Anda di halaman 1dari 14

MUNASABAH

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur


Mata Kuliah “Ulumul Qur’an “

Dosen Pengampu : Malia Fransisca, M.Pd.I

Disusun Oleh:
1. Ahmad Zulkifli (1817405006)
2. Ainuni Ulin Na'mah (1817405007)
3. Ilham Khairuman (1817405020)
4. Maretanisa Windansa Putri (1817405029)
5. Rizal Khoirul Ngula (1817405085)
6. Afri Nida Aniasih (1817404002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN


ZUHRI PURWOKERTO
2021
KATA PENGANTAR

Segala rasa syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT atas
limpahan 1Rahmat dan 1Hidayah-Nya 1sehingga kami 1dapat 1menyelesaikan
penyusunan 1makalah dengan judul 1“Munasabah” dengan tepat waktu.
Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW. Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
partisipasi serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karenanya penyusun
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Malia Fransisca M.Pd.I selaku dosen
pengampu mata kuliah “Ulumul Qur’an”.
Dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi isi, teori, dan sistematika
penulisannya. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat
penyusun harapkan dan kami mengharapkan semoga dengan dibuatnya makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penyusun di hari ini maupun
yang akan datang.
Purwokerto, 20 November 2021

Penyusun
BAB I
1PENDAHULUAN
A. 1Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam di dunia ini diturunkan
Allah SWT dengan jalan mutawattir kepada kita yaitu 1Nabi 1Muhammad
1SAW yang menjadi sebuah mukijdzat dari kerasulannya, Al-Qur’an juga
berisi Wahyu Allah sebagai petunjuk kepada manusia untuk jalan yang
sesuai dan lurus agar setiap manusia tetap beriman kepada 1Allah 1SWT
sebagai pencipta Alam seisinya, meyakini Allah SWT karena telah
mengutus seorang rasul yang bertujuan agar menyampaikan pesan yang
terkandung dalam 1wahyu-Nya sehingga tidak ada umat yang
mempertanyakan apakah petunjuk dari Allah SWT sudah ada sehingga kami
(umat Islam) mendapat siksa setelah penghisaban serta sesunguhnya Allah
tidak akan menyalahi segala janji-Nya.
Setiap ayat (wahyu) yang diturunkan kepada Rasulullah SAW sudah
otomatis menjelaskan banyak isi kandungan, setiap peristiwa yang terjadi
akan mendapatkan sebuah jawaban dari wahyu yang sudah turun untuk-Nya,
ada sahabat dari Nabi SAW bertanya kemudian Nabi SAW menjawabnya,
tidak hanya hawa nafsu tapi yang telah diwahyukan dari 1Allah SWT dan
maha benar 1Allah dengan 1firman-Nya. Ketika masa Rasulullah 1SAW
semua ketidaktahuan sahabat terhadap ayat 1Al-Qur’an bisa langsung
ditanyakan pada Rasulullah SAW tentang apa yang dimaksud, setelah
wafatnya Rasulullah SAW tidak ada lagi penjelasan oleh sang nabi, hanya
1Hadits, 1khabar, 1Atsar dan diyakini memiliki keaslian dari nabi sehingga
dapat dijadikan sebagai rujukan. Penjelasan atau penafsiran Ayat 1Al-
Qur’an bersamaan dengan 1Hadits yang menerangkan 1Asbabun Nuzul
tentang turunnya 1ayat tersebut, akan tetapi adanya permasalahan kemudian
muncul, lalu bagaimana dengan 1ayat yang tidak ada 1Asbabun Nuzulnya?
Maka muncullah jawaban dari sebagian ulama yang memasukkan sebuah
ilmu termasuk dalam kategori ulumul qur’an yaitu 1Munasabah Al-qur’an.
B. Rumusan Masalah
1. 1Apa pengertian 1Munasabah.
2. 1Apa saja kaidah-kaidah 1Munasabah.
3. 1Apa saja macam-macam Munasabah.
4. 1Apa saja urgensi dan kegunaan mempelajari Munasabah.

