…………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….
3.2 Saran……..…………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Idul Fitri atau juga ditulis dengan Idul Fitri (Bahasa Arab: ‫„ رطفلا ديع‬Īdul-Fiṭr) adalah hari
raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriyah. Karena penentuan 1
Syawal yang berdasarkan peredaran bulan tersebut, maka Idul Fitri atau Hari Raya Puasa jatuh pada
tanggal yang berbeda-beda setiap tahunnya apabila dilihat dari penanggalan Masehi. Cara menentukan
1 Syawal juga bervariasi, sehingga boleh jadi ada sebagian umat Islam yang merayakannya pada
tanggal Masehi yang berbeda.
Secara etimologis (harfiyah), khuthbah artinya : pidato, nasihat, pesan (taushiyah). Sedangkan
menurut terminologi Islam (istilah syara‟); khutbah ialah pidato yang disampaikan oleh seorang khatib
di depan jama‟ah sebelum shalat Idul Fitri dilaksanakan dengan syarat-syarat dan rukun tertentu, baik
berupa tadzkiroh (peringatan, penyadaran), mau‟idzoh (pembelajaran) maupun taushiyah (nasehat).
Berdasarkan pengertian di atas, maka khutbah adalah pidato normatif, dan memerlukan
persiapan yang lebih matang, penguasaan bahan dan metodologi yang mampu memikat perhatian. Ada
khutbah yang dilaksanakan sesudah sholat, yaitu: khutbah „Idul Fitri, „Idul Adha, khutbah sholat
Gerhana (Kusuf dan Khusuf). Sedangkan khutbah nikah dilaksanakan sebelum akad nikah. Dan
Khutbah Jum‟at dilaksanakan sebelum sholat. Dalam makalah ini yang akan dikaji adalah khusus
tentang khutbah Sholat Idul Fitri.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa itu hari raya Idul Fitri?
1.2.2. Apa sajakah yang menjadi fungsi, dan Syarat sahnya Khutbah?
1.2.3. Apa sajakah Rukun dan Sunnah Khutbah?
1.2.4. Apa sajakah yang makruh dilakukan ketika berkhutbah, dan hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam Khutbah?
1.2.5. Bagaimana pelaksanaan dan perayaan hari raya Idul Fitri di Indonesia?
1.2.6. Bagaimana pelaksanaan dan perayaan hari raya Idul Fitri di berbagai negara Dunia?

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui apa itu hari raya Idul Fitri.
1.3.2. Untuk mengetahui hal-hal yang menjadi fungsi dan syarat sah Khutbah.
1.3.3. Untuk mengetahui Rukun dan Sunnah Khutbah.
1.3.4. Untuk mengetahui hal-hal yang makruh dan yang perlu diperhatikan dalam Khutbah.
1.3.5. Untuk mengetahui pelaksanaan dan perayaan Idul Fitri di Indonesia.
1.3.6. Untuk mengetahui perayaan Idul Fitri di berbagai Dunia.
1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Hari Raya Idul Fitri


Idul Fitri atau juga ditulis dengan Idul Fitri (Bahasa Arab: ‫„ رطفلا ديع‬Īdul-Fiṭr) adalah hari
raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriyah. Hari raya Idul
Fitri adalah merupakan puncak dari pelaksanaan ibadah puasa. Idul Fitri memiliki makna yang
berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa itu sendiri yaitu
manusia yang bertaqwa. Kata Id berdasar dari akar kata aada – yauudu yang artinya kembali
sedangkan fitri bisa berarti buka puasa untuk makan dan bisa berarti suci.

