Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ULUMUL QUR’AN

“ASBABUN NUZUL”

DISUSUN OLEH:

SITI HARSELA / 19010109016

MELATI ODE / 19010109017

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,Berkat Rahmat Dan Karunia-NYA
Kami Dapat Menyelesaikan Makalah Ini Yang Bertemakan” Asbabun Nuzul “. Mungkin
Dalam Pembuatan Makalah Ini Masih Banyak Memiliki Kekurangan Baik Dari Segi
Penilisan,Isi,Dan Lain Sebagainya.Maka Kami Sangat Mengharapkan Kritikan Dan Saran
Guna Perbaikan Untuk Pembutan Makalah Di Hari Yang Akan Datang.

Demikianlah Sebagai Pengantar Kata,Dengan Iringan Serta Harapan Semoga


Tulisan Sederhana Ini Dapat Diterima Dan Bermanfaat Bagi Semua Pembaca.Atas Semua
Ini Kami Mengucapkan Terimakasih Bagi Segala Pihak Yang Telah Ikut Membantu Dalam
Menyelesaikan Makalah Ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian asbabun nuzul


B. Macam-macam asbabun nuzul
C. Kaidah-kaidah dalam asbabun nuzul

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an Merupakan Kitab Suci Terakhir Yang Allah Swt Mukjizatnya


Kepada Nabi Muhammad Saw. Al-Qur’an Ini Terdiri Atas 30 Juz,114 Surat Dan
6666 Ayat. Menurut Al-Ja’bari Al-Qur’an Itu Diturunkan Dalam Dua Cara: Pertama,
Diturunkan Sebagai Permulaan Tanpa Didahului Suatu Peristiwa Atau Pertanyaan.
Kedua, Diturunkannya Seiring Terjadinya Suatu Peristiwa Atau Munculnya Sebuah
Pertanyaan (Asbabun Nuzul). Bagaimnapun Juga Sangat Penting Mempelajari
Asbabun Nuzul Karena Dengan Mempelajari Dan Memahaminya, Kita Akan Lebih
Mudah Memahami Sekaligus Menempatkan Pemahamannya Kepada Posisi Yang
Benar Serta Lebih Memperkuat Iman Dan Taqwa Kepada Allah Swt.

Al Wahidi Berkata: “Tidak Mungkin Mengetahui Penafsiran Ayat Al-


Qur’an Tanpa Mengetahui Kisahnya Dan Sebabturunnya.” Ibnu Daqiq Al-Id
Mengatakan :”Penjelasan Asbabun Nuzul Merupakan Jalan Yang Kuat Dalam
Memahami Makna Al-Qur’an”.

B. Rusumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi Dari Asbabun Nuzul ?
2. Apa Sajakah Macam-Macam Asbabun Nuzul?
3. Apa Sajakah Kaidah-Kaidah Asbabun Nuzul?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Definisi Asbabun Nuzul
2. Mengetahui Macam-Macam Asbabun Nuzul
3. Mengetahui Kaidah-Kaidah Asbabun Nuzul
Bab II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asbabun Nuzul


Ungkapan Asbab An-Nuzul Merupakan Bentuk Idhafah Dari Kata
“Asbab” Dan Nuzul Secara Etimologis, Asbabun Nuzul Ayat Itu Berarti
Sebab-Sebabyang Melatar Belakangi Terjadinya Sesuatuatau Dalam Hal Ini
Adalah Sebab-Sebab Turun Ayat. Dalam Pengertian Sederhana Turunnya
Suatu Ayat Disebabkan Oleh Suatu Peristiwa, Sehingga Tanpa Adanya
Peristiwa Itu, Ayat Tersebut Itu Tidak Turun. Banyak Pengertian
Terminology Yang Dirumuskan Oleh Para Ulama, Diantaranya:
1.      Menurut Az Zarqani:
“Asbab An-Nuzul” Adalah Khusus Atau Sesuatu Yang Terjadi
Serta Ada Hubungannya Dengan Turunnya Al Qur’an Sebabagi Penjelas
Hokum Pada Saat Peristiwa Itu Terjadi.”
2. Ash Shabuni:
“Asbab An-Nuzul” Adalah Peristiwa Atau Kejadian Yang
Menyebabkan Turunnya Satu Atau Beberapa Ayat Yang Mulia Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Tersebut Baik Berupa Pertanyaan Yang
Diajukan Kepada Nabi Atau Kejadian Yang Berkaitan Dengan Urusan
Agama.”
Subhi Shalih
‫ما نزلة األية او اآليات بسببه متضمنة له أو مجيبة عنه أو مبينة لحكمه زمن وقوعه‬

