Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MUNASABAH ALQURAN
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Ulumul quran

Dosen Pengampu : QURRATUL AKYUNI.SPd.I.

Oleh:

Nadiatul husna

Vivi saputri

Fira zainiza
FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
LUENG BATA BANDA ACEH

KATA PENGANTAR

‫ْســــــــــــــــــِم ِهللا الَّرْح َمِن الَّر ِح ي‬


Assalamualakum wr.wb
Dengan nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang .dan segala puji bagi
allah ,tuhan semesta alam,yang dengan rahmatnya kita dapat menyusun makalah
ini.makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep dan pentingnya pemahaman
munasabah alquran dalam kehidupan kita sebagai umat muslim.alquran adalah kitab
suci yang diturunkan oleh allah swt kepada nabi Muhammad saw sebagai petunjuk
hidup bagi umat manusia.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai sejarah. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Berawal dari kenyataan bahwa sistematika Al-Quran sebagaimana terdapat dalam


mushaf Utsmani.berbeda dengan sistematika ayat-ayat Al-Quran menurut sejarah turunnya
kepada Nabi.Apabilamenurut sejarah ayat yang pertama turun yaitu lima ayat surat Al-
Alaq,sedangkan menurut mushaf.Utsmani yaitu surat Al-Fatihah..Seperti Mushaf Ali yang
menyusun kronologis turunnya ayat dimulai,dengan ayat iqra,sedangkan ayat lainnya
disusun berdasarkan tempat turunnya Makki kemudian.Madani.Sedangkan menurut
Mushaf Ibnu Mas’’ud berpendapat bahwa surat dimulai dengan surat AlBaqarah kemudian
An-Nisa,lalu surat Ali Imran.Dengan demikian perbedaan pendapat ini,maka tidak.heran
munculah pemikiran dari para ulama tentang ilmu munasabah yang menekuni Ulum
AlQur’an.Maka dari itu munculnya pemikiran ilmu Munasabah tidak. terlepas dari sejarah
awal turunnyaayat pertama Perbedaan ini karena adanya mushafmushaf ulama yang
berpendapat tentang urutan suratnya yang bervarias.

B.Rumusan masalah

1. Apa yang di maksud dengan munasabah?


2. Sebutkan macam macam munasabah?
3.apa fungsi ilmu munasabah?

c. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu munasabah
2. Mengetahui macam-macam munasabah
3. Mengetahui fungsi ilmu munasabah
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Menurut bahasa, Al-Munasabah berarti dam artinya keserasian dan kedekatan.
Selanjutnya Quraish Shihab menyatakan (menggarisbawahi As-Suyuthi) bahwa
munasabah adalah adanya keserupaan dan kedekatan di antara berbagai ayat, surah, dan
kalimat yang mengakibatkan adanya hubungan. Hubungan tersebut dapat berbentuk
keterkaitan makna antarayat dan macam-macam hubungan, atau kemestian dalam

pikiran (nalar).1

Makna tersebut dapat dipahami, bahwa apabila suatu ayat atau surah sulit ditangkap
maknanya secara utuh, maka menurut metode munasabah ini mungkin dapat dicari
penjelasannya di ayat atau di surat lain yang mempunyai kesamaan atau kemiripan.
Kenapa harus ke ayat atan ke surah lain? Karena pemahaman ayat secara parsial
(pemahaman ayat tanpa melihat ayat lain) sangat mungkin terjadinya kekeliruan.
Fazlurrahman mengatakan, apabila seseorang ingin memperoleh apresiasi yang utuh
mengenali Alquran, maka ia harus dipahami secara terkait. Selanjutnya menurut beliau
apabila Alquran tidak dipahami secara utuh dan terkait, Alquran akan kehilangan
relevansinya untuk masa sekarang dan akan datang. Sehingga Alquran tidak dapat
menyajikan dan memenuhi kebutuhan manusia. Jadi, tidak heran kalaudalam berbagai
karya dalam bidang Ulumul Quran tema munasaba
hamper tidak pernah terlewatkan Tentang munasabah bagian ini muncul pertanyaan,
apakah munasabah itu ada atau tidak? Dari pertanyaan ini muncul dua pendapat yang
berbeda sebagai jawabannya. Pendapat pertama

1
Al-Qur'an dan Terjemahnya 1985. Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci al-Qur'an.
Departemen Agama RI..

