Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Ulumul Qur’an
Dosen Pembimbing : Pepen Apendi, M.Hum

Disusun oleh kelompok 2 :


Dito Indra Satrio
Firyalin Alifah
Muhamad Rafqi Kamal

FAKULTAS TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ISLAM AL-KARIMIYAH
SAWANGAN KOTA DEPOK
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami haturkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan kami rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan
tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Pada tugas makalah ini kami berkesempatan membahas tentang ASBABUN
NUZUL, kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini kami mengakui bahwa masih banyak kekurangan, karena
kami masih kurang berpengalaman. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan yang akan datang.
Kami sangat berterimakasih kepada dosen pembimbing serta semua pihak yang telah
membantu menyusun makalah ini.
Daftar isi

Kata pengantar………………….........................................................................................
Daftar isi…………………………......................................................................................
Bab I……………………………….……….......................................................................
a) Latar belakang masalah ..........................................................................................
b) Rumusan masalah....................................................................................................
c) Tujuan masalah……................................................................................................
Bab II………………………………...................................................................................
a) Pembahsan…………...............................................................................................
bab III………………………………..................................................................................
a) kesimpulan ………..................................................................................................
b) saran…………………….........................................................................................

Daftar Pustaka…………………..........................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an diturunkan untuk member petunjuk kepada manusia kearah tujuan yang terang dan
jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada
Allah dan risalah-Nya. Juga memberitahukanhal yang telahlalu, kejadian-kejadian yang
sekarang serta berita-berita yang akan datang.
Sebagian besar Qur’an pada mulanya diturunkan untuk tujuan umum ini, tetapi kehidupan
para sahabat bersama Rasulullah telah menyaksikan banyak peristiwa sejarah, bahkan kadang
terjadi diantara mereka peristiwa khusus yang memerlukan penjelasan hukum Allah atau
masih kabur bagi mereka. Kemudian mereka bertanya kepada Rasulullah untuk mengetahui
hukum Islam mengenai hal itu. Maka Qur’an turun untuk peristiwa khusus tadi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ASBABUN NUZUL
Menurut bahasa “Asbabun Nuzul” berarti turunnya ayat-ayat Al Qur’an. Al Qur’an
diturunkan Allah SWT kepada Muhammad SAW. Secara berangsur-angsur dalam masa lebih
kurang 23 tahun. Al-Qur’an diturunkan untuk memperbaiki akidah, ibadah, akhlak, dan
pergaulan manusia yang sudah menyimpang dari kebenaran. Karena itu, dapat dikatakan
bahwa terjadinya penyimpangan dan kerusakan dalam tatanan kehidupan manusia merupakan
sebab turunnya Al-Qur’an. Definisi ini memberikan pengertian bahwa sebab turun suatu ayat
adakalanya berbentuk peristiwa dan adakalanya berbentuk pertanyaan. Suatu ayat-ayat atau
beberapa ayat turun untuk menerangkan hal yang berhubungan dengan peristiwa tertentu
atau memberi jawaban terhadap pertanyaan tertentu.
Para mufassir merumuskan definisi asbabun nuzul sebagai berikut:
a. Menurut Az-Zarqani:
“sesuatu yang turun satu ayat atau beberapa ayat yang berbicara tentangnya (sesuatu itu) atau
menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum yang terjadi pada waktu terjadinya peristiwa
tersebut.”
b. Menurut Manna’ Khalil Al-Qaththan:
“sesuatu yang turun Al-Qur’an berkenaan dengannya pada waktu terjadinya seperti suatu
peristiwa yang terjadi atau ada pertanyaan
B. URGENSI ASBABUN NUZUL
a. Mengetahui hikmah diundangkanya suatu hukum dan perhatian syara’ terhadap
kepentingan umum dalam menghadapi segala peristiwa, karena sayangnya kepada umat.
b. Mengkhususkan (membatasi) hukum yang diturunkan dengan sebab yang terjadi, bila
hukum itu dinyatakan dalam bentuk umum.
c. Apabila lafal yang diturunkan itu lafal yang umum dan terdapat dalil atas
pengkhususannya, maka pengetahuan mengenai asbabun nuzul membatasi pengkhususan itu
hanya terhadap yang selain bentuk sebab.
d. Mengetahui sebab nuzul adalah cara terbaik untuk memahami makna Qur’an dan
menyingkap kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang tidak dapat ditafsirkan tanpa
mengetahui sebab nuzulnya.
e. Sebab nuzul dapat menerangkan tentang siapa ayat itu diturunkan sehingga ayat tersebut
tidak diterapkan kepada orang lain karena dorongan permusuhan dan perselisihan.
C. MACAM-MACAM ASBABUN NUZUL
Dari segi jumlah sebab dan ayat yang turun sebab an-nuzul dibagi menjadi dua yaitu:
Ta’addud Asbab Al-Nazil (Sebab turunnya lebih dari satu dan ini persoalan yang terkandung
dalam ayat atau kelompok ayat yang turun satu) dan Ta’addud Al-Nazil Asbab Wahid (ini