2.2. Fungsi dan Syarat sah Khutbah


2.2.1. Fungsi Khutbah
1. Tahdzir (peringatan, perhatian)
2. Taushiyah (pesan, nasehat)
3. Tadzkir/mau‟idzoh (pembelajaran, penyadaran)
4. Tabsyir (kabar gembiran, harapan)
Berkenaan dengan fungsi khutbah tersebut di atas, maka khutbah disampaikan dengan
bahasa yang mudah difahami oleh jama‟ah (boleh bahasa setempat), kecuali rukun-rukun
khutbah. Allah SWT. berfirman: “Dan tidaklah Kami mengutus Rasul, melainkan dengan
bahasa yang difahami oleh kaumnya, agar ia dapat memberi penjelasan kepada mereka”. (QS.
Ibrahim : 4).
2.2.2. Syarat sah Khutbah
1. Tidak memalingkan pandangan
2. Rukun khutbah dengan bahasa Arab, ittiba‟ kepada Rasulullah SAW.
3. Berturut-turut antara dua khutbah dan shalat
4. Khatib suci dari hadats dan najis,
5. Khatib menutup „aurat, sama dengan persyaratan shalat Idul Fitri
6. Dilaksanakan dengan berdiri kecuali darurat, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Ibnu Umar
r.a: “Sesungguhnya Nabi SAW. apabila keluar pada hari Jum’at, beliau duduk yakni di atas
mimbar hingga muadzin diam, kemudian berdiri lalu berkhutbah”. (HR. Abu Daud).
7. Duduk antara dua khutbah dengan tuma‟ninah, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Ibnu
Umar r.a. ia berkata: “Adalah Nabi SAW. berkhutbah sambil berdiri, kemudian duduk, dan
berdiri lagi sebagaimana kamu semua melakukannya sekarang ini”. (HR. Bukhari dan
Muslim).
8. Terdengar oleh semua jama‟ah
2
9. Khatib adalah laki-laki
10.Khatib lebih utama sebagai Imam sholat

2.3. Rukun dan Sunnah Khutbah


2.3.1. Rukun Khutbah
1. Hamdalah, yakni ucapan “Alhamdulillah” , berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Jabir r.a.
“Sesungguhnya Nabi SAW. berkhutbah pada hari Jum’at, maka (beliau) memuji Allah
(dengan mengucap Alhamdulillah) dan menyanjung-Nya”. (HR. Imam Muslim).
Hamdalah Khutbah itu wajib dimulai dengan hamdalah. Yaitu lafaz yang memuji Allah SWT.
Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah, atau ahmadullah. Pendeknya, minimal
ada kata alhamd dan lafaz Allah, baik di khutbah pertama atau khutbah kedua.
2. Syahadat (Tasyahud), yaitu membaca “Asyhadu anla ilaaha illallah wahdahu laa
syarikalahu wa Asyhadu anna Muhammadan abduhu warasuluhu”, berdasarkan hadits Nabi
SAW:“Tia-tiap khutbah yang tidak ada syahadatnya adalah seperti tangan yang terpotong”.
(HR. Ahmad dan Abu Dauwd).
3. Shalawat
4. Wasiyat Taqwa, antara lain ucapan “Ittaqullah haqqa tuqaatih”.
5. Membaca ayat Al-Qur‟an, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Jabir bin Samurah r.a.:
“Adalah Rasulullah SAW. berkhutbah (dalam keadaan) berdiri dan duduk antara dua
khutbah, membaca ayat-ayat Al-Qur’an serta memberikan peringatan kepada manusia”.
(HR. Jama’ah, kecuali Bukhari dan Tirmidzi).
6. Berdo‟a

2.3.2. Sunnah Khutbah


1. Berdiri di tempat yang tinggi (mimbar)
2. Memberi salam, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Jabir ra.:“Sesungguhnya Nabi SAW.
apabila telah naik mimbar, (beliau) memberi salam”. (HR. Ibnu Majah).
3. Menghadap Jama‟ah, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Adi bin Tsabit dari ayahnya dari
kakeknya: “Adalah Nabi SAW. apabila telah berdiri di atas mimbar, shahabat-shahabatnya
menghadapkan wajah mereka ke arahnya”. (HR. Ibnu Majah).
4. Suara jelas penuh semangat, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Jabir r.a: “Adalah
Rasulullah SAW. apabila berkhutbah kedua matanya menjadi merah, suaranya
lantang/tinggi, berapi-api bagaikan seorang panglima (yang memberi komando kepada
tentaranya) dengan kata-kata “Siap siagalah di waktu pagi dan petang”. (HR. Muslim dan
Ibnu Majah).

