Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“asbabul an-nuzul”
Mata Kuliah Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu : Ibu Zulaika, S.Ud, M.Ag

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Ahmad Akhya
Dwi Rahmad Afrianto
Rahma Wati

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF


JAMBI
2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi
sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada
terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
”ASBAB AN-NUZUL”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada: Dosen Pebimbing dan teman – teman yang telah memberikan dukungan.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan
sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata
penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Wasalamualaikum Wr. Wb

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang. ......................................................................................1
B. Rumusan masalah .................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian asbab an-nuzul ....................................................................2
B. Referensi asbab an-nuzul ......................................................................3
C. Ungkapan-ungkapan asbab an-nuzul ....................................................4
D. Urgensi dan kegunaan asbab an-nuzul ..................................................6
E. Berbagai Hikmah turunya al‟quran .......................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................9
B. Kritik dan Saran ....................................................................................9
Daftar Pustaka .....................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Al-Qur‟an bukanlah merupakan sebuah buku dalam pengertian umum,
karena ia tidak pernah diformulasikan, tetapi diwahyukan secara berangsur-
angsur kepada Nabi Muhammad SAW sesuai dengan situasi yang
menuntutnya. Al-Qur‟an sendiri sangat menyadari kenyataan ini sebagai
sesuatu yang akan menimbulkan keusilan di kalangan pembantahnya (Q.S.
Al-Furqan [25]: 32). Seperti yang diyakini sampai sekarang, pewahyuan Al-
Qur‟an secara total dan secara sekaligus itu tidak mungkin karena Al-Qur‟an
diturunkan sebagai petunjuk bagi kaum muslimin secara berangsur-angsur
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang ada.
Sebagian dari tugas untuk memahami pesan dari Al-Qur‟an ini sebagai
suatu kesatuan adalah mempelajarinya dalam konteks latar belakangnya.
Latar belakang yang paling dekat adalah kegiatan dan perjuanagn nabi selama
dua puluh tiga tahun dibawah bimbingan Al-Qur‟an. Jadi apabila tidak
memahami masalah ini, kita tidak akan dapat memahami pesan Al-Qur‟an
sebagai suatu keutuhan. Dan orang awam akan memahami ini sebagai suatu
misunderstanding (kesalahpahaman) dalam menangkap pesan-pesan yang
terkandung didalamnya, jika hanya memahaminya dari segi bahasanya saja,
tanpa memahami dari segi konteks historisnya. Untuk dipahami secara utuh,
Al-Qur‟an harus dicerna dalam konteks perjuanagn Nabi dan latar belakang
Perjuangannya. Oleh sebab itu, hampir semua literatur yang berkenaan
dengan Al-Qur‟an harus menekankan pentingnya Asbab An-Nuzul.

B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud Asbab An-Nuzul itu?
2. Ungkapan-ungkapan apa saja yang digunakan dalam Asbab An-Nuzil?
3. Apa urgensi-urgensi Asbab An-Nuzul dalam memahami Al-Qur‟an?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asbab An-Nuzul


Ungkapan Asbab an-nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata “asbab”
dan “nuzul”. Secara etimologi, asbab an-nuzul adalah sebab-sebab yang
melatarbelakangi terjadinya sesuatu. Meskipun segala fenomena yang
melatarbelakangi terjadinya sesuatu dapat disebut Asbab an-nuzul, dalam
pemakaiannya ungkapan Asbab an-nuzul khusus dipergunakan untuk
menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al-Qur‟an, seperti
halnya Asbab al-Wurud secara khusus digunakan bagi sebab-sebab terjadinya
Hadist.
Banyak pengertian terminologi yang dirumuskan oleh para ulama,
diantaranya:
1. 1.Menurut Az-Zarqani:
“Asbab an-nuzul adalah hal khusus atau sesuatu yang terjadi serta
hubungan dengan turunnya ayat Al-Qur‟an yang berfungsi sebagai
penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi”.
2. 2.Ash-Shabuni:
“Asbab an-nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan
turunnya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan
peristiwa dan kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan
kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama”.
3. Shubhi Shalih:
“Asbab an-nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau
beberapa ayat Al-Qur‟an yang terkadang menyiratkan suatu peristiwa,
sebagai respon atasnya atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum
ketika peristiwa itu terjadi”.
4. Mana‟ Al-Qaththan:
“Asbab an-nuzul adalah peristiwa yang menyebabkan turunnya Al-
Qur‟an, berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa

2
satu kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi”.
“Selain itu Asbab An-Nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman
Rosulullah SAW. Oleh karena itu tidak boleh ada jalan lain untuk
mengetahuinya selain berdasarkan periwayatan yang benar (Naql As-
Shohih) dari orang-orang yang melihat dan mendengar langsung
turunnya ayat Al-Qur‟an”.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulakn bahwa yang dimaksud
Asbab An-Nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi
turunnya ayat Al-Qur‟an, dalam rangka menjawab, menjelaskan, dan
menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari kejadian tersebut.

B. Referensi Asbab An-Nuzul


Mengenai asbab al-nuzul dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk
sebagai berikut:
1. Sebagai tanggapan atas suatu peristiwa umum
Bentuk sebab turunnya ayat sebagai tanggapan terhadap suatu
peristiwa, misalnya riwayat Ibn Abbas bahwa Rasulullah pernah ke al-
Bathha, dan ketika turun dari gunung beliau berseru: “Wahai para
sahabat, berkumpullah!” ketika melihat orang-orang Quraisy yang juga
ikut mengelilinginya, maka beliau pun bersabda: “apakah engkau akan
percaya, apabila aku katakana bahwa musuh tengah mengancam dari
balik punggung gunung, dan mereka bersiap-siap menyerang, entah di
pagi hari ataupun di petang hari?” mereka menjawab: Ya, kami percaya,
wahai rasulullah! Kemudian nabi melanjutkan, “dan aku akan jelaskan
kepadamu tentang beberapa hukuman,” maka Abu Lahab berkata:
“apakah hanya beberapa masalah seperti ini engkau kumpulkan kami,
wahai Muahammad?”
Maka Allah kemudian menurunkan QS. al-Lahab (111): 1-5, yaitu:
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasah.
Tidaklah berpaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula)

3
istrinya, pembawa kayu baker. Yang dilehernya ada tali dari sabut.”
2. Sebagai tanggapan atas suatu peristiwa Khusus
Sebagai sebab turunnya ayat sebagai tanggapan atas suatu peristiwa
khusus adalah turunnya QS. al-Baqarah (2): sebagaimana telah diuraikan
terdahulu.
3. Sebagai jawaban terhadap pertanyaan kepada Nabi
Asbab al-nuzul lainnya ada dalam bentuk pertanyaan kepada
Rasulullah, seperti turunnya QS. al-Nisa‟ (4): 11, yaitu: “Allah
mensyari‟atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu.
Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang
anak perempuan dan jika itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka
bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan.”

C. Ungkapan-ungkapan asbab an-nuzul.


Peristiwa atau pertanyaan yang disebut sebagai asbabun-nuzul itu
terjadinya pada masa Rasulullah, atau lebih khusus lagi, pada masa turunnya
ayat-ayat Al-quran. Dengan demikian asbabun-nuzul hanya dapat diketahui
melalui penuturan para sahabat Nabi yang secara langsung menyaksikan
terjadinya peristiwa atau munculnya pertanyaan sebab nuzul. Hal ini berarti,
bahwa Asbabun-Nuzul haruslah berupa riwayat yang dituturkan oleh para
sahabat. Para sahabat dalam menuturkan sebab nuzul menggunakan ungkapan
yang berbeda antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Perbedaan
ungkapan tersebut tentunya mengandung perbedaan makna yang
memilikiimplikasi pada status sebab nuzulnya.
Macam-macam ungkapan/redaksi yang digunakan sahabat dalam
mendeskribsikan sebab nuzul antara lain:
1. kata ‫( سبب‬sebab). Contohnya seperti:
‫ب نُ ُز ْو ِل هَـ ِذ ِه االَ َي ِة كــ َذا‬
ُ ‫س َب‬
َ … (sebab turunnya ayat ini demikian …)
Ungkapan (redaksi) ini disebut sebagai redaksi yang sharih (jelas/tegas).
Maksudnya, sebab nuzul yang menggunakan redaksi seperti ini
menunjukkan betul-betul sebagai latar belakang turunnya ayat, tidak