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian Munasabah.
2. Menjelaskan kaidah-kaidah Munasabah.
3. Menjelaskan macam-macam Munasabah.
4. Menjelaskan urgensi dan kegunaan mempelajari Munasabah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Muhkam Al-Mutasyabih


1. Menurut Bahasa
Munasabah sendiri memiliki arti yaitu persesuaian atau
dengan kata lain hubungan/relevasi. Sedangkan untuk bagian dari Al
Qur’an sendiri yaitu ayat dan juga surah. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ilmu munasabah pada Al-Qur’an yaitu ilmu
tentang menerangkan hubungan antara ayat ataupun surah satu
dengan surah lainnya. Oleh karena itu, Sebagian dari pengarang
memberikan nama dalam ilmu ini dengan nama “1Ilmu 1Tanasub
1Al 1Ayat 1Wa 1Al 1Suwar” yang berarti ilmu menjelaskan tentang
persesuaian antara 1ayat atau 1surah yang satu dengan ayat atau
surah lainnya.
2. Menurut Istilah
Untuk ilmu munasabah sendiri memiliki pengertian yaitu
ilmu yang mengkaji atau mempelajari tentang alasan penertiban dari
bagian-bagian Al-Qur’an yang mulia. Ilmu munasabah ini juga
menjelaskan dari hubungan antara beberapa ayat atau beberapa surah
Al-Qur’annya saja. Lalu, apakah hubungan itu dapat berupa sebuah
ikatan antara ikatan umun dan ikatan khusus, bahkan antara 1abstrak
dan juga 1konkrit, atau pula antara sebab dan juga akibat, atau juga
antara 1Illat dan 1Ma’lulnya, serta antara 1rasionil maupun
1irrasionil, bahkan antara 1dua hal yang 1kontradiksi.
Dapat disimpulkan bahwa, pengertian dari munasabah sendiri
itu tidak hanya sesuai dengan arti yang sama (sejajar) dan beda
(paralel) saja, tetapi kontradiksi pun termasuk kedalam pengertian
munasabah. Seperti setelah menerangkan orang yang mukmin
kemudian menerangkan tentang orang kafir dan lain sebagainya. Ini
dikarenakan, ayat yang terkandung dalam Al-Qur’an itu kadang
dapat termasuk 1Takhshush dengan kata lain pengkhususan dari ayat
yang umum dan juga sebagai penjelasan yang spesifik atau nyata
terhadap hal yang abstrak, sering juga sebagai penerjemah sebab dari
suatu akibat yang terjadi.