3
5. Singkat, padat, akurat dan memikat, Rasulullah SAW. bersabda :“Adalah Rasulullah SAW.
biasa memanjangkan shalat dan memendekkan khutbahnya”. (HR. Nasai dari Abdullah bin
Abi Auf).
6. Gerakan tangan tidak terlalu bebas, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Abdurrahman bin‟
Sa‟ad bin „Ammar bin Sa‟ad ia berkata: “Adalah Nabi SAW. apabila berkhutbah dalam
suatu peperangan beliau berkhutbah atas anak panah, dan bila berkhutbah di hari Jum’at
belaiu berpegangan pada tongkat”. (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi).
7. Seusai khutbah kedua segera turun dari mimbar, berdasarkan hadits Nabi SAW. “Adalah
shahabat Bilal itu menyerukan adzan apabila Nabi SAW. telah duduk di atas mimbar, dan
ia iqomah apabila Nabi SAW. telah turun”. (HR. Imam Ahmad dan Nasai).
8. Tertib dalam membacakan rukun-rukun khutbah, yaitu: Hamdalah, Syahadat, Shalawat,
wasiyat, Ayat Al-Qur‟an dan Do‟a.

2.4. Hal-hal Makruh dan yang perlu diperhatikan dalam Khutbah


2.4.1. Hal-hal Yang Dimakhruhkan Dalam Khutbah
1. Membelakangi Jama‟ah.
2. Terlalu banyak bergerak.
3. Meludah.

2.4.2. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Khotib


1. Melakukan persiapan, mental, fisik dan naskah khutbah
2. Memilih materi yang tepat dan up to date
3. Melakukan latihan seperlunya
4. Menguasai materi khutbah
5. Menjiwai isi khutbah
6. Bahasa yang mudah difahami
7. Suara jelas, tegas dan lugas
8. Pakaian sopan, memadai dan Islami
9. Waktu maksimal 15 menit
10. Bersedia menjadi Imam shalat Jum‟at

2.4.3. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Khutbah


1. Pakaian hendaklah sopan dan jangan menyalahi adat istiadat kebiasaan masyarakat itu.
2. Bahasanya hendaklah fasih, jelas dan tepat.

4
3. Ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadits hendaklah diucapkan dengan lidah fasih dan jitu. Hendaklah
jangan melakukan kesalahan mengatakan ayat Al-Qur‟an sebagai Hadits dan Hadits dinyatakan
sebagai Al-Qur‟an.
4. Berkhutbah hendaknya tenang dan susunan bahasanya dapat dimengerti orang.
5. khutbah hendaklah telah siap ditulis, sehingga khatib dapat berbicara tepat tidak bertele-tele.
6. Kuatkanlah keyakinan, bahwa tujuan khutbah adalah ibadat.
7. Seorang khatib hendaklah betul-betul menjadi teladan yang baik dan memberi pimpinan yang baik
kepada masyarakat.
8. Jangan membanggakan diri.
9. Isi khutbah jangan menyinggung kehormatan golongan lain dan pilihlah acara khutbah yang
sifatnya umum.
10. Dengan suara yang cukup keras didengar seluruh pengunjung masjid.

