“asbabul an-nuzul”
Mata Kuliah Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu : Ibu Zulaika, S.Ud, M.Ag
Disusun Oleh:
Kelompok 6
Ahmad Akhya
Dwi Rahmad Afrianto
Rahma Wati
1
KATA PENGANTAR
Wasalamualaikum Wr. Wb
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Al-Qur‟an bukanlah merupakan sebuah buku dalam pengertian umum,
karena ia tidak pernah diformulasikan, tetapi diwahyukan secara berangsur-
angsur kepada Nabi Muhammad SAW sesuai dengan situasi yang
menuntutnya. Al-Qur‟an sendiri sangat menyadari kenyataan ini sebagai
sesuatu yang akan menimbulkan keusilan di kalangan pembantahnya (Q.S.
Al-Furqan [25]: 32). Seperti yang diyakini sampai sekarang, pewahyuan Al-
Qur‟an secara total dan secara sekaligus itu tidak mungkin karena Al-Qur‟an
diturunkan sebagai petunjuk bagi kaum muslimin secara berangsur-angsur
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang ada.
Sebagian dari tugas untuk memahami pesan dari Al-Qur‟an ini sebagai
suatu kesatuan adalah mempelajarinya dalam konteks latar belakangnya.
Latar belakang yang paling dekat adalah kegiatan dan perjuanagn nabi selama
dua puluh tiga tahun dibawah bimbingan Al-Qur‟an. Jadi apabila tidak
memahami masalah ini, kita tidak akan dapat memahami pesan Al-Qur‟an
sebagai suatu keutuhan. Dan orang awam akan memahami ini sebagai suatu
misunderstanding (kesalahpahaman) dalam menangkap pesan-pesan yang
terkandung didalamnya, jika hanya memahaminya dari segi bahasanya saja,
tanpa memahami dari segi konteks historisnya. Untuk dipahami secara utuh,
Al-Qur‟an harus dicerna dalam konteks perjuanagn Nabi dan latar belakang
Perjuangannya. Oleh sebab itu, hampir semua literatur yang berkenaan
dengan Al-Qur‟an harus menekankan pentingnya Asbab An-Nuzul.
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud Asbab An-Nuzul itu?
2. Ungkapan-ungkapan apa saja yang digunakan dalam Asbab An-Nuzil?
3. Apa urgensi-urgensi Asbab An-Nuzul dalam memahami Al-Qur‟an?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
satu kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi”.
“Selain itu Asbab An-Nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman
Rosulullah SAW. Oleh karena itu tidak boleh ada jalan lain untuk
mengetahuinya selain berdasarkan periwayatan yang benar (Naql As-
Shohih) dari orang-orang yang melihat dan mendengar langsung
turunnya ayat Al-Qur‟an”.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulakn bahwa yang dimaksud
Asbab An-Nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi
turunnya ayat Al-Qur‟an, dalam rangka menjawab, menjelaskan, dan
menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari kejadian tersebut.
3
istrinya, pembawa kayu baker. Yang dilehernya ada tali dari sabut.”
2. Sebagai tanggapan atas suatu peristiwa Khusus
Sebagai sebab turunnya ayat sebagai tanggapan atas suatu peristiwa
khusus adalah turunnya QS. al-Baqarah (2): sebagaimana telah diuraikan
terdahulu.
3. Sebagai jawaban terhadap pertanyaan kepada Nabi
Asbab al-nuzul lainnya ada dalam bentuk pertanyaan kepada
Rasulullah, seperti turunnya QS. al-Nisa‟ (4): 11, yaitu: “Allah
mensyari‟atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu.
Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang
anak perempuan dan jika itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka
bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan.”
4
mengandung makna lain.
2. kata ( فـــmaka). Contohnya seperti:
ُ( َح َدثَتَ َك َذا َو َك َذا فَـنَ َزلَت اآليَةtelah terjadi peristiwa ini dan itu, maka turunlah
ayat). Ungkapan ini mengandung pengertian yang sama dengan
penggunaan kata sababu, yakni sama-sama sharih (jelas/tegas).
3. kata ( فيmengenai/tentang). Contohnya seperti:
( … نَ َزلَتْ َه ِذ ِه اآليَةُ فِ ْي َك َذا و َكـ َذاayat ini turun mengenai ini dan itu).
