Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KAJIAN AL-QUR’AN KOMPREHENSIF

MENGENAL ASBABUN NUZUL

Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Kajian Al-Qur’an


Koprehensif

Disusun Oleh:
DINAR INDAH GUNIARTI (230407016)

Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Nyimas Anisah Muhammad, M.A

Dr. H. Bahrum Amir, M.Ed

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH (IAIQI)
INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah “Mengenal Asbabun Nuzul“ yang
diharapkan dapat memenuhi tugas mata kuliah Kajian Al-Qur’an
Komprehensif. Di samping itu, diharapkan juga dapat memberikan tambahan
ilmu pengetahuan, khususnya pada mata kuliah Kajian Al-Qur’an
Komprehensif.

Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan,


oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Mudah-
mudahan kritik dan saran tersebut bisa membangun dan berguna untuk
perbaikan makalah ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis memohon hidayah dan


ma’unah-Nya, Karena Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang.

Indralaya, Maret 2024

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir yang Allah SWT mukjizatkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Quran terdiri atas 30 juz, 114 surat dan
6666 ayat. Al-Qur’an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia
kearah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas
kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya.
Juga memberitahukan hal yang telah lalu, kejadian-kejadian yang sekarang
serta berita-berita yang akan datang.
Imam Burhànuddìn bin ‘Umar al-Ja‘bariy (w. 732 H) menegaskan, “Al-
Qur’an diturunkan dalam dua kategori: sebagian turun tanpa sebab tertentu
dan sebagian lain turun setelah adanya pertanyaan atau peristiwa tertentu.” 1
Dari segi kuantitas, ayat-ayat dalam kategori pertama lebih banyak daripada
ayat-ayat kategori kedua. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya Al-
Qur’an memang diturunkan sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi
manusia tanpa menunggu terjadinya sebuah peristiwa atau adanya pertanyaan
kepada Nabi Muhammad. Sementara itu, adanya peristiwa atau pertanyaan
yang menjadi sebab turunnya sebagian ayat Al-Qur’an harus dipandang
sebagai penegasan bahwa Al-Qur’an diturunkan sebagai tuntunan yang sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan hidup manusia.
Walaupun secara kuantitas ayat-ayat yang turun karena sebab tertentu
tidak terlalu banyak, para ulama memberi perhatian khusus terhadap ayat-ayat
tersebut melalui pembahasan tentang sebab-sebab turunnya Al-Qur’an
(asbabun-nuzul). Asbabun-nuzul ini kemudian berkembang menjadi salah
satu cabang ilmu-ilmu Al-Qur’an yang mendapat perhatian besar dari para
ulama pengkaji Al-Qur’an dan tafsirnya. Hal itu karena asbabun nuzul
dipandang sebagai bagian yang sangat penting bagi siapa pun yang ingin
menggali makna-makna Al-Qur’an. Menggali makna-makna Al-Qur’an
1
Jalàluddìn as-Suyùíiy, al-Itqàn fì ‘Ulùm Al-Qur’àn, (Beirut: Dàr Ibni Kašìr, 2000), hlm.
92.
membutuhkan sebuah proses yang dikenal sebagai tafsir, dan proses tafsir
atau penafsiran Al-Qur’an tersebut memerlukan pengetahuan tentang
asbabun-nuzul agar dapat diperoleh makna yang sesuai dengan konteks dan
maksud dari sebuah ayat Al-Qur’an. Karena itulah para ulama menempatkan
pengetahuan tentang asbabun-nuzul sebagai salah satu syarat keilmuan bagi
siapa pun yang ingin menafsirkan Al-Qur’an.2
Urgensi pengetahuan tentang asbabun-nuzul ini diungkapkan secara tegas
oleh para ulama. Abu Easan ‘Aliy al-Waeidiy an-Naisaburiy (w. 468 H)
menyatakan, “Asbabun-nuzul adalah bidang ‘Ulum Al-Qur’an yang paling
penting untuk dicermati dan diperhatikan, sebab penafsiran dan
pengungkapan maksud dari suatu ayat tidak akan dapat dilakukan tanpa
mengetahui kronologi yang menjadi penyebab diturunkannya ayat tersebut.” 3
Pendapat serupa dikemukakan Ibnu Daqìq al-‘Ìd (w. 702 H). Dia mengatakan,
“Pengetahuan tentang asbàbun-nuzùl adalah alat yang paling kuat untuk
memahami makna-makna Al-Qur’an.”4 Demikian pula pernyataan Ibnu
Taimiyah (w. 728 H), “Pengetahuan tentang asbàbun-nuzùl sangat membantu
dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an karena mengetahui sebab dapat
memudahkan untuk mengetahui akibat.”5 Asy-Syàíibiy (w. 790 H) juga
menekankan hal yang sama, “Mengetahui asbàbun-nuzùl itu wajib bagi siapa
pun yang ingin mendalami ilmu Al-Qur’an.”6
Bagaimanapun juga sangat penting mempelajari Asbabun Nuzul karena
dengan mempelajari dan memahaminya, kita akan lebih mudah memahami
sekaligus menempatkan pemahamannya kepada posisi yang benar serta lebih
memperkuat iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Al Wahidi berkata: “Tidak mungkin mengetahui penafsiran ayat Al-
Quar’an tanpa mengetahui kisahnya dan sebab turunnya”. Ibnu Daqiq al-‘Id

