Anda di halaman 1dari 5

Mata kuliah Dosen Pengampu

Studi Al-Qur’an Henrizal Hadi, Lc., M.A.

ASBABUN NUZUL DAN CONTOH-CONTOHNYA

Disusun Oleh
Nurhaliza: 11820521016

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU
HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN AJARAN 2020
1. Pengertian Asbabun Nuzul

Secara etimologis kata asbaab al-nuzuul berasal dari kata “asbaab” dan “nuzuul”. Kata
asbaab merupakan bentuk jamak dari kata sabaabun yang berarti sebab, alasan, ilat. Adapun kata
nuzuul berasal dari kata kerja nazala yang berarti turun. Secara terminologi, asbaab al-nuzuul
dapat diartikan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Qur’an, seperti halnya
asbaabul wurud dalam istilah ulumul hadist. Dengan demikian, asbaabun nuzuul adalah sesuatu
yang melatarbelakangi turunnya satu ayat atau lebih, sebagai jawaban terhadap suatu peristiwa
atau menceritakan suatu peristiwa, atau menjelaskan hukum yang terdapat dalam peristiwa
tersebut.

Menurut Az-Zarkoni, Asbaabun Nuzuul adalah peristiwa yang terjadi pada masa Nabi
atau masalah yang dihadapi-Nya, maka turunlah suatu ayat atau beberapa ayat dari Allah SWT
yang menerangkan apa yang berhubungan dengan itu, atau menjawab pertanyaan tersebut.
Menurut Muhammad Ali ash-Shobuni, asbabun nuzuul adalah suatu peristiwa atau kejadian
tertentu yang dalam pada itu kemudian turun satu atau beberapa ayat Al-Qur’an, atau pertanyaan
yang diajukan kepada Nabi SAW untuk mengetahui hukum syara’ atau untuk menafsirkan
sesuatu yang berkaitan dengan agama, kemudian turunlah satu atau beberapa ayat.

Berdasarkan beberapa pengertian yang dilontarkan oleh para pakar tafsir tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa asbaabun nuzuul adalah suatu peristiwa yang melatarbelakangi
turunnya satu ayat atau beberapa ayat sebagai jawaban dan penjelasan terhadap pertanyaan dan
menerangkan hukumnya pada saat terjadinya peristiwa (sebab) itu.

2. Bentuk- Bentuk Asbabun Nuzul

Asbabun Nuzul di tinjau dari aspek bentuknya, dapat dibagi kedalam dua bentuk, yaitu
bentuk peristiwa dan bentuk pertanyaan.

a. Peristiwa

Sebab- sebab turunnya ayat dalam bentuk peristiwa ada tiga macam, yaitu:

1. Peristiwa berupa pertengkaran

Contohnya perselisihan yang berkecamuk antara segolongan dari suku Aus dan
segolongan dari suku khazraj. Perselisihan itu timbul dari intrik-intrik yang ditiupkan
orang-orang yahudi sehingga mereka berteriak-teriak ,”senjata, senjata”. Peristiwa
tersebut menyababkan turunnya beberapa ayat surah Ali Imran mulai dari firman Allah

SWT :

َ‫ب يَ ُر ُّدو ُكم بَ ْع َد إِي ٰ َمنِ ُك ْم ٰ َكفِ ِرين‬


َ َ‫وا ْٱل ِك ٰت‬ ۟ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامنُ ٓو ۟ا إن تُ ِطيع‬
۟ ُ‫ُوا فَريقًا ِّمنَ ٱلَّ ِذينَ أُوت‬
ِ ِ َ

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang
diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah
kamu beriman.” (Q.S Al-Baqarah ayat 100).

Sampai beberapa ayat sesudahnya. Hal ini merupakan cara terbaik untuk menjauhkan
orang dari perselisihan dan merangsang orang kepada sikap kasih saying, persatuan dan
kesepakatan.
2. Peristiwa berupa hal yang serius.
Contohnya peristiwa orang yang mengimami shalat sedang mabuk sehingga tersalah
membaca surah al- kafirun. Ia membaca

‫ارى َح ٰتّى ت َۡعلَ ُم ۡوا َما تَقُ ۡولُ ۡونَ َواَل ُجنُبًا اِاَّل عَابِ ِر ۡى‬ ٰ ‫ٰۤيـاَيُّهَا الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡوا اَل ت َۡق َربُوا الص َّٰلوةَ َواَ ۡنـتُمۡ ُس َك‬
‫ضى اَ ۡو ع َٰلى َسفَ ٍر اَ ۡو َجٓا َء اَ َح ٌد ِّم ۡن ُكمۡ ِّمنَ ۡالغَٓا ِٕٕٮِـ ِط اَ ۡو ٰل َم ۡستُ ُم النِّ َسٓا َء‬ ٰۤ ‫سب ۡيل ح ٰتّى ت َۡغتَسلُ ۡوا‌ ؕ وا ۡن ُك ۡنتُمۡ م ۡر‬
َّ َِ ِ َ ٍ َِ
‫ص ِع ۡيدًا طَيِّبًا فَامۡ َسح ُۡوا بِ ُوج ُۡو ِه ُكمۡ َواَ ۡي ِد ۡي ُكمۡ‌ ؕ اِ َّن هّٰللا َ َكانَ َعفُ ًّوا َغفُ ۡورًا‬ َ ‫فَلَمۡ ت َِج ُد ۡوا َمٓا ًء فَتَيَ َّم ُم ۡوا‬

Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati shalat ketika kamu dalam keadaan
mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan jangan pula (kamu hampiri
masjid ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati jalan saja, sebelum
kamu mandi (mandi junub). Adapun jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atau
sehabis buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapat
air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan
tanganmu dengan (debu) itu. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun.

