Anda di halaman 1dari 22

REVIEW MAKALAH

Review Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Ulumul Quran”

Dosen Pengampu: As’ad Husein, S,AG, MA

Semester I PAI Eks


Disusun Oleh :

Mardiana
( Kelompok IX )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
JAM’IYAH
MAHMUDIYAH TANJUNG
PURA LANGKAT
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam. Yang telah memberi
saya kesempatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan Review makalah
ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
yang diutus sebagai rahmat bagi semesta alam, berserta keluarga dan para
sahabatnya serta para pengikutnya yang setia sampai hari kemudian.

Review makalah ini saya buat dengan maksud untuk menunaikan tugas
saya mengenai “Ulumul Quran”. Saya berharap penyusunan dalam bentuk laporan
review ini akan memberi banyak manfaat dan memperluas ilmu pengetahuan kita.

Dan saya menyadari didalam penyusunan ini mungkin masih belum


sempurna dan terdapat kesalahan dalam analisis maupun penyusunannya, saya
mohon untuk bimbingan dan kritik serta saran yang bersifat membangun.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT saya mohon, semoga usaha ini
merupakan usaha yang murni bagi-Nya dan berguna bagi kita sekalian sampai
hari kemudian.

Tanjung pura, 24 Januari 2022

Penulis

ii
BAB I
REVIEW MAKALAH

A. Makalah Kelompok 1: Ulumul Qur'an Dan Sejarah Perkembangannya

Di dalam makalah kelompok pertama ini yang membahas tentang ulumul qur'an
dan sejarah perkembangannya. yang pertama membahas tentang pengertian ulumul qur'an
menurut secara bahasa, yaitu berasal dari Kata Ulum yang berasal dari jama' kata ilmu,
dan al-qur'an berarti bacaan. Selain itu terdapat juga pengertian ulumul qur'an menurut
para ulama yaitu : Al-Zarqoni, Muhammad ‘Ali al-Shabuni, As-syuthi, Manna’ Al
Qoththan, Az-Zarqoni, Abu Syahbah, Siti Roihan.
Selanjutnya di dalam makalah membahas di dalam ruang lingkup dan pokok
pembahasan ulumul qur'an yang dimana ulumul qur'an merupakan ilmu yang ruang
lingkupnya sangat luas. Ulumul Qur’an meliputi semua ilmu yang ada kaitanya dengan
Al-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir maupun ilmu-ilmu bahasa
Arab, seperti ilmu balaghah dan ilmu I’rab al-Qur’an. Di dalam makalah juga dalil yang
menjelaskan tentang ruang lingkup ulumul qur'an yaitu QS. Al-kahfi ayat 109. Secara
garis besar ilmu al-qur'an terbagi menjadi 2 yaitu ilmu yang berhubungan dengan riwayat
dan ilmu yang berhubungan dengan dirayah. Kemudian pembahasan dengan sejarah
perkembangan ulumul qur'an di dalam makalah menjelaskan bahwa Ulumul Qur’an
menjelma menjadi suatu disiplin ilmu melalui proses pertumbuhan dan perkembangan
sesuai dengan kebutuhan dan kesempatan untuk membenahi Al-Qur’an dari segi
keberadaanya dan segi pemahamanya.
Di dalam makalah dijelaskan tentang sejarah ulumul qur'an di masa
perkembangan dimasa rasullullah SAW dan para sahabat, di zaman Khulafaurasyiddin
sampai dinasti umayyah, kemudian ulumul qur'an memasuki masa pembukuannya pada
abad ke-2 H dan yang terakhir ulumul qur'an pada masa modern seperti sekarang.
Menurut pendapat saya hal yang perlu di tambahkan pada makalah kelompok
pertama ini adalah pembahasan yang lebih detail mengenai contoh tentang ulumul qur'an
pada masa sekarang. Untuk penulisan makalah sudah bagus tetapi masih terdapat
kesalahan pada cover yang mana seharusnya judul makalah di cetak tebal dan
menyertakan nama dosen pengampu mata kuliah, serta penulisan semester tidak perlu di
sertakan. Kemudian pada bagian kata pengantar tempat dan tanggal kurang rapi bagian

3
sepasi dan huruf kapitalnya kemudian hal yang paling fatal yang tidak terdapat pada
makalah adalah penulisan footnote, yang mana footnote adalah bagian penting pada
sebuah makalah. Kemudian yang terakhir pada bagian daftar pustaka tulisan nama buku
ataupun nama penulis tidak di cetak miring.
Saran untuk pemakalah adalah lebih memperhatikan format penulisan makalah
yang baik dan benar serta bagian penting sebuah makalah yaitu footnote sebagai referensi
sumber materi makalah.

B. Makalah Kelompok 2 : Sejarah Turun Dan Penulisan Al - Qur'an

Pada makalah kelompok dua yang membahas tentang sejarah turun dan penulisan
al-qur'an ini, hal yang pertama kali dibahas adalah pengertian al-qur'an menurut beberapa
ahli, salah satu contohnya : Menurut Manna’ Al-Qaththan: “kitab Allah yang di turunkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Dan membacaya memperoleh pahala.”. Kemudian
membahas tentang proses turunnya al-qur'an kepada nabi muhammad SAW, yaitu melalu
tiga tahap. Yang pertama al-qur'an turun secara sekaligus dari allah, yang kedua al-qur'an
diturunkan ke baik Al-izzah ( tempat yang berada dilangit dunia) dan yang terakhir secara
berangsur - angsur sesuai dengan kebutuhan.
Di dalam makalah juga terdapat beberapa hikmah al-qur'an diturunkan secara
berangsur-angsur dan proses pengumpulan al-qur'an baik secara penghafalan dan juga
proses penulisan. Di dalam makalah juga terdapat pengertian rasem al-qur'an yang mana
rasem al-qur'an adalah tata cara menuliskan al-qur'an yang diterapkan pada masa utsman
bin affan.
Sama seperti pada kelompok pertama pada makalah kelompok kedua ini hal
yang dapat saya kritik pertama kali adalah pada bagian cover yaitu masih terdapatnya
ukuran yang tidak sesuai namun sudah bagus karna sudah menyertakan nama dosen
pengampu didalamnya, namun didalam cover tertulis dosen pembimbing bukan dosen
pengampu. Kemudian pada bagian kata pengantar masih terdapat penulisan yang kurang
lengkap yang di mana masih terdapat kurangnya huruf pada bagian kata kemudian pada
bagian tempat dan tanggal terdapat meletakkan koma yang tidak sesuai. Lalu pada bagian
pendahuluan langsung masuk pada bagian pembahasan tidak menyertakan latar belakang,
rumusan masalah, dan tujuan penulisan. Yang mana ketiga ini adalah bagian dari
pendahuluan. Selanjutnya pada bagian materi membahas tentang sejarah turunnya al-
qur'an membahas tentang pengertian al-qur'an yang mana membahas tentang pengertian
al-qur'an, proses turunnya al-qur'an kepada nabi muhammad, hikmah al-qur'an
4
diturunkan, pengumpulan al-qur'an dan pengertian qasam al-qur'an. Pada BAB kedua
terdapat pembahasan materi yang terpisah, yang mana seharusnya materi tersebut
tersusun pada materi sebelumnya tidak dipisah oleh BAB baru, kemudian hal yang paling
fatal yang terdapat pada makalah ini tidak terdapatnya footnote sebagai sumber referensi
materi dan juga isi pada daftar pustaka yang sangat sedikit yang mengakibatkan tidak
diketahuinya sumber ataupun referensi yang jelas tentang materi didalam makalah ini.
Saran kepada pemakalah adalah, lebih memperhatikan susunan atau tata cara yang baik
dalam membuat makalah dan menyertakan footnote sebagai sumber referensi materi.