“Sesuatu Yang Dengan Sebabnyalah Turun Sesuatu Ayat Atau


Beberapa Ayat Yang Mengandung Sebab Itu, Atau Memberi Jawaban
Tentang Sebab Itu, Atau Menerangkan Hukumnya; Pada Masa Terjadinya
Peristiwa Itu.”
3. Manaalqathan
“Asbaban-Nuzul”Adalah Peristiwa Yang Menyebabkan Turunnya Al
Qur’an Berkenaan Dengan Waktu Peristiwa Itu Terjadibaik Berupa Suatu
Kejadisn Atau Pertanyaan Yang Diajukan Kepada Nabi.”
B. Macam-Macam  Asbab Al-Nuzul

Secara Garis Besar  Asbab Al-Nuzul Dapat Dibagi Menjadi 2


Macam Yakni Dalam Bentuk Peristiwa Dan Dalam Bentuk Pertanyaan.
Adapun Dalam Bentuk Peristiwa Dapat Dibagi Lagi Menjadi 3 (Tiga)
SebagaiBerikut: :
1. Peristiwa Berupa Pertengkaran, Seperti Perselisihan Yang Berkecamuk
Antara Segolongan Dari Suku Aus Dan Segolongan Dari Suku Khasraj.
Peristiwa Itu Timbul Dari Intik-Intik Yang Ditiupkan Orang-Orang Yahudi
Sehingga Mereka Bertetiak-Teriak :"Senjata-Senjata". Peristiwa Tersebut
Menyebabkan Turunnya Beberapa Ayat Surah Ali Imran Melalui Dari Firman
Allah :

َ :َ‫وا ا ْل ِكت‬::ُ‫ا ِمنَ الَّ ِذينَ أُوت‬::ً‫وا فَ ِريق‬::‫وا إِنْ ت ُِطي ُع‬::ُ‫يَا أَ ُّي َها الَّ ِذينَ آ َمن‬
‫ َد‬:‫ ُردُّو ُك ْم بَ ْع‬:َ‫اب ي‬:
َ‫إِي َمانِ ُك ْم َكافِ ِرين‬

"Hai Orang-Orang Yang Beriman, Jika Kamu Mengikuti Sebahagian Dari


Orang-Orng Yang Diberi Al-Kitab, Niscaya Mereka Akan Mengembalikan
Kamu Menjadi Orang Kafir Sesudah Kamu Beriman".
(Qs.Ali'imran Ayat 100)

2. Peristiwa Berupa Kesalahan Yang Serius, Seperti Peristiwa Seorang


Yang Mengimami Sholat Sedang Dalam Keadaan Mabuk Sehingga
Tersalah Membaca Surah Al-Kafirun, Dari Peristiwa Tersebut Maka
Menyebabkan Turunnya Ayat :
‫وا‬::‫ار ٰى َحتَّ ٰى تَ ْعلَ ُم‬ ُ ‫صاَل ةَ َوأَ ْنتُ ْم‬
َ ‫ َك‬:‫س‬ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تَ ْق َربُوا ال‬
َ‫َما تَقُولُون‬

"Hai Orang-Orang Yang Beriman, Janganlahkamu Menghampiri Sholat


Sedang Kamu Dalam Keadaan Mabuk Sehingga Kamu Mengerti Apa
Yang Kamu Ucapkan...." (Qs.An-Nisaa Ayat 43) 

3. Peristiwa Itu Berupa Cita-Cita Dan Keinginan, Seperti Persesuaian-


Persesuaian Umarentuan-Ket Bin Khattab Dengan Ketentuan Ayat Al-
Qur'an. Dalam Sejarah Ada Beberapa Harapan Umar Yang Dikemukakan
Kepada Nabi Muhammad Swa. Kemudian Turun Ayat Yang
Dikandungnya Sesuai Dengan Harapan-Harapan Umar Tersebut. Sebagian
Ulama Telah Menulisnya Secara Khusus. Sebagai Contoh Imam Al-
Bukhari Dan Lainnya Meriwayatkan Dari Anas Ra. Bahwa Umar
Berkata :" Aku Sepakat Dengan Tuhanku Dalam Tiga Hal : Aku Katakan
Kepada Rasul, Bagaimana Sekiranya Kalau Kita Jadikan Makam Ibrahim
Sebagai Tempat Sholat". Maka Turunlah Ayat Surah Al-Baqarah Ayat 125

‫صلًّى‬
َ ‫َواتَّ ِخ ُذو ْا ِمن َّمقَ ِام إِ ْب َرا ِهي َم ُم‬
"Dan Jadikanlah Maqam Ibrahim Sebagai Tempat Sholat".

