Anda di halaman 1dari 15

ASBAB AN NUZUL & HIKMAH DI TURUNKAN SECAR BERANGSUR

PAPER INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

ILMU QURAN DAN HADIST

Dosen Pengampu : Muhammad Rofiq Junaidi, M.Hum

Disusun Oleh Kelompok 1

1. Wisky Sanjaya (215211113)


2. Miftakhul Aisyah Paranggi (215211116)
3. Kafi A‟la‟illiyin (215211118)
4. Silviana Putri (215211119)
5. Indah Mutiarasari (215211133)

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID

SURAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan berbagai nikmat di antaranya
nikmat iman, serta kesehatan yang tak terkira harganya. Semoga dengan melimpahnya
rahmat tersebut, kita senantiasa istiqamah di jalan yang Allah ridhoi. Shalawat serta salam
tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. kepada keluarganya, para sahabatnya,
para tabi‟in hingga sampai kepada kita selaku umatnya. Semoga cahaya Nabi Muhammad
senantiasa menuntun kita untuk menapaki kehidupan akhir zaman. Adapun tujuan dari
pembuatan paper ini adalah sebagai salah satu syarat dalam mata kuliah Ilmu Quran dan
Hadist. Dalam paper ini penyusun mengangkat judul “Sejarah Perkembangan Al-Quran”.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu atas bimbingannya serta
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian paper ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan dan penyusunan paper ini, masih terdapat banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penyusun memohon maaf sebesar-
besarnya jika terdapat banyak kekurangan tersebut. Penyusun dengan senang hati menerima
kritik dan saran sehingga lebih baik lagi dalam pembuatan paper selanjutnya. Semoga paper
ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penyusun khususnya.

Surakarta, 7 Februari 2022

Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’ān adalah kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW, melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-Qur’ān sebagai
kitab Allah menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam
serta berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Al-Qur’an diturunkan untuk memberi petunjuk
kepada manusia ke arah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas
kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya. Juga
memberitahukan hal yang telah lalu, kejadian-kejadian yang sekarang serta berita-berita yang
akan datang.

Sebagian besar Al-Qur’an pada mulanya diturunkan untuk tujuan umum ini, tetapi
kehidupan para sahabat bersama Rasulullah telah menyaksikan banyak peristiwa sejarah,
bahkan kadang terjadi di antara mereka peristiwa khusus yang memerlukan penjelasan
hukum Allah atau masih kabur bagi mereka. Kemudian mereka bertanya kepada Rasulullah
untuk mengetahui hukum Islam mengenai hal itu. Maka Al-Qur’ān turun untuk peristiwa
khusus tadi atau untuk pertanyaan yang muncul itu. Hal seperti itulah yang dinamakan
Asbabun Nuzul.

Nuzūlul Qur’an secara istilah adalah Peristiwa diturunkannya wahyu Allah SWT (Al-
Qur’an) kepada Nabi Muhamad SAW melalui perantara Malaikat Jibril a.s secara bertahap.
Seperti yang sudah ditetapkan para ulama, bahwa Al-Qur’ān itu diturunkan dengan dua
bagian. Satu bagian diturunkan secara langsung, dan bagian ini merupakan mayoritas Al-
Qur’ān. Bagian kedua diturunkan setelah ada suatu kejadian atau permintaan, yang turun
mengiringi selama turunnya wahyu.

Senada dengan pernyataan Yusuf Qardawi, Syaikh Al-Ja‘bari mengatakan bahwa Al-
Qur’ān diturunkan dalam dua bagian. Bagian pertama berupa prinsip-prinsip yang tidak
terikat dengan sebab sebab khusus, melainkan murni petunjuk bagi manusia ke jalan Allah
(kebenaran). Bagian kedua, diturunkan berdasarkan adanya suatu sebab tertentu.1

1
Ahmad Zaini, 2004, Asbab An Nuzul Dan Urgensinnya Dalam Memahami Makna Al quran, 8, 2, Yogyakarta:
UIN Sunan Kalijaga
B. Rumusan Masalah

Ada beberapa masalah yang di ulas dalam makalah ini :

1. Apakah Asbabun Nuzul itu ?

2. Apa hikmah di turunkannya Asbabun Nuzul?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini :

1. Untuk mengetahui pengertian Asbabun Nuzul secara jelas dan terperinci

2. Untuk mengetahui hikmah asbabun nuzul Al- Qur’anul Karim


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Asbabun Nuzul

Asbāb An-Nuzūl secara etimologi terdiri dari kata asbāb dan annuzūl. kata “asbāb”
jamak dari “sababa” yang artinya sebab-sebab, An-Nuzūl artinya turun. Yang dimaksud
asbāb an-Nuzūl disini adalah ayat Al-Qur’an. Jadi, Asbāb an-Nuzūl adalah suatu peristiwa
yang menyebabkan turunnya ayat-ayat Al-Qur’an baik secara langsung atau tidak langsung.
Dengan kata lain, segala fenomena yang melatar belakangi terjadinya sesuatu dapat disebut
asbāb an-Nuzūl, namun dalam pemakaiannya, ungkapan Asbāb an-Nuzūl khusus digunakan
untuk menyatakan sebab yang melatar belakangi turunnya Al-Qur’an, seperti halnya Asbābal
wurud secara khusus digunakan bagi sebab-sebab terjadinya hadis.2

Secara terminologi menurut Az-Zarqani (2001:95) dalam kitabnya Manāhil al-‘Irfān fī


‘Ulūm Al-Qur’ān, pengertian asbāb an-nuzūl adalah sesuatu yang menyebabkan satu ayat
atau beberapa ayat diturunkan untuk membicarakan sebab atau menjelaskan hukum sebab
tersebut pada masa terjadinya sebab itu.3

Subhi As-Salih (1999:160) mengartikannya sebagai berikut, sesuatu yang menjadi sebab
turunnya sebuah ayat atau beberapa ayat, atau suatu pertanyaan yang menjadi sebab turunnya
ayat sebagai jawaban, atau sebagai penjelasan yang diturunkan pada waktu terjadinya suatu
peristiwa.

Sedangkan Hasbi Ash-Siddieqy (1980:78) mendefinisikannya sebagai kejadian yang


karenanya diturunkan Al-Qur’ān untuk menerangkan hukumnya di hari timbul kejadian-
kejadian itu dan suasana yang di dalam suasana itu Al-Qur’an diturunkan serta membicarakan
sebab yang tersebut itu, baik diturunkan langsung sesudah terjadi sebab itu, ataupun
kemudian lantaran sesuatu hikmat. 4

Dari beberapa definisi dan pengertian Asbāb An-Nuzūl di atas dapat dipahami bahwa latar
belakang turunnya ayat atau pun beberapa ayat Al-Qur’an dikarenakan adanya suatu
peristiwa tertentu dan pertanyaan yang diajukan kepada Nabi SAW.

2
Ahmad Zaini, 2014, Asbabun Nuzul dan Urgensinnya Dalam Memahami Makna Al quran, 8, 4,Yogyakarta:
UIN Sunan Kalijaga

3
Ahmad Zaini, 2014, Asbabun Nuzul dan Urgensinnya Dalam Memahami Makna Al quran, 8, 4, Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga

4
Ahmad Zaini, 2014, Asbab An Nuzul Dan Urgensinnya Dalam Memahami Makna Al quran, 8, 4, Yogyakarta:
UIN Sunan Kalijaga
Adapun ayat yang diturunkan karena suatu peristiwa menurut Az-Zarqani ada tiga bentuk
Pertama, peristiwa khushūmah (pertengkaran) yang sedang berlangsung, semisal
perselisihan antara kelompok Aus dan Khazraj yang disebabkan oleh rekayasa kaum Yahudi
sampai mereka berteriak: “as-silāh, as-silāh” (senjata, senjata). Dari kejadian ini turunlah
beberapa ayat dari surat Ali ‘Imrān yang di mulai dari ayat 100 hingga beberapa ayat
berikutnya.

Q.S Ali - Imran :100

‫ب يَ ُر ُّد ْو ُك ْم بَ ْع َد‬َ ‫اَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْٓوا اِ ْن تُ ِط ْيع ُْوا فَ ِر ْيقًا ِّم َن الَّ ِذي َْن اُ ْوتُوا ْال ِك ٰت‬
‫اِ ْي َمانِ ُك ْم ٰكفِ ِري َْن‬
Artinya
‘’Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu mengikuti sebagian dari orang yang diberi
Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir setelah beriman.”

Kedua, peristiwa berupa kesalahan seseorang yang tidak dapat di terima akal sehat. Seperti
orang yang masih mabuk mengimani salat sehingga ia salah dalam membaca surat al-
Kāfirūn. Kemudian turunlah ayat dari surat An-Nisā : 43

ٰٓ‫وا‬r ْ r‫ارى َح ٰتّى تَ ْعلَ ُم‬ ٰ ‫اَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا اَل تَ ْق َربُوا الص َّٰلوةَ َواَ ْنتُ ْم ُس َك‬
‫َما تَقُ ْولُ ْو َن َواَل ُجنُبًا اِاَّل َعابِ ِريْ َسبِي ٍْل َح ٰتّى تَ ْغتَ ِسلُ ْوا‬
Artinya

“ Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati salat ketika kamu dalam keadaan mabuk, sampai
kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan
junub kecuali sekedar melewati jalan saja, sebelum kamu mandi (mandi junub)”

Ketiga, peristiwa mengenai cita-cita dan harapan, seperti muwāfaqāt (persesuaian,


kecocokan) Umar r.a aku ada persesuaian dengan Tuhanku dalam tiga perkara, aku katakan
kepada Rasulullah bagaimana kalau Maqām Ibrahim kita jadikan tempat salat, maka turunlah
ayat Al-Baqarah : 125 5

َ‫ر ٖه َم‬rْ ِ َ‫ ُذ ْوا ِم ْن َّمق‬r‫ا َواتَّ ِخ‬rۗ ً‫اس َواَ ْمن‬


ٰ ‫ام اِب‬r ِ َّ‫ةً لِّلن‬rَ‫ْت َمثَاب‬ َ ‫ا ْالبَي‬rَ‫اِ ْذ َج َع ْلن‬
ٰ r‫ ْدنَٓا اِ ٰلٓى اِ ْب‬r‫لًّىۗ َو َع ِه‬r‫ص‬
‫مٰ ِع ْي َل اَ ْن طَهِّ َرا بَ ْيتِ َي لِلطَّ ۤا ِٕىفِي َْن‬r‫ر ٖه َم َواِ ْس‬r َ ‫ُم‬
‫َو ْال ٰع ِكفِي َْن َوالرُّ َّك ِع ال ُّسج ُْو ِد‬
5
Ahmad Zaini, 2004, Asbab An Nuzul Dan Urgensinnya Dalam Memahami Makna Al quran, 8, 12, Yogyakarta:
UIN Sunan Kalijaga
“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul dan tempat
yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat salat. Dan telah Kami
perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang
tawaf, orang yang iktikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!”

Dan aku berkata, wahai Rasulullah sesungguhnya di antara (al-barru) dan ada yang jahat
(al-fājir), bagaimana kalau Anda memerintahkan kepada orang-orang yang menemui istri-
istrimu ada yang baik mereka untuk membuat hijāb (tabir). Kemudian turunlah ayat
hijāb,yakni ayat dari surat al-Ahzāb ayat 53 (Az-Zarqani, 2001:96). 6

‫ ُر‬r َ‫طه‬ ْ َ‫ب ٰذلِ ُك ْم ا‬ ٍ ۗ ‫ا‬rr‫َواِ َذا َسا َ ْلتُ ُم ْوهُ َّن َمتَا ًعا فَاسَْٔـلُ ْوهُ َّن ِم ْن َّو َر ۤا ِء ِح َج‬
‫ ْو َل هّٰللا ِ َوٓاَل اَ ْن‬r ‫ْؤ ُذ ْوا َر ُس‬r ُ‫ان لَ ُك ْم اَ ْن ت‬r َ r‫ا َك‬rr‫وبِ ِه ۗ َّن َو َم‬rْ rُ‫وبِ ُك ْم َوقُل‬rْ rُ‫لِقُل‬
‫ان ِع ْن َد هّٰللا ِ َع ِظ ْي ًما‬َ ‫تَ ْن ِكح ُْٓوا اَ ْز َوا َج ٗه ِم ۢ ْن بَ ْع ِد ٖ ٓه اَبَ ًد ۗا اِ َّن ٰذلِ ُك ْم َك‬
“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah
dari belakang tabir. (Cara) yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan
tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak boleh (pula) menikahi istri-istrinya
selama-lamanya setelah (Nabi wafat). Sungguh, yang demikian itu sangat besar (dosanya) di
sisi Allah”

Sedangkan ayat atau pun ayat-ayat yang diturunkan karena ada pertanyaan yang ditujukan
kepada Nabi SAW juga ada tiga bentuk yaitu :

Pertama, pertanyaan tentang peristiwa yang sudah lampau, semisal firman Allah SWT
dalam surat al-Kahfi ayat 83

‌ِ ‫ك َع ۡن ِذى ۡالقَ ۡرنَ ۡي‬


َ‫ن ؕ قُ ۡل َسا َ ۡتلُ ۡوا َعلَ ۡي ُكمۡ ِّم ۡنهُ ِذ ۡكرًا‬ َ َ‫يَ ۡســـَٔلُ ۡون‬
“Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah, "Akan
kubacakan kepadamu kisahnya."

Kedua, pertanyaan tentang peristiwa yang sedang berlangsung, semisal firman Allah SWT
dalam surat al-Isrā ayat 85

6
Ahmad Zaini, 2004, Asbab An Nuzul Dan Urgensinnya Dalam Memahami Makna Al quran , 8, 12, Yogyakarta:
UIN Sunan Kalijaga
‫ٓا اُ ْوتِ ْيتُ ْم ِّم َن‬rr‫ر َرب ِّْي َو َم‬r ِ rُ‫ح ق‬
ِ r‫رُّ ْو ُح ِم ْن اَ ْم‬rr‫ل ال‬r َ َ‫َويَ ْسـَٔلُ ْون‬
ِ ۗ ‫ك َع ِن الرُّ ْو‬
‫ْال ِع ْل ِم اِاَّل قَلِ ْياًل‬
Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk
urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.”

Ketiga, pertanyaan tentang peristiwa yang akan datang, semisal firman Allah SWT. dalam
surat an-Nāzi‘āt : 42. Menurut Az-Zarqani (2001:97)

‫َّان ُمرْ ٰسىهَ ۗا‬ َ َ‫يَ ْسـَٔلُ ْون‬


َ ‫ك َع ِن السَّا َع ِة اَي‬
“Mereka (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari Kiamat,
“Kapankah terjadinya?”

Tidak semua ayat atau beberapa ayat mempunyai asbāb an-nuzūl, diantaranya ada ayat
yang berbicara mengenai kejadian atau keadaan yang telah lampau dan akan datang, semisal
kisah nabi-nabi dan umat terdahulu dan juga kejadian tentang as-sā‘ah (kiamat) dan yang
berhubungan dengannya. Ayat-ayat seperti ini banyak terdapat dalam Al-Qur’an Al-Karim.