2.5. Hari Raya Idul Fitri di Indonesia


Umat Islam di Indonesia menjadikan Idul Fitri sebagai hari raya utama, momen untuk
berkumpul kembali bersama keluarga, apalagi keluarga yang karena suatu alasan, misalnya
pekerjaan atau pernikahan, harus berpisah. Mulai dua minggu sebelum Idul Fitri, umat Islam di
Indonesia mulai sibuk memikirkan perayaan hari raya ini, yang paling utama adalah Mudik atau
Pulang Kampung, sehingga pemerintah pun memfasilitasi dengan memperbaiki jalan-jalan yang
dilalui. Hari Raya Idul Fitri di Indonesia diperingati sebagai hari libur nasional, yang diperingati
oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang memang mayoritas Muslim. Biasanya, penetapan
Idul Fitri ditentukan oleh pemerintah, namun beberapa ormas Islam menetapkannya berbeda. Idul
Fitri di Indonesia disebut dengan Lebaran, di mana sebagian besar masyarakat pulang kampung
(mudik) untuk merayakannya bersama keluarga. Selama perayaan, berbagai hidangan disajikan.
Hidangan yang paling populer dalam perayaan Idul Fitri di Indonesia adalah ketupat, yang memang
sangat familiar di Indonesia, dan Malaysia. Bagi anak-anak, biasanya para orang tua memberikan
uang raya kepada mereka. Selama perayaan, biasanya masyarakat berkunjung ke rumah-rumah
tetangga ataupun saudaranya untuk bersilaturahmi, yang dikenal dengan “halal bi-halal”, memohon
maaf dan keampunan kepada mereka. Beberapa pejabat negara juga mengadakan open house bagi
masyarakat yang ingin bersilaturahmi.

2.6. Hari Raya Idul Fitri di berbagai Negara


1. Asia Tenggara
Di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam, Idul Fitri dikenal juga dengan sebutan
Hari Raya Puasa, Hari Raya Aidilfitri atau Hari Raya Fitrah. Masyarakat di Malaysia dan
Singapura turut merayakannya bersama masyarakat Muslim diseluruh dunia. Seperti di
5
Indonesia, malam sebelum perayaan selalu diteriakkan takbir di masjid ataupun mushala,
yang mengungkapkan kemenangan dan kebesaran Allah, tuhan umat Islam.
Diperkampungan, biasanya banyak masyarakat yang menghidupkan pelita atau panjut, atau
obor di Indonesia. Banyak bank, perkantoran swasta ataupun pemerintahan yang tutup
selama perayaan Idul Fitri hingga akhir minggu perayaan. Masyarakat di sini biasanya
saling mengucapkan “Selamat Hari Raya” atau “Salam Aidil Fitri” dan “Maaf lahir dan
batin” sebagai ungkapan permohonan maaf kepada sesama. Di Malaysia juga ada tradisi
balik kampung, atau mudik di Indonesia. Di sini juga ada tradisi pemberian uang oleh para
orang tua kepada anak-anak, yang dikenal dengan sebutan duit raya. Umat Muslim adalah
minoritas di Filipina, sehingga sebagian besar masyarakat tidak nasional oleh pemerintah
dalam Republic Act No. 9177 dan berlaku sejak 13 November 2002.

2. Arab Saudi
Di Arab Saudi, tepatnya di Riyadh, umat Islam mendekorasi rumah saat Idul Fitri tiba.
Sejumlah perayaan digelar seperti pagelaran teater, pembacaan puisi, parade, pertunjukan
musik, dan sebagainya. Soal menu Lebaran, umat Islam di sana menyantap daging domba
yang dicampur nasi dan sayuran tradisional. Hal ini juga terjadi di Sudan, Suriah, dan
beberapa negara Timur Tengah lainnya.

3. Tiongkok
Di Tiongkok, tepatnya di Xinjiang, perayaan lebaran justru tampak meriah. Kaum pria
mengenakan jas khas dan kopiah putih, sementara wanita memakai baju hangat dan
kerudung setengah tutup. Seusai salat Id, pesta makan dan bersilaturahim pun dilakukan

4. Eropa
Di Eropa, perayaan Idul Fitri tidak dilakukan dengan begitu semarak. Di Inggris
misalnya, Idul Fitri tidak diperingati sebagai hari libur nasional. Kaum muslimin di Inggris
harus mencari informasi tentang hari Idul Fitri. Biasanya, informasi ini didapat dari Islamic
Centre terdekat atau dari milis Islam. Idul Fitri dirayakan secara sederhana di Inggris.
Khotbah disampaikan oleh Imam masjid setempat, dilanjutkan dengan bersalam-salaman.
Biasanya di satu area di mana terdapat banyak kaum Muslimin di sana, kantor-kantor dan
beberapa sekolah di area tersebut akan memberikan satu hari libur untuk kaum muslimin.
Untuk menentukan hari Idul Fitri sendiri, para ulama dan para ahli agama Islam sering
mengadakan rukyat hisab untuk menentukan hari raya Idul Fitri.