Sebab Turun Ayat Dalam Bentuk Peristiwa Ada Tiga Macam, Yaitu:

1. Disebabkan Peristiwa Pertengkaran. Contoh Peristiwa Ini Adalah


Perselisihan Yang Berkecamuk Antara Suku Aus Dengan Suku
Khazraj. Perselisihan Tersebut Muncul Dari Intrik-Intrik Yang
Dihembuskan Oleh Kelompok Yahudi Sehingga Mereka Berteriak
“Senjata! Senjata” (Perang! Perang!). Peristiwa Ini Menyebabkan
Turunnya Suarat Ali Imran Ayat 100 :

َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آَ َمنُوا إِ ْن تُ ِطيعُوا فَ ِريقًا ِمنَ الَّ ِذينَ أُوتُوا ْال ِكت‬
َ‫َاب يَ ُر ُّدو ُك ْم بَ ْع َد إِي َمانِ ُك ْم َكافِ ِرين‬
“ Hai Orang-Orang Yang Beriman, Jika Kamu Mengikuti
Sebagian Dari Orang-Orang Yang Diberi Al-Kitab, Niscaya Mereka Akan
Mengembalikan Kamu Menjadi Kafir.”

            Ayat Tersebut Dilanjutkan Sampai Beberapa Ayat Sesudahnya. Hal


Ini Merupakan Cara Terbaik Untuk Menjauhkan Orang Dari Perselisihan
Dan Merangsang Orang Untuk Berkasih Sayang Satu Dengan Yang
Lainnya, Memiliki Rasa Persaudaraan Yang Tinggi Dan Kekompakan
Atau Kesepakatan Yang Kuat.

2. Disebabkan Peristiwa Kesalahan Yang Serius. Contoh, Seorang Menjadi


Imam Dalam Shalat Dan Dalam Keadaan Mabuk, Sehingga
Menjadikannya Salah Dalam Membaca Surat Al-Kafirun. Imam Tersebut
Tidak Mengucapkan “‫ ”ال‬Dalam Bacaannya. Peristiwa Ini Menyebabkan
Turunnya Surat An-Nisa Ayat 43 Yang Melarang Mengerjakan Shalat
Ketika Mabuk.

… َ‫صاَل ةَ َوأَ ْنتُ ْم ُس َكا َرى َحتَّى تَ ْعلَ ُموا َما تَقُولُون‬
َّ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آَ َمنُوا اَل تَ ْق َربُوا ال‬

“ Hai Orang-Orang Yang Beriman, Janganlah Kamu Menghampiri


(Mengerjaka) Shalat Sedang Kamu Dalam Keadaan Mabuk Sehingga
Kamu Mengerti Apa Yang Kamu Ucapkan…”

3. Disebabkan Adanya Cita-Cita Atau Keinginan. Contoh, Sejarah Mencatat


Ada Beberapa Ucapan Yang Ingin Disampaikan Sahabat, Seperti Umar
Bin Al-Khattab, Tetapi Dia Tidak Berani Mengucapkannya, Kemudian
Turunlah Ayat Yang Diinginkan Umar Bin Al-Khattab Dalam Surat Al-
Mukminun Ayat 14:

َ‫ك هَّللا ُ أَحْ َسنُ ْالخَالِقِين‬


َ ‫…فَتَبَا َر‬

“… Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”

 
Selanjutnya, Sebab Turun Ayat Dalam Bentuk Pertanyaan Ada Tiga
Macam, Yaitu:

1. Pertanyaan Yang Berhubungan Dengan Sesuatu Yang Telah Lalu,


Seperti Dalam Surat Al-Kahfi Ayat 83:

‫ك ع َْن ِذي ْالقَرْ نَ ْي ِن قُلْ َسأ َ ْتلُو َعلَ ْي ُك ْم ِم ْنهُ ِذ ْكرًا‬


َ َ‫َويَسْأَلُون‬

Mereka Akan Bertanya Kepadamu (Muhammad) Tentang


Dzulkarnain. Katakanlah: “Aku Akan Bacakan Kepadamu Cerita
Tentangnya”.

