ASBABUN NUZUL
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “ULUMUL QUR’AN”
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
2020/2021
KATA PENGANTAR
Tujuan dari penulisan makalah dengan judul “Asbabun Nuzul” ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Qur’an. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada Bapak H. Imam Masrur,M.Th.I, CI,CT.NLP selaku dosen
pembimbing mata kuliah Ulumul Qur’an yang telah memberikan tugas ini
sehingga kami dapat menambah pengetahuan mengenai Asbabun Nuzul.
Tak ada gading yang tak retak karenanya kami sebagai penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari sisi
materi maupun penulisanya. Kami dengan rendah hati dan tangan terbuka akan
menerima berbagai kritikan dan saran yang bersifat membangun dari Bapak
Dosen dan teman-teman yang diharapkan nantinya akan berguna bagi seluruh
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan. ........................................................................................... 10
B. Saran. ..................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh
Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara malaikat Jibril
selama kurang lebih 23 tahun. Kitab ini terbagi ke dalam beberapa surah
dan setiap surahnya terbagi ke dalam beberapa ayat. Al-Qur’an diturunkan
secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw yang setiap ayatnya
memiliki asbabun nuzulnya atau sebab turunya masing-masing walaupun
di dalam al- Qur’an tidak semua ayat terdapat asbabun nuzulnya.1
Untuk mengetahui asbabun nuzul harus berdsarkan periwayatan
yang shahih, sebab dengan periwayatan yang shahih dapat diketahui sebab
turunya ayat dengan jelas dan benar. Sedangkan kalau dari periwayatan
yang tidak shahih maka ditakutkan adanya kekeliruan atau perbedaan
dalam segi periwayatan. Untuk asbabun nuzul yang diriwayatkan dari
hadis yang mursal tidak dapat diterima, kecuali apabila diperkuat oleh
hadis mursal yang lain yang perawinya belajar dari para sahabat, seperti
Mujtahid, Ikrimah, dll. 2
Sebagian tugas untuk memahami pesan dari al-Qur’an sebagai
suatu kesatuan adalah mempelajarinya dalam konteks latar belakangnya.
Latar belakang yang paling dekat adalah kegiatan dan perjuangan Nabi
yang berlangsung selama kurang lebih 23 tahun. Terhadap perjuangan
Nabi yang secara keseluruhan sudah djelaskan dalam sunnahnya, kita
perlu memahaminya dalam konteks perspektif. Tanpa memahami masalah
ini, pesan al-Qur’an sebagai suatu kebutuhan tidak akan dapat dipahami.
Orang-orang akan salah menangkap pesan-pesan al-Qur’an secara utuh,
jika hanya memahami konteks historisnya. Oleh karena itu agar dipahami
secara utuh, al-Qur’an harus dicerna dalam konteks perjuangan Nabi dan
1
Muh. Sayyid Thantawi & Al-Ghazali, 2001, hal. 38-39
2
Anwar A., Ulumul Quran, 2002, hal. 29-31
1
latar belakang perjuanganya. Oleh sebab itu, hampir semua literatur yang
berkenaan dengan al-Qur’an menekankan akan pentinya asbabun nuzul. 3
B. Rumusan Masalah.
1. Apa pengertian asbabun nuzul?
2. Apa saja macam-macam asbabun nuzul?
3. Apa fungsi asbabun nuzul dalam kegunaanya untuk memahami al-
Qur’an?
4. Bagaimana lafadz atau ungkapan-ungkapan dari asbabun nuzul?
5. Bagaimana urgensi mengetahui asbabun nuzul?
C. Tujuan Makalah.
1. Untuk mengetahui pengertian dari asbabun nuzul.
2. Untuk mengetahui macam-macam dari asbabun nuzul.
3. Untuk mengetahui fungsi asbabun nuzul dalam kegunaanya untuk
memahami al-Qur’an.
4. Untuk mengetahui ungkapan-ungkapan dari asbabun nuzul.
5. Untuk mengetahui urgensi asbabun nuzul.
3
Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an (Bandung;CV Pustaka Setia, 2010), hal. 59
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Mohammad Ghufron, M. Pd. & Rahmawati, MA. ,Ulumul Qur’an Praktis dan Mudah
