Dari beberapa definisi dan pengertian asbāb an-nuzūl di atas dapat dipahami bahwa
latar belakang turunnya ayat atau pun beberapa ayat Al-Qur’ān dikarenakan adanya suatu
peristiwa tertentu dan pertanyaan yang diajukan kepada Nabi SAW. Adapun ayat yang
diturunkan karena suatu peristiwa menurut Az-Zarqani ada tiga bentuk. Pertama, peristiwa
khushūmah (pertengkaran) yang sedang berlangsung, semisal perselisihan antara kelompok
Aus dan Khazraj yang disebabkan oleh rekayasa kaum Yahudi sampai mereka berteriak: “as-
silāh, as-silāh” (senjata, senjata). Dari kejadian ini turunlah beberapa ayat dari surat Ali
‘Imrān yang di mulai dari ayat 100 yang berbunyi: ب َ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ ْن تُ ِط ْيعُوْ ا فَ ِر ْيقًا ِّمنَ الَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِك ٰت
َيَ ُر ُّدوْ ُك ْم بَ ْع َ^د اِ ْي َمانِ ُك ْم ٰكفِ ِر ْين
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu mengikuti sebagian dari orang yang
diberi Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir setelah
beriman.
hingga beberapa ayat berikutnya. Kedua, peristiwa berupa kesalahan seseorang yang tidak
dapat di terima akal sehat. Seperti orang yang masih mabuk mengimani salat sehingga ia
salah dalam membaca surat al-Kāfirūn. Kemudian turunlah ayat dari surat an-Nisā. Ketiga,
peristiwa mengenai cita-cita dan harapan, seperti muwāfaqāt (persesuaian, kecocokan) Umar
RA. Aku ada persesuaian dengan Tuhanku dalam tiga perkara. Aku katakan kepada
1
Muhammad Yunan, “Nuzulul qur’an dan Asbabun nuzul”, AL Mutsla : Jurnal Ilmu-ilimu Keislaman dan
Kemasyarakatan Juni 2020 Volume 2 No 1, hlm. 67.
2
Az-Zarqani, Manāhil al-‘Urfān fī ‘Ulūm Al-Qur`ān (al-Qāhirah: Dār alHadīs\, 2001), hlm. 95.
Rasulullah bagaimana kalau Maqām Ibrahim kita jadikan tempat salat, maka turunlah surah
(Al-Baqarah: 125) صلًّىۗ َو َع ِه ْدنَٓا اِ ٰلٓى اِب ْٰر ٖه َم َواِ ْس ^مٰ ِعي َْل اَ ْن
َ اس َواَ ْمنً ۗا َواتَّ ِخ ُذوْ ا ِم ْن َّمقَ ِام ِاب ْٰر ٖه َم ُم
ِ ََّواِ ْذ َج َع ْلنَا ْالبَيْتَ َمثَابَةً لِّلن
طَه َِّرا بَ ْيتِ َي لِلطَّ ۤا ِٕىفِ ْينَ َو ْال ٰع ِكفِ ْينَ َوالرُّ َّك ِع ال ُّسجُوْ ِد
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul dan
tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat salat. Dan telah
Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang
yang tawaf, orang yang iktikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!”.3
3
Ahmad Zaini, “asbab an-nuzul dan urgensinya dalam memahami makna al-qur’an”, Hermeunetik, Vol. 8, No.
1, Juni 2014, hlm.5.