2. Pertanyaan Yang Berhubungan Dengan Sesuatu Yang Sedang


Berlangsung Pada Saat Itu, Seperti Dalam Surat Al-Isra’ Ayat 85:

‫الرُّوح قُ ِل الرُّ و ُح ِم ْن أَ ْم ِر َربِّي َو َم••ا أُوتِيتُ ْم ِمنَ ْال ِع ْل ِم إِاَّل‬


ِ َ َ‫š َويَسْأَلُون‬
‫ك ع َِن‬
‫قَلِياًل‬

Dan Mereka Bertanya Kepadamu Tentang Roh. Katakanlah: “Roh Itu


Termasuk Urusan Tuhan-Ku, Dan Tidaklah Kamu Diberi
Pengetahuan Melainkan Sedikit”.

3. Pertanyaan Yang Berhubungan Dengan Sesuatu Di Masa Mendatang,


Seperti Dalam Surat An-Nazi’at Ayat 42:

‫يَسْأَلُونَكَ َع ِن السَّا َع ِة أَيَّانَ ُمرْ َساهَا‬

                (Orang-Orang Kafir) Bertanya Kepadamu (Muhammad) Tentang


Hari Kebangkitan, Kapankah Terjadinya?

C. Kaidah-Kaidah Asbabun-Nuzul.

Dalam Memahami Kaidah Disini Dibagi Menjadi Dua Yaitu :

ِ ْ‫ْال ِع ْب َرةُ بِ ُع ُموْ ِم اللَّ ْف ِظ اَل بِ ُخصُو‬


ِ َ‫ص ال َّسب‬
1.    Kaidah ‫ب‬
Yang Berarti : “Ungkapan Itu Didasarkan Pada Keumuman Teksnya,
Bukan Didasarkan Atas Kekhususan Penyebabnya”.

Pengertiannya Adalah Jawaban Lebih Umum Dari Pertanyaan


Atau Sebab –Nya. Dan Sebab Lebih Khusus Dari Pada Lafadz Jawabnya.
Ini Secara Logis Mungkin Terjadi, Dan Kenyataannya Juga Benar-Benar
Terjadi. Karena Bentuk Seperti Ini Tidak Mengandung Kekurangan, Justru
Keumuman Lafadz Dengan Kekhususan Sebabnya Akan Menyampaikan
Kepada Tujuan Secara Lebih Sempurna Dan Efektif.

Hanya Saja, Ulama Berbeda Pendapat Tentang Hukumnya,


Apakah Yang Dianggap Keumuman Lafadznya Atau Kekhususan
Sebabnya? Jumhur Ulama Berpendapat Bahwa Hukumnya Mencakup
Semua Unsur Dari Lafadz Tersebut, Baik Unsur-Unsur Sebab Maupun
Unsur-Unsur Selain Sebab. Sebagai Contoh, Peristiwa Tuduhan Zina Oleh
Hilal Ibn Umayyah Kepada Istrinya, Yang Berkenaan Dengan Peristiwa
Itu, Turun Firman Allah Swt :

Penetapan Makna Suatu Ayat Didasarkan Pada Bentuk Hukumnya


Lafazh (Bunyi Lafazh), Bukan Sebabnya Yang Khusus).

Contoh Kaidah Pertama : Firman Allah, Surat An-Nur Ayat 6:


Dan Orang-Yang Menuduh Isterinya (Berzina), Padahal Mereka
Tidak Mempunyai Saksi-Saksi Selain Diri Mereka Sendiri, Maka
Persaksian Orang Itu Ialah Empat Kali Bersumpah Dengan Nama Allah,
Bahwa Sesungguhnya Dia Adalah Termasuk Orang-Orang Yang Benar.
[Q.S. An-Nur: 6].            

