Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASBABUN NUZUL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “ULUMUL QUR’AN”

Dosen Pengampu :

H. Imam Masrur, M.Th.I, Cl,CT.NLP

Disusun oleh :

Muhammad Farhan Juliansyah (932300220)

Sofiyah Rahmawati (932301120)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga


kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun
kita dari zaman kegelapan menuju jalan terang benderang dengan ajaran agama
Islam.

Tujuan dari penulisan makalah dengan judul “Asbabun Nuzul” ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Qur’an. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada Bapak H. Imam Masrur,M.Th.I, CI,CT.NLP selaku dosen
pembimbing mata kuliah Ulumul Qur’an yang telah memberikan tugas ini
sehingga kami dapat menambah pengetahuan mengenai Asbabun Nuzul.

Tak ada gading yang tak retak karenanya kami sebagai penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari sisi
materi maupun penulisanya. Kami dengan rendah hati dan tangan terbuka akan
menerima berbagai kritikan dan saran yang bersifat membangun dari Bapak
Dosen dan teman-teman yang diharapkan nantinya akan berguna bagi seluruh
pembaca.

Lamongan, 18 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang. ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2

C. Tujuan Makalah ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Asbabun Nuzul ..................................................................... 3

B. Macam-macam Asbabun Nuzul.............................................................. 5

C. Fungsi Asbabun Nuzul dalam kegunaanya memahami al-Qur’an. ...... 7

D. Lafadz dan ungkapan-ungkapan dari Asbabun Nuzul.......................... 8

E. Urgensi mengetahui Asbabun Nuzul. ..................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan. ........................................................................................... 10

B. Saran. ..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh
Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara malaikat Jibril
selama kurang lebih 23 tahun. Kitab ini terbagi ke dalam beberapa surah
dan setiap surahnya terbagi ke dalam beberapa ayat. Al-Qur’an diturunkan
secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw yang setiap ayatnya
memiliki asbabun nuzulnya atau sebab turunya masing-masing walaupun
di dalam al- Qur’an tidak semua ayat terdapat asbabun nuzulnya.1
Untuk mengetahui asbabun nuzul harus berdsarkan periwayatan
yang shahih, sebab dengan periwayatan yang shahih dapat diketahui sebab
turunya ayat dengan jelas dan benar. Sedangkan kalau dari periwayatan
yang tidak shahih maka ditakutkan adanya kekeliruan atau perbedaan
dalam segi periwayatan. Untuk asbabun nuzul yang diriwayatkan dari
hadis yang mursal tidak dapat diterima, kecuali apabila diperkuat oleh
hadis mursal yang lain yang perawinya belajar dari para sahabat, seperti
Mujtahid, Ikrimah, dll. 2
Sebagian tugas untuk memahami pesan dari al-Qur’an sebagai
suatu kesatuan adalah mempelajarinya dalam konteks latar belakangnya.
Latar belakang yang paling dekat adalah kegiatan dan perjuangan Nabi
yang berlangsung selama kurang lebih 23 tahun. Terhadap perjuangan
Nabi yang secara keseluruhan sudah djelaskan dalam sunnahnya, kita
perlu memahaminya dalam konteks perspektif. Tanpa memahami masalah
ini, pesan al-Qur’an sebagai suatu kebutuhan tidak akan dapat dipahami.
Orang-orang akan salah menangkap pesan-pesan al-Qur’an secara utuh,
jika hanya memahami konteks historisnya. Oleh karena itu agar dipahami
secara utuh, al-Qur’an harus dicerna dalam konteks perjuangan Nabi dan

1
Muh. Sayyid Thantawi & Al-Ghazali, 2001, hal. 38-39
2
Anwar A., Ulumul Quran, 2002, hal. 29-31

1
latar belakang perjuanganya. Oleh sebab itu, hampir semua literatur yang
berkenaan dengan al-Qur’an menekankan akan pentinya asbabun nuzul. 3

B. Rumusan Masalah.
1. Apa pengertian asbabun nuzul?
2. Apa saja macam-macam asbabun nuzul?
3. Apa fungsi asbabun nuzul dalam kegunaanya untuk memahami al-
Qur’an?
4. Bagaimana lafadz atau ungkapan-ungkapan dari asbabun nuzul?
5. Bagaimana urgensi mengetahui asbabun nuzul?