5
persoalan yang terkandung dalam ayat atau sekelompok ayat yang turun lebih dari satu
sedang sebab turunnya satu). Sebab turunnya ayat itu disebut Ta’addud bila ditemukan dua
riwayat yang berbeda atau lebih tentang sebab turun suatu ayat atau sekelompok ayat tertentu.
Dan sebaliknya, sebab turunnya
[13.48, 20/9/2022] +62 815-1373-2274: Ayat itu disebut wahid atau tunggal bila riwayatnya
hanya satu. Suatu ayat atau sekelompok ayat yang turun disebutTa’addud Al-Nazil, bila inti
persoalan yang terkandung dalam ayat yang turun sehubungan dengan sebab tertentu lebih
dari satu persoalan.
D. CARA MENGETAHUI ASBABUN NUZUL
Salah satu cara untuk mengetahui asbabun nuzul dengan mengetahui secara periwayatannya
dan mendengar dari generasi yang menyaksikan langsung turunnya Al Qur’an yang
mengetahui asbabun nuzul dan dapat menjelaskan maksud-maksudnya.
Pedoman dasar para ‘Ulama’ dalam mengetahui asbabun nuzul ialah riwayat shahih yang
berasal dari Rasulullah Saw, atau dari sahabat. Maka sebab itu pemberitahuan dari seorang
sahabat mengenai hal seperti ini bila jelas, maka hal itu bukan sekedar pendapat (ra’y), tetapi
ia mempunyai hukum marfu’ (berdasarkan Rasulullah Saw).
E. REDAKSI SEBAB NUZUL
Bentuk redaksi yang menerangkan sebab nuzul itu terkadang berupa pernyataan tegas
mengenai sebab dan terkadang pula berupa pernyataan yang hanya mengandung
kemungkinan mengenainya. Bentuk pertama adalah jika perawi mengatakan: “Sebab nuzul
ayat ini adalah begini”, atau menggunakan fa ta’ qibiyah (kira-kira seperti: maka, yang
menunjukkan urutan peristiwa), yang dirangkaikan dengan kata “Turunnya ayat”, sesudah ia
menyebutkan peristiwa atau pertanyaan. Bentuk kedua, yaitu redaksi yang boleh jadi
menerangkan sebab nuzul atau hanya sekedar menjelaskan dengan hukum ayat adalah bila
perawi mengatakan: nazalat hadzihil aayaatu fii kadza: Ayat ini turun mengenai ”Yang
dimaksud dengan ungkapan (redaksi) ini terkadang sebab nuzul ayat dan terkadang pula
kandungan hukum ayat tersebut.
D. CONTOH ASBABUN NUDZUL
Asbab nuzul yang berupa perselisihan adalah peristiwa perselisihan atau permusuhan
yang terjadi antara kelompok sekelompok orang dari Kabilah Aus dengan beberapa orang
dari Kabilah khazraj, yang dipicu oleh provokasi yang dilakukan orang Yahudi, sehingga
mereka semua mengucapkan kata-kata “perang! Perang!”. Kemudian turunlah ayat yang
berkaitan dengan peristiwa ini,
‫يا يها الذين ءامنوا ان تطيعوا فريقا من الذين اوتواالكتب يردوكم بعد ايمنكم كفرين‬
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi
Alkitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi menjadi orang kafir sesudah
kamu beriman.” (QS. Ali Imran: 100).
Asbab nuzul yang berupa teguran Allah kepada Nabi. Seperti dalam sebuah
riwayat yang menceritakan beberapa orang Quraisy yang bertanya kepada Nabi Muhammad
Saw. Tentang roh, kisah Ashhab Al-kahfi (para penghuni gua) dan kisah Dzu Al-Qarnain.
Lalu Beliau menjawab: “Datanglah besok pagi kepadaku. Aku akan ceritakan.” Beliau tidak
mengucapkan ‘insya Allah’ (jika Allah manghendaki). Keesokan harinya, wahyu terlambat
datang untuk menceritakan hal-hal tersebut dan Nabi Muhammad Saw. Tidak dapat
menjawabnya. Setelah sekian lama menunggu penjelasan dari Allah Swt. Melalui wahyu,
turunya ayat:
‫والتقولن لشاىء انى فا عل ذالك غدا االان يشاءاللهج وذكرربك اذانسيت وقل عسى ان يهدين ربي القرب من هىذارشدا‬
“Dan janganlah sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: ‘sesungguhnya aku akan
mengerjakan Ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): “insya Allah”. Dan ingatlah kepada
Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku
petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini.” (QS. Al-Kahfi: 23-24)
E. PEMAHAMAN ASBAB AL-NUZUL UNTUK AYAT PENDIDIKAN

