Anda di halaman 1dari 14

ASBABUN NUZUL

Makalah

Dibuat dan Dipresentasikan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Ulumul Quran, Prodi Ekonomi Syariah 1 Semester 4

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Oleh:

Kelompok 3

Mika Angriani Jumi Astuti Arif


NIM. 602022022024 NIM. 602022022017

Hasdawati Arliana Abbas


NIM. 602022022015 NIM.602022022009

Muh. Rahman
NIM. 602022022028

Dosen Pemandu:

Sabri, S.Pd.I., M.Pd.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE

WATAMPONE

2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah selalu kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Ulumul
Quran, dengan judul Asbabun Nuzul.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran maupun kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Bone, 30 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR, i

DAFTAR ISI, ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan, 1


B. Rumusan Masalah, 1
C. Tujuan Penulisan, 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Asbabun Nuzul, 3


B. Latar Belakang Turunnya Ayat Al-Qur‟an, 3
C. Manfaat Mengetahui Asbabun Nuzul, 6

BAB III PENUTUP

A. Simpulan, 10
B. Saran, 10

DAFTAR PUSTAKA, 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan


Asbabun Nuzul merupakan salah satu pokok bahasan yang sangat penting
dalam ulum al-Qur'an, karena dengan mengetahui asbabun nuzul dapat
membantu memahami dan menyingkap rahasia-rahasia yang ada dalam al-
Qur'an. Asbabun nuzul itu adalah sesuatu yang dengan sebabnya turun suatu
ayat atau beberapa ayat yang mengandung sebab itu,atau memberi jawaban
tentang sebab itu,atau menerangkan hukumnya pada masa terjadinya
peristiwa itu.
Ayat-ayat Al-Qur‟an dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok menurut
sebab turunnya ayat. Pertama, ayat yang turun dengan adanya sebab. Kedua,
ayat yang turun tanpa sebab atau peristiwa yang melatarbelakanginya, seperti
ayat-ayat yang menceritakan umat terdahulu, berita-berita alam ghaib,
gambaran alam barzah, persaksian alam kebangkitan, keadaan hari kiamat
dan lain sebagainya.
Pada masa Rasulullah, banyak peristiwa terjadi yang belum diketahui
hukumnya menurut Islam. Beberapa sahabat juga sering bertanya tentang
sesuatu yang belum mereka pahami. Kemudian, mereka bertanya kepada
Rasulullah untuk mengetahui hukum Islam mengenai hal tersebut. Maka, Al-
Qur‟an turun untuk menjelaskan atau menunjukkan hukum atas peristiwa atau
pertanyaan yang muncul. Jawaban dari Al-Qur‟an. merupakan pedoman
hidup bagi umat manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Asbabun Nuzul?
2. Apa yang melatarbelakangi turunnya suatu ayat Al-Qur‟an?
3. Apa manfaat mengetahui Asbabun Nuzul?

C. Tujuan

1
2

1. Untuk mengetahui pengertian Asbabun Nuzul.


2. Untuk mengetahui latar belakang turunnya ayat Al-Qur‟an.
3. Untuk mengetahui manfaat mengetahui Asbabun Nuzul.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asbabun Nuzul


Asbabun Nuzul merupakan dua kata, yaitu asbab dan nuzul. Asbab berarti
sebab, karena atau lantaran. Nuzul artinya turun. Secara bahasa, Asbabun
Nuzul adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu. Namun,
tidak semua yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu bisa disebut Asbabun
Nuzul, istilah ini hanya digunakan untuk melatarbelakangi sebab-sebab
turunnya ayat Al- Qur‟an.
Pengertian lain terkait Asbabun Nuzul menurut para ulama antara lain:
1. Asbabun Nuzul adalah khusus atau sesuatu yang terjadi serta ada
hubungannya dengan turunnya ayat Al Qur‟an sebagai penjelas hukum
pada saat peristiwa itu terjadi (Az Zarqani)
2. Peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa
ayat mulia yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan
dengan urusan agama (Ash Shabuni)
3. Sesuatu yang menjadi turunnya satu atau beberapa ayat. Al Qur‟an
(ayatayat) terkadang menyiratkan peristiwa tersebut sebagai respon
atasnya, atau sebagai penjelas terhadap hukum- hukum disaat peristiwa
itu terjadi (Shubhi Shalih)
4. Peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya Al Qur‟an berkenaan
dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian atau
berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi (Manna Al Qathtan)
5. Peristiwa sebelum turunnya ayat, walaupun “sebelumnya” adalah masa
yang jauh atau lampau, contohnya peristiwa gajah dalam surah Al Fiil.1

B. Latar Belakang Turunnya Ayat Al-Quran

1
Prifianza Verda Kirana, ‘Asbabun Nuzul Dan Urgensinya Dalam Memahami Makna Alqur’an’,
Educatia: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Agama Islam, 12.1 (2022), 27–36.