C. Tujuan Makalah.
1. Untuk mengetahui pengertian dari asbabun nuzul.
2. Untuk mengetahui macam-macam dari asbabun nuzul.
3. Untuk mengetahui fungsi asbabun nuzul dalam kegunaanya untuk
memahami al-Qur’an.
4. Untuk mengetahui ungkapan-ungkapan dari asbabun nuzul.
5. Untuk mengetahui urgensi asbabun nuzul.

3
Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an (Bandung;CV Pustaka Setia, 2010), hal. 59

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asbabun Nuzul


Kata asbabun nuzul terdiri dari dua akar kata, yaitu: “‫ ”اسباب‬dan “‫”نزول‬
jamak dari ”‫ ”سبب‬yang artinya sebab, alasan. Sedangkan kata “‫”نزول‬
berarti turun. Jadi asbabun nuzul adalah adanya suatu peristiwa atau
pertanyaan yang diajukan pada Rasulullah saw, kemudian turunlah satu
ayat atau beberapa ayat al-Qur’an mengenai peristiwa atau pertanyaan
tersebut.4

Dari definisi tersebut dapat diketahui, bahwa asbabun nuzul


berkisar pada dua hal :

1. Karena terjadi suatu peristiwa. Contoh dalam hal ini adalah :


Suatu riwayat, “Bahwa suatu ketika Rasulullah naik ke bukit
Shafa, dan berkata, ‘Marilah berkumpul pada pagi ini’ Maka
berkumpulah orang-orang Quraisy. Rasulullah bersabda, ‘
Bagaimana pendapat kalian sandainya aku beri tahu kalian
bahwa musuh akan datang besok pagi atau petang?’ Kaum
Quraisy menjawab, ‘Pasti kami percaya.’ Rasulullah bersabda,
‘Aku peringatkan pada kalian bahwa siksa Allah yang dasyat
akan datang.’ Maka berkatalah Abu Lahab,”

ِ ‫َّت يدَا أ َ ِبي لَ َه‬


‫ب‬ ‫تبَّا لَكَ أ َ ِل َهذَا َج َم ْعتَنَا ؟ فَأ َ ْنزَ َل ه‬
ْ ‫ّللاُ تَب‬

“Celakalah engkau! Apakah hanya untuk ini engkau


kumpulkan kami?’ Maka Allah menurunkan surat al-Lahab.’”
(HR. Bukhari).

4
Mohammad Ghufron, M. Pd. & Rahmawati, MA. ,Ulumul Qur’an Praktis dan Mudah
(Yogyakarta: Kalimedia,2017) hal 29-31

3
2. Karena ada pertanyan yang diajukan pada Rasulullah. Dalam
hal ini adalah contoh yang diriwayatkan Mu’adz bin Jabal r.a.,
ia berkata,” Ya Rasulullah orang-orang Yahudi datang kepdaku
mengemukakan pertanyaan tentang bulan, bukankan bulan itu
selalu saja pada mulanya tampak kecil, kemudian bertambah
besar dan membundar, lalu kembali mengecil lagi seperti
semula”. Kemudian turunlah ayat ini,

‫ْس البِ ُّر بأ َ ْن ت َأْتُوا البُيُوتَ م ِْن‬ َ ‫ج َو لَي‬ َ ‫ع ِن األ َ ِهلَّ ِة قُ ْل ه‬


ِ َّ‫ِي َم َواقِيْتُ لِلن‬
ِ ‫اس َوال َح ه‬ َ َ‫يَ ْسأَلُ ْو نَك‬
َ‫ظ ُهورهَا َولَك َِّن البَ َّر َم ِن اتَّقَى َوأْتُوا ْالبُيُوتَ م ِْن أ َب َْوابِ َها َواتَّقُوا هللاَ لَ َعلَّكُ ْم ت ُ ْف ِلحُون‬

“ mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah:


‘Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan
(bagi ibadah) haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-
rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah
kebajikan orang yang bertakwa, dan masuklah ke rumah-
rumah itudari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah
agar kamu beruntung.’” (QS. Al-Baqarah: 189)

Adapun pengertian asbabun nuzul secara bahasa menurut para


ulama atau pakar ahli adalah sebagai berikut:

1. Shubhi al-Shalih.
Menurut Shubhi al-Shalih mendefinisikan asbabun nuzul
sebagai sesuatu yang menjadi sebab turunya suatu ayat atau
beberapa ayat, atau suatu pertanyaan yang menjadi sebab
turunya ayat sebagai jawaban, atau sebagai penjelasan yang
diturunkan pada waktu terjadinya suatu peristiwa. 5
2. Qaththan.
Menurut Qaththan asbabun nuzul sebagai “Sesuatu hal
yang karenanya al-Qur’an diturunkan untuk menerangkan
status hukum, pada masa hal terjadi baik berupa suatu peristiwa

5
Shubhi al-Shalih, Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an. (Beirut: Dar al-‘ilm al-Malayin: 1985), hlm 160.

4
atau pertanyaan.” Jadi latar belakang yang melingkungi dan
menjadi penyebab Allah SWT menurunkan suatu wahyu
kepada Nabi Muhammad saw.6
3. Dr. Dawud al-Aththar.
Dr. Dawud al-Aththar mengemukakan pengertian asbabun
nuzul, yaitu: “asbab al-Nuzul adalah sesuatu yang melatar
belakangi turunya suatu ayat atau lebih, sebagai jawaban
terhadap suatu pertanyaan atau menjelaskan hukum yang
terdapat dalam peristiwa tersebut”7

Dari definisi menurut ulama atau pakar ahli asbabun nuzul


yang dikemukakan di atas, dapat di tarik suatu pengertian bahwa yang
menjadi “asbab” itu adakalanya terjadi suatu peristiwa yang
membutuhkan penjelasan hukum, atau adanya suatu pertanyaan yang
di ajukan kepada Nabi saw, kemudian turun suatu ayat untuk
menjelaskan hukum dari peristiwa atau pertanyaan tersebut. Makna
peristiwa (waqi’ah) dalam definisi di atas dapat dipahami dalam
bentuk pertengkaran, kesalahan yang dilakukan, pujian atas suatu sikap
dan pemecahan masalah.8

B. Macam-macam Asbabun Nuzul.


Dari segi jumlah sebab dan ayat yang turun, asbabun nuzul dapat dibagi:
1. Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid.
Beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi suatu ayat atau
wahyu. Terkadang wahyu turun untuk menanggapi beberapa peristiwa
atau sebab. Misalnya turunya Q.S. Al-Ikhlas: 1-4, yang berbunyi:

)4( ٌ ‫ كُفً ًوا أ َ َحد‬,ُ‫) َولَ ْم يَكُ ْن لَّه‬3( ْ‫) لَ ْم يَ ِلدْ َولَ ْم ي ُْولَد‬2( ُ ‫ص َمد‬
َّ ‫) هللا ُ ال‬1( ٌ ‫قُ ْل ه َُو هللاُ ا َ َحد‬

6
Manna Khalil Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an, (Riyadh: Mansyurat al-Asr al-Hadist:
1973), hlm.110
7
Dr. Dawud al-Aththar, Mujaz ‘Ulum al-Qur’an, alih bahasa oleh Afif Muhammad dan Ahsin
Muhammad (Bandung: PUSTAKA HIDAYAH, 1994), hal. 127
8
Hasbi Ash shiddieqiy, Ilmu-ilmu al-Qur’an, (Semarang: PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA, 2002),
hal. 19