(Yogyakarta: Kalimedia,2017) hal 29-31
3
2. Karena ada pertanyan yang diajukan pada Rasulullah. Dalam
hal ini adalah contoh yang diriwayatkan Mu’adz bin Jabal r.a.,
ia berkata,” Ya Rasulullah orang-orang Yahudi datang kepdaku
mengemukakan pertanyaan tentang bulan, bukankan bulan itu
selalu saja pada mulanya tampak kecil, kemudian bertambah
besar dan membundar, lalu kembali mengecil lagi seperti
semula”. Kemudian turunlah ayat ini,
1. Shubhi al-Shalih.
Menurut Shubhi al-Shalih mendefinisikan asbabun nuzul
sebagai sesuatu yang menjadi sebab turunya suatu ayat atau
beberapa ayat, atau suatu pertanyaan yang menjadi sebab
turunya ayat sebagai jawaban, atau sebagai penjelasan yang
diturunkan pada waktu terjadinya suatu peristiwa. 5
2. Qaththan.
Menurut Qaththan asbabun nuzul sebagai “Sesuatu hal
yang karenanya al-Qur’an diturunkan untuk menerangkan
status hukum, pada masa hal terjadi baik berupa suatu peristiwa
5
Shubhi al-Shalih, Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an. (Beirut: Dar al-‘ilm al-Malayin: 1985), hlm 160.
4
atau pertanyaan.” Jadi latar belakang yang melingkungi dan
menjadi penyebab Allah SWT menurunkan suatu wahyu
kepada Nabi Muhammad saw.6
3. Dr. Dawud al-Aththar.
Dr. Dawud al-Aththar mengemukakan pengertian asbabun
nuzul, yaitu: “asbab al-Nuzul adalah sesuatu yang melatar
belakangi turunya suatu ayat atau lebih, sebagai jawaban
terhadap suatu pertanyaan atau menjelaskan hukum yang
terdapat dalam peristiwa tersebut”7
)4( ٌ كُفً ًوا أ َ َحد,ُ) َولَ ْم يَكُ ْن لَّه3( ْ) لَ ْم يَ ِلدْ َولَ ْم ي ُْولَد2( ُ ص َمد
َّ ) هللا ُ ال1( ٌ قُ ْل ه َُو هللاُ ا َ َحد
6
Manna Khalil Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an, (Riyadh: Mansyurat al-Asr al-Hadist:
1973), hlm.110
7
Dr. Dawud al-Aththar, Mujaz ‘Ulum al-Qur’an, alih bahasa oleh Afif Muhammad dan Ahsin
Muhammad (Bandung: PUSTAKA HIDAYAH, 1994), hal. 127
8
Hasbi Ash shiddieqiy, Ilmu-ilmu al-Qur’an, (Semarang: PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA, 2002),
hal. 19
5
Artinya : “Katakanlah (Muhammad):”Dia-lah Allah, yang maha Esa.
Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak
pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
Ayat-ayat yang terdapat pada surat diatas turun sebagai tanggapan
terhadap orang-orang musyrik Makkah sebelum Nabi hijrah, dan terhadap
kaum ahli kitab yang ditemui di Madinah setelah Nabi hijrah.
2. Ta’adud An-Nazil Wa Al-Asbab Wahid.
Satu sebab yang melatarbelakangi turunya beberapa ayat. Contoh: Q.S.
Ad-Dukhan: 10, 15, 16 yang berbunyi:
َان ُّمبِي ِْن َّ ارتَقِبْ يَ ْز َم ت َأْتِي ال
ٍ س َمآ ُء بِدُخ ْ َف
Artinya: “maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang
nyata.”
َ اِنَّكُ ْم,ٌب قَ ِل ْيال
َعآئِد ُون ِ اِنَّا كَا ِشفُواْ آلعَذَا
Artinya: “Sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu
agak sedikit sesunggunhya kamu akan kembali (ingkar).”
َشةَ آلكُب َْرى اِنَّا ُم ْنت َ ِق ُمون ْ َش آلب
َ ط ُ ِيَ ْو َم نَبْط
Artinya: “(ingatlah) hari (ketika) kami menghantam mereka dengan
hantaman yang keras. Sesungguhnya kami memberi balasan.”
6
16) dalam riwayat tersebut dikemukakan bahwa siksaan itu akan turun
di waktu perang badar.9
9
Muhammad Ali Ash-shaabuuniy, At-Tibyaan Fil Uluumil Qur’an, Alih Bahasa oleh Aminuddin,
Studi Ilmu al-Qur’an (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hal.52
7
D. Lafadz dan ungkapan-ungkapan dari Asbabun Nuzul.
Asbabun Nuzul diketahui berdasarkan sumber riwayat shahih yang
bersumber dari Rasulullah saw atau dari sahabat. Pemberitahuan sahabat
dibenarkan karena itu bukan sekedar pendapat, namun mempunyai hukum
yang disandarkan pada Rasulullah saw.