2
: Jalaluddìn as-Suyuiiy, al-Itqan…, hlm. 1211; Muhammad ‘Abdul ‘Aiim az-Zarqaniy,
Manahil al-‘Irfan fì ‘Ulum Al-Qur’an, (Kairo: Dar as-Salam, 2003), jld. 2, hlm. 417
3
‘Aliy bin Aemad al-Waeidiy, Asbab an-Nuzul, Ed. Kamal Basyuniy Zaglul, (Beirut: Dar
al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1991), hlm. 10
4
Badruddìn Muhammad az-Zarkasyiy, al-Burhan fì ‘Ulum Al-Qur’an, (Beirut: Dar al-
Kutub al-‘Ilmiyyah, 2001), jld. 1, hlm. 45
5
Taqiyyuddin bin Taimiyah, Muqaddimah fì Ueul at-Tafsìr, (Kairo: Maktabah as-
Sunnah, 2003), hlm. 30.
6
Ibrahìm bin Musa asy-Syaíibiy, al-Muwafaqat fì Ueul asy-Syarì‘ah, (Beirut: Dar al-
Ma‘rifah, 2001), jld. 3, hlm. 347.
mengatakan:” penjelasan Asbabun Nuzul merupakan jalan yang kuat dalam
memahami makna Al-Quran”.
Dalam makalah ini akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan
dengan asbab-an-nuzul, mulai dari pengertian, macam-macam asbabun nuzul,
cara mengetahui Asbabun Nuzul. Namun, kesempurnaan makalah ini kami
sadari masih sangatlah jauh, sehingga mungkin bagi kita untuk terus belajar
dan mendalaminya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi dari Asbabun Nuzul?
2. Apa sajakah macam-macam Asbabun Nuzul ?
3. Bagaimana Cara Mengetahui Asbabun-Nuzul ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Definisi dari Asbabun Nuzul
2. Untuk mengetahui macam-macam AsbabunNuzul.
3. Untuk mengetahui bagaimana Cara Mengetahui Asbabun-Nuzul
BAB II
PEMBAHSAN

A. Pengertian Asbabun Nuzul


Secara etimologi asbab al nuzul terdiri dari kata “asbab” (bentuk
jamak dari kata “sababa”) yang artinya sebab-sebab. Sedang kata “nuzul”
berasal dari kata “nazala” yang berarti turun. Asbab Al-Nuzul adalah
sebab-sebab diturunkannya ayat Al-Qur’an.
Menurut istilah atau secara terminologi asbabun nuzul yaitu
Kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Qur’an,
dalam rangka menjawab, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-
masalah yang timbul dari kejadian tersebut.
Asbabun Nuzul terdapat banyak pengertian, diantaranya :
1. Menurut Az-Zarqani
Asbab an-Nuzul adalah hal khusus atau sesuatu yang terjadi serta
hubungan dengan turunnya ayat al-Qur’an yang berfungsi sebagai
penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi.
2. Ash-Shabuni
Asbab an-Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan
turunnya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan
peristiwa dan kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan
kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama.

3. Subhi Shalih
Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu
atau beberapa ayat al-Qur’an yang terkadang menyiratkan suatu
peristiwa sebagai respon atasnya atau sebagai penjelas terhadap
hukum-hukum ketika peristiwa itu terjadi.