Hadis Yang Lain Lagi Diriwayatkan Oleh Imam Bukhari Dan


Muslim, Dari Sahl Bin Sa’d, Ia Berkata: Uwaimir Bin Nash Datang
Kepada ‘Ashim Bin ‘Uddai, Lalu Berkata, Tanyakan Kepada Rasulullah
Saw. Bila Seorang Mendapatkan Isterinya Bermesraan Dengan Lelaki
Lain, Maka Dibunuh Saja Atau Bagaimana?”. Setelah ‘Ashim Bertanya
Kepada Rasulullah Saw., Lalu Bilang Kepada Uwaimir, “Demi Allah, Aku
Telah Datang Dan Bertanya Kepada Rasulullah Dan Beliau Menjawab,
‘Sesungguhnya Al-Qur’an Telah Diturunkan Kepadamu Dan Temanmu’,
Lalu Beliau Membaca Ayat (Yang Artinya): “Orang-Orang Yang
Menuduh Isterinya Dengan Berzinah, Tapi Mereka Tidak Mempunyai
Saksi-Saksi Kecuali Dirinya Sendiri...” ( Qs. An-Nur: 6)
Maka Cara Untuk Menyatukan Dua Riwayat Tersebut Dapat Kita
Kemukakan Bahwa Riwayat Yang Awal Menyangkut Orang Yang Dituju
Langsung Oleh Turunnya Ayat (Hilal), Yang Kebetulan Bersamaan
Dengan Datangnya Uwaimir, Maka Kemudian Ayat Turun Pada
Keduannya. Ini Sesuai Dengan Kata Ibnu Hajar: “Tidak Mengapa Ada
Banyak Sebab”.

2.    Kaidah Kedua Menyatakan Sebaliknya :‫ع‬


ُ :ِ ‫ب‬ ‫ب اَل‬
ِ َ‫سب‬
َّ ‫ص ال‬ ُ ‫ْا ِلع ْب َرةُ بِ ُخ‬
ِ ‫ص ْو‬
‫اللَّ ْف ِظ‬
(Yang Menjadi Patokan Adalah Sebab Khusus, Bukan Keumuman Lafal).

Kaidah Ini Berkaitan Dengan Permasalahan Apakah Ayat Yang


Diturunkan Allah Swt Berdasarkan Sebab Khusus Yang Harus Dipahami
Sesuai Dengan Lafal Keumuman Ayat Tersebut Atau Hanya Terbatas
Pada Sebab Khusus Yang Melatar Belakangi Turunnya Ayat Itu. Dalam
Masalah Tersebut, Terdapat Perbedaan Pendapat Dikalangan Mufasir Dan
Ahli Ushul Fiqh, Kaidah Yang Dipakai Adalah Kaidah Pertama, Yaitu
Memahami Ayat Sesuai Dengan Keumuman Lafalnya, Bukan Karena
Sebab Khususnya.
Sebagian Kecil Mufasir Dan Ahli Ushul Fiqh, Khususnya Mufasir
Kontemporer, Berpendapat Bahwa Ayat Itu Semestinya Dipahami Sesuai
Dengan Sebab Khususnya, Bukan Berdasarkan Lafalnya Yang Umum.
Dalam Kaitan Dengan Ini Ridwan As-Sayyid, Tokoh Pembaru Dari Mesir
Menjelaskan Bahwa Dalam Suatu Peristiwa Terdapat Unsur-Unsur.
Contoh Penerapan Kaidah Kedua: Firman Allah Dalam Surat Al-Baqarah
Ayat 115:

 Dan Kepunyaan Allah-Lah Timur Dan Barat, Maka Ke Mana Pun Kamu
Menghadap Di Situ-Lah Wajah  Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas
Rahmat-Nya, Lagi Maha Mengetahui. (Al-Baqarah: 115).