4
mengandung makna lain.
2. kata ‫( فـــ‬maka). Contohnya seperti:
ُ‫( َح َدثَتَ َك َذا َو َك َذا فَـنَ َزلَت اآليَة‬telah terjadi peristiwa ini dan itu, maka turunlah
ayat). Ungkapan ini mengandung pengertian yang sama dengan
penggunaan kata sababu, yakni sama-sama sharih (jelas/tegas).
3. kata ‫( في‬mengenai/tentang). Contohnya seperti:
‫( … نَ َزلَتْ َه ِذ ِه اآليَةُ فِ ْي َك َذا و َكـ َذا‬ayat ini turun mengenai ini dan itu).
Ungkapan seperti ini tidak secara tegas (ghairu sharih) menunjukkan
sebab turunnya suatu ayat. Akan tetapi masih dimungkinkan
4. Sabab al-Nuzul mengandung makna sebab dan makna lainnya, yaitu
tentang hukum kasus atau persoalan yang sedang dihadapi. Menurut al-
Zarqani, satu-satunya jalan untuk menentukan salah satu dari dua makna
yang terkandung dalam ungkapan itu adalah konteks pembicaraannya.
Al-Zarqani menjelaskan bahwa jika ditemukan dua ungkapan tentang
persoalan yang sama, salah satu daripadanya secara nash menunjukkan
sebab turunnya suatu ayat atau sekelompok ayat, sedang lainnya tidak
demikian, maka diambil ungkapan yang pertama dan yang lainnya
dianggap penjelasan bagi hukum yang terkandung dalam ayat tersebut.
Misalnya riwayat al-Bukhari dari Ibn Umar. Ibn Umar berkata :
”Masalah mendatangi (menggauli) perempuan-perempuan pada dubur
mereka”.
Yang mempunyai otoritas untuk mengungkapkan asbab nuzul ayat-
ayat Al-Quran adalah para sahabat Nabi, karena merekalah yang
menyaksikan turunnya ayat-ayat Al-Quran tersebut. Dengan demikian,
pelacakan asbab nuzul harus diakukan dengan mencari dan mempelajari
perkataan-perkataan sahabat yang mengungkapkan proses turunnya ayat-
ayat Al-Quran itu,atau riwayat-riwayat yang bermuara minimal para
sahabat.
Kalau perkataan sahabat tersebut juga mengungkapkan tentang
perkataan atau perbuatan Rasulullah yang berhubungan dengan turunnya
ayat-ayat Al-Quran, maka kedudukannya menjadi hadis marfu, dan

5
sangat berpeluang untuk memperoleh kualitas hadis sahih. Tetapi, kalau
perkataan mereka itu, tidak menyinggung sedikitpun tentang Rasulullah,
maka hadisnya menjadi mauquf. Oleh sebab itu, wajar kalau para sarjana
ilmu Al-quran, kemudian menyimpulkan bahwa hadis-hadis
tentang asbab nuzul itu, pada umumnya lemah karena tidak sampai pada
Rasulullah.

D. Urgensi Dan Kegunaan Asbab An-Nuzul


Az-Zarqani mengemukakan bahwa urgensi Asbab An-Nuzul dalam
memahami Al-Qur‟an, yaitu sebagai berikut:
1. Membantu dalam memahami sekaligus mengatasi ketidakpastian dalam
menangkap pesan-pesan Al-Qur‟an.
2. Mengatasi keraguan ayat yang diduga mengandung pengertian umum.
3. Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat Al-Qur‟an.
4. Mengidentifikasikan pelaku yang menyebabkan turunya ayat Al-Qur‟an.
5. Memudahkan untuk menhapal dan memahami ayat, serta untuk
memntapkan wahyu kedalam hati orang yang mendengarnya.
Taufiq Adnan Amal dan Syamsul Rizal Panggabean yang menyatakan
bahwa pemahamn terhadap konteks kesejarahan pra-Qur‟an dan pada masa
Al-Qur‟an menjanjikan beberapa manfat praktissebgai berikut:
1. Membawa kepada pengetahuan tentang rahasia dan tujuan Allah secara
khusus mensyari‟atkan agamanya melalui al-qur‟an.
2. Mempermudah kita dalam mengidentifikasigejala moral dan sosial di
masyarakat Arab ketika itu.
3. Mempermudah dalam mengidentifikasi dan menanagani permasalahan
yang mereka hadapi.
4. Membantu dalam memahami ayat dan menghindarkan kesulitannya.
5. Dapat menghindarkan kita dari praktek-praktek pemaksaan prakonsep
dalam penafsiran.
6. Dapat mengkhususkan (Takhsis) hukum pada sebab menurut ulama yang
memandang bahwa yang mesti diperhatikan adalah kekhususan sebab

