Untuk memenuhi salah satu tugas Ulumul Qur’an yang diampu oleh:
Disusun oleh :
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan masalah ini.Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan dan
pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini
juga dapat berguna bagi kita bersama. Semoga makalah yang kami buat ini dapat
membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………....iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………...1
C. Tujuan Pembahasan Masalah…………………………………………2
A. Analisis Munasabah……………………………………………………3
B. Bentuk-bentuk Munasabah……………………………………………5
C. Faedah Munasabah…………………………………………………….9
A. Kesimpulan…………………………………………………………….10
B. Saran………………………………………………………….………..10
DAFTAR RUJUKAN.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-qur’an merupakan Hudanlinnas/petunjuk bagi umat manusia. Al-
qur’an merupakan wahyu yang di turunkan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai rahmatan lil’alamin/rahmat bagi semua alam
melalui perantara malaikat jibril. Al-qur’an berisi semua tentang petunjuk
serta pedoman hidup bagi seorang muslim. Al-qur’an merupakan kitab Agung
yang berbahasa arab serta di jaga oleh Allah SWT kemurniannya hingga akhir
zaman.
Ilmu-ilmu pengetahuan yang bersumber dari Al-qur’an seperti ilmu
qira’at,ilmu tajwid,ilmu tafsir,kaligrafi dan lain sebagainya. Sebagai umat
islam kita dianjurkan untuk belajar Al-qur’an. Bukan hanya membacanya saja,
namun juga mengkaji maknanya serta mengamalkannya didalam kehidupan
kita sehari-hari. Dalam mengkaji maknanya maka kita akan belajar mengenai
tafsir Al-qur’an yang di dalamnya terdapat banyak sub bab. Banyak orang
membaca Al-qur’an mempunyai gaya bahasa yang indah, terkadang masih
banyak yang belum dapat memaknai Al-qur’an. Karena hubungan antar satu
ayat dengan ayat lain, hubungan satu ayat dengan satu surat lain serta
hubungan antar satu surat dengan surat lain. Maka diperlukan pembelajaran
tentang munasabatul qur’an/hubungan antar ayat dengan ayat, ayat dengan
surat,surat dengan surat agar kita dapat memahami Al-qur’an dengan benar.
B. Rumusan Masalah
1 . Bagaimana pengertian munasabah ?
2 . Apa bentuk – bentuk munasabah ?
3 . Apa faedah mempelajari munasabah ?
1
2
C. Tujuan Penulisan
1 . Menjelaskan pengertian munasabah
2 . Menjelaskan bentuk – bentuk munasabah
3 . Menjelaskan faedah atau manfaat mempelajari munasabah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Analisis Munasabah
Jika ilmu asbab an-nuzul mengaitkan satu ayat atau sejumlah ayat dengan
konteks sejarahnya maka focus perhatian ilmu “persesuaian (munasabah) antarayat
dan beberapa surat”bukan pada kronologi historis dari bagian-bagian teks,tetapi aspek
pertautan antar ayat dan surat menurut urutan teks, yaitu teks disebut dengan “urutan
bacaan” sebagai bentuk lain dari “urutan turunnya ayat”.
Dari sudut ini, perbedaan dari ilmu munasabah dengan ilmu asbab an-nuzul
adalah yang pertama mengkaji hubungan-hubungan tesk dalam bentuknya yang akhir
dan final, sementara yang kedua mengkaji hubungan bagian teks dengan kondisi
eksternal, atau konteks eksternal pembentuk teks. Dengan kata lain perbedaan itu
adalah perbedaan antara kajian tentang keindahan teks dengan kajian tentang
kerancuan teks terhadap realitass eksternal. Dari sini kita dapat memahami mengapa
1
Zenrif M.F,Sintesis Paradigma Studi Al-Qur’an(Malang:UIN Malang Press,2008,),hal.227
1
Ibid,hal.228
3
4
ulama kuno berpendapat bahwa ilmu asbab an-nuzul adalah ilmu “historis”, sementara
ilmu munasabah adalah ilmu “stislitika” dengan pengertian bahwa ilmu ini
memberikan perhatiannya pada bentuk-bentuk kertekaitan antara ayat-ayat dan surat-
surat:
Munasabah antara surat al-fatihah dengan surat-surat yang ada di dalam al-qur’an.
