ASBABUN NUZUL
Di susun oleh :
1. Atik Mauliya Rohmah (1710910020)
2. Ashfa Nuroniyah (1710910028)
3. Habib Muthohar (1710910036)
1
Rosihan Anwar, Ullumul Qur’an,( Bandung: Pustaka Setia, 2006), hlm 61.
2. Macam-macam dan Pembagian Asbabun Nuzul
Macam-macam Asbabun Nuzul itu dibadi menjadi dua:
a. Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid
Beberapa sebab yang hanya melatar belakangi turunnya satu ayat
atau wahyu.Misalnya turunya Q.S. Al-Ikhlas [112]: 1-4
“Katakanlah, “Dialah Allah yang Maha Esa (1). Allah adalah
Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu(2). Dia tidak
beranak dan tidak pula diperanakkan(3). Dan tidak ada seorangpun
yang setara dengan dia(4).”
Ayat-ayat yang terdapat pada surat diatas turun sebagai tanggapan
terhadap orang-orang musyrik Makkah sebelum Nabi hijrah, dan
terhadap kaum ahli kitab yang ditemui di Madinah setelah hijrah.
b. Ta’addud an-Nazil Wa Al-Asbab Wahid
Satu sebab yang melatar belakangi turunnya beberapa ayat.
Contohnya (QS. Ad-Dukhan:10,15, dan 16).
“Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata.”
“Sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu agak
sedikit, sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar).”
“(ingatlah) hari (ketika) menghantam mereka dengan hantaman yang
keras. Sesungguhnya kami memberi balasan.”
Asbab an-Nuzul dari ayat-ayat tersebut adalah dalam suatu riwayat
dikemukakan, ketika kaum Quraisy durhaka kepada Nabi SAW.Beliau
berdo’a supaya mereka mendapatkan kelaparan umum seperti
kelaparan yang pernah terjadi pada zaman nabi Yusuf.Alhasil mereka
menderita kekurangan, sampai-sampai merekapun makan tulang,
sehingga turunlah (QS. Ad-Dukhan: 10)
Kemudian mereka menghadap nabi saw untuk meminta bantuan.
Maka Rasulullah saw berdo’a agar diturunkan hujan. Akhirnya hujan
pun turun, maka turunlah ayat selanjutny (QS.Ad-Dukhan:15)
Namun, setelah mereka memperoleh kemewahan, merekapun
kembali kepada keadaan semula (sesat dan durhaka) maka turunlah
ayat ini (QS.Ad-Dukhan:16) dalam riwayat tersebut, dikemukakan
bahwa siksaan itu akan turun diwaktu perang badar.2
3. Redaksi atau Ungkapan yang Dipergunakan dalam Riwayat Asbabun
Nuzul
a. Sebab Al-Nuzul disebutkan dengan ungkapan yang jelas, seperti:
2
Muhammad Ali Ash-shabuni, Study Ilmu Al-Qur’an,( Bandung: Pustaka Setia,1998), hlm 52.
3
Ahmad Syadali, Ullumul Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm 109-110.
Cara ini digunakan bila salah satu versi riwayat asbab an-nuzul itu
tidak menggunakan redaksi shorih
3) Mengambil versi riwayat yang shohih (valid)
Cara ini digunakan apabila seluruh riwayat itu menggunakan
redaksi “shorih”(pasti), tetapi kualitas salah satunya tidak shohih.
Adapun terhadap variasi riwayat Asbab an-Nuzul dalam satu
ayat, versi berkualitas, para ulama mengemukakan langkah-langkah
sebagai berikut.
1) Mengambil versi riwayat yang shohih.
Cara ini mengambil bila terdapat dua versi riwayat tentang asbab
an-nuzul satu ayat, satu ayat berkualitas shohih, sedangkan yang
lainnya tidak. Misalnya dua versi riwayat asbab an-nuzul
kontradiktif untuk surat Adh-Dhuha[93] ayat 1-3.
a) Melakukan study selektif (tarjih)
Langkah ini diambil bila kedua versi asbab an-nuzul yang
berbeda beda itu kualitasnya sama-sama shahih. Seperti asbab
an-nuzul yang berkaitan denga turunnya ayat tentang roh.
b) Melakukan study kompromi (jama’)
Langkah ini diambil bila kedua riwayat yang kontradiktif itu
sama-sama memiliki status keshahihan hadits yang sederajat
dan tidak mungkin dilakukan tarjih.
b. Variasi ayat untuk satu sebab
Terkadang disuatu kejadian menjadi sebab bagi turunnya, dua
ayat atau lebih.Hal ini dalam Ullumul Qur’an disebut dengan istilah
“Ta’addud Nazil wa As-Sabab Al-Wahid” (terbilang ayat yang turun,
sedangkan sebab turunnya satu). Contoh satu kejadian yang menjadi
sebab bagi dua ayat yang diturunkan, sedangkan antara yang satu
dengan yang lainnya berselang lama adalah riwayat asbab an-nuzul
yang diriwayatkan oleh Ibn Jarir Ath-Thahari, Ath-Thabrani, dan Ibn
Mardawiayah dari Ibn Abbas.
Demikian pula Al-Hakim meriwayatkan hadits yang sama dan
mengatakan, “Maka Allah menurunkan surah Al-Muhadalah[58] ayat
18-19 4
5. Manfaat Mempelajari Asbabun Nuzul
Adapun manfaat mempelajari Asbabun Nuzul yaitu:
a. Membawa kepada pengetahuan tentang rahasia Allah dalam
mensyariatkan agama-Nya melalui Al-Qur’an.
Pengetahuan yang demikian akan memberi manfaat, baik bagi
orang muslim maupun non-muslim. Bagi orang muslim, ia akan
bertambah keimanannya dan memiliki hasrat yang besar untuk
menerapkan hukum-hukum Allah, sebab terlihat baginya keistimewaa-
keistimewaan yang terkandung dalam hukum-hukum yang diteteapkan
dalam Al-Qur’an.Sebaliknya, bagi non-muslim hikmah-hikmah yang
terkandung dalam syari’at Allah itu akan mengiringinya beriman,
sebab ia mengetahui bahwa syari’at Allah datang untuk kemaslahatan
manusia, bukan untuk penindasan atau pemerasan.
b. Membantu dalam memahami ayat.
c. Menolak dugaan adanya pembatasan dalam ayat, yang menurut
lahirnya mengandung pembatasan.
Contohnya, dalam QS. Al-An’am(6):145
Untuk menolak terhadap dugaan terhadap pembatasan dalam ayat
itu, dapat diketahui melalui sebab turunnya yang berkenaan dengan
sikap orang-orang kafir yang suka mengharamkan apa yang dihalalkan
oleh Allah dan menghalalkan apa yang diharamkan-Nya. Hal itu
dilakukan karena pembangkangan dan penolakan mereka terhadap
Allah dan Rasul-Nya.Oleh sebab itu, ayat ini turun dalam bentuk
pembatasan formal sebagai tekanan yang keras dari Allah dan Rasul-
Nya kepda mereka.
4
Ibid hlm 136-139.
d. Akan mempermudah orang menghafal ayat-ayat Al-Qur’an serta
memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan orang-orang yang
mendengarnya jika mengetahui sebab turunnya.5
5
Abu Anwar, Ullumul Qur’an,( Pekan Baru: Amzah, 2009), hlm 29.
C. KESIMPULAN