C. Makalah Kelompok 3 : Asbabun Nuzul

Pada makalah ketiga ini membahas tentang Asbabun nuzul yang memiliki arti
sebab - sebab turunnya ayat-ayat al-qur'an dan menurut ahli tafsir Asbabun nuzul
diartikan sebagai sesuatu yang terjadi serta berhubungan dengan turunnya ayat al-qur'an
sebagai penjelas hukum pada saat pristiwa itu terjadi. Sejarah perkembangan ilmu
Asbabun nuzul terjadi sejak zaman para sahabat Asbabun nuzul dipandang sangat penting
untuk bisa memahami penafsiran al-qur'an yang benar. Oleh karna itu mereka berusaha
untuk mempelajari ilmu ini. Didalam makalah juga terdapat fungsi dari ilmu Asbabun
nuzul dalam memahami al-qur'an yaitu untuk memahami ayat al-qur'an baik dalam
mengistimbath hukum atau dalam beristidlal, atau sekedar memahami maksud ayat.
Dalam uraian yang lebih rinci Az-Zarqani mengemukakan urgensi sebab An-Nuzul
dalam memahami Al-qur‟an sebagai berikut :1
1) Membantu dalam memahami sekaligus mengatasi ketidakpastian dalam
menangkap pesan ayat-ayat Al-Qur‟an.
2) Mengatasi keraguan ayat yang diduga memiliki keraguan umum.
3) Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat Al-Qur‟an.
4) Mengidentifikasi pelaku yang menyebabkan ayat Al-Qur‟an turun.
5) Memudahkan untuk menghafal dan memahami ayat, serta untuk memantapkan
wahyu ke dalam hati orang yang mendengarnya.
6) Penegasan bahwa Al-Qur‟an benar-benar dari Allah SWT, bukan buatan manusia.
7) Penegasan bahwa Allah benar-benar memberi pengertian penuh pada Rasulullah
dalam menjalankan misi risalahnya.
8) Mengetahui makna serta rahasia-rahasia yang terkandung dalam Al-Qur‟an.
9) Seseorang dapat menentukan apakah ayat mengandung pesan khusus atau umum
1
Manna’ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Uilmu Al-Qur’an, Pustaka Litera AntarNusa, Bogor:2001, hlm.113.
5
dan dalam keadaan bagaimana ayat aitu harus diterapkan.
10) Mengetahui secara jelas hikmah disyariatkannya suatu hukum.
Di dalam makalah juga diterangkan cara mengetahui Asbabun nuzul yaitu seperti
pendapat Ibnu Sirin mengatakan “saya pernah bertanya kepada Abidah tentang satu
ayat Al-Qur‟an, beliau menjawab; Bertaqwalah kepada Allah dan berkatalah yang benar
sebagaimana orang-orang yang mengetahui di mana Al-Qur'an turun”. Salah satu cara
mengetahui Ababun Nuzul berupa riwayat yang shahih adalah apabila perawi sendiri
menyatakan lafazh sebab secara tegas, dalam hal ini merupakan nash yang nyata.
Kemudian sebab-sebab turunnya ayat (Asbabun nuzul) biasanya berbentuk
peristiwa ataupun berupa pertanyaan contohnya seperti peristiwa kesalahan yang serius
dan pertanyaan tentang peristiwa masa lalu dan pertanyaan yang berhubungan dengan
sesuatu yang sedang berlangsung. Kemudian diterangkan juga proses turunnya wahyu
yaitu :
Tahap Pertama, Al-Qur‟an berada di Lauh Mahfuzh, sebagaimana firman Allah:
“padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka. Bahkan yang didustakan
mereka itu ialah Al Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.” (Q.S.
Al-Buruuj: 20-22).
Tahap Kedua, Al-Qur‟an dari Lauh Mahfuzh diturunkan ke langit bumi
(Baitul'Izzah) Berdasarkan kepada beberapa ayat dalam Al-Qur'an dan Hadits berkah
yang dinamakan malam Al-Qadar (Lailatul Qadar) dalam bulan suci Ramadhan.
Tahap Ketiga : Al-Qur'an diturunkan dari Baitul-'Izzah kepada Nabi Muhammad
SAW secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Hal yang dapat saya kritik pada makalah kelompok ketiga ini yang pertama
terdapat pada bagian cover, yang mana susunannya tidak sesuai dengan susunan cover
makalah pada umumnya. Pada bagian kata pengantar sudah bagus dan rapi dari pada
kelompok sebelumnya kemudian susunan BAB nya sudah rapi pengertiannya juga sudah
lengkap dan juga sudah rinci baik secara bahasa maupun menurut para ahli tafsir. Sejarah
perkembangan dan fungsi Asbabun nuzul tertuang lengkap pada makalah hanya saja tidak
menyertakan ayat al-qur'annya hanya artinya saja kemudian pada bagian cara mengetahui
Asbabun nuzul juga sudah dijelaskan namun secara global tidak terperinci dan juga
dijelaskan proses turunnya wahyu secara lengkap dan jelas namun sama seperti
sebelumnya tidak menuangkan ayat al-qur'an hanya artinya saja. hal yang menarik para
makalah ini terdapatnya footnote ataupun referensi materi dalam makalah berbeda dari
makalah sebelumnya.
6
D. Makalah Kelompok 4 : Munasabah Al-Qur'an