Abrasyi, Muhammad 'Athiyah al- 1974. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam,


diterjemahkan dari
Al Tarbiyah al-Islamiyyah olch H. Bustami, A. Gani, dan Djohar Bahri. Jakarta
Pendapat tersebut dikemukakan oleh seorang mufassir yang bernama Izzudin
Bilamana susunannya sudah diubah, kalaupun mau mengatakan bahwa itu ada
munasabahnya, berarti itu terlalu dipaksakan.

Sementara argumen pendapat kedua mengatakan bahwa ketidak berurutan itulah


menunjukkan adanya rahasia. Di sinilah relevansi pembicaraan munasabah. Pendapat
adanya munasabah dalam Alquran juga dikemukakan oleh mufassir, di antaranya As-
Suyuthi, Al-Qaththan, Fazlurrahman, dan lain-lainnya.

B. Macam-Macam Munasabah

1. Munasabah Antara Suatu Surah dengan Surah Lainnya


Pada bagian ini ada beberapa macam munasabah, yaitu
A. Keterkaitan Lafal
Pada awal surat terdapat hubungan keterkaitan dengan akhir surat pada surat sebelum-
nya, baik samar atau jelas. Dalam surat al-Hadid, pada awal surat terdapat kata tasbih:

‫سبح هللا ما في السموت و األرض‬

Sedang pada surat sebelumnya, surat al-Waqi'ah, akhir suratnya juga tasbih :

‫فسبح بسم ربك العظي م‬

B .Munasabah antara kandungan suatu ayat dalam suatu suatu surah dengan suatu ayat
pada surah sesudahnya

Surah-surah yang ada dalam Alquran mempunyai munasabah, sebab surah yang
datang kemudian menjelaskan beberapa hal yang disebutkan secara global pada surah
sebelumnya (As- Suyuthi). Misalnya Surah Al Baqarah memberikan perincian serta
penjelasan terhadap Surah Al Fatihah. Sedangkan Surah Ali Imran yang merupakan
urutan surah berikutnya memberikan penjelasan lebih lanjut terhadap kandungan Surah
Al Baqarah, yaitu ancaman Allah terhadap orang-orang kafir karena pengaruh harta
dunia. Ayat dari surah-surah tersebut yang artinya :
1. "Segala puji untuk Allah Tuhan semesta alam" (QS. Alfatihah ayat 1)
2. "Ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu" (QS.AL baqarah : 153)

3. "Sesungguhnya orang-orang kafir, harta benda, dan anak anak mereka, sedikit pun
tidak dapat menolak siksaan api neraka yang disediakan Allah. Dan mereka adalah
bahan bakar api neraka" (QS. Ali Imran: 10)
Contoh lain dari bagian ini adalah tentang pemberian pengertian terhadap sesuatu
ayat, bahwa boleh jadi pengertian suatu ayat dalam suatu surat masih didapati sangat
global, belum rinci. Keglobalan ayat tersebut perlu ada rinciannya atau penjelasannya
lebih lanjut. Maka rincian atau penjelasan lebih lanjut akan didapati pada suatu ayat
adalah surah sesudahnya. Hal seperti ini dapat dilihat misalnya pada Surah Al Fatihah
ayat 6 yang berbunyi

‫اهدنا الصراط المستقيم‬


Tunjukilah kami jalan yang lurus
dan dalam Surah Al Baqarah
ayat 2: ‫ذل;;ك الكت;;اب ال ريب في;;ه ه;;دى‬
‫للمتقين‬
Itu kitab tiada terdapat keraguan di dalamnya sebagai petunjuk bagi orang yang
bertakwa.”
Ayat ke-2 Surah Al Baqarah tersebut memberikan pengertian atau penjelasan
terhadap kata ‫ الصراط المستقيم‬yang terdapat pada ayat ke-6 Surah Al Fatihah, yaitu bahwa
yang ‫( الصراط المستقيم‬jalan yang lurus) adalah ‫ ( ذلك الكتاب‬itu kitab alquran)2