5
Artinya : “Katakanlah (Muhammad):”Dia-lah Allah, yang maha Esa.
Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak
pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
Ayat-ayat yang terdapat pada surat diatas turun sebagai tanggapan
terhadap orang-orang musyrik Makkah sebelum Nabi hijrah, dan terhadap
kaum ahli kitab yang ditemui di Madinah setelah Nabi hijrah.
2. Ta’adud An-Nazil Wa Al-Asbab Wahid.
Satu sebab yang melatarbelakangi turunya beberapa ayat. Contoh: Q.S.
Ad-Dukhan: 10, 15, 16 yang berbunyi:
‫َان ُّمبِي ِْن‬ َّ ‫ارتَقِبْ يَ ْز َم ت َأْتِي ال‬
ٍ ‫س َمآ ُء بِدُخ‬ ْ َ‫ف‬
Artinya: “maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang
nyata.”
َ ‫ اِنَّكُ ْم‬,ٌ‫ب قَ ِل ْيال‬
َ‫عآئِد ُون‬ ِ ‫اِنَّا كَا ِشفُواْ آلعَذَا‬
Artinya: “Sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu
agak sedikit sesunggunhya kamu akan kembali (ingkar).”
َ‫شةَ آلكُب َْرى اِنَّا ُم ْنت َ ِق ُمون‬ ْ َ‫ش آلب‬
َ ‫ط‬ ُ ِ‫يَ ْو َم نَبْط‬
Artinya: “(ingatlah) hari (ketika) kami menghantam mereka dengan
hantaman yang keras. Sesungguhnya kami memberi balasan.”

Asbabun Nuzul dari ayar-ayat di atas adalah: dalam suatu riwayat


dikemukakan , ketika kaum Quraisy durhaka kepada Nabi saw. Beliau
berdo’a supaya mereka mendapatkan kelaparan umum seperti
kelaparan yang pernah terjadi pada zaman Nabi Yusuf. Alhasil mereka
menderita kekurangan, sampai-sampai merekapun makan tulang,
sehingga turunlah (Q.S. Ad-Dhukan/44: 10). Kemudian mereka
menghadap Nabi saw untuk meminta bantuan. Maka Rasulullah saw
berdo’a agar diturunkan hujan. Akhirnya hujanpun turun, maka
turunlah ayat selanjutnya (Q.S. Ad-Dhukan/44: 15), namun setelah
mereka memperoleh kemewahan merekapun kembali kepada keadaan
semula (sesat dan durhaka) maka turunlah ayat (Q.S. Ad-Dhukan/44:

6
16) dalam riwayat tersebut dikemukakan bahwa siksaan itu akan turun
di waktu perang badar.9

C. Fungsi Asbabun Nuzul dalam kegunaanya memahami al-Qur’an.


Mengetahui sebab-sebab turunya suatu ayat dan tentunya juga
mempunyai banyak fungsi, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Membantu dalam memahami sekaligus mengatasi
ketidakpastian dalam menangkap pesan ayat-ayat al-Qur’an.
2. Mengatasi keraguan ayat yang diduga memiliki keraguan
umum.
3. Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat al-Qur’an.
4. Mengidentifikasi pelaku yang menyebabkan ayat al-Qur’an
turun.
5. Memudahkan untuk menghafal dan memahami ayat, serta
untuk memantapkan wahyu ke dalam hati orang yang
mendengarnya.
6. Penegasan bahwa al-Qur’an benar-benar dari Allah SWT,
bukan buatan manusia.
7. Penegasan bahwa Allah SWT benar-benar memberi pengertian
penuh pada Rasulullah dalam menjalankan misi risalahnya.
8. Mengetahui makna serta rahasia–rahasia yang terkandung
dalam al-Qur’an.
9. Seseorang dapat menentukan apakah ayat mengandung pesan
khusus atau umum dan dalam keadaan bagaimana ayat itu
harus diterapkan.
10. Mengetahui hikmah disyariatkannya suatu hukum.