Pada makalah keempat ini membahas tentang Munasabah al-qur'an yang memiliki
arti menurut bahasa al musyakalah (keserupaan) dan al-muqarabah (kedekatan).2
Munasabah sama dengan perseusaian dan kedekatan kemudian juga terdapat pengertian
menurut para ahli, salah satunya Menurut Az-Zarkasyi ”Munasabah adalah suatu hal
yang dapat dipahami. Tatkala dihadapkan kepada akal, pasti akal itu akan menerimanya.
Jadi dalam konteks Ulum Al-Qur‟an”. Jadi munasabah berarti menjelaskan korelasi
makna antara ayat atau antar surat, baik korelasi itu bersifat umum atau khusus; rasional
atau aqli, persepsi (hadits), imajinasi (khayali), atau korelasi berupa sebab akibat, 'illat
dan ma'lul, perbandingan, dan perlawanan.Cara mengetahui korelasi Untuk meneliti
keserasian susunan ayat dan surat (munasabah) dalam Al-Qur'an diperlukan ketelitian dan
pemikiran yang mendalam. As-Suyuthi menjelaskan ada beberapa langkah yang perlu
diperhatikan untuk menemukan munasabah ini, yaitu:
 Harus diperhatikan tujuan pembahasan suatu surat yang menjadi objek pencarian.
 Memerhatikan uraian ayat-ayat yang sesuai dengan tujuan yang dibahas dalam
surat.
 Menentukan tingkatan uraian-uraian itu, apakah ada hubungannya atau tidak.
 Dalam mengambil kesimpulannya, hendaknya memerhatikan ungkapan-ungkapan
bahasanya dengan benar dan tidak berlebihan.
Kemudian macam-macam Munasabah didalam al-qur'an sekurang-kurangnya
terdapat tujuh macam munasabah yaitu :
 Munasabah antar surat dengan surat sebelumnya
 Munasabahantar nama surat dan tujuan turunnya
 Munasabah antar bagian suatu ayat
 Munasabah antar ayat yang letaknya berdampingan
 Munasabah antar suatu kelompok ayat dan kelompok ayat disampingnya
 Munasabah antar fasilah ( pemisah ) dan isi ayat
 Munasabah antar awal surat dengan akhir surat yang sama.
Kemudian didalam makalah juga diterangkan kegunaan mempelajari munasabah
Sebagaimana ashab annuzul, munasabah sangat berperan penting dalam memahami Al-

2
Jalaluddin As-suyuthi,Al-itaqan fi ‘Ulum Al-Qur’an, Dar Al-Fikr, Beirut, t.t, Jilid I, hlm,108.
7
Qur'an. Muhammad Abdullah Darraz berkata : “ Sekalipun permasalahan-permasalahan
yang diungkapkan oleh suratsurat itu banyak, semuanya merupakan suatu kesatuan
pembicaraan yang awal dan kahirnya saling berkaitan. Adapun kegunaan mempelajari
didalam makalah dijelaskan yang pertama dapat mengembangkan tanggapan org bahwa
tema-tema al-qur'an kehilangan relavansi antara satu bagian dengan bagian lainnya. Yang
kedua mengetahui persambungan hubungan antara bagian al-qur'an baik antar ayat
maupun antar surat. Yang ketiga dapat diketahui mutu dan tingkat kebalighkan bahasa al-
qur'an dan konteks kalimatnya antara satu dengan yang lainnya dan untuk menemukan
arti yang tersirat dalam susunan dan urutan kalimat ayat dan surat dalam al-qur'an.
Hal yang dapat saya kritik pertama kali pada makalah kelompok empat ini adalah
pada bagian cover yang mana penulisan judul makalah terlalu besar tidak sma dengan
huruf yang lain kemudian meletakkan bagian prodi dan kelas tidak sesuai dan nama
kelompok tidak sesuai abjad. Di bagian kata pengantar sudah bagus tidak ada kesalahan
namun di bagian latar belakang masalah terlalu panjang tidak langsung ke inti
permasalahannya pada bagian pembahasan sudah bagus dan sangat lengkap baik dari
segi penjelasan maupun contoh-contoh dari materi macam-macam munasabah dan
kegunaan mempelajari munasabah di bahas tuntas hanya saja masih banyak
menggunakan referensi dibawah tahun 2000. Saran kepada pemakalah adalah carilah
materi referensi yang lebit terbaru di atas tahun 2000 agarisi makalah sesuai dengan
perkembangan zaman.

E. Makalah kelompok 5 : Makkiyah Dan Madaniyah

Pada makalah kelompok kelima ini menjelaskan tentang Makkiyah dan


Madaniyah yang mana Makkiyah yang berarti surah atau sebagian besar ayat dalam surah
tersebut turun di priode mekkah yakni sebelum umat islam hijrah kemadinah yaitu pada
tahun 662 M. Kemudian Madaniyah berarti surah yang turun pada priode madinah yaitu
setelah umat Islam hijrah ke madinah . Kemudian juga dijelaskan ciri-ciri dan
karakteristik ayat Makkiyah, ciri-cirinya antara lain :
 Terdapat lafadz kalla di sebagian besar atau seluruh ayatnya.
 Terdapat sujud tilawah di sebagian atau seluruh ayatnya.
 Diawali huruf tahajji, seperti: qaf, nun, dan ha mim.
 Memuat kisah Adam dan iblis (kecuali surat Al-Baqarah).
 Memuat kisah para nabi dan umat-umat terdahulu.
8
 Di dalamnya terdapat seruan kepada semua manusia (wahai semua manusia).
 Isi suratnya berupa seruan dengan kalimat "Anak Adam".
 Isinya memberi penekanan pada masalah akidah.
 Ayatnya pendek-pendek.

Ciri-ciri dan karakteristik ayat madaniyah, ciri-ciri surat madaniyah antara lain :
 Terdapat kalimat "orang-orang yang beriman" pada ayat-ayatnya.
 Terdapat hukum-hukum faraidh, hudud, qishash dan jihad di dalamnya.
 Ayatnya banyak menyebut kalimat “orang-orang munafik" (kecuali surat Al-
Ankabut).
 Membuat bantahan terhadap ahli Alkitab (Yahudi dan Nasrani).
 Memuat hukum syara', seperti: ibadah, mu'amalah, al-ahwal dan al-syakhshiyah.
 Ayatnya panjang-panjang.