C. Munasabah antara surah dalam bentuk tema sentral


Selain dari itu, munasabah dapat membentuk tema sentral yang ada dalam berbagai
surah. Misalnya dalam Surah Al Fatihah tema sentralnya adalah ikrar ketuhanan. Dan
dalam Surah Al Baqarah tema sentralnya adalah kaidah-kaidah agama. Sedangkan
dalam Surah Ali Imran tema sentralnya adalah dasar-dasar agama. Kesemuanya itu
merupakan pondasi bagi umat Islam dalam beramal, baik amal dalam makna sempit
maupun amal dalam makna luas

2
Bulan Bintang Adler, Mortimer J. 1962. In Defense of The Philosophy of
Education dalam Philosophies of Education. Chicago: The University of Chicago
Press.

Ahmad, Saad Mursa. 1985. Tathawwur al-Fikr al-Tarbawi. Kairo: Mathabi Sajlul.
Arnold, Thomas. 1979. The Preaching of Islam. Lahore: S.H. Muhammad Ashraf.
D. Munasabah antara ayat terakhir dalam suatu surah dengan ayat pertama dalam
surah berikutnya
Contoh dari munasabah model ini antara lain ayat terakhir dari Surah Al Ahqaf dengan
ayat pertama dari Surah Muhammad.

Dalam ayat terakhir (35) Surah Al Ahqaf disebutkan:

‫كأنهم يوم يرون ما يوعدون لم يلبثوا إال ساعة من نهار بالغ فهل يهلك إال قوم الفاسقون‬
Artinya: pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka
(merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah)
suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan kecuali kaum yang fasiq.

Dan dalam ayat pertama (1) Surah Muhammad difirmankan:‫الدين كفرو‬

‫ا‬ ‫وصدوا الدين كفرو عن سبيل هللا أصل أعمالهم‬


Artinya: (Yaitu) orang-orang yang kafir dan menghalang halangi dari jalan
Allah,
Allah menghapus segala amal amal mereka

Dalam ayat terakhir Surah Al Ahqaf tersebut dijelaskan ancaman siksa bagi
orangorang fasiq. Selanjutnya penjelasan siapa sebenarnya orang-orang fasiq itu, ada
pada ayat pertama Surah Muhammad, yaitu orang-orang kafir dan orang-orang yang
menghalangi manusia dari berbuat kebaikan.

Contoh tersebut menunjukkan bahwa untuk memahami secara jelas makna yang
ada pada ayat terakhir Surah Al Ahqaf harus dimunasabahkan dengan ayat pertama
Surah Muhammad. Dengan kata lain apabila suatu ayat belum jelas maknanya, maka
pasti ada penjelasan itu pada surah lain

E. Munasabah karena adanya keterkaitan atau adanya suatu peristiwa.

Contoh munasabah dalam bentuk ini adalah seperti terdapat pada Surah Al Baqarah ayat
245 dengan Surah Ali Imran ayat 181.

Siapakah yang mau memberikan pinjaman kepada Allah, dengan pinjaman yang
baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat- gandakan
pembayaran kepadanya dengan berlipat ganda. Allah menyempitkan dan melapangkan
rezeki dan kepada-Nya kamu dikembalikan. Dalam Surah Al Baqarah ayat 245
disebutkan

‫من ذا الذي يقرض هللا قرضا حسنا فيضاعفه له أضعافا كثيرة وهللا يقبض ويصط وإليه ترجعو‬
1
Sedangkan dalam Surah Ali Imran ayat 181 disebutkan:

‫لقد سمع هللا قول الذين قالوا إن هللا فقير ونحن أغنياء سنكتب ما قالوا وقتلهم األنبياء بغير حق ونقول ذوقوا عذاب‬
‫الحريق‬
Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan:
sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya. Kami akan mencatat perkataan mereka itu
dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan
mengatakan (kepada mereka): Rasakanlah olehmu azab yang membakar.