9
Muhammad Ali Ash-shaabuuniy, At-Tibyaan Fil Uluumil Qur’an, Alih Bahasa oleh Aminuddin,
Studi Ilmu al-Qur’an (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hal.52

7
D. Lafadz dan ungkapan-ungkapan dari Asbabun Nuzul.
Asbabun Nuzul diketahui berdasarkan sumber riwayat shahih yang
bersumber dari Rasulullah saw atau dari sahabat. Pemberitahuan sahabat
dibenarkan karena itu bukan sekedar pendapat, namun mempunyai hukum
yang disandarkan pada Rasulullah saw.
Menurut para ulama, cara mengetahui berupa riwayat asbab al-
nuzul yaitu:
1. Apabila perawi sendiri mengatakan lafadz sebab turunnya ayat
secara jelas. Seperti,
‫ب نُ ُز ْو ِل ه ِذ ِه ْاْليَ ِة كَذَا‬
ُ َ‫سب‬
َ
2. Sebab turunnya al-Qur’an dengan ungkapan yang kurang
begitu jelas, namun perawi mengatakan riwayatnya dengan
memasukkan huruf “fa ta’qibiyah” (‫ )ف‬pada kata “nazala”
seperti kata perawi:
ْ َ‫ع ْن َكذَا فَنَزَ ل‬
‫ت‬ َ ‫أ َ ْو سُئِ َل النَّبِي‬...‫َحدَّثَ َكذَا‬
َ ‫علَي ِه السالم‬
atau bentuk ungkapan yang tidak tegas seperti kata-kata:
"‫ت ه ِذ ِه ْاْل َي ِة فِي َكذَا‬
ْ َ‫"نَزَ ل‬
Sebagaimana ulama telah berusaha menulis asbabun nuzul al-
Qur’an dalam karyanya, di antaranya adalah Kitab Asbab al-
Zuzul karya al-Wahidi, Lubab al-Nuzul fi Asbab al-Nuzul karya
Imam al-Suyuthi, dan lain-lain. 10

E. Urgensi mengetahui Asbabun Nuzul.


Secara global, urgensi asbabun nuzul dalam memahami dan
menafsirkan al-Qur’an dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Mengetahui keagungan dan rahmat Allah dalam proses
penetapan suatu hukum. sebagaimana diketahui bahwa diantara
ciri penetapan hukum dalam Islam adalah dengan cara tadriji
(berangsur-angsur). Khamar misalnya, sebelum ditetapkan
keharamanya, terlebih dahulu dijelaskan sifat dan
karakteristiknya, barulah pada ayat terakhir ditentukan

10
Mohammad Ghufron, M. Pd. & Rahmawati, MA. ,Ulumul Qur’an Praktis dan Mudah
(Yogyakarta: Kalimedia,2017) hal 23-24.

8
keharamanya. Tanpa mengetahui asbabun nuzul dan kronologi
turunnya ayat-ayat tersebut, seseorang tidak akan mengetahui
hikmah dan keagungan rahmat Allah dalam menetapkan
syari’at.11
2. Mengetahui asbabun nuzul merupakan cara yang terbaik untuk
mengetahui makna al-Qur’an dan menyikap yang tersembunyi
dalam ayat, tanpa bantuan ilmu asbabun nuzul seseorang tidak
akan mampu menafsirkan ayat tersebut. berkaitan dengan ini,
al-Wahidiy mengeluarkan statemen “Tidak mungkin
mengetahui tafsir ayat tanpa mengetahui kisahnya dan
penjelasan turunya”. Mengetahui sebab turunnya ayat
membantu dalam memahami sebuah ayat, pengetahuan tentang
sebab mewariskan pengetahuan tentang musabab, tulis Ibnu
Taimiyah, Ibnu Daqiq al-‘Id mengatakan “Penjelasan asbabun
nuzul adalah cara yang tepat untuk memahami makna-makna
al-Qur’an”. 12
3. Asbabun nuzul dapat menjelaskan tentang siapa ayat itu
diturunkan sehingga ayat tersebut tidak dapat diterapkan
kepada orang lain karena dorongan permusuhan dan
perselisihan.
4. Apabila redaksi ayat bersifat umum, kemudian datang dalil
yang mengkhususkannya, maka mengetahui asbabun nuzul
membatasi pengkhususan itu kepada selain gambaran sebab.