B. Pengelompokkan Ayat Al -Qur’an Dari Segi Asbabun Nuzul

Ada tiga kemungkinan mengapa tidak seluruh ayat al-Qur’an dapat diketahui sebab-sebab
yang melatarbelakangi penurunannya. Dan masing-masing kemungkinan itu terkait erat
antara satu dengan yang lain. Kemungkinan pertama, tidak semua hal yang bertalian
dengan proses turun al-Qur’an ter-cover oleh para sahabat yang langsung menyaksikan
proses penurunan wahyu al-Qur’an. Kedua, penyaksian para sahabat terhadap hal-hal yang
berkenaan dengan proses penurunan wahyu al-Qur’an tidak semuanya dicatat. Kalaupun
kemudian dicatat, pencatatan itu sendiri dapat dikatakan sudah terlambat. Sehingga, kalaupun
semua proses penurunan alQur’an itu secara keseluruhan terekam oleh para sahabat, tentu ada
yang hilang dari ingatan mereka mengingat keterlambatan pencatatan itu tadi. Ketiga,
terbuka lebar kemungkinan ada sejumlah ayat ayat al-Qur’an yang penurunannya memang
tetap dipandang tepat dengan atau tanpa dikaitkan langsung dengan suatu peristiwa/untuk
mengenali sebab nuzul ayat, selain bisa ditelusuri melalui sejumlah kitab tafsir, atau dengan
pertanyaan yang mendahuluinya.

C. Banyaknya Asbabun Nuzul Dalam Satu Ayat

Banyaknya Ayat yang Turun dan Sebabnya Satu terkadang ada satu peristiwa tapi ayat
yang turun banyak. Semisal hadis yang diriwayatkan oleh Tirmizi dan Hakim dari Ummu
Salamah, ia berkata: “Wahai Rasulullah, saya tidak mendengar Allah menyebutkan sesuatu
kepada kaum wanita tentang hijrah”, maka Allah menurunkan surat Ali ‘Imrān : 1957

‫ض ْي ُع َع َم َل َعا ِم ٍل ِّم ْن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر اَ ْو‬ ِ ُ‫اب لَهُ ْم َربُّهُ ْم اَنِّ ْي ٓاَل ا‬ َ ‫فَا ْستَ َج‬
‫ار ِه ْم‬ َ ‫ي‬ ‫د‬
ِ ْ
‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫ا‬ ‫ُو‬
ْ ‫ج‬ ‫ر‬ ‫خ‬ ْ ُ ‫ا‬‫و‬َ ‫ا‬ ‫ُو‬
ْ ‫ر‬ ‫ج‬َ ‫ا‬َ ‫ه‬ ‫ْن‬
َ ‫ي‬ ‫ذ‬
ِ َّ ‫ال‬َ ‫ف‬ ۚ ‫ْض‬ ‫ع‬َ ‫ب‬ ْ
‫ن‬ ۢ ‫ض ُك ْم ِّم‬
ُ ‫اُ ْن ٰثى ۚ بَ ْع‬
ِ ِ ٍ
‫َواُ ْو ُذ ْوا فِ ْي َسبِ ْيلِ ْي َو ٰقتَلُ ْوا َوقُتِلُ ْوا اَل ُ َكفِّ َر َّن َع ْنهُ ْم َسي ِّٰاتِ ِه ْم‬
ۗ ِ ‫ت تَجْ ِريْ ِم ْن تَحْ تِهَا ااْل َ ْن ٰه ۚ ُر ثَ َوابًا ِّم ْن ِع ْن ِد هّٰللا‬ ٍ ّ‫َواَل ُ ْد ِخلَنَّهُ ْم َج ٰن‬
‫َوهّٰللا ُ ِع ْن َد ٗه ُحس ُْن الثَّ َواب‬
“ Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman),
“Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik
laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang
lain. Maka orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada
jalan-Ku, yang berperang dan yang terbunuh, pasti akan Aku hapus kesalahan mereka dan
pasti Aku masukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
sebagai pahala dari Allah. Dan di sisi Allah ada pahala yang baik.”