3
4

Latar belakang turunnya ayat atau pun beberapa ayat Al-Qur‟ān


dikarenakan adanya suatu peristiwa tertentu dan pertanyaan yang diajukan
kepada Nabi SAW.. Adapun ayat yang diturunkan karena suatu peristiwa
menurut Az-Zarqani ada tiga bentuk.
1. Peristiwa khushūmah (pertengkaran) yang sedang berlangsung, semisal
perselisihan antara kelompok Aus dan Khazraj yang disebabkan oleh
rekayasa kaum Yahudi sampai mereka berteriak: “as-silāh, as-silāh”
(senjata, senjata). Dari kejadian ini turunlah beberapa ayat dari surat Ali
„Imrān yang di mulai dari ayat 100 hingga beberapa ayat berikutnya.

َ ۡ ُ َٰ َ َ ۡ َ ُ ُّ ُ َ َ َٰ َ ۡ ْ ُ ُ َ ‫َ َٰٓ َ ُّ َ ذ َ َ َ ُ ٓ ْ ُ ُ ْ َ ٗ ّ َ ذ‬
َ ‫ََِِٰٰر‬
ٌ‫ي‬ ِ ‫يأيّا ٱَّلِيٌ ءايَْا إِن ت ِطيعْا ف ِريقا يٌِ ٱَّلِيٌ أوتْا ٱهمِتب يردوكى بعد إِيمَ ِكى‬

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari


orang-orang yang diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan
kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman” (Ali „Imrān: 100).
2. Peristiwa berupa kesalahan seseorang yang tidak dapat di terima akal
sehat. Seperti orang yang masih mabuk mengimani salat sehingga ia salah
dalam membaca surat al-Kāfirūn. Kemudian turunlah ayat dari surat an-
Nisā.

َ ُ ُ َ ْ َ َ َٰ ‫َ َٰٓ َ ُّ َ ذ َ َ َ ُ ْ َ َ ۡ َ ُ ْ ذ َ َٰ َ َ َ ُ ۡ ُ َ َٰ َ َٰ َ ذ‬
‫َّت ت ۡعو ًُْا َيا تقْلْن‬‫يأيّا ٱَّلِيٌ ءايَْا َل تقربْا ٱلصوْة وأٍتى سكرى ح‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu


dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu
ucapkan” (An-Nisā: 43).
3. Peristiwa mengenai cita-cita dan harapan, seperti muwāfaqāt (persesuaian,
kecocokan) Umar RA. Aku ada persesuaian dengan Tuhanku dalam tiga
perkara. Aku katakan kepada Rasulullah bagaimana kalau Maqām Ibrahim
kita jadikan tempat salat, maka turunlah ayat:

ّٗ َ ُ َ َ ۡ َ ‫ذ‬ ْ ُ ‫ذ‬
ِ ‫َوٱَّتِذوا يٌِ يق‬
ۖ ‫ام إِةرَٰهۧ ِم مصّل‬
5

“Dan jadikanlah sebahagian maqām Ibrahim tempat salat” (Al-


Baqarah: 125).
Dan aku berkata wahai Rasulullah: “Sesungguhnya di antara orang-orang
yang menemui istri-istrimu ada yang baik (al-barru) dan ada yang jahat
(al-fājir), bagaimana kalau anda memerintahkan kepada mereka untuk
membuat hijāb (tabir). Kemudian turunlah ayat hijāb, yakni ayat dari
surat al-Ahzāb ayat 53.

Sedang ayat atau pun ayat-ayat yang diturunkan karena ada pertanyaan
yang ditujukan kepada Nabi SAW. juga ada tiga bentuk.
1. Pertanyaan tentang peristiwa yang sudah lampau, semisal firman Allah
SWT. dalam surat al-Kahfi ayat 83.