3. Peristiwa itu berupa cita-cita dan keinginan

Contohnya seperti persesuaian-persesuaian ( muwafaqat), Umar Ibn Al-Khaththab


dengan ketentuan ayat-ayat Al-Quran. Dalam sejarah ada beberapa harapan umar yang di
kemukakannya kepada Nabi Muhammad SAW. Kemudian turun ayat-ayat yang
kandungannya sesuai dengan harapan umar tersebut. Sebagian ulama telah menulisnya
secara khusus. Sebagai contoh, Imam Bukhari dan lainnya meriwayatkan dari Anas r.a
bahwa umar berkata: “Aku sepakat dengan tuhanku dalam tiga hal : aku katakana kepada
Rasul, bagaimana sekiranya kita jadikan makam Ibrahim tempat shalat, maka turunlah
ayat Al-Qur’an surah Al-Baqarah : 125
‫صلًّى ۖ َو َع ِه ْدنَا إِلَ ٰى إِب َْرا ِهي َم‬
َ ‫اس َوأَ ْمنًا َواتَّ ِخ ُذوا ِم ْن َمقَ ِام إِب َْرا ِهي َم ُم‬
ِ َّ‫َوإِ ْذ َج َع ْلنَا ْالبَيْتَ َمثَابَةً لِلن‬
‫يل أَ ْن طَه َِّرا بَ ْيتِ َي لِلطَّائِفِينَ َو ْال َعا ِكفِينَ َوالرُّ َّك ِع ال ُّسجُو ِد‬
َ ‫اع‬ِ ‫َوإِ ْس َم‬

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi
manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat.
Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk
orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".

b. Pertanyaan

Adapun sebab-sebab turun ayat yang dalam bentuk pertanyan dapat dikelompokkan kepada
tiga macam :
 Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang telah lalu
 Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang sedang berlangsung pada waktu itu,
 Pertanyaan yang berhubungan dengan masa yang akan datang

3. Jumlah Sebab dan Ayat

Asbabun nuzul dilihat dari segi jumlah sebab dan ayat yang turun, dapat dibagi kepada:

1. Taaddud al-asbab wa al-nazil wahid (sebab turunnya lebih dari satu dan inti
persoalan yang terkandung dalam ayat atau sekelompok ayat yang turun satu)
2. Taaddud al-nazil wa al-sabab wahid (inti persoalan yang terkandung pada ayat atau
sekelompok ayat yang turun lebih dari satu sedang sebab turunnya satu).
Sebab turun ayat disebut taaddud bila ditemukan dua riwayat yang berbeda atau
lebih tentang sebab turun suatu ayat atau sekelompok ayat tertentu. Sebaliknya,
sebab turun itu disebut wahid atau tunggal bila riwayatnya hanya satu. Suatu ayat atau
sekelompok ayat yang turun disebut taaddud al-nazil, bila inti persoalan yang
terkandung dalam ayat yang turun sehubungan dengan sebab tertentu lebih dari satu
persoalan.
Jika di temukan dua riwayat atau lebih sebab turun ayat dan masing-masing
menyebutkan suatu sebab yang jelas dan berbeda dari yang disebutkan lawannya,
maka kedua riwayat ini di teliti dan di analisis. Permasalahannya ada empat bentuk
yaitu :
a. Salah satu dari keduanya sahih dan lainnya tidak

b. Keduanya sahih, akan tetapi salah satu mempunyai penguat (murajjih) dan
tidak mungkin mengambil keduanya sekaligus
c. Keduanya sahih dan keduannya sama-sama tidak mempunyai penguat
(murajjih). Akan tetapi keduanya dapat diambil sekaligus.
d. Keduanya sahih, tidak mempunyai penguat (murajjih) dan tidak mungkin
mengambil keduanya sekaligus.
4. Faedah Mempelajari Asbabun Nuzul

Pada dasarnya ada beberapa faedah mempelajari asbabun nuzul, menurut Muhammad
Abd Adhim Al-Zarqany dalam Manahil al- Irfani fi ‘Ulum al Qur’an antara lain:
1. Dapat mengetahui ilmu (hikmah) Allah dengan yakin, mengenai hal-hal yang di
syari’atkan-Nya melalui ayat-ayat yang bersangkutan.
2. Sangat membantu dalam memahami kandungan ayat.

3. Dapat menghindarkan kekaburan dan ketidak jelasan yang ditimbulkan.

4. Dapat memahami bahwa hukum yang dibawa oleh ayat-ayat yang turun itu adalah
khusus untuk memberi penyelesaian terhadap peristiwa atau kejadian yang menjadi
sebab turunnya ayat itu.
5. Dapat diketahui bahwa apa yang menjadi sebab turunnya ayat pasti tidak lepas atau
keluar dari jangkauan sasaran hukum yang ada dalam ayat bersangkutan, sehingga
secara langsung dapat dilihat hukum apa yang diberikan oleh Allah SWT terhadap
kasus atau peristiwa yang melatar belakangi turunnya ayat.
6. Dapat diketahui secara tepat apa dan siapa sesungguhnya yang menjadi objek atau
sasaran hukum yang terdapat pada ayat yang turun, sehingga tidak menjadi kekeliruan
dalam menetapkan objek hukum.
7. Pengetahuan Asbabun Nuzul sangat membantu mempermudah penghafalan dan
pemahaman, disamping sangat membantu melekatkan ayat-ayat bersangkutan berada
dalam hati setiap orang yang mendengarnya, jika ayat tersebut dibacakan.

Anda mungkin juga menyukai