4. Manna’ Khalil Al-Qathan


Asbab an-Nuzul adalah peristiwa yang menyebabkan turunnya al-
Qur’an berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa
satu kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi.7
5. Jalaluddìn as-Suyuiiy
Asbabun-nuzul ialah sesuatu yang terjadi pada waktu atau masa
tertentu dan menjadi penyebab turunnya satu atau beberapa ayat Al-
Qur’an.8

Jadi dapat di simpulkan bahwa Asbab an-Nuzul adalah kejadian


atau peristiwa yang melatar belakangi turunnya ayat al-Qur’an dalam
rangka menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah
yang timbul dari kejadian tersebut.

B. Macam-macam Asbabun Nuzul


1. Dilihat dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat
asbab an-nuzul.9
a. Sarih (jelas)
Artinya riwayat yang memang sudah jelas menunjukkan asbabun
nuzul dengan indikasi menggunakan lafal (pendahuluan).
...‫سبب نزول هذه اآلية هذا‬
Sebab turun ayat ini adalah
‫ فنزلت اآلية‬...‫حدث هذا‬
Telah terjadi …… maka turunlah ayat
‫ فنزلت اآلية‬...‫سئل رسول هللا عن كذا‬
Rasulullah SAW pernah ditanya tentang …… maka turunlah ayat.

b. Muhtamilah (masih kemungkinan atau belum pasti)


Riwayat belum dipastikan sebagai asbab an-Nuzul karena masih
terdapat keraguan.
...‫نزلت هذه اآلية فى كذا‬

7
Andik Setiyawan, TAFSIR (Mojokerto: CV. Mutiara Ilmu Mojosari, 2010), hlm 60.
8
Jalaluddìn as-Suyuíiy, Lubab an-Nuqul fì Asbab an-Nuzul, (Beirut: Mu’assasah al-Kutub
ašŠaqafiyyah, 2002), hlm. 8
9
http://huseinmuhibbi.blogspot.com/2015/06/makalah-asbabun-nuzul-al-quran.html.
Diakses pada tanggal 8 maret 2024 pukul 11.02 WIB
(ayat ini diturunkan berkenaan dengan)
...‫احسب هذه اآلية نزلت فىكذا‬
(saya kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan ……)
...‫ما احسب نزلت هذه اآلية اال فىكذا‬
(saya kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan …)

2. Dilihat dari sudut pandang terbilangnya/jumlah sebab dan ayat yang


turun, asbabun nuzul dapat dibagi menjadi dua:
a. Beberapa sebab yang hanya melatar belakangi turunnya satu
ayat (ta’addud al-asbab wa al-nazil wahid)
b. Satu sebab yang melatarbelakangi turunnya beberapa ayat
(ta’addud al-nazil wa alsabab wahid )

Dari segi jumlah sebab dan ayat yang turun sebab an-nuzul dibagi
menjadi dua yaitu:10
1. Ta’addud Asbab Al-Nazil (Sebab turunnya lebih dari satu dan ini
persoalan yang terkandung dalam ayat atau kelompok ayat yang turun
satu)
2. Ta’addud Al-Nazil Asbab Wahid (ini persoalan yang terkandung
dalam ayat atau sekelompok ayat yang turun lebih dari satu sedang
sebab turunnya satu).
Sebab turunnya ayat itu disebut Ta’addud bila ditemukan dua riwayat
yang berbeda atau lebih tentang sebab turun suatu ayat atau
sekelompok ayat tertentu. Dan sebaliknya, sebab turunnya ayat itu
disebut wahid atau tunggal bila riwayatnya hanya satu. Suatu ayat atau
sekelompok ayat ayat yang turun disebut Ta’addud al-Nazil, bila inti
persoalan yang terkandung dalam ayat yang turun sehubungan dengan
sebab lebih dari satu persoalan.11