11
Ibid., hal 26
12
Manna’ al-Qaththan., op cit., hal 80

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.
Asbabun nuzul adalah peristiwa atau pertanyaan yang diajukan
pada Rasulullah saw, kemudian turunlah satu ayat atau beberapa ayat al-
Qur’an mengenai peristiwa atau pertanyaan tersebut. dan pada dasarnya
asbabun nuzul adalah peristiwa masa lalu yang terjadi pada saat turunya
al-Qur’an, maka sudah pasti untuk mengetahuinya harus berdasarkan
riwayat dari orang-orang yang menyaksikan atau mendengar peristiwa itu,
yaitu para sahabat ataupun tabi’in yang belajar langsung dari pada sahabat.

Kemudian untuk mengetahui apakah suatu riwayat itu menjelaskan


tentang asbabun nuzul atau tidak, harus dilihat dari cara pengungkapanya.
Dan cara untuk mengetahui riwayat asbabun nuzul dibagi menjadi dua
yaitu apabila perawi sendiri mengatakan lafadz sebab turunya ayat secara
jelas, dan sebab turunya al-Qur’an dengan ungkapan yang kurang begitu
jelas.

Mengetahui asbabun nuzul adalah hal yang sangat penting karena


dengan mengetahui asbabun nuzul, maka kita dapat mengetahui
keagungan dan rahmat Allah SWT dalam proses penetapan suatu ayat,
mengetahui asbabun nuzul merupakan cara terbaik untuk mengetahui
makna al-Qur’an, dan dengan mengetahui asbabun nuzul maka dapat
menjelaskan tentang siapa ayat itu diturunkan.

B. Saran.
Demikian makalah Asbabun nuzul ini kami susun, dan dari kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata
sempurna. Dan dengan adanya makalah ini, pemakalah berharap dapat
menambah pengetahuan kepada pembaca tentang asbabun nuzul dan dapat
mengambil kesimpulan dari makalah ini. Adapun kiranya terdapat kritik

10
dan saran yang bersifat membangun untuk penunjang perbaikan makalah
ini, maka kami ucapkan terimakasih.

11
DAFTAR PUSTAKA

Muh. Sayyid Thantawi & Al-Ghazali, 2001, hal. 38-39.


Anwar A., Ulumul Quran, 2002, hal. 29-31.
Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an (Bandung;CV Pustaka Setia, 2010), hal. 59.
Mohammad Ghufron, M. Pd. & Rahmawati, MA. ,Ulumul Qur’an Praktis dan
Mudah (Yogyakarta: Kalimedia,2017) hal 29-31.

Shubhi al-Shalih, Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an. (Beirut: Dar al-‘ilm al-Malayin:


1985), hlm 160.

Manna Khalil Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an, (Riyadh: Mansyurat al-Asr


al-Hadist: 1973), hlm.110.

Dr. Dawud al-Aththar, Mujaz ‘Ulum al-Qur’an, alih bahasa oleh Afif Muhammad
dan Ahsin Muhammad (Bandung: PUSTAKA HIDAYAH, 1994), hal. 127.

Hasbi Ash shiddieqiy, Ilmu-ilmu al-Qur’an, (Semarang: PT. PUSTAKA RIZKI


PUTRA, 2002), hal. 19.

Muhammad Ali Ash-shaabuuniy, At-Tibyaan Fil Uluumil Qur’an, Alih Bahasa


oleh Aminuddin, Studi Ilmu al-Qur’an (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hal.52.

Mohammad Ghufron, M. Pd. & Rahmawati, MA. ,Ulumul Qur’an Praktis dan
Mudah (Yogyakarta: Kalimedia,2017) hal 23-24.
Ibid., hal 26.
Manna’ al-Qaththan., op cit., hal 80.

12

Anda mungkin juga menyukai