B. Kaidah-kaidah dalam Munasabah


Ada tujuh kaidah munasabah yang ada di dalam al-qur’an, dengan
demikian dalam memahami keserasian antara makna dari al-qur’an yang
bermanfaat ini. Pemahaman tentang keseimbangan (korelasi) serta hubungan
antara ayat-ayat itu bukan hal bersifat tauqifi, tetapi memiliki dasar pada
ijtihad oleh seorang mufasir dan tingkat pendalaman terhadap mukjizat dari
al-Qur’an, ada juga rahasia tentang retorika, dan keterangannta yang juga
mandiri. Apabila korelasi itu baik dalam makna, keharmonisan dalam
konteks dan memiliki kesesuaian terhadap asas 1kebahasan yang ada pada
ilmu bahasa arab, sehingga 1korelasi tersebut memiliki arti diterima. Adapun
kaidah-kaidah dalam munasabah yaitu:
1. Munasabah antara surat dengan surat
Surat di dalam Al-Qur’an memiliki munasabah. Ini
dikarenakan surat turun kemudian menjelaskan tentang semua hal
yang disebutkan secara umum pada surat yang sudah turun
sebelumnya. Contohnya surat Al-Baqarah merupakan penjelasan
bagi surat Al-Fatihah. Dalam surat Ali-Imran yang merupakan surat
selanjutnya yang menjelasakan lebih lanjut tentang kandungan dari
surat Al-Baqarah. Munasabah dapat menciptakan sebuah tema
keseluruhan (sentral) dari berbagai surat. Misalnya ikrar dalam
ketuhanan, kaidah-kaidah dalam agama, dan dasar-dasar dalam
agama ini merupakan kumpulan tema keseluruhan (sentral) dari
surat Al-Fatihah, Al-Baqarah, serta Ali-Imran. Dari ketiga surat ini
saling mendukung dengan tema keseluruhan (sentral) tersebut.
2. Munasabah antara nama surat dengan kandungnnya.
Banyaknya nama surat yang ada dalam Al-Qura’n
mempunyai keterkaitan terhadap pembahasan pada isi suratnya.
Contohnya surat Al-Fatihah disebut sebagai ummu al-kitab ini
dikarenakan mencangkup dari banyaknya tujuan dari Al-Qur’an.
3. Munasabah antara kalimat dengan kalimat dalam satu surat.
Adakalanya munasabah memakai huruf ‘athaf (kata
hubungan) dan adakalanya tidak memakai juga. Munasabah yang
memakai huruf ‘athaf biasanya mengambil bentuk tadhad
(berlawanan) ini yang ada pada pengertian munasabah antara kalimat
dalam Al-Qura’an Munasabah antara ayat dengan ayat dalam satu
surat.
Munasabah bentuk ini dapat dilihat dalam surah pendek yang
ada di dalam Al-Qur’an. Contohnya pada surah Al-Ikhlas, yang mana
dari ayat-ayat yang terdapat dalam surah tersebut menguatkan
terhadap tema pokoknya yaitu tentang Keesaan Tuhan (Tuhan hanya
Satu).
4. Munasabah antara penutup ayat dengan isi ayat.
Tujuan dari munasabah ini yaitu sebagai 1tamkin
(peneguhan), 1tashdir (pengembalian, 1tausyih (penyelapangan),
1iqhal (penjelasan tambahan dan penajaman makna).
5. Munasabah antara awal uraian surat dengan akhir uraian surat.
Dari munasabah ini dilihat contohnya terdapat pada surah Al-
Qashash. Awal dari surah ini sudah jelas memaparkan tentang
perjuangan Nabi Musa as, dan pada akhir surah ini menyampaikan
kabar gembira kepada Rasulullah SAW yang sedang dibawah
tekanan dari umatnya dan mengembalikannya ke kota Mekkah. Pada
awal surah tentang larangan untuk menolong orang yang sudah
melakukan dosa dan pada akhir surat ini tentang larangan menolong
terhadap orang kafir. Dari munasabah ini memiliki kesamaan dari
situasi yang terjadi dan juga memiliki kesamaan dalam mendapat
kebahagiaan dari Allah SWT.
6. Munasabah antara akhir satu surat dengan awal surat.
Diantara terdapat dalam surat Al-Hadid, yaitu:
“1Semua yang berada dilangit dan yang berada dibumi
bertasbih kepada Allah. Dan Dia Maha Gagah dan Maha Bijaksana.”
Dan akhir surat Al- Waqi’ah ayat 56 sebagai berikut:
“1Maka bertasbihlah dengan nama Tuhanmu yang Maha
Mulia”
Dan dapat disimpulkan dalam munasabah disini adalah antara
perintah bertasbih pada akhiran surat Al-Waqiah dan keterangan
yang ada bertasbihnya semua yang ada dilangit dan bumi terdapat
pada awal surat Al-Hadid.1

C. Macam-macam Munasabah
1. Munasabah jika kita tinjau dari segi sifatnya terbagi menjadi dua bagian:
a. Zhahirul Irtibath
Munasabah Zhahirul Irtibath merupakan munasabah
yang mana ada karena bagian dalam al-qur’an antara satu
bagian dengan bagian lainnya terlihat jelas dan kuat yang
mana disebabkan oleh adanya kaitan atau hubungan yang
kuat antara satu kalimat dengan kalimat yang lain. Dalam
satu surat terdapat beberapa ayat yang mana didalamnya
menjelaskan mengenai suatu kejadian dan ayat-ayat yang
ada dalam surat tersebut salah satunya ada yang menjadi
penguat ayat sebelumnya,tafsir ayat sebelumnya,
penghubung antara ayat pertama dan selanjutnya, sebagai
penjelas, pengecualian atau batas antara satu ayat dengan