10
https://makalahkampus15.blogspot.com/2017/10/makalah-studi-al-quran-asbabun-
nuzul.html. Diakses pada tanggal 8 maret 2024 pukul 11.02 WIB
11
Ahmad Syadali, Ulumul Quran (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 91.
C. Cara Mengetahui Asbabun-Nuzul
Para ulama sepakat bahwa satu-satunya cara untuk mengetahui
asbabun-nuzul adalah melalui pelacakan terhadap riwayat-riwayat hadis,
khususnya riwayat-riwayat hadis yang berkualitas sahih. Asbabun-nuzul
tidak dapat diciptakan melalui sebuah proses pemikiran karena peristiwa-
peristiwa yang termuat dalam asbabun-nuzul merupakan peristiwa-
peristiwa yang betul-betul terjadi dalam waktu dan masa tertentu. Oleh
karena itu, cara yang paling otentik untuk mengetahui asbabun-nuzul
adalah melalui riwayat-riwayat hadis yang disampaikan oleh Nabi melalui
para sahabatnya.12
Posisi para sahabat Nabi dalam hal periwayatan asbabun-nuzul sangat
penting, mengingat merekalah yang hidup dan menyaksikan secara
langsung proses turunnya wahyu dan peristiwa-peristiwa yang
melingkupinya. Mereka mengetahui secara jelas peristiwa-peristiwa yang
menjadi sebab turunnya ayat-ayat Al-Qur’an, selain mereka mendengar
secara langsung penjelasan-penjelasan dari Nabi terkait ayat-ayat yang
telah diturunkan Allah.
Posisi inilah yang membuat para sahabat sangat berhati-hati dalam
meriwayatkan hadis-hadis Nabi, terutama yang berkaitan dengan sebab
nuzul ayat-ayat Al-Qur’an. Mereka betul-betul menghindari munculnya
pernyataan yang berasal dari ijtihad mereka dan bukan berasal dari
pernyataan Nabi. Sikap hati-hati mereka semakin ketat ketika dituntut
untuk menyampaikan secara lebih rinci riwayat-riwayat asbabun-nuzul
yang berasal dari Nabi. Bahkan, jika mereka tidak sepenuhnya yakin
tentang kesahihan riwayat yang mereka sampaikan terkait asbabun-nuzul,
mereka mengungkapkannya secara jujur dengan mengatakan, “Menurutku,
peristiwa itu adalah sebab nuzul ayat ini.”
Hal seperti ini terjadi misalnya pada sebab nuzul Surah an-Nisa’/4: 65,

12
Muchlis M. Hanafi (ed.), ASBABUN-NUZUL: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-
Qur’an,( Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Balitbang dan Diklat Kementerian
Agama RI, 2015) 30.
Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka
menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang
mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam
hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya. (an-Nisa’/4: 65)
Sebab nuzul ayat adalah sebagaimana kisah berikut ini.

Urwah bin az-Zubair mengutip ayahnya bercerita bahwa suatu hari ia


bersengketa dengan seorang pria Ansar yang pernah ikut Perang Badar bersama
Rasulullah SAW. Mereka bersengketa tentang irigasi untuk mengairi kebun. Usai
mendengar penjelasan keduanya, Rasulullah bersabda ke pada az-Zubair, “Wahai
az-Zubair, sirami ladangmu terlebih dahulu, lalu biarkan air itu mengalir hingga
ke ladang tetanggamu.” Mendengar keputusan Rasulullah tersebut pria Ansar itu
marah. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah karena ia anak bibimu sehingga
engkau memenangkannya?” Dengan raut wajah yang tiba-tiba berubah, beliau
bersabda, “Wahai az-Zubair, sirami kebunmu dengan air itu. Biarkan air itu
tertahan di sana hingga memenuhi kebunmu.” Dengan putusan itu Rasulullah
memberikan hak lebih kepada az-Zubair, padahal sebelumnya beliau
mengisyaratkan untuk memberi keputusan yang menguntungkan kedua belah
pihak. Ketika pria Ansar itu protes kepada Rasulullah, beliau lalu memberikan hak
az-Zubair sepenuhnya sesuai dengan hukum yang semestinya. Lalu Urwah
meneruskan bahwa az-Zubair berkata, ‘Demi Allah, aku yakin ayat ini turun
berkaitan dengan kejadian tersebut, fala warabbika la yu’minuna hatta
yuhakkimuka fìma syajara bainahum.”
Jika para sahabat sangat berhati-hati dalam mengisahkan riwayat-riwayat
asbabun-nuzul, para ulama pada masa-masa berikutnya juga lebih hati-hati untuk
menyeleksi riwayat-riwayat yang sahih saja yang mereka muat dalam karya-karya
yang terkait asbàbun-nuzùl. Hal ini ditegaskan misalnya oleh al-Wahidiy,
“Riwayat-riwayat asbabun-nuzul hanya dapat diketahui melalui transmisi atau
mendengar langsung riwayat-riwayat tersebut dari para sahabat yang menyaksikan
langsung dan mengetahui peristiwa turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Mereka telah
berusaha sungguh-sungguh untuk mencari dan mengetahui asbabun-nuzul
tersebut.13
Lalu, bagaimana halnya riwayat-riwayat asbabun-nuzul yang bersumber
dari para tabiin? As-Suyutiy menyatakan, jika riwayat tersebut menyatakan
dengan jelas sebab nuzul ayat dan berkualitas sahih, ia dapat diterima,
sebagaimana halnya hadis-hadis marfu‘, terutama jika riwayat tersebut berasal
dari para tabiin yang banyak menimba ilmu dari para sahabat secara langsung,
seperti Mujahid bin Jabr (w. 104 H), Ikrimah al-Madaniy (w. 105 H), dan Sa‘id
bin Hisyam al-Asadiy (w. 94 H).14