6
dan bukan keumuman lafal.
7. Diketahui pula bahwa sebab turun ayat tidak pernah keluar dari hukum
yang terkandung dalam ayat tersebut sekalipun datang mukhasisnya (
yang mengkhususkannya ).
8. Diketahui ayat tertetu turun padanya secara tepat sehingga tidak terjadi
kesamaran bisa membawa kepada penuduhan terhadap orang yang tidak
bersalah dan pembebasan bagi orang yang tidak bersalah.
9. Akan mempermudah orang menghafal ayat-ayat al-qur‟an serta
memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan orang yang mendengarnya
jika mengetahui sebab turunnya.

E. Berbagai Hikmah Turunya Al’quran


Asbabun Nuzul (Sebab-Sebab Turunnya Ayat) Surat Al Qadr
Untuk lebih memahami kandungan ayat-ayat Al Qur‟an, kiranya
diperlukan pengetahuan ihwal latar belakang turunnya ayat-ayat Al Qur‟an,
atau yang sering disebut asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya [suatu ayat]).
Dengan mengetahui asbabun nuzul suatu ayat, kita akan lebih memahami
makna dan kandungan ayat tersebut, serta akan terlepas dari keragu-raguan
dalam menafsirkannya. Ibnu Taimiyyah mengemukakan bahwa mengetahui
asbabun nuzul suatu ayat dapat menolong kita memahami makna ayat
tersebut. Pengetahuan ihwal asbabun nuzul suatu ayat memberikan dasar
yang kokoh untuk menyelami makna suatu ayat Al Qur‟an.
Dalam sejarah dikemukakan bahwa para ulama salaf pernah mengalami
kesulitan dalam menafsirkan beberapa ayat Al Qur‟an. Namun setelah
mendapatkan asbabun nuzul ayat-ayat tersebut, mereka tidak lagi mendapat
kesulitan dalam menafsirkannya.
Asbabun Nuzul (Sebab-Sebab Turunnya Ayat) Surat Al Qadr (1-3)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al Qur‟an) pada malam
kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam
kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-
malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala

7
urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadr:
1-5)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah
menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan
senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi
perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-
3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada
perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi
Hatim dan Al Wahidi, yang bersumber dari Mujahid)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil
terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan
berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya
selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3)
yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal
seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid).

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud Asbab
An-Nuzul adalah sebab turunnya Al-Qur‟an dalam rangka memperjelas dan
memahami isinya. Jadi kita sebagai muslim yang meyakini keberadaan Al-
Qur‟an sebgai pedoman hidup kita dan sekaligus kitab suci kita, hendaknya
dalam memahami belajar Al-Qur‟an tidak hanya segi bahasa saja tapi harus
segi historisnya agar tidak terjadi misunderstanding atau kesalahpahaman
yang dapat merusak kesucian atau kebenaran pesan-pesan Al-Qur‟an itu
sendiri. Itulah gunanya mempelajari Asbab na-Nuzul ini.

B. Kritik dan Saran


Kami sebagai pemakalah menyadari bahwa dalam pembuatan makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu diperlukan kritik dan saran yang
membangun demi kelancaran proses pembelajaran dimasa yang akan datang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kholil, manna Al-qotton. 1973. mabahis fi ulumil qur'an. Makkah: Darus syaruq.
Abdul Wahid, Ramli.1994.ulumul qur‟an.Jakarta:Rajawali.
Al-khattan, Manna‟ khalil.2001.Studi ilmu-ilmu qur‟an.Bogor: Pustaka litera
antar nusa.
Syadali, Ahmad.1997.Ulumul qur‟an I.Bandung: Pustaka Setia.
Muhammad „Abd Al-„Azhim Az-zarqani, Manahil Al-Irfan fi „Ulum Al-Qur‟an,
Beirut, t.t., Jilid I, hlm. 106.

10

Anda mungkin juga menyukai