Asbab al-Nuzul atau sebab-sebab turunnya ayat atau surah dalam al-Quran menjadi piranti
penting dalam memahami maksud ayat. Kajian ini menjadi penting pula dalam memahami
makna atau isyarat-isyarat pendidikan yang terkandung dalam ayat yang diteliti. Dalam
konteks ini, pemahaman mengenai asbab al-nuzul berfungsi untuk tidak hanya
mengeksplorasi sebuah peristiwa yang melatarbelakangi ayat itu turun, akan tetapi dapat pula
dijadikan sebagai proyeksi kejadian ketika ayat itu turun dengan situasi atau konsep yang
diajukan untuk dipahami melalui ayat al-Quran. Penggunaan kaidah al-‘ibrah bi ‘umum al-
lafzh la bi khushush al-sabab, memiliki posisi penting untuk diterapkan dalam konteks
pemaknaan proyeksi semangat kejadian yang terjadi untuk dicerminkan pada kajian
pendidikan. Posisi asbab al-nuzul terutama dalam penerapan tafsir tematik merupakan salah
satu langkah yang harus ditempuh. Penelitian dengan menggunakan penerapan tafsir tematik
dapat digunakan untuk memahami (mafhum) ayat dalam merumuskan berbagai aspek tentang
suatu gagasan. Penafsiran tematik, sebagaimana yang dirumuskan oleh al-Farmawi yang
kemudian dikembangkan oleh Quraish Shihab dapat diidentifikasi sebagai metode penelitian
content analysis bagi penelitian kualitatif

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asbabun nuzul adalah sesuatu hal yang dikarenanya Qur’an diturunkan untuk menerangkan
status (hukum)nya, pada masa hal itu terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan. Ilmu
asbabun nuzul yang sangat besar pengarunya dalam memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an
yang mulia. Selain itu, dengan adanya asbabun nuzul dapat mempermudah kaidah hukum
yang belum jelas dalam Al-Qur’an sehingga mudah untuk dipahami.
B. SARAN

7
Dengan disusunnya makalah Ulumul Qur’an tentang Asbabun Nuzul ini, penulis
mengharapkan pembaca dapat mengetahui kajian Ulumul Qur’an, untuk mengetahui lebih
jauh, lebih banyak, dan lebih lengkap tentang pembahasan Asbabun Nuzul, pembaca dapat
membaca dan mempelajari buku-buku dari berbagai pengarang, karena penulisanya
membahas garis besarnya saja tentang ulumul quran dan hanya membahas lebih dalam
tentang asbabun nuzul.
Disini penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna,
sehingga keritik dan saran yang membangun untuk penulisan makalah-makalah selanjutnya
sangat diharapkan.

Daftar Pustaka

Al-Hasni, Muhammad bin Alawi A, 1999, Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Bandung:  Pustaka Setia.


 Hasbi, ash-Shiddieqiy M, 1987, Ilmu-ilmu Al-Qu’an, Semarang: Pustaka Rizki Putra.
___________, 2002, Ilmu Al-Qur’an Tafsir, Semarang:  Pustaka Rizki Putra.
Setiyawan, Andik, 2010, Tafsir, Mojokerto: Mutiara Ilmu.
Syadali, Ahmad,  2000, Ulumul Qur’an, Bandung:  Pustaka Setia.
Qathan,  Khalil M, 2013,  Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Bogor: Pustaka Litera Antar     Nusa

o Syadali,  Ulumul Quran  (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 89.


o Andik Setiyawan, TAFSIR (Mojokerto: CV. Mutiara Ilmu Mojosari, 2010), 60.
o Muhammad bin Alwii Al Maliki Al Hasni, Ilmu-ilmu Al-Qur’an (Bandung:
CV.Pustaka Setia, 1999), 30.
o Ahmad Syadali, Ulumul Quran  (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 91.Ibid., 101.
o Mana’ Khalil Al-Qathan, Study Ilmu-ilmu Al Qur’an (Bogor: Pustaka Litera Antar
Nusa, 2013), 107.
o Forum Karya Ilmiah Purna Raden, Al-Qur’an Kita, (Kediri: Lirboyo Press, 2011),
113.

Anda mungkin juga menyukai