Dosen Pengampuh:
Baharuddin,S.Pd.I.,M.Pd.I
KELOMPOK 3 Kelas B
DISUSUN OLEH :
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Azbabu Nuzul” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
Baharuddin S.Pd.I.,M.Pd.I, pada mata kuliah Ilmu Al-Qur’an. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Menghindari Bahaya Lingkungan dan
Menghindari Cedera Orang Lain bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen Baharuddin S.Pd.I.,M.Pd.I
program studi keperawatan, mata kuliah Ilmu Quran yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Gowa, 12 September
2022
Penulis
BAB I
PEMBAHASAN
Ayat itu disebut wahid atau tunggal bila riwayatnya hanya satu. Suatu ayat atau
sekelompok ayat yang turun disebutTa’addud Al-Nazil, bila inti persoalan yang
terkandung dalam ayat yang turun sehubungan dengan sebab tertentu lebih dari satu
persoalan.
Salah satu cara untuk mengetahui asbabun nuzul dengan mengetahui secara
periwayatannya dan mendengar dari generasi yang menyaksikan langsung turunnya
Al Qur’an yang mengetahui asbabun nuzul dan dapat menjelaskan maksud-
maksudnya.
Pedoman dasar para ‘Ulama’ dalam mengetahui asbabun nuzul ialah riwayat shahih
yang berasal dari Rasulullah Saw, atau dari sahabat. Maka sebab itu pemberitahuan
dari seorang sahabat mengenai hal seperti ini bila jelas, maka hal itu bukan sekedar
pendapat (ra’y), tetapi ia mempunyai hukum marfu’ (berdasarkan Rasulullah Saw).
Bentuk redaksi yang menerangkan sebab nuzul itu terkadang berupa pernyataan tegas
mengenai sebab dan terkadang pula berupa pernyataan yang hanya mengandung
kemungkinan mengenainya. Bentuk pertama adalah jika perawi mengatakan: “Sebab
nuzul ayat ini adalah begini”, atau menggunakan fa ta’ qibiyah (kira-kira seperti:
maka, yang menunjukkan urutan peristiwa), yang dirangkaikan dengan kata
“Turunnya ayat”, sesudah ia menyebutkan peristiwa atau pertanyaan. Bentuk kedua,
yaitu redaksi yang boleh jadi menerangkan sebab nuzul atau hanya sekedar
menjelaskan dengan hukum ayat adalah bila perawi mengatakan: nazalat hadzihil
aayaatu fii kadza: Ayat ini turun mengenai ”Yang dimaksud dengan ungkapan
(redaksi) ini, sebab nuzul ayat dan terkadang pula kandungan hukum ayat tersebut.
Asbab nuzul yang berupa perselisihan adalah peristiwa perselisihan atau permusuhan
yang terjadi antara kelompok sekelompok orang dari Kabilah Aus dengan beberapa
orang dari Kabilah khazraj, yang dipicu oleh provokasi yang dilakukan orang Yahudi,
sehingga mereka semua mengucapkan kata-kata “perang! Perang!”. Kemudian
turunlah ayat yang berkaitan dengan peristiwa ini, dalam Q.S. Ali Imran ayat 100
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang
diberi Alkitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi menjadi orang
kafir sesudah kamu beriman.”
Asbabul nuzul yang berupa teguran Allah kepada Nabi. Seperti dalam sebuah riwayat
yang menceritakan beberapa orang Quraisy yang bertanya kepada Nabi Muhammad
Saw. Tentang roh, kisah Ashhab Al-kahfi (para penghuni gua) dan kisah Dzu Al-
Qarnain. Lalu Beliau menjawab: “Datanglah besok pagi kepadaku. Aku akan
ceritakan.” Beliau tidak mengucapkan ‘insya Allah’ (jika Allah manghendaki).
Keesokan harinya, wahyu terlambat datang untuk menceritakan hal-hal tersebut dan
Nabi Muhammad Saw. Tidak dapat menjawabnya. Setelah sekian lama menunggu
penjelasan dari Allah Swt. Melalui wahyu turunlah QS. Al-Kahfi ayat 23-24 “Dan
janganlah sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: “sesungguhnya aku akan
mengerjakan Ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): “insya Allah”. Dan ingatlah
kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “mudah-mudahan Tuhanku akan
memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini.”
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asbabun nuzul adalah sesuatu hal yang dikarenanya Qur’an diturunkan untuk
menerangkan status (hukum)nya, pada masa hal itu terjadi, baik berupa peristiwa
maupun pertanyaan. Ilmu asbabun nuzul yang sangat besar pengarunya dalam
memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an yang mulia. Selain itu, dengan adanya
asbabun nuzul dapat mempermudah kaidah hukum yang belum jelas dalam Al-Qur’an
sehingga mudah untuk dipahami.
B. SARAN
Dengan disusunnya makalah Ulumul Qur’an tentang Asbabun Nuzul ini, penulis
mengharapkan pembaca dapat mengetahui kajian Ulumul Qur’an, untuk mengetahui
lebih jauh, lebih banyak, dan lebih lengkap tentang pembahasan Asbabun Nuzul,
pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku dari berbagai pengarang,
karena penulisannya membahas garis besarnya tentang ulumul quran dan hanya
membahas lebih dalam tentang asbabun nuzul