5. Amerika
Umat Muslim di Amerika Utara pada umumnya merayakan Idul Fitri dengan cara yang
tenang dan khidmat. Karena penetapan hari raya bergantung pada peninjauan bulan,
6
seringkali banyak masyarakat tidak sadar bahwa hari berikutnya sudah Idul Fitri.
Masyarakat menggunakan metode yang berbeda untuk menentukan penghujung Ramadan
dan permulaan Syawal. Orang Amerika Utara yang berada di wilayah timur bisa jadi
merayakan Idul Fitri pada hari yang berbeda dibanding mereka yang di wilayah barat. Pada
umumnya, penghujung Ramadan diumumkan via surel, situs web, atau melalui sambungan
telepon. Umumnya, keluarga Muslim di Barat akan bangun sangat pagi sekali untuk
menyiapkan makanan kecil. Setiap orang didorong untuk berpakaian formal dan baru.
Banyak keluarga-keluarga yang memakai pakaian tradisional dari negara mereka, karena
kebanyakan Muslim di sana ialah imigran. Selanjutnya mereka akan pergi ke majlis yang
paling dekat untuk salat. Salat itu bisa diadakan di masjid lokal, ruang pertemuan hotel,
gelanggang, ataupun stadion lokal. Salat Idul Fitri sangat penting, dan umat Muslim
didorong untuk salat Id memohon ampunan dan pahala. Setelah salat, ada kutbah di mana
imam memberikan nasihat bagi jamaahnya dan biasanya didorong untuk mengakhiri setiap
kebencian ataupun kesalahan lampau yang mungkin mereka punya. Setelah salat dan
kutbah, para jamaah saling memeluk dan satu sama lain saling mengucapkan selamat Idul
Fitri. Muslim di Amerika Utara juga merayakan Idul Fitri dengan cara saling memberi dan
menerima hadiah kepada keluarga. Empire State Building di New York City, Amerika
Serikat, memancarkan lampu- lampu berwarna hijau sebagai penghormatan terhadap hari
raya Idul Fitri pada tanggal 12-14 Oktober 2007.

7
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Khutbah yang dilaksanakan sesudah sholat, yaitu: khutbah „Idul Fitri, „Idul Adha, khutbah
sholat Gerhana (Kusuf dan Khusuf) dan Khutbah istisqa (meminta hujan). Sedangkan khutbah nikah
dilaksanakan sebelum akad nikah. Dan Khutbah Jum‟at. Dalam makalah ini yang akan dikaji adalah
khusus tentang khutbah Sholat Idul Fitri.
Berkenaan dengan fungsi khutbah tersebut di atas, maka khutbah disampaikan dengan bahasa
yang mudah difahami oleh jama‟ah (boleh bahasa setempat), kecuali rukun-rukun khutbah. Allah
SWT. Berfirman: “Dan tidaklah Kami mengutus Rasul, melainkan dengan bahasa yang difahami oleh
kaumnya, agar ia dapat memberi penjelasan kepada mereka”. (QS. Ibrahim : 4).
Idul Fitri adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan
Hijriyah. Hari raya Idul Fitri adalah merupakan puncak dari pelaksanaan ibadah puasa. Idul Fitri
memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa itu
sendiri yaitu manusia yang bertaqwa.

3.2. Saran
Dengan kerendahan hati, penulis merasa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari
kesempuraan. Saran kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah sehingga
akan lebih bernanfaat kontibusinya bagi hazanah keilmuan. Wallahu a’lam.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai