Anda di halaman 1dari 14

ASBABUN NUZUL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah : Al – Qur’an
Dosen Pengampu : Sayed Akhyar, Lc, MA

Disusun oleh :
Sem. I/TBIO 1
Putri Rahayu (0310212055)
Dadang Hasrdiansyah (0310202173)
Winda Juliana Siregar (03102130280)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUMATERA UTARA 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya yang telah diberikan pada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Ababun Nusaul” ini dengan tepat waktu.Tak lupa pula
shalawat beserta salam kita hadiahkan kepada junjungan kita baginda Nabi
Muhammad Saw. semoga kita mendapatkan syafaatnya di yaumul akhir
kelak.Aamiin.
Makalah ini merupakan tugas kelompok dari Mata kuliah Al Qur’an yang
diampu oleh Bapak Sayed Akhyar, Lc, MA. Kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk kita semua. Bagi para pembaca semoga dapat mengetahui
dan memahami materi yang kami paparkan pada bagian pembahasan dalam makalah
ini.
Sebagai penulis kami mengucapkan banyak terimaksih kepada pihak-pihak
yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini tidaklah
sempurna masih banyak kesalahan yang ada untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca untuk terus mengebangkan dan meningkatkan
kualitas makalah ini.

Medan, 10 September 2021

Kelompok 2
ABSTRAK
Makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh dosen sebagai syarat untuk
menyelesaikan tugas kelompok.Banyak dari kita yang masih bingung apa itu asbabun
nuzul dan apa kaitannya dengan Al - Qur’an. Al – Qur’an sebagai wahyu yang
diturunkan secara berangsur- angsur adalah pendoman hidup umat muslim, maka
upaya memahami keadaan yang sebenarnya menyangkut peristiwa yang meliputi
ayat Al – Qur’an ketika diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW itu sangat penting
dan tidak boleh diabaikan dan harus kita ketahui.

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang Allah SWT mukjizatkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an memiliki banyak keistimewaan
didalamnya oleh karena itu memahami dan mengamalkan Al-Qur’an
sangatlah penting untuk umat muslim.
Salah satu keistimewaan Al-Qur’an adalah hudan li al-Nas (petunjuk bagi
umat manusia), untuk merasakan keistimewaan itu maka kita perlu memahami
makna yang terkandung dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an. Nah langkah awal
untuk mempermudah kita memahami itu maka kita terlebih dahulu perlu
memahami apa itu asbabun nuzul.
Kita akan salah menangkap pesan-pesan Al-Qur’an secara utuh, jika
memahami secara bahasanya saja tanpa memahami sebab historisnya. Agar
dipahami secara utuh Al-Qur’an harus dipelajari dengan melihat sebab/kisah
dibalik ayat-ayat suci Al-Qur’an. Oleh sebab itu hampir semua pembahasan
mengenai Al-Qur’an sangat menekankan pentingan asbabun nuzul.
Mengungkapkan sebab turunnya ayat Al-Qur’an melalui kisah aalah suatu
cara menerangkan yang jelas mengenai sesuatu yang istimewa. Hal I ni
menunjukkan keseriusan kita untuk memahami setiap ayat yang ada di dalam
Al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari asbabun nuzul?
2. Apa saja macam-macam asbabun nuzul?
3. Apa saja ungkapan-ungkapan yang digunakan dalam asbabun nuzul?
4. Apa urgensi dan kegunaan asbabun nuzul?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Penulisan makalah ini adalah syarat untuk menyelesaikan tugas kelompok
yang diberikan oleh Bapak Sayed Akhyar,MA (pengantar studi Al-Qur’an).
Selain itu tujuan pembuatan makalahh ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian asbabun nuzul.
2. Untuk mengetahui macam-macam asbabun nuzul.
3. Untuk mengetahui ungkapan-ungkapan asbabun nuzul.
4. Untuk mengetahui urgensi dan kegunaan asbabun nuzul.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ASBABUN NUZUL
Asbabun nuzul adalah idhafah yang terdiri dari kata asbab jamak dari
kata sabab (sebab, alasan atau ‘illat) dan nuzul bermakna al- su’ud (turun).
1
Oleh karena itu secara bahasa Asbabun nuzul artuinya sebab–sebab yang
melatarbelakangi terjadinya sesuatu.Namun, tidak semua sebab yang
melatarbelakangi sesuatu disebut asbabun nuzul karena asbabun nuzul hanya
istilah yang digunakan untuk melatarbelakangi sebab – sebab diturunkannnya
Al–Qur’an, begitu juga dengan asbab alwurud secara khusus digunakan untuk
melatarbelakangi sebab – sebab turunnya hadist.
Menurut istilah syariat, asbabun nuzul adalah sebab – sebab yang
mengiringi diturunkannya ayat – ayat al-Qur,an kepada Rasulullah
Saw.karena ada suatu peristiwa yang membutuhkan penjelasan atau
pertannyaan, dan itu membutuhkan jawaban2.
Selain itu ada juga beberapa pendapat mengenai pengertian asbabun nuzul
yang disampaikan oleh para ulama,yaitu ::
1. Manna’al-Qathan berpendapat asbabun nuzul adalah suatu yang
karenannya Al-Qur’an diturunkan, sebagai penjelas terhadap apa yang
terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan3.
2. Muhammad Abdul Halim al – Zarqani berpendapat bahwa asbabun nuzul
adalah suatu kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa
ayat,atau suatu peristiwa yang dapat dijadikan petunjuk hukum berkenaan
dengan turunnya suatu ayat4.

1
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir; Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka
Progressif,1997), hlm.602.
2
Rosihan Anwar, Ulum Al-Qur’an (Bandung: Pustaka Setia,2000),hlm. 60.
3
Manna’al-Qathan, Mabahits fi’Ulum al-Qur’an,(Jakarta : Pustaka Al- Kautsar, 2006) hlm.95
4
Abdul Aziz Dahlan dkk.(ed), Ensiklopedi Hukum Islam I, hlm.133.
3. Shubhi Shalih berpendapat asbabun nuzul adalah sesuatu yang menjadi
sebab turunnya satu ayat atau beberapa ayat, atau suatu pertanyaan yang
menjadi sebab turunnya ayat sebagai jawaban,atau sebagai penjelasan
terjadinya suatu peristiwa.5
4. Nurcholis Madjid juga berpendapat, asbabun nuzul adalah konsep, teori,
atau berita tentang adanya sebab-sebab turunnya wahyu tertentu dari al-
Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw. baik berupa satu ayat, satu
rangkaian ayat atau satu surat6
Dari semua pengertian yang disampaikan diatas kita dapat menarik
kesimpulan bahwa asbabun nuzul membahas seputar turunnya suatu ayat baik
itu karena sebuah peristiwa, contohnya tentang peristiwa Isra’ Mi’raj dan
jawaban sebagai penjelasan dari pertannyaan yang mungkin timbul dalam
benak kita, contohnya pertanyaan mengenai garis edar tata surya. Sehingga
untuk menjelaskan tentang hal ini maka Allah SWT menurunkan (QS. Al-
Anbiya :33) sebagai jawabannya.
Oleh karena itu menurut sahabat nabi pengetahuan tentang asbabun nuzul
sangat penting karena dengan mempelajari ini kita dapat memahami isi
kandungan ayat atau mampu memahami penafsiran al- Qur’an yang
benar.Salah satu cara yang mereka lakukan untuk mengkaji turunnya sebuah
ayat ialah dengan bertanya kepada sahabat sahabat yang lain yang
menyaksikan sejarah turunnya al- Qur’an.
Seiring dengan perkembangan zaman banyak juga dari para ulama yang
mengkhususkan diri untuk menulis sebab nuzulnya ayat suci al-
Qur’an.Diantaranya antara lain Syaikhul Islam Ibn Hajar, Al- Ja’bary yang
meringkas karangan Al- Wahidy tentang asbabun nuzul.

5
Shubhi Al-Shalih, Mabahits fi ‘Ulumul-Qur’an (Beirut : Dar al-Qalam li al Malayyin,1988),
hlm.132.
6
Ach. Fawaid, Asbabun Nuzul (Yogyakarta: Noktah , 2020), hlm.10
B. MACAM MACAM ASBABUN NUZUL
Berdasarkan dari sudut pandangnya asbabun nuzul dibagi menjadi dua sudut
pandang, yaitu :
1. Peristiwa (baditsab/waqi’ah)
Ditinjau dari segi peristiwa asbabun nuzul dibagi lagi menjadi
beberapa macam, yaitu :
a. Peristiwa karena konflik, seperti peristiwa antara Khazraj dan Suku
Aus yang menimbulkan konflik adanya fitnah yang dilakukan oleh
kaum Yahudi, maka dari itu turunlah sebuah ayat QS. Ali Imran ayat
101, yang berbunyi :

‫ات هَّللا ِ َوفِي ُك ْم َرسُولُ ۗهُ َو َمن‬


ُ َ‫ُون َوَأنتُ ْم تُ ْتلَ ٰى َعلَ ْي ُك ْم آي‬
َ ‫ْف تَ ْكفُر‬
َ ‫َو َكي‬
)١٠١( . ‫اط ُّم ْستَقِ ٍيم‬
ٍ ‫ص َر‬ َ ‫صم بِاهَّلل ِ فَقَ ْد هُ ِد‬
ِ ‫ي ِإلَ ٰى‬ ِ َ‫يَ ْعت‬
Artinya : “Bagaimana kaum kafir, padahal dibcakan kepadamu ayat-
ayat Allah (Al-Qur’an) dan Rasul-Nya pun berada ditengah-tengah
kamu. Barang siapa yang berpegang teguh kepada Allah,maka
sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang benar”
(QS.Ali Imtran:101).
b. Peristiwa yang menggambarkan kesalahan vatal, misalnya saat ada
Imam Masjid yang membacakan salah satu surah itu tidak benar,
dikarenakan orang yang membacakannya sedang mabuk, maka
turunlah sebuah ayat QS. An-Nisa’:43, yang berbunyi :

‫ار ٰى َحتَّ ٰى تَ ْعلَ ُموا‬ َ ‫صاَل ةَ َوَأنتُ ْم ُس َك‬ َّ ‫ين آ َمنُوا اَل تَ ْق َربُوا ال‬ َ ‫يَاَأيُّهَا الَّ ِذ‬
ْ‫وا َوِإن ُكنتُم َّمر‬ ۚ ُ‫ون َواَل ُجنُبًا ِإاَّل َعابِري َسبِي ٍل َحتَّ ٰى تَ ْغتَ ِسل‬ َ ُ‫َما تَقُول‬
ِ
‫ض ٰى َأ ْو َعلَ ٰى َسفَ ٍر َأ ْو َجا َء َأ َح ٌد ِّمن ُكم ِّم َن ْال َغاِئ ِط َأ ْو اَل َم ْستُ ُم النِّ َسا‬ َ
‫ص ِعيدًا طَيِّبًا فَا ْم َسحُوا بِ ُوجُو ِه ُك ْم َوَأ ْي ِدي ُك ۗ ْم‬
َ ‫َء فَلَ ْم تَ ِج ُدوا َما ًء فَتَيَ َّم ُموا‬
َ ‫ِإ َّن هَّللا َ َك‬
)٤٣(.‫ان َعفُ ًّوا َغفُورًا‬
Artinya “Hai orang-orang yang beriman,janganlah kamu shalat,
sedang kamu dalam keaadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa
yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam
keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi,
dan jika kamu sakit atau dalam keadaan musafir atau datang dari
tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian
kamu tidak mendapat air. Maka bertayamumlah kamu dengan tanah
yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu.Sesungguhnya Allah
Maha Pema’af lagi Maha Pengampun”. (QS. an- Nisa’:43)
c. Peristiwa yang berupa keinginan (cita-cita), seperti suatu hal yang
diinginkan Umar bin Khattab yang ingin menjadikan sebuah makan
Nabi Ibrahim untuk dijadikan sebagai tempat Ibadah, Yakni tempat
shalat, maka turunlah Q.S Al-Baqarah :125, yang berbunyi :

‫اس َوَأ ْمنًا َواتَّ ِخ ُذوا ِمن َّمقَ ِام ِإب َْرا ِهي َم‬
ِ َّ‫ْت َمثَابَةً لِّلن‬ َ ‫َوِإ ْذ َج َع ْلنَا ْالبَي‬
َ ‫اعي َل َأن‬
‫طه َِّرا بَ ْيتِ َي‬ ِ ‫صلًّىۖ َو َع ِه ْدنَا ِإلَ ٰى ِإ ْب َرا ِهي َم َوِإ ْس َم‬ َ ‫ُم‬
)١٢٥( .‫سجُو ِد‬
ُّ ‫ال‬ َ ِ‫ين َو ْال َعا ِكف‬
‫ين َوالرُّ َّك ِع‬ َ ِ‫لِلطَّا ِئف‬
Artinya : “Dan (ingatlah), ketika kami menjadikan rumah itu
(Baitullah) tempat berkumpul lagi manusia dan tempat yang aman.
Dan jadikanlah sebagai makam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami
perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail : “Bersihkanlah rumah-Ku
untuk orang-orang yang thawaf, yang I’tikaf,yang ruku’ dan yang
sujud”. (Q.S Al- Baqarah:125)
2. Pertanyaan (su’al)
Jika ditinjaui dari sebuah pertannyaan, asbabun nuzul juga dibagi lagi
menjadi 2 macam, yaitu :
a. Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang telah berlalu,
seperti pertanyaan tentang Zulkarnain, maka turunlah Q.S Al-
Kahfi:83, yang berbunyi :

)٨٣( .‫ِذ ْكرًا‬ ُ‫ك َعن ِذي ْالقَرْ نَي ۖ ِْن قُلْ َسَأ ْتلُو َعلَ ْي ُكم ِّم ْنه‬
َ َ‫َويَ ْسَألُون‬
Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang
Zulkarnain. Katakanlah, “Akan kubacakan kepadamu kisahnya.”
b. Pertanyaan yang berhubungan dengan masa yang akan datang, seperti
pertannyaan tentang hari kiamat, maka turunlah Q.S An-Nazi’at:42,
yang berbunyi :

َ ‫ك َع ِن السَّا َع ِة َأي‬
)٤٢( .‫َّان ُمرْ َساهَا‬ َ َ‫يَ ْسَألُون‬
Artinya : Mereka (orang-orang kafir) bertanya kepadamu
(muhammad) tentang hari kiamat, “Kapankah terjadinya?”. (Q.S An-
Nazi’at:42).
Berdasarkan jumlah sebab ayat yang turun, asbabun nuzul dapat dibagi
menjadi 2 macam, yaitu :
1. Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid
Beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat.
Terkadang ayat itu turun untuk menanggapi beberapa peristiwa atau
sebab, misalnya turunnya Q.S Al- Ikhlas: 1-4, yang berbunyi :

َّ ‫) هَّللا ُ ال‬١( ‫هُ َو هَّللا ُ قُلْ َأ َح ٌد‬


)٣( ‫) لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُولَ ْد‬٢( ‫ص َم ُد‬
)٤(‫َولَ ْم يَ ُكن لَّهُ ُكفُ ًوا َأ َح ٌد‬
Artinya : Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa.Allah
tempat meminta segtala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia. (Q.S Al-
Ikhlas : 1-4).
Ayat-ayat yang terdapat pada surah di atas turun sebagai tanggapan
terhadap orang-orang musyrik mekkah sebelum nabi hijrah, dan terhadap
kaum ahli kitab yang ditemui di madinah setelah hijrah.
2. Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahid
Satu sebab yang melatarbelakangi turunnya beberapa ayat. Contohnya:
Q.S Ad-Dukhan:10,15 dan 16, yang berbunyi :

ٍ ‫فَارْ تَقِبْ يَ ْو َم تَْأتِي ال َّس َما ُء بِ ُد َخ‬


)١٠( .‫ان ُّمبِي ٍن‬
Artinya : maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang
tampak jelas. (Q.S Ad-Dukhan:10)

َ ‫ب قَلِياًل ۗ ِإنَّ ُك ْم َعاِئ ُد‬


)١٥( .‫ون‬ ِ ‫ِإنَّا َكا ِشفُو ْال َع َذا‬
Artinya : Sungguh (kalau) kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu
kamu akan kembali (ingkar). (Q.S Ad-Dukhan:15)
ْ َ‫يَ ْو َم نَ ْب ِطشُ ْالب‬
َ ‫ط َشةَ ْال ُكب َْر ٰى ِإنَّا ُمنتَقِ ُم‬
)١٦( . ‫ون‬
Artinya : (ingatlah) pada hari (ketika) kami menghantam mereka dengan
keras. Kami pasti memberi balasan.
Asbabun nuzul dari ayat –ayat tersebut adalah; dalam suatu riwayat
dikemukakan, ketikan kaum Quraisy durhaka kepada nabi Saw. Beliau
berdo’a supaya mereka mendapatkan kelaparan umum seperti kelaparan
yang pernah terjadi pada zaman nabi yusuf. Alhasil mereka menderita
kekurangan, sampai-sampai mereka makan tulang, sehingga turunlah (Q.S
Ad-Dukhan/44:10). Kemudian mereka menghadap nabi untuk meminta
bantuan Saw untuk meminta bantuan.Maka Rasulullah Saw berdo’a agar
diturunkan hujan.Akhirnya hujan turun, maka turunlah ayat selanjutnnya
(Q.S Ad-Dukhan/44:15), namun setelah keadaan membaik mereka
kembali kepada kesesatan dan kedurhakaan maka turunlah ayat (Q.S Ad-
Dukhan/44:16).
C. UNGKAPAN-UNGKAPAN YANG DIGUNAKAN DALAM
ASBABUN NUZUL
1. Asbabun nuzul disebutkan dengan ungkapan sarih (jelas).
Ungkapan ini menunjukkan asbabun nuzul dengan indikasi menggunakan
pendahuluan dan tidak mengandung kemungkinan makna lain, seperti :
“sebab turun ayat ini adalah...”
“Rasulullah saw pernah ditanya tentang.. maka turunlah ayat...”
“telah terjadi... maka turunlah ayat..”
Contoh lain yaitu QS. Al-Maidah/5, ayat ke 2.
2. Asbabun nuzul disebutkan dengan ungkapan Muhtamimah (masih
kemungkinan atau belum pasti)
Ungkapan muhtamimah adalah ungkapan dalam riwayat yang belum
dipastikan asbabun nuzulnya karena masih terdapat keraguan di dalamnya.
Hal tersebut dapat dicirikan sebagai berikut :
“ ayat ini diturunkan berkenaan dengan...”
“saya kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan.....”
“saya kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan...”
Contoh lainnya yaitu QS. Al-baqarah/2: ayat ke 223.
D. URGENSI DAN KEGUNAAN ASBABUN NUZUL
Urgensi asbabun nuzul adalah memahami atau menafsirkan Al-
Qur’an. Banyak sekali peristiwa dalam sejarah islam yang terkandung di
dalam Al-Qur’an khususnya ayat- ayat hukum. Contohnya QS. Al- Baqarah
ayat 219.
Al-Wahidi berpendapat “pengetahuan tentang tafsir dan ayat-ayat
tidak mungkin jika tidak dilengkapi dengan pengetahuan tentang peristiwa
dan penjelasan sebab turunnya suatu ayat.”
Ibnu daqiq juga ikut berpendapat “ penjelesan asbabun nuzul
merupakan salah satu jalan yang baik dalam rangka memahami Al-Qur’an”
Pendapat lain juga diungkapkan oleh Ibnu Taimiyah “mengetahui asababun
nuzul akan menolong seorang dalam upaya memahami ayat, karena
pengetahuan tentang sebab akan melahirkan pengetahuan tentang akibat”.
Oleh karena itu pengetahuan tentang asbabun nuzul berguna untuk:
1. Memberikan kejelasan terhadap beberapa ayat yang sekiranya sulit untuk
dipahami.
2. Mengetahui hikmah dan rahasia adanya suatu hukum dan perhatian syara’