Hal yang dapat saya kritik pada makalah kelompok kelima ini di antaranya yang
pertam kali adalah di bagian cover tata letak covernya kurang rapi kemudian tidak
terdapatnya nama dosen pengampu dan nama kelompok tidak sesuai abjad. Pada bagian
pendahuluan tidak terdapat penulisan BAB 1 dan juga pada bagian pembahasan tidak
terdapat penulisan BAB 2 dan juga tidak terdapat penanda huruf ataupun angka sebagai
urutan sub judul kemudian pembahasannya terlalu singkat dan tidak menyertai footnote
didalamnya sebagai sumber referensi materi didalamnya. Tidak terdapatnya materi yang
luas terhadap setiap sub judul pembahasan. kemudian isi daftar pustaka seluruhnya
berisikan referensi dari website tidak ada yang berasal dari buku maupun jurnal. Saran
kepada pemakalah carilah referensi yang terpercaya baik dari buku maupun dari jurnal
dan memperjelas materi pembahasan agar tidak terlalu singkat dan sesuai deangan
pembahasan materi yang akan di bahas.

F. Makalah Kelompok 6 : Qashash Al-qur'an

Pada makalah kelompok 6 ini membahas tentang Qashas Al-Qur'an dari segi
pengertian Menurut bahasa kata Qashash jamak dari Qishah, artinya kisah, cerita,
berita atau keadaan. Sedangkan menurut istilah Qashahul Qur’an ialah kisahkisah dalam

9
Alquran tentang para Nabi dan Rasul mereka, serta peristiwaperistiwa yang terjadi pada
masa lampau, masa kini, dan masa yang akan dating. Namun secara terminology,
pengertian Qishahul Qur’an adalah kabarkabar dalam Alquran yang bermakna urusan,
berita, kabar maupun keadaan. Kisah-kisah dalam Alquran dapat dibagi menjadi beberapa
macam, yaitu:
1) Kisah hal gaib yang terjadi pada masa lalu, Contohnya:
 Kisah tentang dialog malaikat dengan Tuhannya mengenai penciptaan khalifah
bumi sebagaimana dijelaskan dalam (QS. alBaqarah: 30-34).
2) Kisah hal gaib yang terjadi pada masa kini, Contohnya:3
 Kisah tentang turunnya malaikat-malaikat pada malam Lailatul Qadar seperti
diungkapkan dalam (QS. Al-Qadar: 1-5).
3) Kisah hal gaib yang akan terjadi pada masa yang akan dating, Contoh:
 Kisah tentang akan datangnya hari kiamat seperti dijelaskan dalam AlquranSurah
al-Qari’ah, Surah al-Zalzalah dan lainnya.

Ditinjau dari segi materi, kisah-kisah dalm Alquranada tiga, yaitu:


1) Kisah-kisah para Nabi, seperti:7
 Kisah Nabi Adam (QS. al-Baqarah: 30-39, al-A’raf: 11) dan lainnya.
 Kisah Nabi Nuh (QS. Hud: 25-49).
 Kisah Nabi Adam (QS. al-Baqarah: 30-39, al-A’raf: 11) dan lainnya
2) Kisah tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa lampau yang tidak dapat
dipastikan kenabiannya. Contohnya:
 Kisah tentang Luqman (QS. Luqman: 12-13).
 Kisah tentang Dzul Qarnain (QS. al-Kahfi: 9-26.
 Kisah tentang Asbabul Kahfi (QS. al-Kahfi: 9-26).
3) Kisah yang berpautan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa Rasulullah
SAW. Contohnya:
 Kisah tentang Ababil (QS. al-Fīl: 1-5)
 Kisah tentang hijrahnya Nabi Muhammad SAW (QS. Muhammad:13)7
 Kisah tentang perang Badar dan Uhud yang di uraikan dalam Qur’an surat Ali
Imran.

3
Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an II (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h. 27.
10
Kisah-kisah yang terdapat dalam Alquran memiliki tujuan dan banyak banyak
mamfaat tujuan pokok dari kisah Alqurandan mamfaatnya ini diantaranya:
1. Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokokpokok
syariat yang dibawa oleh para Nabi Allah untuk umatnya.
2. Meneguhkan hati Rasulullah dan umatnya atas agama, meneguhkan kepercayaan
orang-orang yang beriman tentang menangnya kebenaran serta musnahnya
kebatilan bersama orang-orang pembelanya.
3. Membenarkan para Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka
serta mengabadikan jejak dan peninggalannya.

Hikmah mempelajari ilmu qashash alquran adalah sebagai berikut:14


 Supaya mereka berfikir
 Menarik perhatian para pendengar
 Dapat meneguhkan hat
 Pelajaran bagi orang-orang yang berakal
 Menyingkap kebohongan-kebohongan ahli kitab
Pada makalah kelompok keenam ini tidak banyak hal yang ingin saya kritik,
karena isi makalah juga sudah lengkap baik dalam materi pengertian dan materi yang
lainnya, terlebih pada bagian macam macam qashas al-qur'an di isi dengan lengkap
beserta surah dan ayat apa saja yang mengandung macam macam tersebut
Hanya saja di bagian cover nama pemakalah tidak tersusun secara abjad selebihnya sudah
bagus
G. Makalah kelompok 7 : Muhkamat Dan Mutasyabihat