Untuk memahami atau mengetahui mengapa Allah mengatakan: Sesungguhnya


Allah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan: sesungguhnya Allah miskin
dan kami kaya adalah harus dimunasabahkan dengan ayat 245 Surah Al Baqarah. Dalam
ayat tersebut Allah mengatakan: Siapa saja yang memberi pinjaman kepada Allah
dengan pinjaman yang maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya"
Mendengar firman tersebut orang-orang Yahudi mengatakan kepada Rasulullah: Hai
Muhammad, ternyata Tuhan kamu itu miskin sehingga minta pinjaman kepada hamba-
Nya". Dengan perkataan Yahudi itu, maka Allah menurunkan Surah Ali Imran ayat 181.

Dari uraian contoh tersebut menunjukkan bahwa dalam memahami ayat 245 Surah
Al Baqarah dan ayat 181 Surah Ali Imran harus dimunasabahkan antara keduanya. Dan
dapat dilihat bahwa keduanya memiliki peristiwa dan isi yang saling terkait. Dengan
demikian akan diketahuilah tentang diturunkan Nya ayat dari surah tersebut.

2. Munasabah dalam satu surah


A. Munasabah kalimat dengan kalimat munasabah antara kalimat dalam alquran
adakalanya memakai huruf athof, apa itu athof? Athof merupakan salah satu pembahasan
kaidah tata bahasa Arab yang berada dalam bidang nahwu dan ada kalanya memakai
huruf athaf dan ada kalanya tidak memakai huruf athof. Contoh surah:

‫ و ما ينزل فيها‬،‫يعلم ما يلج في األرض وما يخرج السماء وما يعرج مين منها‬.
Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar darinya, apa
yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dialah Yang Maha Penyayang,
Maha Pengampun.
‫وهللا يقبض ويبسط وإليه ترجعون‬.
Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan
Sedang munasabah yang tidak memakai huruf athof sandarannya adalah gorinah
ma'nawiyah. Aspek ini dapat mengambil bentuk:
1) At- Tanzir, yaitu membandingkan dua hal yang sebanding, menurut kebiasaan
orang yang berakal.
:Misalnya ‫َك َم ٓا أَْخ َر َج َك َر بَُّك ِم ۢن بَْيتَِك ِبٱْلَح ِق َو ِإَّن فَِريقًا ِم َن ٱْلُم ْؤ ِمِنيَن َلََٰك ِرُهو َن‬

1 Badri, Malik B. 1986. Dilema Psikologi Muslim, diterjemahkan dari The Dilemma of Muslim
Psychologist oleh Siti Zainab Luxfiati. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran
(berangkat perang), padahal sesungguhnya sebagian dari orang orang yang beriman itu
tidak menyukainya.

Sedangkan ayat sebelumnya (QS. Al Anfal: 4) berbunyi:


‫ًّۗا‬ ‫َٰٰۤل‬
ۚ ‫اُو ِٕ ىَك ُهُم اْلُم ْؤ ِم نُْو َن َح ق لَُهْم َد َر َٰج ٌت ِع ْنَد َر ِب ِهْم َو َم ْغ ِفَر ٌة َّو ِر ْز ٌق َك ِر ْيٌم‬

yang dimana artinya: Itu adalah orang-orang yang beriman dengan sebenar-
benarnya. Mereka itu akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan
mendapat keampunan serta rezeki yang mulia.

Di sini ada dua keadaan yang sebanding, yaitu mereka yang mengikuti perintah
Tuhannya akan mendapat imbalan sesuai dengan kerjanya. Imbalan tersebut adalah
kebaikan dunia dalam bentuk materi dari harta rampasan, dan imbalan akhirat adalah
pahala yang berlipat ganda serta keampunan dari pemberi perintah (Allah). 2). Al-
Mudhodat artinya berlawanan seperti yang kita dapatkan di surah albaqarah ayat 6:

(6 : ‫إن الذين كفروا سواء عليهم أأنذرتهم أو لم تنذر هم ال يؤمنون )البقرة‬


Sesungguhnya orang-orang kafir itu sama saja, diberi peringatan atau tidak diberi
peringatan tetap mereka tidak beriman.