13
al-Wahidiy, Asbab an-Nuzul…, hlm. 10
14
as-Suyutiy, al-Itqan …, hlm. 101.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Asbabun nuzul adalah sebab turunnya al-Qur’an (berupa
peristiwa/pertanyaan) yang melatarbelakangi turunnya ayat al-Qur’an
dalam rangka menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-
masalah yang timbul dari kejadian tersebut. Asbab an-nuzul merupakan
bahan sejarah yang dapat di pakai untuk memberikan keterangan terhadap
turunnya ayat Alquran dan memberinya konteks dalam memahami
perintah-perintahnya. Sudah tentu bahan-bahan ini hanya melingkupi
peristiwa pada masa Alquran masih turun (ashr at-tanzil).
Dari segi jumlah sebab dan ayat yang turun, asbab an-nuzul dapat kita
bagi kepada; Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid danTa’adud an-
nazil wa al-asbab wahid.Ungkapan-ungkapan atau redaksi yang di
gunakan oleh para sahabat untuk menunjukkan turunnya al-qur’an tidak
selamanya sama. Redaksi itu secara garis besar dikelompokkan dalam dua
kategori yaitu Sarih (jelas) dan Muhtamilah (masih kemungkinan atau
belum pasti). Asbab an-nuzul mempunyai arti penting dalan menafsirkan
al-qur’an. Seseorang tidak akan mencapai pengertian yang baik jika tidak
memahami riwayat asbab an-nuzul suatu ayat. Pemahaman asbab an-nuzul
akan sangat membantu dalam memahami konteks turunnya ayat. Ini sangat
penting untuk menerapkan ayat-ayat pada kasus dan kesempatan yang
berbeda. Peluang terjadinya kekeliruan akan semakin besar jika
mengabaikan riwayat asbab an-nuzul.
Para ulama sepakat bahwa satu-satunya cara untuk mengetahui
asbabun-nuzul adalah melalui pelacakan terhadap riwayat-riwayat hadis,
khususnya riwayat-riwayat hadis yang berkualitas sahih. Asbabun-nuzul
tidak dapat diciptakan melalui sebuah proses pemikiran karena peristiwa-
peristiwa yang termuat dalam asbabun-nuzul merupakan peristiwa-
peristiwa yang betul-betul terjadi dalam waktu dan masa tertentu. Oleh
karena itu, cara yang paling otentik untuk mengetahui asbabun-nuzul
adalah melalui riwayat-riwayat hadis yang disampaikan oleh Nabi melalui
para sahabatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hasni, Muhammad bin Alawi A, 1999, Ilmu-ilmu Al-Qur’an,

Bandung: Pustaka Setia.

Hasbi, ash-Shiddieqiy M, 1987, Ilmu-ilmu Al-Qu’an, Semarang:

Pustaka Rizki Putra.

Hasbi, ash-Shiddieqiy M, 2002, Ilmu Al-Qur’an Tafsir, Semarang: Pustaka

Rizki Putra.

M. Hanafi (ed.), Muchlis, 2015, ASBABUN-NUZUL: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu

Al-Qur’an, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Balitbang dan Diklat

Kementerian Agama RI

Setiyawan, Andik, 2010, Tafsir, Mojokerto: Mutiara Ilmu.

Syadali, Ahmad, 2000, Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia.

Qathan, Khalil M, 2013, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa.

https://makalahkampus15.blogspot.com/2017/10/makalah-studi-al-quran-asbabun-

nuzul.html. Diakses pada tanggal 8 maret 2024 pukul 11.02 WIB

http://huseinmuhibbi.blogspot.com/2015/06/makalah-asbabun-nuzul-al-quran.html.

Diakses pada tanggal 8 maret 2024 pukul 11.02 WIB

Anda mungkin juga menyukai