Pada makalah ketujuh ini membahas tentang almuhkam dan mutasyabihat yang mana
muhkam berasal dari kata ihkam yang berarti kekukuhan, kesempurnaan, keseksamaan
dan pencegahan sedangkan menurut istilah muhkam berarti ayat-ayat yang jelas
maknanya tidak memerlukan keterangan ayat-ayat lain. Mutasyabihat berasal dari kata
tasyabuh yang memiliki arti keserupaan dan kesamaan antar dua hal sedangkan menurut
istilah mutasyabihat berarti ayat-ayat yang belum jelas artinya4. Lalu contoh ayat-ayat
muhkam dan mutasyabihat, contoh muhkam ada dua yang pertama Muhkam li dzatihi,
yaitu muhkam yang semata-mata karena arti yang ditunjukinya itu tidak mungkin dapat
dimansukhkan. Misalnya adalah keharusan beribadah hanya kepada Allah subhanahu wa
4
Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia , 2012), h. 121.
11
ta`ala semata dan berbuat baik kepada kedua orang tua. Dan yang kedua Muhkam li
ghairihi, adalah ayat-ayat yang belum dinasakh pada zaman Rasulullah, sebagaimana
dikemukakan oleh al-Baazdawi dalam Kasyf al Asrar yang dikutip oleh al -`Aks, “ yang
tidak dinasakh sehingga terputusnya wahyu dan Nabi telah wafat, maka ini dinamakan
muhkam li ghairihi, jenis ini mencakup al-dzahir, al-nash, al-mufassar, dan almuhkam”,
karena masing-masing belum terkena nasakh hingga muhkam yang disebabkan oleh
terputusnya kemungkinan adanya nasakh. Macam-macam ayat mutasyabihat terbagi
menjadi tiga yaitu :
 Yang pertama Mutasyabihat yang tidak dapat diketahui oleh seluruh umat
manusia, kecuali Allah SWT.
 Yang kedua ayat-ayat Mutasyabihat yang dapat diketahui semua orang dengan
jalan pembahasan dan pengkajian yang mendalam.
 Yang ketiga ayat-ayat Mutasyabihat yang hanya dapat diketahui oleh pakar ilmu
bukan oleh semua orang apalagi orang awam.
Sebab-sebab terjadinya tasyabuh dalam al-qur'an sebagian ulama berpendapat
bahwa ayat-ayat mutasyabihat tidak diketahui taqwilnya oleh siapapun kecuali allah
sendiri, sebagian yang lain ada yang beranggapan bahwa orang-orang yang mendalami
ilmunya dapat mengetahui taqwil ayat-ayat mutasyabihat.
Perbedaan pendapat para ulama terhadap ayat muhkamat dan ayat mutasyabihat
dalam al-qur'an sering kita temui ayat-ayat mutasyabihat yang penjelasannya memerlukan
penjelasan dari ayat-ayat yang lain, dengan hal ini para ulama memiliki pendapat yang
berbeda-beda yaitu ulama golongan hanafiyah mengatakan lafaz muhkam adalah lafaz
yang jelas petunjuknya dan tidak mungkin di naskhkan, sedangkan lafaz Mutasyabihat
adalah lafaz yang sama maksud dan petunjuknya sehingga tidak terjangkau oleh akal
pikiran manusia. Mayoritas ulama golongan ahlu fiqh yang berasal dari pendapat sahabat
Ibnu Abbas mengatakan, lafadz muhkam ialah lafadz yang tidak bisa dita’wil
kecuali satu arah. Sedangkan lafadz mutasyabih adalah artinya dapat dita’wilkan dalam
beberapa segi, karena masih sama. Madzhab salaf, yaitu para ulama dari generasi sahabat.
Mereka berusaha untuk mengimaninya dan menyerahkan makna serta pengertiannya
hanya kepada Allah SWT. Bagi kaum salaf, ayat – ayat mutasyabihat tidak perlu
dita'wilkan. Sebab yang mengetahui hakikatnya hanyalah Allah SWT, mereka hanya
berusaha mengimaninya. Madzhab khalaf, seperti Imam Huramain. Mereka berpendapat
bahwa ayat-ayat mutasyabihat harus ditetapkan maknanya dengan pengertian yang sesuai
dan sedekat mungkin dengan dzat-Nya. Mereka menta'wil lafdz istiwa' (besemayam)
12
dengan maha berkuasa menciptakan sesuatu tanpa susah payah. Kalimat ja'a rabbuka
(kedatangan Allah) dalam Qs. Al-Fajr: 22, dita'wilkan dengan kedatangan perintah-Nya.
Pada makalah kelompok tujuh ini hal yang dapat saya kritik adalah penulisan
pada judul makalah tidak sesuai dengan judul kontrak kuliah, kemudian tidak terdapatnya
keterangan tentang kelas hanya semester dan prodi saja. Pada bagian kata pengantar
sudah bagus dan sangat lengkap baik isi tempat dan tanggal pembuatan makalah. Pada
bab pendahuluan dan pembahasan sudah tertata rapi sesuai dengan format makalah yang
seharusnya juga sudah disertai dengan footnote sebagai referensi materi makalah namun
ada beberapa kesalahan yaitu pada bagian subjudul mutasyabihat yang mana macam-
macam ayat mutasyabihat tidak sesuai urutannya yang pertama menggunakan format
urutan huruf. Namun, pada bagian kedua dan ketiga tetapi menggunakan format angka,
untuk komposisi makalah sudah lengkap dan bagus hanya saja masih terdapat referensi
dari tahun dibawah 2000. Saran untuk penulis lebih teliti dalam menggunakan format
penghurutan materi serta konsisten dalam menggunakan kata jangan berubah-ubah dan
mencari referensi terbaru diatas tahun 2000 karna lebih terbaru dan tepercaya.

H. Makalah Kelompok 8 : Naskh Wal Mansukh

Pada makalah ke delapan ini membahas tentang Naskh wal Mansukh yang artinya
Naskh yang berarti mengangkat (menghapus) hukum syarah dengan dalil hukum yang
lain,5 sedangkan Mansukh memiliki arti hukum yang diangkat atau dihapus.
Kemudian syarat-syarat Naskh terbagi empat yaitu yang pertama adanya Mansukh
(ayat yang dihapus) dengan syarat bahwa hukum yang dihapus itu adalah berupa hukum
syara' bersifat 'amali, adanya Mansukh bih (ayat yang digunakan untuk menghapus)
dengan syarat datangnya dari syari', adanya Naskh (yang berhak menghapus ), adanya
Mansukh 'anhu (arah hukum yang dihapus itu iyalah orang-orang yang sudah baligh atau
mukallaf).
Adapun bagian dan macam-macam Naskh dalam alqur'an yaitu :
 Naskh alqur'an dengan alqur'an
 Naskh alqur'an dengan sunah
 Naskh sunah dengan alqur'an
 Naskh sunah dengan sunah
Adapun pendapat mengenai ayat yang di anggap mansukh yaitu terdapat
5
Manna’Khalil Al-Qattan, Mahabis fi ‘Ulumil Qur’an op cit h.326
13
beberapa pendapat mengenai ayat-ayat Alquran yang dianggap mansūkh di antaranya
menurut al Nahas (388 H) jumlah ayat yang dianggap mansūkh berjumlah 100 buah.
Keseratus ayat Allah itu dianggap Al Nahas berlawanan dengan ayat-ayat lainnya.
Setelah diteliti ternyata hukumnya tidak berlaku lagi.
Hal yang dapat saya keritik dari makalah kelompok ini tidak banyak, namun yang
pertama terletak di bagian cover yaitu pada bagian judul makalah yg seharusnya di
kontrak perkuliahan "Naskh wal mansukh" namun di dalam makalah bertulis "Nasikh al
mansukh". Lalu pada bagian jurusan/prodi tidak sesuai dengan prodi yg seharusnya "PAI
Eksekutif - I" namun di makalah "PAI I-C". Kemudian pada bagian kata pengantar tidak
tertulis tanggal ataupun bulan hanya tahun dan tempat saja. Berikutnya pada materi
pembahasan pengertian naskh dan mansukh cukup berbelit dan sulit untuk di pahami bagi
pembaca makalah, namun tertulis dengan terperinci. Kemudian pada Bagian syarat syarat
naskh tidak di sebutkan salah satu contoh ayatnya namun pada pembagian nya sudah
sangat lengkap namun tidak berserta contoh, hal kelebihan di dalam makalah adalah di
masukkannya dalil pada materi pendapat mengenai ayat mansukh dan makalah sudah
lengkap dengan footnote dan referensi materi. Saran kepada pemakalah adalah sertakan
contoh pada materi macam macam naskh dalam alquran.