Menurut para ulama, cara mengetahui berupa riwayat asbab al-
nuzul yaitu:
1. Apabila perawi sendiri mengatakan lafadz sebab turunnya ayat
secara jelas. Seperti,
ب نُ ُز ْو ِل ه ِذ ِه ْاْليَ ِة كَذَا
ُ َسب
َ
2. Sebab turunnya al-Qur’an dengan ungkapan yang kurang
begitu jelas, namun perawi mengatakan riwayatnya dengan
memasukkan huruf “fa ta’qibiyah” ( )فpada kata “nazala”
seperti kata perawi:
ْ َع ْن َكذَا فَنَزَ ل
ت َ أ َ ْو سُئِ َل النَّبِي...َحدَّثَ َكذَا
َ علَي ِه السالم
atau bentuk ungkapan yang tidak tegas seperti kata-kata:
"ت ه ِذ ِه ْاْل َي ِة فِي َكذَا
ْ َ"نَزَ ل
Sebagaimana ulama telah berusaha menulis asbabun nuzul al-
Qur’an dalam karyanya, di antaranya adalah Kitab Asbab al-
Zuzul karya al-Wahidi, Lubab al-Nuzul fi Asbab al-Nuzul karya
Imam al-Suyuthi, dan lain-lain. 10
10
Mohammad Ghufron, M. Pd. & Rahmawati, MA. ,Ulumul Qur’an Praktis dan Mudah
(Yogyakarta: Kalimedia,2017) hal 23-24.
8
keharamanya. Tanpa mengetahui asbabun nuzul dan kronologi
turunnya ayat-ayat tersebut, seseorang tidak akan mengetahui
hikmah dan keagungan rahmat Allah dalam menetapkan
syari’at.11
2. Mengetahui asbabun nuzul merupakan cara yang terbaik untuk
mengetahui makna al-Qur’an dan menyikap yang tersembunyi
dalam ayat, tanpa bantuan ilmu asbabun nuzul seseorang tidak
akan mampu menafsirkan ayat tersebut. berkaitan dengan ini,
al-Wahidiy mengeluarkan statemen “Tidak mungkin
mengetahui tafsir ayat tanpa mengetahui kisahnya dan
penjelasan turunya”. Mengetahui sebab turunnya ayat
membantu dalam memahami sebuah ayat, pengetahuan tentang
sebab mewariskan pengetahuan tentang musabab, tulis Ibnu
Taimiyah, Ibnu Daqiq al-‘Id mengatakan “Penjelasan asbabun
nuzul adalah cara yang tepat untuk memahami makna-makna
al-Qur’an”. 12
3. Asbabun nuzul dapat menjelaskan tentang siapa ayat itu
diturunkan sehingga ayat tersebut tidak dapat diterapkan
kepada orang lain karena dorongan permusuhan dan
perselisihan.
4. Apabila redaksi ayat bersifat umum, kemudian datang dalil
yang mengkhususkannya, maka mengetahui asbabun nuzul
membatasi pengkhususan itu kepada selain gambaran sebab.
11
Ibid., hal 26
12
Manna’ al-Qaththan., op cit., hal 80
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Asbabun nuzul adalah peristiwa atau pertanyaan yang diajukan
pada Rasulullah saw, kemudian turunlah satu ayat atau beberapa ayat al-
Qur’an mengenai peristiwa atau pertanyaan tersebut. dan pada dasarnya
asbabun nuzul adalah peristiwa masa lalu yang terjadi pada saat turunya
al-Qur’an, maka sudah pasti untuk mengetahuinya harus berdasarkan
riwayat dari orang-orang yang menyaksikan atau mendengar peristiwa itu,
yaitu para sahabat ataupun tabi’in yang belajar langsung dari pada sahabat.
B. Saran.
Demikian makalah Asbabun nuzul ini kami susun, dan dari kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata
sempurna. Dan dengan adanya makalah ini, pemakalah berharap dapat
menambah pengetahuan kepada pembaca tentang asbabun nuzul dan dapat
mengambil kesimpulan dari makalah ini. Adapun kiranya terdapat kritik
10
dan saran yang bersifat membangun untuk penunjang perbaikan makalah
ini, maka kami ucapkan terimakasih.
11
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Dawud al-Aththar, Mujaz ‘Ulum al-Qur’an, alih bahasa oleh Afif Muhammad
dan Ahsin Muhammad (Bandung: PUSTAKA HIDAYAH, 1994), hal. 127.
Mohammad Ghufron, M. Pd. & Rahmawati, MA. ,Ulumul Qur’an Praktis dan
Mudah (Yogyakarta: Kalimedia,2017) hal 23-24.
Ibid., hal 26.
Manna’ al-Qaththan., op cit., hal 80.
12