Disusun oleh :
Sem. I/TBIO 1
Putri Rahayu (0310212055)
Dadang Hasrdiansyah (0310202173)
Winda Juliana Siregar (03102130280)
Kelompok 2
ABSTRAK
Makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh dosen sebagai syarat untuk
menyelesaikan tugas kelompok.Banyak dari kita yang masih bingung apa itu asbabun
nuzul dan apa kaitannya dengan Al - Qur’an. Al – Qur’an sebagai wahyu yang
diturunkan secara berangsur- angsur adalah pendoman hidup umat muslim, maka
upaya memahami keadaan yang sebenarnya menyangkut peristiwa yang meliputi
ayat Al – Qur’an ketika diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW itu sangat penting
dan tidak boleh diabaikan dan harus kita ketahui.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang Allah SWT mukjizatkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an memiliki banyak keistimewaan
didalamnya oleh karena itu memahami dan mengamalkan Al-Qur’an
sangatlah penting untuk umat muslim.
Salah satu keistimewaan Al-Qur’an adalah hudan li al-Nas (petunjuk bagi
umat manusia), untuk merasakan keistimewaan itu maka kita perlu memahami
makna yang terkandung dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an. Nah langkah awal
untuk mempermudah kita memahami itu maka kita terlebih dahulu perlu
memahami apa itu asbabun nuzul.
Kita akan salah menangkap pesan-pesan Al-Qur’an secara utuh, jika
memahami secara bahasanya saja tanpa memahami sebab historisnya. Agar
dipahami secara utuh Al-Qur’an harus dipelajari dengan melihat sebab/kisah
dibalik ayat-ayat suci Al-Qur’an. Oleh sebab itu hampir semua pembahasan
mengenai Al-Qur’an sangat menekankan pentingan asbabun nuzul.
Mengungkapkan sebab turunnya ayat Al-Qur’an melalui kisah aalah suatu
cara menerangkan yang jelas mengenai sesuatu yang istimewa. Hal I ni
menunjukkan keseriusan kita untuk memahami setiap ayat yang ada di dalam
Al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari asbabun nuzul?
2. Apa saja macam-macam asbabun nuzul?
3. Apa saja ungkapan-ungkapan yang digunakan dalam asbabun nuzul?
4. Apa urgensi dan kegunaan asbabun nuzul?
1
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir; Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka
Progressif,1997), hlm.602.
2
Rosihan Anwar, Ulum Al-Qur’an (Bandung: Pustaka Setia,2000),hlm. 60.
3
Manna’al-Qathan, Mabahits fi’Ulum al-Qur’an,(Jakarta : Pustaka Al- Kautsar, 2006) hlm.95
4
Abdul Aziz Dahlan dkk.(ed), Ensiklopedi Hukum Islam I, hlm.133.
3. Shubhi Shalih berpendapat asbabun nuzul adalah sesuatu yang menjadi
sebab turunnya satu ayat atau beberapa ayat, atau suatu pertanyaan yang
menjadi sebab turunnya ayat sebagai jawaban,atau sebagai penjelasan
terjadinya suatu peristiwa.5
4. Nurcholis Madjid juga berpendapat, asbabun nuzul adalah konsep, teori,
atau berita tentang adanya sebab-sebab turunnya wahyu tertentu dari al-
Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw. baik berupa satu ayat, satu
rangkaian ayat atau satu surat6
Dari semua pengertian yang disampaikan diatas kita dapat menarik
kesimpulan bahwa asbabun nuzul membahas seputar turunnya suatu ayat baik
itu karena sebuah peristiwa, contohnya tentang peristiwa Isra’ Mi’raj dan
jawaban sebagai penjelasan dari pertannyaan yang mungkin timbul dalam
benak kita, contohnya pertanyaan mengenai garis edar tata surya. Sehingga
untuk menjelaskan tentang hal ini maka Allah SWT menurunkan (QS. Al-
Anbiya :33) sebagai jawabannya.
Oleh karena itu menurut sahabat nabi pengetahuan tentang asbabun nuzul
sangat penting karena dengan mempelajari ini kita dapat memahami isi
kandungan ayat atau mampu memahami penafsiran al- Qur’an yang
benar.Salah satu cara yang mereka lakukan untuk mengkaji turunnya sebuah
ayat ialah dengan bertanya kepada sahabat sahabat yang lain yang
menyaksikan sejarah turunnya al- Qur’an.
Seiring dengan perkembangan zaman banyak juga dari para ulama yang
mengkhususkan diri untuk menulis sebab nuzulnya ayat suci al-
Qur’an.Diantaranya antara lain Syaikhul Islam Ibn Hajar, Al- Ja’bary yang
meringkas karangan Al- Wahidy tentang asbabun nuzul.
5
Shubhi Al-Shalih, Mabahits fi ‘Ulumul-Qur’an (Beirut : Dar al-Qalam li al Malayyin,1988),
hlm.132.
6
Ach. Fawaid, Asbabun Nuzul (Yogyakarta: Noktah , 2020), hlm.10
B. MACAM MACAM ASBABUN NUZUL
Berdasarkan dari sudut pandangnya asbabun nuzul dibagi menjadi dua sudut
pandang, yaitu :
1. Peristiwa (baditsab/waqi’ah)
Ditinjau dari segi peristiwa asbabun nuzul dibagi lagi menjadi
beberapa macam, yaitu :
a. Peristiwa karena konflik, seperti peristiwa antara Khazraj dan Suku
Aus yang menimbulkan konflik adanya fitnah yang dilakukan oleh
kaum Yahudi, maka dari itu turunlah sebuah ayat QS. Ali Imran ayat
101, yang berbunyi :
ار ٰى َحتَّ ٰى تَ ْعلَ ُموا َ صاَل ةَ َوَأنتُ ْم ُس َك َّ ين آ َمنُوا اَل تَ ْق َربُوا ال َ يَاَأيُّهَا الَّ ِذ
ْوا َوِإن ُكنتُم َّمر ۚ ُون َواَل ُجنُبًا ِإاَّل َعابِري َسبِي ٍل َحتَّ ٰى تَ ْغتَ ِسل َ َُما تَقُول
ِ
ض ٰى َأ ْو َعلَ ٰى َسفَ ٍر َأ ْو َجا َء َأ َح ٌد ِّمن ُكم ِّم َن ْال َغاِئ ِط َأ ْو اَل َم ْستُ ُم النِّ َسا َ
ص ِعيدًا طَيِّبًا فَا ْم َسحُوا بِ ُوجُو ِه ُك ْم َوَأ ْي ِدي ُك ۗ ْم
َ َء فَلَ ْم تَ ِج ُدوا َما ًء فَتَيَ َّم ُموا
َ ِإ َّن هَّللا َ َك
)٤٣(.ان َعفُ ًّوا َغفُورًا
Artinya “Hai orang-orang yang beriman,janganlah kamu shalat,
sedang kamu dalam keaadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa
yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam
keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi,
dan jika kamu sakit atau dalam keadaan musafir atau datang dari
tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian
kamu tidak mendapat air. Maka bertayamumlah kamu dengan tanah
yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu.Sesungguhnya Allah
Maha Pema’af lagi Maha Pengampun”. (QS. an- Nisa’:43)
c. Peristiwa yang berupa keinginan (cita-cita), seperti suatu hal yang
diinginkan Umar bin Khattab yang ingin menjadikan sebuah makan
Nabi Ibrahim untuk dijadikan sebagai tempat Ibadah, Yakni tempat
shalat, maka turunlah Q.S Al-Baqarah :125, yang berbunyi :
اس َوَأ ْمنًا َواتَّ ِخ ُذوا ِمن َّمقَ ِام ِإب َْرا ِهي َم
ِ َّْت َمثَابَةً لِّلن َ َوِإ ْذ َج َع ْلنَا ْالبَي
َ اعي َل َأن
طه َِّرا بَ ْيتِ َي ِ صلًّىۖ َو َع ِه ْدنَا ِإلَ ٰى ِإ ْب َرا ِهي َم َوِإ ْس َم َ ُم
)١٢٥( .سجُو ِد
ُّ ال َ ِين َو ْال َعا ِكف
ين َوالرُّ َّك ِع َ ِلِلطَّا ِئف
Artinya : “Dan (ingatlah), ketika kami menjadikan rumah itu
(Baitullah) tempat berkumpul lagi manusia dan tempat yang aman.
Dan jadikanlah sebagai makam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami
perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail : “Bersihkanlah rumah-Ku
untuk orang-orang yang thawaf, yang I’tikaf,yang ruku’ dan yang
sujud”. (Q.S Al- Baqarah:125)
2. Pertanyaan (su’al)
Jika ditinjaui dari sebuah pertannyaan, asbabun nuzul juga dibagi lagi
menjadi 2 macam, yaitu :
a. Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang telah berlalu,
seperti pertanyaan tentang Zulkarnain, maka turunlah Q.S Al-
Kahfi:83, yang berbunyi :
)٨٣( .ِذ ْكرًا ُك َعن ِذي ْالقَرْ نَي ۖ ِْن قُلْ َسَأ ْتلُو َعلَ ْي ُكم ِّم ْنه
َ ََويَ ْسَألُون
Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang
Zulkarnain. Katakanlah, “Akan kubacakan kepadamu kisahnya.”
b. Pertanyaan yang berhubungan dengan masa yang akan datang, seperti
pertannyaan tentang hari kiamat, maka turunlah Q.S An-Nazi’at:42,
yang berbunyi :
َ ك َع ِن السَّا َع ِة َأي
)٤٢( .َّان ُمرْ َساهَا َ َيَ ْسَألُون
Artinya : Mereka (orang-orang kafir) bertanya kepadamu
(muhammad) tentang hari kiamat, “Kapankah terjadinya?”. (Q.S An-
Nazi’at:42).
Berdasarkan jumlah sebab ayat yang turun, asbabun nuzul dapat dibagi
menjadi 2 macam, yaitu :
1. Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid
Beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat.
Terkadang ayat itu turun untuk menanggapi beberapa peristiwa atau
sebab, misalnya turunnya Q.S Al- Ikhlas: 1-4, yang berbunyi :