I. Makalah kelompok 10 : Amthsal Al-Quran


Pada makalah kelompok kesepuluh ini menjelaskan tentang amthsal al qur'an
yang mana amtsal sendiri adalah bentuk kata jamalndarinkata matsal yang berarti baik
lafazh maupun maknanya.
Secara etimologi, kata amtsal adalah bentuk jamak dari mitsl dan matsal yang
berarti serupa atau sama. Namun, dapat juga diartikan sebagai contoh, teladan,
peribahasa atau cerita perumpamaan. Sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat.
Menurut istilah ulama ahli adab, amtsal adalah ucapan yang banyak menyamakan
keadaan sesuatu yang diceritakan dengan sesuatu yang dituju. Didalam matsal haruslah
terdapat empat unsur yaitu:
 Ada yang disempurnakan (musyabbah), yaitu sesuatu yang akan
diperumpamakan.
 Ada asal ceritanya (musyabbah bih), yaitu sesuatu yang dijadikan perumpamaan.
 Ada persamaannya (wajhul musyabbah), yaitu segi perumpamaan.
 Ada alat Tasybih, yaitu kaf, mitsil, kaana, dan semua lafaz yang menunjukkan
14
makna perserupaan.
Adapun amtsal dalam al qur'an di bagi menjadi tiga macam, yaitu :
 Amtsal Musarrahah adalah amtsal yang didalamnya dijelaskan dengan lafaz
matsal
 Amtsal Kaminah adalah amtsal yang di dalamnya tidak disebutkan dengan jelas
lafaz tamtsil tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam
kepadatan redaksinya dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan
kepada yang serupa dengannya.
 Amtsal Mursalah adalah kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan lafaz
tasybih secara jelas, tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai matsal

Kemudian Sighat Amtsalil Qur‟an terdiri dari beberapa bentuk, antara lain :
1. Sighat tasybih ash-sharih (tasybih yang jelas) Yaitu bentuk perumpamaan yang
jelas dimana didalamnya terungkap kata-kata mastsal (perumpamaan).
2. Sighat tasybih adh-dhimni (tasybih yang terselubung) Yaitu bentuk perumpamaan
yang tersembunyi, didalam perumpamaan itu tidak terdapat kata al-amtsal, tetapi
perumpamaan itu diketahui dari segi artinya
3. Sighat majaz mursal Yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan yang bebas dan
tidak terikat dengan asal ceritanya.
4. Sighat majaz Murakkab Yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan ganda yang
segi persamaanya diambil dari dua hal yang berkaitan, dimana kaitanya adalah
perserupamaan yang telah biasa digunakan dalam ucapan sehari-hari yang berasal
dari isti‟arah tamtsiliyah.
5. Sighat isyti’arah Dengan bentuk perumpamaan sampiran. Bentuk ini hampir sama
dengan majas murokkab, karena memang merupakan asalnya. Contohnya seperti
sebelum memanah harus dipenuhi tempat anak panahnya

Kemudian Kegunaan Amtsal Al-Qur’an Meliputi :

1. Pengungkapan pengertian yang abstrak dengan bentuk yang kongkrit yang dapat
ditangkap dengan indera manusia.
2. Dapat mengumpulkan makna yang indah, menarik dalam ungkapan yang singkat
dan padat.
3. Mendorong giat beramal, melakukan hal-hal yangn menarik dalam Al-Qur‟an.
15
4. Menghindarkan dari perbuatan tercela.
5. Memberikan kesempatan kepada setiap budaya dan juga bagi nalar para
6. cendekiawan untuk menafsirkan dan mengaktualisasikan diri dalam wadah nilai
nilai universalnya.6

Pada makalah kesepuluh ini tidak banyak yang ingin saya keritik karena menurut saya isi
nya sudah bagus, hanya ada beberapa saja yaitu apa arti dari sighat amtsal al qur'an untuk
selebihnya sudah bagus namun di bagian referensi masih ada memakai referensi dari
tahun di bawah 2000. Saran kepada pemakalah adalah cobalah untuk mengartikan kata
yang tidak banyak di ketahui oleh khalayak umum dan menggunakan referensi terbaru
dan terpercaya.

J. Makalah Kelompok 11 : Aqsamul Qur'an


Pada makalah kelompok kesebelas ini membahas tentang aqsamul qur'an, yang
mana aqsam berasal dari kata qasamnyang berarti sumpah, selain itu pengertian qasam
adalah menguatkan sesuatu penyebutan nama Allah SWT atau salah sayu sifatnya dengan
menggunakan huruf sumpah yaitu, ‫ ب‬,‫ و‬dan ‫ت‬. seperti wallahi, billahi, tallahi (demi
allah)7. Di lihat dari segi fi'ilnya qasam al qur'an terbagi dua yaitu :
 Qasam Dhahir (nampak/ jelas), Qasam Dhahir adalah sumpah yang di dalamnya
disebutkan fi’il qasam dan muqsam bihnya. Dan diantaranya ada yang
dihilangkan fi’il qasamnya, sebagaimana pada umumnya karena dicukupkan
dengan huruf jarr berupa ‫ ب‬,‫ و‬dan ‫ت‬

 Qasam Mudhmar (tersimpan/samar), Qasam Mudhmar adalah sumpah yang di


dalamnya tidak dijelaskan fi’il qasam dan tidak pula muqsam bih, tetapi ia
ditunjukkan oleh “lam taukid” yang menunjukkan sebagai jawaban
qasam

Kemudian jika di lihat dari segi muqsam bihnya , maka qasam terbagi tujuh macam
yaitu :
 Qasam dengan dzat allah swt atau sifat sifatnya yang terdapat pada 7 ayat
 Qasam dengan perbuatan perbuatan allah swt

6
Usman, Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Teras,2009), h.237.
7
Abu Anwar, Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar, (Bandung:Amzah, 2005)
16
 Qasam dengan yang dikerjakan allah swt
 Qasam dengan malaikat malaikat allah swt
 Qasam dengan nabi allah swt
 Qasam dengan makhluk allah swt
 Qasam dengan waktu

Adapun sighat sighat aqsamul qur'an yaitu :