Ayat ini menerangkan watak orang kafir yang membangkang, keras kepala, tidak
percaya kepada kitab kitab Allah. sedangkan pada ayat sebelumnya Allah menerangkan
watak orang mukmin yang sangat berlawanan dengan watak orang orang kafir. watak
orang orang mukmin adalah memiliki kepercaan yang kuat. Dia percaya adanya gaib,
melaksanakan shalat, memiliki sifat bersamaan yaitu tidak senang jika melihat
saudaranya kesulitan, baik dalam bidang materi maupun yang lainnya, lalu diambilkan
sebagian dari apa yang dimiliki dan diinfakkan kepada yang memerlukan, dan percaya
akan adanya kitab kitab Allah sebelum Alquran, apalalagi Alquran mukmin yakin akan
adanya (kehidupan) akhirat. Ayat tersebut yang artinya:

"(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan sholat, dan
menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,"(QS. Al-Baqarah 2:
Ayat 3)

"dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu


(Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin
akan adanya akhirat." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 4)

3) Al-istithrad artinya peralihan kepada penjelasan lain, seperti yang kami temui di
surat Al-A’raf ayat 26 yang artinya:
Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian (nikmat) untuk
menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa (agar
senantiasa bertakwa kepada Allah itulah) yang lebih baik. (QS. Al A'raf: 26).

Ayat tersebut menjelaskan tentang nikmat Allah, sedangkan ditengahnya dijumpai


sebuah kata yang mengalihkan perhatian pada penjelasan ini. Dalam hal ini munasabah
yang dapat dilihat adalah antara menutup tubuh atau aurat dengan kata-kata takwa.

4. At-Takhollus (peralihan).

Peralihan di sini adalah peralihan terus-menerus dan tidak kembali lagi pada
pembicaraan pertama, seperti dalam surat Al-ghaasyiah ayat 17-20 yang dimana artinya

apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit,
bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi
bagaimana ia dihamparkan? Ayat ini mengandung pembicaraan yang terus-menerus. Yaitu
mulai dari unta, langit, dan seterusnya.
B. Munasabah antara ayat dengan ayat dalam satu surah

Munasabah dalam bentuk ini secara jelas dapat dilihat dalam surah-surah pendek.
Misalnya Surah Al Ikhlas yang berbunyi:

‫ ولم يكن له كفوا أحد‬. ‫ هللا الصمد لم يلد ولم يولد‬. ‫ قل هو هللا أحد‬.
masing-masing ayat dalam surah tersebut saling menguatkan tema pokoknya,
yaitu tentang
keesaan Tuhan.
Contoh lain dari model ini dapat dilihat dalam Surah Al Baqarah ayat 255 dan
ayat 256 yang berbunyi:
‫ هللا ال اله إال هو الحي القيوم ال تأخذه سنة وال نوم‬.
Artinya: Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia yang hidup
kekal lagi terus-menerus mangurus makhluknya: tidak tidur dan tidak ngantuk.

Ayat berikutnya berbunyi:

‫الكراه في الدين قد تبين الرشد من الغي‬


yang dimana artinya: tidak ada paksaan untuk memasuki agama islam,
sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat.

Dengan disebutnya keesaan tuhan secara sempurna dalam ayat 255 maka
selanjutnya dalam ayat 256 ditegaskan bahwa tidak perlu adanya paksaan dalam memeluk
agama untuk mempercayai adanya tuhan.

C.Munasabah antara penutup ayat dan isi ayat dalam satu surah
Dalam konteks alquran ,penutup ayat dan isi ayat merujuk pada hubungan antar ayat
terakhir dalam satu surah dengan ayat ayat sebelumnya,penutup ayat adalah ayat terakhir
dalam satu surah,sedangkan isi ayat adalah membentuk konteks dan memberikan
pemahaman terhadap penutup ayat tersebut .dan diantaranya terdapat dua tujuan utama
dari munasabah ini, yaitu tamkin (memperkokoh) dan ighal(mempertajammakna). 2
1.Tamkin adalah memperkokoh
Contohnya dalam surah al ahzab ayat 25:

‫َو َكَفى هالُّٰل اْلُم ْؤ ِمِنْيَن اْلِقتَاَل َۗو َك اَن هالُّٰل َقِو يًّا َع ِزْيًز‬
Terjemahan: Sesungguhnya Allah menghindarkan orang orang mukmin.dan
Allahlah maha kuat lagi maha perkasa.
Dari Ayat ini dapat dipahami bahwa tuhan menghindarkan orang mukmin dari
perang disebabkan kelemahan mereka(orang orang kafir),karena angin kencang dan
malaikat yang dikirim allah .pemahaman yang kurang lurus ini diluruskan dengan
fashilah yang artinya allah berkuasa memisahkan antara dua golongan dalam peperangan
tersebut(dlm perang badar).kejadian ini menguatkan orang orang beriman agar mereka
merasa bahwa merekalah yang menang.
2.Ighal adalah mempertajam makna

contohnya
‫ٰۤا‬
‫انََّك َال تُْس ِم ُع اْلَم ْو َٰت ى َو َال تُْس ِم ُع الُّص َّم الُّد َع َء ِاَذ ا َو لَّْو ا ُم ْد بِِريَْن‬
Terjemahan: Sungguh, engkau tidak dapat menjadikan orang orang itu mendengar
dan (tidak pula) menjadikan orang yang tuli dapat mendengar panggilan, apabila mereka
telah berpaling ke belakang.
Kandungan ayat ini sebenarnya sudah jelas dipahami jadi ‫ َ) َو لْو ا ُم ْد بِر ْيَنن‬sekedar
penjelasan makna
D.Munasabah antara uraian awal ayat dengan akhir ayat dalam satu surah

Munasabah ini dapat dijumpai misalnya dalam surah Al qhasas ,permulaan surah
ini ayat
(1-32)yang menjelaskan tentang perjuangan nabi Musa .Sedangkan diakhir surah (ayat
83-88 )memberikan kabar gembira kepada nabi Muhammad Saw yang menghadapi
tekanan dari kaumnya,dan akan mengembalikannya kemekkah.(diawal surah tidak
menolong orang yang berdosa .dan diakhir surah,Muhammad dilarang menolong orang
orang kafir).munasabah terletak pada kesamaan situasi yang diihadapi ,dan sama sama
mendapat jaminan dari allah.

Contoh lain dalam surah Al mukminun yang berbunyi:


2 Bernadib, Imam. 1982. Filsafat Pendidikan: Pengantar Mengenai Sistem dan Metode.
Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), IKIP Yogyakarta.
‫َو َم ْن يَّْد ُع َم َع هالِّٰل ِاَٰل ًها َٰا َخ َر َال بُْر َهاَن َلٗه ِبٖۙ ه فَِانََّم ا ِح َس ابُٗه ِع ْنَد َر ِب ۗه اِنَّٗه َال يُْفِلُح اْلَٰك ِفُرْو َن‬
Terjemahan: Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain selain Allah, padahal
tidak ada suatu bukti pun baginya tentang itu, maka perhitungannya hanya pada
Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak akan beruntung.

Dari ayat tersebut dapat ditafsirkan:yang bahwasanya orang orang yang


menyembah Allah dan menyekutukannya dengan yang lain,padahal tidak ada yang pantas
disembah melainkan Allah,dan pada hakikatnya ada yang bisa membenarkan perbuatan
mereka itu.dan mereka akan diajukan dihadapan Allah,untuk mempertanggungjawabkan
segala perbuatan mereka.sesungguhnya orang orang kafir itu tidak akan beruntung selama
lamanya dan tidak akan luput dari azab yang menyiksanya
3.munasabah antara nama surah dengan isi yang dikandungnya
Munasaba antar nama surah yaitu nama nama surah yang ada dalam alquran mempunyai
kaitan dengan pembahasan yang ada pada isi surah ini.Contohnya: Surah Al-Baqarah
(Sapi Betina): Surah ini dinamakan "Al-Baqarah" karena terdapat kisah tentang kaum
Bani Israel yang diperintahkan untuk menyembelih sapi betina,contoh lain yaitu surah
alfatihah yang mempunyai dua nama yang pertama yaitu alfatihah karena posisinya
diawal alquran,yang kedua ulumul kitab karena isnya memuat berbagai tujuan alquran.
Fungsi Ilmu Al-Munasabah
Ada empat fungsi utama dari ilmu Al-Munasabah, yaitu:
1. Untuk menemukan arti yang tersirat dalam susunan dan urutannkalimat-kalimat, ayat-
ayat, dan surah-surah dalam Alquran.
2. Untuk menjadikan bagian-bagian dalam Alquran saling berhubungan sehingga tampak
menjadi satu rangkaian yang utuh dan integral.
3. Ada ayat baru dapat dipahami apabila melihat ayat berikutnya.
Untuk menjawab kritikan orang luar terhadap sistematika Alquran.3