ۡ ۡ ُ َ َ ْ َُۡ ُۡ َۡ ۡ َۡ َ َ َ ُ ََۡ
٨٣ ‫يۖ قن َسأتوْا عو ۡيكى ّيَِ ُُ ذِل ًرا‬
ِ ‫ويسَٔۧلٍْك عٌ ذِي ٱهقرن‬

“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain.


Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya.”
2. Pertanyaan tentang peristiwa yang sedang berlangsung, semisal firman
Allah SWT. dalam surat al-Isrā ayat 85.

ٗ َ ‫ۡ ۡ ذ‬ ُ ‫وح ي ٌِۡ أَ ۡمر َر ّّب َو َيا ٓ أُوت‬


٨٥ ‫ِيتى ّي ٌَِ ٱه ِعو ِى إَِل قو ِيٗل‬ ُّ ‫وحۖ قُن‬
ُ ‫ٱلر‬ ُّ َ َ َ ُ ََۡ
ِ ِ ِ ِ ‫ويسَٔۧلٍْك ع ٌِ ٱلر‬

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu


termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit”.
3. Pertanyaan tentang peristiwa yang akan datang, semisal firman Allah
SWT. dalam surat an-Nāzi„āt ayat 42.

َ ‫ذ َ َذ‬ َ َ َ ُ
٤٢ ‫ي َ ۡسَٔۧلٍْك ع ٌِ ٱلساعةِ أيان مرسىّا‬
َ َٰ َ ۡ ُ

“(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari


kebangkitan, kapankah terjadinya.”
6

Menurut Az-Zarqani tidak semua ayat atau beberapa ayat mempunyai


asbāb an-nuzūl, diantaranya ayat yang berbicara mengenai kejadian atau
keadaan yang telah lampau dan akan datang, semisal kisah nabi-nabi dan
umat terdahulu dan juga kejadian tentang as- sā„ah (kiamat) dan yang
berhubungan dengannya.2

C. Manfaat Mengetahui Asbabun Nuzul


Faidah mengetahui asbab nuzul sangat banyak, sebagaimana faidah
mengetahui ilmu-ilmu lainnya, apalagi asbabun nuzul merupakan salah satu
instrumen yang sangat penting dalam menafsirkan al-Qur‟an. Adapun faidah
mengetahui asbabun nuzul antara:
1. Pengetahuan tentang asbabun nuzul membawa kepada pengetahuan
tentang rahasia dan tujuan Allah SWT secara khusus mensyariatkan
Agama-Nya melalui al-Qur‟an. Pengetahuan yang demikian akan
memberikan manfaat baik bagi orang mukmin maupun non muslim. Orang
mukmin akan bertambah imannya dan mempunyai hasrat yang keras untuk
menetapkan hukum Allah SWT dan mengamalkan kitab-Nya. Sebab
dengan demikian terlihat kepadanya maslahat dan keistimewaan-
keistimewaan yang terkandung dalam hukum- hukum ini yang karenanya
al-Qur‟an diturunkan. Sedangkan bagi orang kafir, hikmah-hikmah yang
terkandung dalam Agama Allah SWT itu akan menggirinya kepada iman.
Sebab ia akan mengetahui bahwa syari‟at Islam datang untuk
kemaslahatan manusia. Dan bukan untuk peninasan, pemerasan, dan
kezaliman.
2. Pengetahuan tentang asbabun nuzul membantu dalam memahami ayat dan
menghindari kesulitan. Diantara contoh ialah dalam Q.S. Al-
Baqarah(2):115:

‫َ ذ ۡ َ ۡ ُ َ ۡ َ ۡ ُ َ َ ۡ َ َ ُ َ ُّ ْ َ َ ذ َ ۡ ُ ذ‬
َ ‫ٱّلِلِ إ ذن ذ‬
ٞ ‫ٱّلِل َوَٰس ٌِع َعو‬
١١٥ ‫ِيى‬ ِ ُۚ ُ‫ب فأيًَا تْهْا فثى وج‬ ُۚ ‫ۡشق وٱلًغ ِر‬
ِ ً‫و ِّلِلِ ٱل‬