 Sighat pertama, Sebagaimana sudah disebutkan, bahwa sighat (bentuk) yang asli
dalam sumpah itu ialah bentuk yang terdiri dari tiga unsur, yaitu fi’il sumpah ynag
dimuta’addikan dengan “ba’” muqsam bih dan muqsam alaih. Kemudian fi’il
yang dijadikan sumpah itu bisa lafal aqsamu, ahlifu atau asyhidu yang semuanya
berarti “ bersumpah”.
 Sighat kedua: ditambah huruf la Kebiasaan orang yang bersumpah itu memakai
berbagai macam bentuk, yang berarti merupakan sighat-sighat yang tidak asli
lagi.Begitu pula di dalam Al Quran, banyak terdapat juga sighat-sighat sumpah
lain, disamping yang asli. Mislanya sighat yang ditambah huruf “la” di depan fi’il
qasamnya.
 Sighat ketiga: ditambah kata Qul Bala (‫ )بلي قل‬, Sighat ini adalah untuk
membantah atau menyanggah keterangan yang tidak benar. Tambahan “Qul Bala”
itu adalah untuk melengkapi ungkapan kalimat yang sebelumnya, yang berisi
keterangan yang tidak betul, yaitu kalimat:
 Sighat keempat: ditambah kata-kata Qul Iiy (‫ )اِي قل‬Kadang-kadang sumpah dalam
Al Quran itu ditambah dengan kata-kat “ Qul Iiy” yang berarti benar
Tujuan dan faedah aqsamul qur'an yaitu bertujuan untuk Dengan bersumpah
memakai nama Allah atau sifat-sifat-Nya, maka hal ini sama dengan mengagungkan
Allah swt karena telah menjadikan namanya selaku dzat yang diagungkan sebagai
penguat sumpah.
Sedangkan faedah dari aqsamul qur'an yaitu :
Berita itu sudah sampai pendengar dan kalau dia bukan orang yang apriori menolak,
tentunya berita tersebut sudah diterima dan dipercaya karena sudah diperkuat dengan
sumpah, apalagi memakai nama Allah SWT. Pemberi berita sudah merasa lega, karena
telah menaklukkan pendengar dengan cara memperkuat berita-beritanya dengan sumpah
atau dengan beberapa taukid (penguat). Hal ini berbeda sebelum dia bersumpah, jiwanya

17
masih merasa kecewa, karena beritanya belum diterima pendengar.
Dengan bersumpah memakai nama Allah atau sifat-sifat-Nya, menurut Dr. Bakri Syekh
Amin berarti memuliakan atu mengagungkan Allah SWT. karena telah menjadikan nama-
Nya selakuDzat yang diagungkan sebagai penguat sumpahnya. Adapun syarat syarat
bersumpah adalah Seseorang yang bersumpah harus berusia dewasa (baligh) dan berakal
(aqil). Pekerjaan yang menjadi objek sumpah yang ingin dilakukan bukan merupakan
pekerjaan haram dan makruh. Bersumpah dengan salah satu nama Tuhan semesta alam
yang tidak disebut sebagai nama non-Zat-Nya seperti Tuhan dan Allah Ia harus
menyatakan sumpah dengan lisannya Memungkinkan baginya untuk melaksanakan
sumpah dan apabila suatu waktu memungkinkan baginya untuk menyatakan sumpah dan
setelah itu dan hungga akhir ia tidak mampu melaksanakan sumpah yang telah ia
nyatakan atau ia kesusahan melaksanakannnya maka sumpah tersebut harus ia batalkan
tatkala ia memang tidak mampu melaksanakannya.

Dari makalah kelompok kesebelas ini tidak banyak yang ingin saya kritik hanya
ada dari beberapa hal, yaitu yg pertama pada bagian cover masih kurang rapi baik dari
segi tampilan dan juga penulisa dan juga pada bagian penulisan nama kelompok tidak
berurutan sesuai abjat . Kemudian pada bagian pembahasan pengertian aqsamul qur'an
sudah bagus dan juga sudah jelas namun jika di tinjau dari makalah yg berbentuk file
dokumen , masih terlihat bagian ayat ataupun huruf hijaiyah yg berserakan dan tidak bisa
di baca dari materi macam macam aqsamul qur'an kemudian sighat sighat aqsamul
qur'an. Dan juga tidak di terangkan apa itu sighat sighat yg saya pribadi tidak tahu apa yg
di maksud dengan sighat aqsamul qur'an
Selebihnya dari makalah sudah bagus dan juga sudah memakai footnote, hanya
saja masih ada beberapa referensi dari tahun di bawah 2000. Saran kepada pemakalah
adalah cobalah untuk mengusahakan penulisan tulisan arab/hijaiyah yang rapi pada
makalah, dan menerangkan kata kata asing yang tidak umum di ketahui oleh orang
banyak.

K. Makalah Kelompok 12 : Tafsir, Ta'wil Dan Terjemah

Pada makalah terakhir ini membahas tentang Tafsir, Ta'wil Dan Terjemah yang
mana menurut pengertiannya Kata “tafsir” diambil dari kata “fassara-yufassiru-tafsira”
yang berarti keterangan atau uraian. Dan secara bahasa, “tafsir” berarti “penjelasan,
18
penyingkapan (yang tersembunyi), menampakan makna yang logis”. Sedangkan secara
istilah, pengertian “tafsir”, terdapat beberapa pendapat ahli, yakni :
a. Menurut Al-Kilabi dalam At-Tashili Tafsir adalah menjelaskan AlQur‟an,
menerangkan maknanya dan menjelaskan apa yang dikehendaki dengan
nashnya atau dengan isyaratnya atau tujuanya.8
b. Menurut Syekh Al-Jazairi dalam Shahib At-Taujih Tafsir pada hakikatnya
adalah menjelaskan lafazh yang sukar dipahami oleh pendengar dengan
mengemukakan lafazh sinonimnya atau makna yang mendekatinya, atau
dengan jalan mengemukakan salah satu dilalah (petunjuk/menunjukan)
lafazh tersebut.
c. Menurut Abu Hayyan Tafsir adalah ilmu mengenai cara pengucapan
lafazh-lafazh Al-Qur‟an serta cara mengungkapkan petunujuk,
kandungan-kandungan hukum, dan makna makna yang terkandung di
dalamnya.
d. Menurut Az-Zarkasyi Tafsir adalah ilmu yang digunakan untuk
memahami dan menjelaskan makna-makna kitab Allah yang diturunkan
kepada Nabi-Nya, Muhammad SAW, seta menyimpulkan
kandungankandungan hukum dan hikmahnya.
Secara umum tafsir dapat dibagi kedalam dua bagian, yaitu:
a. Tafsir bi al-Ma‟tsur (bi al-Riwayah).Tafsir bi al-Ma‟tsur (bi al-Riwayah) adalah
suatu tafsir yang berasal dari Al-Qur‟an sunnah Nabi atau perkataan sahabat yang
menjadi penjelasan bagi kehendak Allah SWT.
b. Tafsir bil al-Ra‟yi (bi al-Dirayah).Pengertian Tafsir ini dikemukakan oleh al-
Zahabi yakni: “Suatu ungkapan tentang tafsir al-Qur‟an dengan itjthad setelah
seorang mufassir mengetahui percakapan orang Arab dari berbagai seginya,
mengetahui lafazh-lafazh bahasa Arab serta seluruh sisi dalalatnya, dengan
dibantu oleh syi‟irsyi‟ir Jahiliy mengetahui asbab al-Nuzul, serta mengetahui al
nasikh dan al mansukh dari ayat-ayat Al-Qur‟an, dan lain sebagainya dari
persyaratan-persyaratan yang diperlukan oleh seorang mufassir”
Beberapa syarat menjadi ahli tafsir ( mufassir )antara lain :
a. Memiliki akidah yang bersih
b. Tidak mengikuti hawa nafsu
c. Ahli tafsir ( Mufassir ) memahami ushul at-tafsir

