DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
1
Pengantar Studi Al-qur’an.
2
Ulumul Qur’an, ilmu untuk memahami wahyu
3
Ulumul Qur’an
4
Syeikh manna” Al-Qaththan
5
Namanya Abdul Uzza bin Abdul Mutholib bin Hisyam
Allah, dan Allah mendengar percakapan antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah
Maha Mendengar, Maha Melihat.)
• Beberapa Redaksi Asbabun Nuzul
Bentuk Redaksi yang menerangkan seab nuzul itu terkadang berupa pernyataan
tegas mengenai sebab dan terkadang pula berupa pernyataan yang hanya
mengandung kemungkinan mengenainya.
A. Bentuk Pertama
Jika perowi mengatakan “ Asbab Nuzul ayat ini adalah begini “ atau
menggunakan Fa ta’biqiyah (Kira-kira seperti “maka” yang menunjukan urutan
peristiwa) yang dirangkaikan dengan kata ‘turunlah ayat” Sesudah ia
menyebutkan peristiwa atau pernyataan. Misalnya, ia mengatakan, ‘ حدث كذاtelah
terjadi peristiwa begini” atau ‘ سإل رسول هللا عن كذا فنزلت اٱليةRasulullah ditanya
tentang hal begini, maka turunlah ayat ini. Dengan demikian bentuk diatas
merupakan pernyataan yang jelas tentang sebab.
B. Bentuk Kedua
Redaksi yang boleh jadi menerangkan sebab nuzul atau hanya sekedar
menjelaskan kandungan hukum ayat ialah bila perowi mengatakan نزلت هذه اٱلية في
‘ كذةAyat ini turun mengenai ini” yang dimaksud dengan ungkapan (Redaksi) ini
terkadang sebab nuzul ayat dan terkadang pula kandungan hukum ayat tersebut.
• Manfaat Mengetahui Dan Mempelajari Asababun nuzul
Banyak ulama’ yang memandang ilmu ini sebagai salah satu cabang ilmu yang
memiliki kedudukan (fungsi) yang pentig dalam memahami atau menafsirkan
ayat-ayat Al-Quran. Sekurang-kurangnya untuk sejumlah ayat tertentu.
Urgensi dari kedudukan atau fungsi ilmu asbabun nuzul dapat dilihat antara
lain dari komentar para pakar ilmu-ilmu Al-Quran tentang peranan asbabun nuzul.
Diantaranya:
1. Ibn Daqiq al-‘id (615-702H) yang antara lain menyatakan:
بيان سبب النزول طريق قوي في فهم معاني القرٱن
6
Jalaluddin As-Suyuti, Lababun-Nuqul fii asbabin nuzul, 1400 H/1980 M, hlm.13.
7
Ibid.
3. Al Wahidi ;
ال يمكن معرفة تفسير اْلية دون الوقوف على قصتها وبيان سبب نزولها
8
Jalaluddin As-Suyuti, Lababun-Nuqul fii asbabin nuzul, 1400 H/1980 M, hlm.13.
9
Az-Zarkasyi, op.cit., jil. 1, hlm 22.