2
Ahmad Zaini, ‘Asbab An-Nuzul Dan Urgensinya Dalam Memahami Makna Al-Qur’an’,
Hermeunetik, 8.1 (2014), 7.
7

“Dan kepuyaan Allah lah timur dan barat,maka kemanapun kamu


menghadap disitulah wajah Allah. sesungguhnya Allah maha luas
(rahmat-Nya) lagi maha mengetahui.”
Lafal ayat ini secara jelas menunjukkan atas bolehnya orang yang
melakasanakan shalat dengan menghadap kemana saja yang
diinginkan,dan tidak wajib menghadap ke arah Masjiil Haram,baik dalam
musafir maupun dalam keadaan menetap. Akan tetapi,jika ia mengetahui
bahwa ayat ini khusus untuk turun pada shalat sunnah musafir,atau pada
orang yang shalat dengan ijtihadnya dan kemungkinan ternyata hasil
ijtihadnya tidak seperti ini yang seharusnya. Maka ia akan memahami
bahwa ayat diatas bermaksud memberikan kemudahan dan keringanan
kepada orang musafir pada shalat sunnah atau orang tersalah arah
kiblatnya berasarkan ijtihanya. Berasarkan riwayat ibn Umar ayat ini turun
pada shalat orang yang musafir diatas kendaraan. Kata orang,ketika suatu
kaum tidak melihat kiblat sehingga mereka melasksanakan shalat kearah
berbeda-beda. Setelah waktu pagi ternyata arah mereka salah. Namun,
mereka diberikan kemaafan.
3. Pengetahun tentang asabun nuzul dapat menolak dugaan adanya
hashr(pembatasan) dalam ayat yang menurut lahirnya mengandung
hashr(pembatas) seperti Q.S. Al-An‟am(6):145:
َ ً ُ ۡ ‫َ ۡ َ ُ ُٓ ذ ٓ َ َ ُ َ ًََۡ َۡ َٗ ذ‬ ُ َ ٓ‫ُ ذ‬
ۡ َ ‫ْحا أ ۡو‬
‫َل َى‬ َٰ َ َ ‫وِح إ ِ َ ذَل ُُمَ ذر ًيا‬
ِ‫لَع َطاع ِٖم يطعًُۥ إَِل أن يكْن ييتة أو ديا يس‬ َ ِ ‫ج ُد ِِف َيا ٓ أ‬
ِ ‫قن َل أ‬
َ ‫ۡ ُ ذ َ ۡ َ َاغٖ َ َ َ َ ذ َ ذ‬
ٞ‫ك َغ ُِْر‬ َ ‫َ ذُ ۡ ٌ َۡ ۡ ً ُ ذ َۡ ذ‬
‫ۡي ٱّلِلِ ةُُِِۚۦ ف ًَ ٌِ ٱضطر غۡي ة وَل َعدٖ فإِن رب‬
ِ ‫ير فإٍُِۥ رِجس أو ف ِسقا أِِن ه ِغ‬
ٖ ِ‫خِزن‬
ٞ ‫ذرح‬
١٤٥ ‫ِيى‬

“Katakanlah tidaklah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan


kepadaku sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakanya
kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah, yang mengalir atau
daging babi,karena sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang
disembeli atas nama selain Allah. Barang siapa yang dalam keadaan
8