1
Jurnal Syahadah, Vol. VII, No. 2, Oktober 2019. Hal. 93. Penulis : Dewi Murni
(Dosen IAT, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indragiri).
ayat yang lainnya sehingga semua ayat yang ada dalam
satu surat tersebut utuh satu kesatuannya dan tidak dapat
terpisahkan. Contohnya: munasabah dalam surat Al-Isra
ayat satu dan dua yang didalamnya menerangkan
mengenai turunnya kitab Taurat yang diberikan kepada
Nabi Musa A.S yang mana dua ayat tersebut menjelaskan
mengenai pengutusan nabi dan rasul.

b. Khafiyatul Irtibath

Munasabah Khafiyatul Irtibath merupakan


munasabah yang ada karena adanya ketidaksesuaian
antara bagian-bagian ayat dalam al-qur’an yang
disebabkan dengan adnaya ayat-ayat yang seperti berdiri
sendiri baik karena hubungannya dengan ayat lain maupun
karena adanya pertentangan antara satu dengan yang
lainnya. Dalam munasabah Khafiyatul Irtibath dapat kita
lihat tanda-tandanya yaitu: adanya huruf athaf dalam ayat
tersebut seperti dalam surat Al-Ghasiyah ayat 17-20 yang
artinya:

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta


bagaimana diciptakan. Dan langit, bagaimana
ditinggikan. Dan gunung-gunung, bagaimana ditegakkan.
Dan bumi, bagaimana dihamparkan.”

Jika kita perhatikan ayat-ayat di atas tidak terikat


dan terkait antara satu dengan yang lainnya, meskipun dari
segi hakikatnya ayat-ayat di atas saling berkaitan. Sebutan
untuk kata langit,gunung, bumi, dan unta mpunyai kaitan
yang sangat erat dengan kebiasaan yang dilakukan oleh
lawan bicara yang tinggal di daerah gurun pasir atau
padang pasir yang mana keseharian mereka beternak unta
yang dimana keseharian mereka tersebut tidak akan
berjalan dengan lancar tanpa adanya sebuah pengairan
yang diturunkan dari langit dapat menghidupkan rumput-
rumput sebagai pakan ternak mereka dan juga gunung
maupun bukit yang dijadikan sebagai tempat berteduh dan
mencari pakan rumput dan aie untuk ternak mereka
dengan berpindah-pindah dari bukit dan gunung satu ke
yang lainnya yang ada di hamparan bumi Allah yang
sangat luas.2

2. Jika ditinjau dari segi materi yang ada didalamnya maka


munasabah dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1) Munasabah ayat : kesesuaian hubungan antara satu ayat
dengan ayat yang lain dalam sebuah surat dalam al-
qur'an.
2) Munasabah surat: susunan dalam sebuah surat yang
dipertimbangkan secara logis dan filosofis3. Hubungan
antar surat tersebut dari segi cakupannya dapat kita lihat
dari:4
a.Hubungan nama-nama surat
Contoh: surat al-mu’minun dan an-Nur
yang diteruskan dengan al-furqan. Hubungan
ketiga surat tersebut adalah orang mu’min yang
ada dibawah naungan cahaya yang menunjukan
mereka agar bisa membedakan antara yang haq
atau benar dan yang bathil atau salah.
b. Hubungan awal dan akhir surat sebelumnya
Contoh: awal surat al-Hadid dan akhir
surat al-Waqi’ah.

2
Muhammad Chirzin, Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm.53
3
Supriana dan M. Karman. Ulumul Qur’an, (Bandung: Pustaka Islamika, 2002),
hlm.164.
4
Supriana dan M. Karman. Ulumul Qur’an, (Bandung: Pustaka Islamika, 2002),
hlm.166.
c.Hubungan awal dan akhir surat yang terdapat
hubungan antara awal dan akhirannya.
Contoh: surat al-qasash yang dimulai
dengan pembahasan mengenai kisah raja Firaun
dan Nabi Musa beserta korin-korinnya, dari segi
akhir surat tersebut terdapat peringatan dari Allah
SWT untuk orang-orang Islam untuk menolong
orang-orang kafir karena Allah SWT lah yang
akan membukakan pintu hidayah untuk mereka
(orang-orang kafir).
d. Hubungan dua surat dalam hal pembahasan
materi dan isi yang terkandung didalamnya.
Contoh: Hubungan antara surat Al-fatihah
dan Al-Baqarah yang mana surat Al-fatihah
secara menyeluruh membahas tema mengenai
aqidah, mu’amalah, kisah, ancaman dan juga
janji Allah kepada hambanya yang beriman. Dan
surat Al-Baqarah sendiri merupakan penjelas
secara rinci dari surat Al-fatihah.