8
Rosihon Anwar, Pengantar Ulumul Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia. 2009), hal. 209.
19
d. Cerdas dalam ilmu riwayat dan dirayah hadits
e. Ahli tafsir ( Mufassir ) mengerti ushul fiqh
f. Menguasai bahasa arab dan ilmunya
Takwil menurut lughat adalah menerangkan, menjelaskan. Diambil dari
kata “awwala-yu‟awwilu-takwilan.” Al-Qaththan dan Al-Jurjani berpendapat
bahwa arti ta‟wil menurut lughat adalah “al-ruju‟ ila Al-ashl“ (berarti kembali
pada pokoknya). Sedangkan menurut Az-Zarqani berpendapat secara bahasa
adalah sama dengan arti tafsir. Adapun syarat-syarat takwil adalah :
1) Lafaz itu dapat menerima takwil seperti lafaz zhabir (menunjukkan
maksud) dan lafaz hash (menunjukan makna) serta tidak berlaku untuk
muhkam dan mufassar.
2) Lafaz itu mengandung kemungkinan untuk di-takwil-kan karena lafaz
tersebut memiliki jangkauan yang luas dan dapat diartikan untuk ditakwail. Serta tidak
asing dengan pengalihan kepada makna lain
tersebut.
3) Ada hal-hal yang mendorong untuk takwil seperti :
a. Bentuk lahir lafaz berlawanan dengan kaidah yang berlaku dan diketahui secara
dharuri, atau berlawanan dengan dahlil yang lebih tinggi dari dahlil itu
b. Nash itu menyalahi dalil lain yang lebih kuat dilalahnya.
c. Lafaz itu merupakan suatu nash untuk suatu objek tetapi menyalahi lafaz lain
yang mufassar.
Menurut bahasa terjemah adalah salinan dari suatu bahasa ke bahasa
lain. Atau berarti mengganti, menyalin memindahkan kalimat dari suatu
bahasa ke bahasa lain. Macam-Macam Terjemah. Pada dasarnya ada tiga penerjemahan,
yaitu:
a. Terjemah maknawiyyah tafsiriyyah, adalah menerangkan makna atau
kalimat dan mensyarahkanya, tidak terikat oleh leterlek-nya, melainkan
oleh makna dan tujuan kalimat aslinya. Terjemah semacam ini (dengan
corak lain) sinonim dengan tafsir.
b. Terjemah harfiyah bi Al-mitsli, yaitu menyalin atau mengganti kata-kata
dari bahasa asli dengan kata-kata sinonimnya (muradif)-nya ke dalam
bahasa baru dan terikat oleh bahasa aslinya.
c. Terjemah harfiyah bi dzuni Al-mistli, yaitu menyalin atau mengganti kata-
kata bahasa asli kedalam bahasa lain dengan memerhatikan urutan makna
20
dan segi sastranya, menurut kemampuan bahasa baru itu dan sejauh
kemampuan penerjemahnya.
Adapun syarat-Syarat Penterjemah
 Penterjemah haruslah bersifat jujur dalam kegiatanya.
 Mempunyai kemampuan yang sama terhadap kedua bahasa dalam hal kosa kata,
kaedah-kaedah dan rasa bahasa.
 Mendalami dan menguasai uslub-uslub dan keistimewaan-keistimewaan bahasa
yang diterjemahkan.
 Dapat menyingkap tabir tentang Islam bagi mereka yang tidak mengerti bahasa
Arab.
 Menghilangkan rasa ragu terhadap persoalan agama.
 Memberikan penerangan agama bagi non muslim.
 Menghilangkan tabir penghalan yang dibuat-buat.

Adapun perbedaan antara tafsir, terjemah, dan takwil, adalah sebagai berikut:
1) Terjemah lepas dari bahasa semula. sedangkan tafsir dan takwil kadangkadang
masih dalam bahasa semula.

2) Terjemah tidak memberikan uraian yang lebih dari pokok bahasa, sedangkan
tafsir banyak memberikan pokok-pokok bahasan, demikian juga Takwil.
3) Terjemah hanya dapat menampung salah satu dari indikasi yang termuat dalam
suku kata atau ayat, sedangkan tafsir sebaliknya.
4) Terjemah hanya memuat pengertian yang umum tidak terperinci sebagaimana
dalam tafsir.
Hal yang dapat saya kritik di dalam makalah tidak banyak bahkan secara di lihat
makalah sudah bagus dan sangat lengkap isi nya hanya saja di bagian materi tafsir tidak
ada di sebutkan salah satu nama mufasir yang terkenal dan nama tafsir nya, selebihnya
untuk kelompok terakhir ini sudah bagus baik dalam materi maupun susunan
makalahnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qaththan, Manna’ Khalil,2001Studi Ilmu-Uilmu Al-Qur’an, Bogor:Pustaka


Litera AntarNusa.

As-Suyuthi,J. (2000). Al-Itaqan fi ; Ulum Al-Qur’an. Beirut: Dar Al-Fikr

Al-Qaththan, Manna’ Khalil. Mahabis fi ‘Ulumil Qur’an op cit

Anshori, Ulumul Qur’an: Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, Jakarta:


Rajawali Press, 2014.

Usman, Ulumul Qur’an, Yogyakarta:Teras, 2009.

Abu Anwar, Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar, Bandung:Amzah, 2005.

Rosihon Anwar, Pengantar Ulumul Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia. 2009)

22

Anda mungkin juga menyukai