2
Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualitas Al-Qur’an (Yogyakarta:LKiS Pelangi Aksara,2001,),hal.201
3
Ibid.,hal.203
7
hubungan perdagangan dan ekonomi. Jika hukum-hukum syari’at, baik dalam tatanan
hubungan social ataupun perdagangan dan ekonomi, hanya sekadar sarana untuk
mencapai tujuan dan sasaran lain, yaitu melindungi masyarakat dan menjaga
keselamatannya maka tujuan dan sasaran tersebut diberi jaminan dalam Surat Al-an’am
dan Surat al-A’raf. Oleh karena itu, urutan surat dalam mushhaf didasarkan pada asas
mendahulukan yang universal yang pertama-tama dibentuk oleh Surat al-Fatihah,
kemudian Surat al-Baqarah memikul tugas menjelaskan hukum-hukum, sementara
Surat Ali Imran memuay”jawaban atas keragu-raguan musuh” terhadap hukum-hukum
tersebut, sedangkan Surat An-nisa’ dan al-Maidah berfungsi sebagai rincian hukum
yang berkaitan dengan berbagai bentuk hubungan, kemudian dua surat berikutnya,
yaitu al-An’am dan al-A’raf menjelaskan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran syari’at
dari rincian hukum-hukum tersebut.4
Contohnya dalam surat al-Mukminun, ayat pertama menjelaskan bahwa orang yang
beriman adalah orang yang beruntung. Adapun ayat terakhir menjelaskan orang-orang
kafir itu tidak beruntung.
Contohnya akhir surat al-Waqi’ah ayat 96 dengan akhir ayat tersebut sesuai
dengan awal surat selanjutnya al-Hadid ayat 1
4
Ibid.,hal.203-204
8
Munasabah tidak ada karena ayat-ayat al-Qur’an diturunkan sesuai dengan kejadian
yang berbeda-beda.
Munasabah ada karena ayat-ayat al-Qur’an yang diturunkan sesuai dengan kejadian itu,
hanyalah turunnya saja tetapi tertibnya ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan hikmah dan
sesuai dengan al-Qur’an yang ada di Lauhil Mahfudz karena deluruh urutan ayat dan
surat itu adalah taufiqi:5
Ada kalanya:
a) Merupakan ‘athaf
Contohnya seperti munasabah antara ayat 102 surat Ali ‘Imron yang memakai huruf
‘athaf wawu dengan surat ALI ‘Imron ayat 103. Hubungannya yaitu ayat 102 surat Ali
‘Imron menyuruh bertaqwa dan ayat 103 surat Ali ‘Imron menyuruh berpegang teguh
kepada allah, 2 hal yang sama.
b) Tidak di ‘athafkan
Dan landasannya adalah qarinah ma’nawiyah (hubungan arti). Bentuk-bentuknya
adalah :
1. Al-Tandzir
Maksudnya membandingkan suatu hal yang sebanding atau sama. Contoh:
munasabah antar ayat 4 surat al-Anfal dengan ayat 5 surat al-Anfal. Kedua ayat tersebut
sama-sama menerangkan tentang kebenaran. Ayat 4 menerangkan kebenaran status
mereka sebagai kaum Mukminin dan ayat 5 menerangkan kebenaran bahwa Rasululloh
diperintahkan hijrah.
5
Muhammad Saifudin Zuhri,Buku Ajar Qur’an,(Pusat Penerbitan dan Publikasi Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri:Tulungagung.).
9
2. Al-Mudhadat
Maksudnya yang munasabah 2 pernyataaan berlawanan. Contoh ayat 3-5 surat al-
Baqarah. Ayat-ayat tersebut menjelaskan sifat-sifat orang Mukmin. Sedangkan ayat
setelahnya menjelaskan tentang sifat-sifat orang kafir yang berlawanan dengan sifat-
sifat orang Mukmin.
3. Al-Istithrad
Maksudnya mengalihkan kepada pembicaraan lain. Contohnya pada ayat 54 surat
Shad yang membicarakan rizki dari ahli surga. Kemudian ayat 55 surat Shad diahlikan
pembicaraan kepada nasib orang-orang yang durhaka yang benar-benar akan kembali
ketempat yang buruk sekali.
4. Al-Takhallush
Maksudnya peralihan terus menerus dan tidak kembali lagi pada pembicaraan yang
pertama. Contoh dalam surat al-Ghasyiyah ayat 17-20. Ayat-ayat ini mengandung
peralihan pembicaraan terus menerus dari pembicaraan onta, langit, gunung, dan tanah.
3. Faedah Ilmu Munasabah
1. Mengetahui bagian antara bagian dari al-Qur’an, baik antara kalimat-kalimat atau ayat-
ayat maupun surat-suratnya yang satu dengan yang lainnya, sehingga lebih
memperdalam pengetahuan dan pengenalan terhadap al-Qur’an dan memperkuat
keyakinan terhadap kewahyuan dan kemukjizatan.
2. Mempermudah pemahaman al-Qur,an.
3. Membantu dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an setelah diketahui hubungannya.
4. Menolak tuduhan bahwa susunan al-Qur’an itu kacau.
5. Dapat diketahui mutu dan tingkat ketinggian bahasa al-Qur’an dan konteks kalimat-
kalimatnya yang satu dengan yang lainnya.6
6
Muh. Gufron. Rahmawati. Ulumul Qur’an.( Teras. Yogyakarta. Cetakan 1 2013).hal.95
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR RUJUKAN