                    Jika Dalam Memahami Ayat 115 Ini Kita Tetapkan Kaidah
Pertama, Maka Dapat Disimpulkan, Bahwa Shalat Dapat Dilakukan
Dengan Menghadap Kearah Mana Saja, Tanpa Dibatasi Oleh Situasi Dan
Kondisi Di Mana Dan Dalam Keadaan Bagaimana Kita Shalat.
Kesimpulan Demikian Ini Bertentangan Dengan Dalil Lain(Ayat)
Yang Menyatakan, Bahwa Dalam Melaksanakan Shalat Harus Menghadap
Ke Arah Masjidil-Haram. Sebagaimana Ditegaskan Dalam Firman Allah:
“Dan Dari Mana Saja Kamu Keluar (Datang), Maka Palingkanlah
Wajahmu Ke Arah Masjidil Haram. Sesungguhnya Ketentuan Itu Benar-
Benar Sesuatu Yang Hak Dari Tuhanmu. Dan Allah Sekali-Kali Tidak
Lengah Dari Apa Yang Kamu Kerjakan. (Al-Baqarah: 149)”
Akan Tetapi, Jika Dalam Memahami Surat Al-Baqarah Ayat 115
Diatas Dikaitkan Dengan Asbabun Nuzulnya, Maka Kesimpulan Yang
Dapat Diambil Adalah, Bahwa Menghadap Ke Arah Mana Saja Dalam
Shalat Adalah Sah Jika Shalatnya Dilakukan Di Atas Kendaraan Yang
Sedang Berjalan, Atau Dalam Kondisi Tidak Mengetahui Arah Kiblat
(Masjidil Haram). Dalam Kasus Ayat Yang Demikian Ini Pemahamannya
Harus Didasarkan Pada Sebab Turunnya Ayat Yang Bersifat Khusus Dan
Tidak Boleh Berpatokan Pada Bunyi Lafazh Yang Bersifat Umum.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ungkapan Asbab An-Nuzul Merupakan Bentuk Idhafah Dari Kata
“Asbab” Dan Nuzul Secara Etimologis, Asbabun Nuzul Ayat Itu Berarti
Sebab-Sebabyang Melatar Belakangi Terjadinya Sesuatuatau Dalam Hal Ini
Adalah Sebab-Sebab Turun Ayat.
Banyak Pengertian Terminology Yang Dirumuskan Oleh Para Ulama,
Diantaranya:
1.      Menurut Az Zarqani:
“Asbab An-Nuzul” Adalah Khusus Atau Sesuatu Yang Terjadi
Serta Ada Hubungannya Dengan Turunnya Al Qur’an Sebabagi Penjelas
Hokum Pada Saat Peristiwa Itu Terjadi.”
2. Ash Shabuni:
“Asbab An-Nuzul” Adalah Peristiwa Atau Kejadian Yang
Menyebabkan Turunnya Satu Atau Beberapa Ayat Yang Mulia Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Tersebut Baik Berupa Pertanyaan Yang
Diajukan Kepada Nabi Atau Kejadian Yang Berkaitan Dengan Urusan
Agama.”
3. Manaalqathan
“Asbaban-Nuzul”Adalah Peristiwa Yang Menyebabkan Turunnya Al
Qur’an Berkenaan Dengan Waktu Peristiwa Itu Terjadibaik Berupa Suatu
Kejadisn Atau Pertanyaan Yang Diajukan Kepada Nabi.”
Macam-Macam  Asbab Al-Nuzul
Secara Garis Besar  Asbab Al-Nuzul Dapat Dibagi Menjadi 2 Macam
Yakni Dalam Bentuk Peristiwa Dan pertanyaan.
Dalam Memahami Kaidah Disini Dibagi Menjadi Dua Yaitu :

ِ ْ‫ْال ِع ْب َرةُ بِ ُع ُموْ ِم اللَّ ْف ِظ اَل بِ ُخصُو‬


ِ َ‫ص ال َّسب‬
1.    Kaidah ‫ب‬
Yang Berarti : “Ungkapan Itu Didasarkan Pada Keumuman Teksnya,
Bukan Didasarkan Atas Kekhususan Penyebabnya”.

2.    Kaidah Kedua Menyatakan Sebaliknya :‫ع‬


ُ :ِ ‫ب‬ ‫ب اَل‬
ِ َ‫سب‬
َّ ‫ص ال‬ ُ ‫ْا ِلع ْب َرةُ بِ ُخ‬
ِ ‫ص ْو‬
‫اللَّ ْف ِظ‬
(Yang Menjadi Patokan Adalah Sebab Khusus, Bukan Keumuman Lafal).

B. Saran

“Asbab An-Nuzul” Adalah Khusus Atau Sesuatu Yang Terjadi Serta


Ada Hubungannya Dengan Turunnya Al Qur’an Sebabagi Penjelas Hokum
Pada Saat Peristiwa Itu Terjadi.” Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini yang perlu diperbaiki. Oleh
karena itu, penulis mohon bagi pembaca untuk meberikan saran serta kritik
yang dapat membangun penulis untuk memperbaiki makalah ini dengan
sebaik-baiknya.
Daftar Pustaka
Http://Suhendarsyahalfian.Blogspot.Com/2013/04/Pengerrtian-Asbabul-
Nuzul.Html
Https://Www.Ilmusaudara.Com/2016/05/Asbab-Al-Nuzul-Pengertian-Dan-
Macam.Html
Http://Ilmu76.Blogspot.Com/2017/06/Pengertian-Dan-Kaedah-Kaedah-
Asbabun.Html

Anda mungkin juga menyukai