terhadap kepentingan umum, tanpa membedakan etnik, jenis kelamin, dan
agama.
3. Dapat mengkhususkan (takhsis) hukum terbatas pada sebab, terutama
ulama yang menganut kaidah (khusus as-sabab) sebab khusus. Contohnya
penurunan ayat-ayat dhihar pada permulaan mujadalah, yaitu dalam kasus
aus ibnu as-samit yang mendzihar istrinya,Khaulah binti Hakam Ibnu
Tha’labah.
4. Asbabun nuzul dapat membantu untuk memahami suatu ayat berlaku
secara umum atau hanya berlaku secara khusus, slanjutnya dalam hal apa
ayat itu ditetapkan.
5. Mempermudah seseorang dalam menghafal ayat-ayat Al-Qur’an serta
memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan yang mendengar jika
mengetahui sebab turunnya.
6. Hal paling penting yaitu agar wahyu yang terkandung di dalam Al-Qur’an
tidak diartikan asal-asalan dan maksud sesungguhnya dari suatu ayat dapat
dipahami melalui asbabun nuzul.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asbabun nuzul adalah pengetahuan mengenai latar belakang turunnnya
suatu ayat atau sebab mengapa suatu ayat itu diturunkan dan berisi penjelasan atas
sebuah peristiawa atau pertannyaan yang nantinya dijadikan pedoman dalam
hidup umat muslim sampai akhir zaman.
Asbabun nuzul memiliki berbagai macam jika dikelompokkan
berdasarkan sudut pandang dan jumlah sebab pada satu ayat atau lebih. Ungkapan
yang biasa digunakan dalam asbabun nuzul yaitu sarih (jelas) dan muhtamimah
(masih kemungkinan atau belum pasti).
Pengetahuan tentang asbabun nuzul yang diperoleh berdasarkan riwayat
yang shahih dapat mengantarkan pada pemahaman yang benar tentang ayat-ayat
suci Al-Qur’an dan mendatangkan banyak kemudahan dalam hal penafsiran Al-
Qur’an, karena tidaklah mungkin seseorang mendapatkan pemahaman yang baik
mengenai suatu ayat tanpa mengetahui asbabun nuzul ayat tersebut. Selain itu
memahami asbabun nuzul juga sangat penting karena merupakan langkah awal
untuk bisa merasakan keistimewaan yang ada dalam Al-Qur’an.
Pembahasan mengenai asbabun nuzul juga akan selalu menemukan
relevasinya sepanjang peradaban manusia, mengingat asbabun nuzul juga menjadi
tolak ukur dalam upaya kontekstualisasi ayat-ayat Al-Qur’an pada setiap bagian
serta historis yang menyertai perjuangan langkah manusia.
B. DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahan

Shahab, Husain, Mengenal asbabun nuzul dalam Sukardi KD. (ed),


Belajar Mudah ulumul Qur’an; Studi Khazanah Ilmu Qur’an, Jakarta:
Lentera, 2002.

Ahmad Warson Munawir,Al Munawir, Kamus Arab-Indonesia,


Surabaya: Pustaka Progressif’ 1997.

Rosihan, Anwar, Ulumul Al-Qur’ann, Bandung: Pustaka Setia, 2000.

Manna’al-Qathan, Mabahits fi’Ulum Al-Qur’an Jakarta: Pustaka Al-


Kautsar,2006

Ach,Fawaid, Asbabun Nuzul, Yogyakarta: Noktah,2020

Shubhi Al-Shalih, Mabahits fi’Ulumul Al-Qur’an, Beirut: Dar Al-


Qalam li al Malayyin,1988.

Suyuthi, Jalaluddin, Samudra Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Bandung: PT.


Mizan Pustaka,2003

Muhammad Yunan “Ilmu-Ilmu keislaman dan Kemasyarakatan”.


Bandung: Pustaka Setia, 2003

Anda mungkin juga menyukai