D. Urgensi dan Manfaat Mempelajari Munasabah


Munasabah mempunyai posisi yang penting sama halnya dengan
asbabun nuzul sebuah surat ataulun ayat dalam al-qur’an. Hal tersebut
diungkapkan oleh Muhammad Abdullah Darraz yang mengatakan bahwa “
Meski dalam sebuah surat banyak permasalahan yang termuat atau
terkandung didalamnya, hal tersebut merupakan satu kesatuan atau intisari
atau penjelasan antara satu ayat sebelum dan sesudahnya yang saling terikat
satu sama lain. Maka dari itu bagi siapa saja yang ingin mempelajari dan
memahami tentang sistematika dalam suatu surat yang ada dalam Al-Qur’an
maka ia harus memperhatikan secara keseluruhan seperti dari segi
permasalahannya”.
Para ulama bersepakat perihal al-qur’an yang diturunkan dalam jangka
waktu 20 tahun terdapat macam-macam hukum dan asbabun nuzul yang
berbeda-beda yang mana antar satu ayat atau surat satu dengan lainnya
mempunyai korelasi atau hubungan. Dari kesepakatan tersebut Az-Zarkasyi
berpendapat bahwa jika dalam suatu ayat terdapat asbabun nuzulnya maka hal
yang paling utama adalah mengetahui mengenai munasabahnya.5
Dari segi manfaat atau kegunaan mempelajari munasabah diantaranya:
Mengetahui korelasi bagian-bagian yang terdapat dalam al-quran yang dapat
ditinjau dari segi antar kalimat, ayat-ayat, ataupun surat-suratnya sehingga
dapat mengetahui.secara lebih jauh dari segi pengetahuan, pengenalan
terhadap al-qur’an, dan juga memperkuat keyakinan dalam diri mengenai
wahyu dan mu’jizat yang ada dalam al-qur’an.
1. Mengetahui kualitas dan tingkatan kebahasaan yang termuat dalam
al-qur’an yang dapat dari segi konteks kalimat satu dengan yang
lainnya.
2. Ilmu munasabah sangat membantu dalam penafsiran ayat-ayat Al-
Qur’an sehingga dalam istimbatul ahkam atau penggalian suatu
hukum beserta kandungannya dapat dilakukan secara mudah.

BAB III

5
Nurjanah Najibah Nida , “Urgensi Munasabah Ayat dalam Penafsiran Al-
Qur’an”. Jurnal al-Fath, Vol. 14, No. 1, (Januari-Juni) 2020. Hlm.126.
PENUTUP

Kesimpulan
Ilmu munasabah adalah ilmu yang mempelajari tentang alasan-
alasan penertiban dari bagian-bagian Al Qur’an yang mulia. Ilmu ini
menjelaskan segi-segi hubungan antara beberapa ayat atau beberapa surah
Al Qur’an yang memiliki kaidah-kaidah serta macam-macam yang mana
dapat diurgensikan dan digunakan dalam mempelajari ilmu munasabah
dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Chirzin, Muhammad. 2009. Ulumul Qur’an. Yogyakarta: Teras.


Jurnal Syahadah.2019. Vol. VII, No. 2. Penulis : Dewi Murni (Dosen IAT, Fakultas
Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indragiri).

Nida,Nurjanah Najibah. 2020. “Urgensi Munasabah Ayat dalam Penafsiran Al-Qur’an”.


Jurnal al-Fath. Vol. 14. No. 1.

Supriana dan M. Karman. 2002. Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Islamika.

Anda mungkin juga menyukai