Ungkapan seperti ini tidak secara tegas (ghairu sharih) menunjukkan
sebab turunnya suatu ayat. Akan tetapi masih dimungkinkan
4. Sabab al-Nuzul mengandung makna sebab dan makna lainnya, yaitu
tentang hukum kasus atau persoalan yang sedang dihadapi. Menurut al-
Zarqani, satu-satunya jalan untuk menentukan salah satu dari dua makna
yang terkandung dalam ungkapan itu adalah konteks pembicaraannya.
Al-Zarqani menjelaskan bahwa jika ditemukan dua ungkapan tentang
persoalan yang sama, salah satu daripadanya secara nash menunjukkan
sebab turunnya suatu ayat atau sekelompok ayat, sedang lainnya tidak
demikian, maka diambil ungkapan yang pertama dan yang lainnya
dianggap penjelasan bagi hukum yang terkandung dalam ayat tersebut.
Misalnya riwayat al-Bukhari dari Ibn Umar. Ibn Umar berkata :
”Masalah mendatangi (menggauli) perempuan-perempuan pada dubur
mereka”.
Yang mempunyai otoritas untuk mengungkapkan asbab nuzul ayat-
ayat Al-Quran adalah para sahabat Nabi, karena merekalah yang
menyaksikan turunnya ayat-ayat Al-Quran tersebut. Dengan demikian,
pelacakan asbab nuzul harus diakukan dengan mencari dan mempelajari
perkataan-perkataan sahabat yang mengungkapkan proses turunnya ayat-
ayat Al-Quran itu,atau riwayat-riwayat yang bermuara minimal para
sahabat.
Kalau perkataan sahabat tersebut juga mengungkapkan tentang
perkataan atau perbuatan Rasulullah yang berhubungan dengan turunnya
ayat-ayat Al-Quran, maka kedudukannya menjadi hadis marfu, dan
5
sangat berpeluang untuk memperoleh kualitas hadis sahih. Tetapi, kalau
perkataan mereka itu, tidak menyinggung sedikitpun tentang Rasulullah,
maka hadisnya menjadi mauquf. Oleh sebab itu, wajar kalau para sarjana
ilmu Al-quran, kemudian menyimpulkan bahwa hadis-hadis
tentang asbab nuzul itu, pada umumnya lemah karena tidak sampai pada
Rasulullah.
6
dan bukan keumuman lafal.
7. Diketahui pula bahwa sebab turun ayat tidak pernah keluar dari hukum
yang terkandung dalam ayat tersebut sekalipun datang mukhasisnya (
yang mengkhususkannya ).
8. Diketahui ayat tertetu turun padanya secara tepat sehingga tidak terjadi
kesamaran bisa membawa kepada penuduhan terhadap orang yang tidak
bersalah dan pembebasan bagi orang yang tidak bersalah.
9. Akan mempermudah orang menghafal ayat-ayat al-qur‟an serta
memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan orang yang mendengarnya
jika mengetahui sebab turunnya.
7
urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadr:
1-5)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah
menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan
senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi
perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-
3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada
perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi
Hatim dan Al Wahidi, yang bersumber dari Mujahid)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil
terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan
berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya
selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3)
yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal
seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid).
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud Asbab
An-Nuzul adalah sebab turunnya Al-Qur‟an dalam rangka memperjelas dan
memahami isinya. Jadi kita sebagai muslim yang meyakini keberadaan Al-
Qur‟an sebgai pedoman hidup kita dan sekaligus kitab suci kita, hendaknya
dalam memahami belajar Al-Qur‟an tidak hanya segi bahasa saja tapi harus
segi historisnya agar tidak terjadi misunderstanding atau kesalahpahaman
yang dapat merusak kesucian atau kebenaran pesan-pesan Al-Qur‟an itu
sendiri. Itulah gunanya mempelajari Asbab na-Nuzul ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
Kholil, manna Al-qotton. 1973. mabahis fi ulumil qur'an. Makkah: Darus syaruq.
Abdul Wahid, Ramli.1994.ulumul qur‟an.Jakarta:Rajawali.
Al-khattan, Manna‟ khalil.2001.Studi ilmu-ilmu qur‟an.Bogor: Pustaka litera
antar nusa.
Syadali, Ahmad.1997.Ulumul qur‟an I.Bandung: Pustaka Setia.
Muhammad „Abd Al-„Azhim Az-zarqani, Manahil Al-Irfan fi „Ulum Al-Qur‟an,
Beirut, t.t., Jilid I, hlm. 106.
10