terpaksa,sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampui


batas,maka sesungguhnya Tuhanmu Maha pengampun lagi Maha
penyayang.”
Imam Syafii berpendapat bahwa hashr (pembatas) dalam ayat ini tidak
termasuk dalam maksud ayat itu sendiri. Untuk menolak dugaan adanya
hashr (pembatas) dalam ayat ini,ia mengemukakan alasan bahwa sebab
turun ayat ini sehubung dengan sikap orang-orang kafir yang tidak suka
mengharamkan kecuali apa yang dihalalkan oleh Allah SWT dan
menghalalkan apa yang diharamkan-Nya. Hal ini dilakukan mereka karana
pembangkangan dan penentangan mereka terhadap Allah SWT dan Rasul-
Nya. Karena itu ayat ini turun dalam bentuk pembatasan norma (al-hashr
as-shuri) sebagai tekanan dan penentang yang keras dari Allah SWT dan
Rasul- Nya terhadap mereka dan bukan maksud hakikat hashr
(pembatasan).
As-Subki meriwayatkan dari Imam Syafi‟i suatu keterangan yang
maknanya: Sesungguhnya orang-orang kafir ketika mengharamkan apa
yang dihalalkan Allah SWT dan menghalakan apa yang diharamkan-Nya.
Dan mereka berada dalam keadan menentang dan melawan,turunlah ayat
untuk menentang maksud mereka itu. Seoalah-olah (Tuhan ) berkata: tidak
ada yang halal kecuali apa yang kamu haramkan dan tidak ada yang haram
kecuali apa yang kamu halalkan.
Pernyataan ini sebanding dengan orang yang berkata kepadamu:
janganlah makan kue hari ini,maka engkau jawab:saya tidak akan makan
kue hari ini kecuali kue,maksudnya adalah penentangan,bukan penolakan
(nafy) dan bukan pula pengakuan (itsbat) secara hakikatnya.
Dengan perbandingan semacam ini,dapat dikatakan bahwa seoalah-
olah Allah SWT berkata:tidak ada yang haram kecuali apa yang kamu
halalkan dari bangkai,darah,daging babi,dan binatang yang disembeli
dengan nama selain Allah SWT. Allah SWT tidak bermasud menghalalkan
sesuatu diluar yang tersebut itu karena maksud disini hanyalah
menetapkan keharaman dan bukan menetapakan kehalalan.
9

4. Pengetahuan tentang asababun nuzul dapat mengkhususkan hukum pada


sebab. Munurut ulama yang memandang bahwa yang mesti diperhatikan
adalah kekhususan sebab dan keumuman lafal.
5. Dengan mempelajari asbabun nuzul diketahui pula bahwa sebab turun ayat
tidak pernah keluar dari hukum yang terkandung dalam ayat tersebut
sekalipun datang yang mengkhuskannya. Hal ini didasarkan atas ijma‟
yang menyatakan bahwa hukum asbab tetap selamanya.
6. Dengan asbab nuzul, diketahui orang yang ayat tertentu turun padanya
secara tepat sehingga tidak terjadi kesamaran. kesamaran bisa membawa
kepada penuduhan terhadap orang yang tidak bersalah dan pembebasan
bagi orang yang salah.
7. Pengetahuan tentang asababun nuzul akan mempermudah orang
menghapal ayat-ayat al-Qur‟an serta memperkuat keberaadaan wahyu
dalam ingatan orang yang mendengarnya jika ia mengetahui sebab
turunya,sebab,pertalian antara sebab musabbab (akibat),hukum dan
peristiwanya,peristiwa dan pelaku,masa dan tempatnya. semua ini
merupakan faktor- faktor yang menyebabkan mantapnya dan terlukisnya
sesuatu dalam ingatan.3

3
Ilmu Asbabun Nuzul and Dahliati Simanjuntak, ‘Ulumul Qur’an Ilmu Asbabun Nuzul D’.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Adapun Kesimpulan makalah kami ini membahas tentang asbabun nuzul.
Asbabun nuzul terdiri dari dua kata yaitu asbab dan nuzul. asbab merupakan
bentuk jamak dari kata sebab, maka artinya menjadi sebab-sebab. Adapun
kata nuzul merupakan bentuk masar dari nazala-yanzilunuzulan yang berarti
turun. Sebab turunya ayat al-Qur‟an ada dua kemungkinan adanya pertanyaan
yang ditujuhkan kepada Nabi dan adanya peristiwa tertentu yang bukan
dalam bentuk pertanyaan.

B. Saran
Semoga makalah yang kami buat ini, dapat membantu teman-teman dalam
perkuliahan dan para pembaca dapat memahami mengenai Asbabun Nuzul.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Untuk itu kami menerima masukan dan kritikan dari pembaca sekalian untuk
pembuatan makalah selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kirana, Prifianza Verda, „Asbabun Nuzul Dan Urgensinya Dalam Memahami


Makna Alqur‟an‟, Educatia: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Agama Islam, 12.1
(2022), 27–36

Nuzul, Ilmu Asbabun, and Dahliati Simanjuntak, „Ulumul Qur‟an Ilmu Asbabun
Nuzul D‟

Zaini, Ahmad, „Asbab An-Nuzul Dan Urgensinya Dalam Memahami Makna Al-
Qur‟an‟, Hermeunetik, 8.1 (2014), 7

11

Anda mungkin juga menyukai