BAB III

PENUTUP

3 Dewey, John. 1916. Democracy and Education. New York: The McMillan Co..
A.KESIMPULAN

munasabah adalah adanya keserupaan dan kedekatan di antara berbagai ayat,


surah, dan kalimat yang mengakibatkan adanya hubungan.maka dari itu penting
memahami ayat ayat alquran.dengan kita mempelajari munasabah al quran maka akan
membantu dalam pemahaman yang lebih baik tentang tema tema utama,pesan,hikmah
yang terkandung dalam alqur’an.

Macam macam munasabah


1) Muna sabah antara suatu surah dengan surah lainnya, yang meliputi :
a) Muna sabah antara kandungan suatu ayat dalam satu surah dengan suatu ayat pada
surah sesudahnya.
b) Muna sabah antara surah dalam bentuk tema sentral.
c) Muna sabah antara ayat terakhir dalam suatu surah dengan ayat pertama dalam surah
berikutnya..
d) Muna sabah karena adanya keterkaitan adanya suatu peristiwa.
2) Muna sabah dalam satu surah
a) Muna sabah kalimat dengan kalimat, dengan mengambil bentuk al-tanzi>r
(membandingkan), al-mudhada>t (berlawanan),al- istidhra d (peralihan pada
penjelasan lain), dan al-takhallus (peralihan terus menerus dan tidak kembali lagi pada
pembicaraan pertama).
b) Muna>sabah antara ayat dengan ayat dalam satu surah
c) Muna sabah antara penutup ayat dengan isi ayat dalam satu surah. Dengan adanya 2
tujuan, yaitu tamki>n (memperkokoh) dan ighal (penjelasan tambahan untuk
mempertajam makna).
d) Muna sabah antara uraian awal ayat dengan akhir ayat dalam satu surah.
3) Muna sabah antara nama surah dengan isi yang dikandungnya.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah


ini,baik dari segi penulisan maupun cara penyampaiannya ,karena itu penulis sangat
mengharapkan sekali kritik dan saran yang bersifat membangun ,khususnya dari dosen
dan umumnya dari para pembaca,demi penyempurnaan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an dan Terjemahnya 1985. Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci al-Qur'an.
Departemen Agama RI..
Abrasyi, Muhammad 'Athiyah al- 1974. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam,
diterjemahkan dari Al Tarbiyah al-Islamiyyah olch H. Bustami, A. Gani, dan Djohar
Bahri. Jakarta: Bulan Bintang Adler, Mortimer J. 1962. In Defense of The Philosophy of
Education dalam Philosophies of Education. Chicago: The University of Chicago Press.

Ahmad, Saad Mursa. 1985. Tathawwur al-Fikr al-Tarbawi. Kairo: Mathabi


Sajlul.Arnold, Thomas. 1979. The Preaching of Islam. Lahore: S.H. Muhammad
Ashraf.Badri, Malik B. 1986. Dilema Psikologi Muslim, diterjemahkan dari The

Dilemma of Muslim Psychologist oleh Siti Zainab Luxfiati. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Bernadib, Imam. 1982. Filsafat Pendidikan: Pengantar Mengenai Sistem dan Metode.
Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), IKIP
Yogyakarta.Brubacher John S. 1992. Comparative Philosophy of Education, dalam
Philosophies of Education. Chicago: The University of Chicago Press.Dewey, John.
1916.
Democracy and Education. New York: The McMillan Co..

Anda mungkin juga menyukai