Jika kedua riwayat sama-sama sahih dan tidak ada murajjih} bagi salah satu dari
keduanya, maka dikompromikan. Ibnu Hajar berkata: “tidak ada masalah banyaknya sebab
turun pada satu ayat”. Misalnya hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari melalui jalur Ikrimah
dari Ibnu Abbas dan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari jalur Sahal bin
Sa‘ad tentang qazaf (tuduhan) seorang suami kepada istrinya melakukan zina yang ada pada
ayat enam dari surat An-Nūr :68

ُ‫َوالَّ ِذي َْن يَرْ ُم ْو َن اَ ْز َوا َجهُ ْم َولَ ْم يَ ُك ْن لَّهُ ْم ُشهَ َد ۤا ُء آِاَّل اَ ْنفُ ُسهُ ْم فَ َشهَا َدة‬
ّ ٰ ‫ت بِاهّٰلل ِ ۙاِنَّ ٗه لَ ِم َن ال‬
‫ص ِدقِي َْن‬ ٍ ۢ ‫اَ َح ِد ِه ْم اَرْ بَ ُع َش ٰه ٰد‬
“Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka tidak mempunyai saksi-
saksi selain diri mereka sendiri, maka kesaksian masing-masing orang itu ialah empat kali
bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya dia termasuk orang yang berkata
benar”

7
Ahmad Zaini, 2004, Asbab An Nuzul Dan Urgensinnya Dalam Memahami Makna Al quran , 8, 15, Yogyakarta:
UIN Sunan Kalijaga

8
Ahmad Zaini,2004, Asbab An Nuzul Dan Urgensinnya Dalam Memahami Makna Al quran, 8, 11, Yogyakarta:
UIN Sunan Kalijaga
D. Tahap -Tahap Asbabun Nuzul

Yang dimaksud dengan tahap- tahap turunnya Al-Qur’an” ialah tertib dari fase-fase
disampaikan kitab suci Al-Qur’an, mulai dari sisi allah SWT hingga kepada nabi Muhammad
SAW. Kitab Suci ini tidak seperti kitab-kitab suci sebelumnya. Sebab, kitab suci ini
kebanyakan diturunkan secara bertahap, sehingga betul -betul menunjukkan kemu’jizatannya.
Disamping itu, penyampaian Kitab suci tersebut sangat luar biasa, yang tidak dimiliki oleh
kitab-kitab sebelumnya.Tahap-tahap diturunkannya Al-Qur’an ada tiga fase atau tahapan,
seperti yang akan dijelaskan berikut dengan dalil, cara-cara turun, dan hikmahnya :

1. Tahapan Pertama, Al-Qur’an diturunkan / ditempatkan ke Lauh Mahfudh. Lauh Mahfudh


Yakni, suatu tempat dimana manusia tidak bisa mengetahuinya secara pasti. Dalil yang
mengisyaratkan bahwa Al-Qur’an itu ditempatkan di Lauh mahfudh itu ialah keterangan
Firman Allah SWT (Q.S AL BURRUJ :21-22)

‫بَ ۡل هُ َو قُ ۡر ٰا ٌن َّم ِج ۡي ٌد‬


‫ح َّم ۡحفُ ۡو ٍظ‬
ٍ ‫ِف ۡى لَ ۡو‬
21. Bahkan (yang didustakan itu) ialah Al-Qur'an yang mulia,

22. yang (tersimpan) dalam (tempat) yang terjaga (Lauh Mahfuzh)

Tetapi mengenai sejak kapan Al-quran ditempatkan di Lauh mahfudh, dan bagaimana
caranya adalah merupakan hal-hal ghaib tidak ada yang mampu mengetahuinya selain Allah
SWT.

2. Tahapan kedua, Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfudh ke Baitul izzah di Langit dunia.
Jadi, setelah berada di Lauh Mahfudh, Kitab AlQur’an itu turun ke Baitul Izzah di Langit
Dunia atau Langit terdekat dengan bumi ini. Dalilnya sebagaimana yang terdapat dalam Al
Qur'an surat (Ad dukhon :3)

‫اِنَّٓا اَ ْن َز ْل ٰنهُ فِ ْي لَ ْيلَ ٍة ُّم ٰب َر َك ٍة اِنَّا ُكنَّا ُم ْن ِذ ِري َْن‬


“sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. ) Sungguh, Kamilah yang
memberi peringatan”
3. Tahapan Ketiga, Al-Qur’an turun dari Baitul ‘Izzah di langit dunia langsung kepada Nabi
Muhammad SAW. Artinya, baik melalui perantaraan Malaikat Jibril, atau pun secara
langsung ke dalam hati sanubari Nabi Muhammad SAW, maupun dari balik tabir. Firman
Allah Q.S Asy – Syu’ara : 193

‫نَ َز َل بِ ِه الرُّ ْو ُح ااْل َ ِمي ُْن‬


“Yang dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril)”

E. Bukti Sejarah Tentang Turunnya Al -Qur’an Secara Bertahap

Al-Qur’an adalah sumber tujuan paling utama dalam ajaran Islam. Allah SWT
menurunkannya kepada Nabi Muhammad saw untuk disampaikan kepada umat manusia.
Hakikat diturunkannya Al-Qur’an adalah menjadi acuan moral secara universal bagi umat
manusia untuk memecahkan problem sosial yang timbul di tengah-tengah masyarakat. Oleh
karenanya, Al-Qur’an secara kategoris dan tematik, dihadirkan untuk menjawab berbagai
problem aktual yang dihadapi masyarakat sesuai dengan konteks dan dinamika sejarahnya.
Karena itu, masuk akal jika para mufasir sepakat bahwa proses penurunan Al Qur’an ke
muka bumi dilakukan oleh Allah swt secara berangsur angsur (gradual), tidak sekaligus,
disesuaikan dengan kapasitas intelektual dan konteks masalah yang dihadapi manusia. 9

Graduasi penurunan Al-Qur’an menunjukkan tingkat kearifan dan kebesaran Allah SWT
sekaligus membuktikan bahwa pewahyuan total pada satu waktu adalah sesuatu yang
dikatakan mustahil, karena bertentangan dengan fitrah manusia sebagai makhluk yang dho’if
(lemah). Hal ini membuktikan dalam kajian Asbab An-Nuzul ada waktu waktu tertentu yang
menyertainya.10

F. Jalan Mengetahui Asbāb An-Nuzūl Dan Redaksinya

Bahwa jalan untuk mengetahui sabab an-nuzūl adalah melalui hadis sahih maupun hadis
mursal dengan syarat sanadnya sahih dan harus dikuatkan dengan hadis mursal yang lain
yang diriwayatkan oleh para sahabat maupun tabi‘i. Karena, sahabat adalah orang yang
menyaksikan dan bertemu langsung dengan Rasulullah. Adapun bentuk redaksi yang
menerangkan asbāb an-nuzūl terkadang berupa pernyataan tegas mengenai sebab dan
terkadang pula berupa pernyataan yang hanya mengandung kemungkinan mengenainya.

9
Ahmad Zaini, 2004, Asbab An Nuzul Dan Urgensinnya Dalam Memahami Makna Al quran, 8, 12, Yogyakarta:
UIN Sunan Kalijaga

10
Ahmad Zaini, 2004, Asbab An Nuzul Dan Urgensinnya Dalam Memahami Makna Al quran, 8, 12, Yogyakarta :
UIN Sunan Kalijaga
Bentuk redaksi pertama ialah jika perawi menyebutkan ”sebab turun ayat ini adalah begini”,
atau menggunakan “kira-kira seperti ‘maka’, yang menunjukkan urutan peristiwa” yang
dirangkaikan dengan kata “turunlah ayat”, sesudah ia menyebutkan peristiwa atau
pertanyaan. Misalnya, ia mengatakan: "telah terjadi peristiwa begini” atau ”Rasulullah
ditanya tentang hal begini, maka turunlah ayat ini”.

G. Fungsi Asbabun Nuzul

1. Pertama, pendekatan yangtidak didahului oleh pertanyaan. Ayat yang diturunkan berisi
perintah langsung danlarangan terhadap orang yang beriman.

