ASBAB AN-NUZUL
MATA KULIAH
STUDI QUR’AN
AMINUDDIN, S.Ag. M. Fiil.I
DISUSUN OLEH
Marleni
Minut
Sebagian kecil ilmuwan Muslim memang ada yang tidak memandang penting ilmu
asbabun nuzul (background penurunan ayat-ayat al-Qu’ran) dalam menafsirkan al-Qur’an.
Tanpa asbabun nuzul, kata mereka, tidak ada halangan untuk menafsirkan Al-Qur’an.
Berbeda dengan pendapat diatas, kebanyakan mufassir apapun aliran/mahzab tafsiryang
dianut dan metode penafsiran yang digunakan mereka, semuanya mengakui peran danurgensi
ilmu asbabun nuzul dalam menafsirkan Al-Qur’an. Kehadiran ilmu asbabun nuzul
bagi mufassir, bukan sebagai pelengkap apalagi hanya pelengkap penderita yang tidak
memiliki arti apapun, melainkan justru akan lebih memperdalam penghayatan dan
wawasan penafsiran Al-Qur’an.
Dengan mengupas sekian banyak ayat yang berhubungan dengan persoalan ilmu pengetahuan
dan teknologi, baik Harun Yahya, dan terutama Zakaria Hamimi berkesimpulan bahwa Al-
Qur’an Al-Karim itu sarat dengan kemukjizatan dari seginya manapun dan
dalam bidang ilmu pengetahuan apapun. Apakah itu dalam hal penjelasan (informasi), rangka
ian surat dan ayat-ayatnya, kisah-kisah yang ada didalamnya, dalam hal pensyiaratannya,
dalam hal informasi tentang seluk-beluknya, dan lain sebagainya.
Namun demikian, tidak juga berarti latah ikut-ikutan untuk memasukkan ihwal
asbabun nuzul dalam buku ini, akan tetapi dimaksudkan untuk lebih memperkaya pembaca
tentang cabang ilmu yang satu ini.
Artinya : “ Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu
lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang
mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang merekausahakan,
dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah MahaMengetahui segala
sesuatu”.
1
As-Suyuthi,Al-Itqan li-‘ulumil Qur’an, j.1,op.cit.,hlm.29.
2
Az-Zarqani,op.cit.,hlm109-113
Bila beberapa ayat diatas merupakan contoh satu sebab dengan beberapa ayat yang
diturunkan, maka dibawah ini merupakan contoh dari berbilang sebab untuk satu ayat yang
diturunkan. Kalau ayat dua atau lebih penyebab turun ayat itu satu sama lain
tidak berlawanan apalagi saling mendukung, maka tidak saling ada masalah karena satu sama
lain dapat dikompromikan dan bahkan saling menguatkan. Tetapi persoalan akan terjadi
manakala ada dua riwayat atau lebih yang sama-sama menyebutkan sebab yang jelas tetapi
satu sama lain saling berbeda.
Terhadap hal ini ada beberapa kemungkinan pemecahnya yaitu:
Pertama, salah satu dari dua riwayat itu sahih, dan yang lainnya tidak sahih, maka yang harus
diambil adalah riwayat yang sahih itu. Sementara yang tidak sahih harus ditolak.
Kedua, dua-dua riwayat itu sahih, tetapi salah satunya lebih bersifat sebagai penguat
(murajjih). Maka hukumnya yang harus diambil itu ialah yang rajihah (kuat dengan
sendirinya), bukan yang harus diperkuat.
Ketiga, ada dua riwayat Asbabun Nuzul yang keduanya sama-sama sahih dan tidak ada yang
lebih kuat, tetapi ada kemungkinan untuk mengkompromikan antara keduanya.
Keempat, terdapat kesamaan antara dua atau lebih riwayat Asbabun Nuzul dalam hal
kesahihannya, tanpa ada yang bisa diposisikan sebagai murajih dan tidak mungkin pula
dikompromikan antara yang satu dengan yang lain. Sehingga bisa diambil keduanya karena
terlampau jauh tenggang waktu peristiwa antara sebab turun yang satu dengan sebab turun
yang lain.
https://www.scribd.com/document/416280521/ASBABUN-NUZUL
https://www.scribd.com/embeds/416280521//content?
star_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf71bzEfWu3HKwf