2. Kedua, pendekatan sebagai jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan kepadaNabi Saw.
Dalam hal ini terdapat beberapa bentuk, yaitu a) pertanyaan kaum muslimin yang ditujukan
kepada Nabi Saw mengenai hal-hal yang belum ada ketetapannya dari Allah Swt atau sebagai
penjelasan lebih lanjut mengenai suatu ketetapan yang masih diperlukan penjelasannya; dan
b) disamping pertanyaan atau permohonan fatwa yang diajukan kepada Nabi SAW terdapat
pula pertanyaan orang yang ingkar terhadap dakwah Nabi SAW.

H. Hikmah Diturunkanyya Al-Qur’an Secara Bertahap

Al-Qur’an tidak diturunkan kepada Rasulullah SAW sekaligus satu kitab. Tetapi secara
berangsur-angsur, surat persurat dan ayat perayat. Sebagaimana yang kita ketahui segala
sesuatu yang Allah kehendaki itu mengandung hikmah dan memiliki tujuan. Demikian pula
dengan proses turunnya Al-Qur’an secara bertahap. Diantara hikmah atau tujuannya adalah
sebagai berikut :

• Untuk menguatkan hati Nabi Muhammad SAW.

• Untuk menantang orang-orang kafir yang mengingkari Al-Qur’an.

• Supaya mudah dihafal dan dipahami.

•Supaya orang-orang mukmin antusias dalam menerima Al-Qur’an dan giat


mengamalkannya.

• Mengiringi kejadian-kejadian di masyarakat dan bertahap dalam menetapkan suatu hukum


BAB III

PENUTUP

Dari uraian di atas jelaslah bahwa al-Qur’ān adalah kalam (perkataan) Allah Swt. Yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan
maknanya. Al-Qur’ān sebagai kitab Allah menempati posisi sebagai sumber pertama dan
utama dari seluruh ajaran Islam serta berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat
manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Banyak alat bantu untuk
memahami ayat atau pun rangkaian ayat dalam Al-Qur’ān salah satunya adalah Ilmu Asbāb
an-Nuzūl. ‘Ilm Asbāb an-Nuzūl adalah di antara metode yang amat penting dalam memahami
Al-Qur’ān dan menafsirinya.

Seperti yang sudah ditetapkan para ulama, bahwa Al-Qur’ān itu diturunkan dengan dua
bagian. Satu bagian diturunkan secara langsung, dan bagian ini merupakan mayoritas Al-
Qur’ān. Bagian kedua diturunkan setelah ada suatu kejadian atau permintaan, yang turun
mengiringi selama turunnya wahyu, paling sedikit ada tiga kemungkinan mengapa tidak
seluruh ayat al-Qur’an dapat diketahui sebab-sebab yang melatar belakangi penurunannya.

Kemungkinan pertama tidak semua hal yang bertalian dengan proses turun al-Qur’an ter-
cover oleh para sahabat yang langsung menyaksikan proses penurunan wahyu al-Qur’an.
Kedua, penyaksian para sahabat terhadap hal-hal yang berkenaan dengan proses penurunan
wahyu al-Qur’an tidak semuanya dicatat. Ketiga, terbuka lebar kemungkinan ada sejumlah
ayat-ayat al-Qur’an yang penurunannya memang tetap dipandang tepat dengan atau tanpa
dikaitkan langsung dengan suatu peristiwa/untuk mengenali sebab nuzul ayat.

Adapaun hikmahnya Asbabun Nuzul di antaranya :

• Untuk menguatkan hati Nabi Muhammad SAW.

• Untuk menantang orang-orang kafir yang mengingkari Al-Qur’an.

• Supaya mudah dihafal dan dipahami.

•Supaya orang-orang mukmin antusias dalam menerima Al-Qur’an dan giat


mengamalkannya.

• Mengiringi kejadian-kejadian di masyarakat dan bertahap dalam menetapkan suatu hukum

DAFTAR PUSTAKA

Rosihon Anwar, Pengantar Ulumul Qur’an, Bandung : Pustaka Setia, 2009

Al-Qattan, Manna Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Quran, terj. Mudzakir, Bogor:Litera AntarNusa,
2007
As-Salih, Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu Al quran, terj. Tim Pustaka Firdaus, Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2000

Anda mungkin juga menyukai