DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin dan menjadi sumber ajaran Islam
yang pertama dan utama yang harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan
agar memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Al-Quran sendiri dalam proses
penurunannya mengalami banyak proses yang mana dalam penurunannya itu
berangsur-angsur. Al-Qur’an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke
arah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan
yang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya, juga memberitahukan
hal yang telah lalu, kejadian-kejadian yang sekarang serta berita-berita yang akan
datang.
kehidupan para sahabat bersama Rasulullah telah menyaksikan banyak peristiwa
sejarah, bahkan kadang terjadi di antara mereka peristiwa khusus yang memerlukan
penjelasan hukum Allah atau masih kabur bagi mereka dan terkadang Pada masa
Rasulullah ada suatu pertanyaan yang dilontarkan kepada beliau, dengan maksud
meminta ketegasan hukum atau memohon penjelasan secara terperinci tentang
urusan-urusan agama, sehingga turunlah beberapa ayat dari ayat-ayat al-Qur’an untuk
menjawab pertanyaan- pertanyaan yang muncul itu. Hal yang seperti itulah yang
dimaksud dengan asbabun nuzul atau sebab-sebab turunnya al-Qur’an.
Adapun ilmu yang mempelajari tentang al-qur’an disebut dengan ilmu ‘Ulumul
Quran. Sedangkan ‘Ulumul Qur’an itu sendiri masih terbagi lagi menjadi beberapa
aspek disiplin ilmu dan salah satu disiplin ilmu tersebut adalah Asbabunnuzul.
Asbabun nuzul merupakan suatu aspek ilmu yang harus diketahui, dikaji dan
diteliti oleh para mufassirin atau orang-orang yang ingin memahami Al-Qur’an secara
mendalam. Berdasarkan pemahaman para ahli tafsir mengenai pentingnya
mempelajari Asbabun Nuzul maka ilmu ini perlu dikembangkan untuk dipahami oleh
umat manusia. Oleh karena itu penulis akan membahas apa itu Asbabun nuzul.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa itu Asbabun Nuzul ?
2. Bagaimana pengertian Asbabun Nuzul menurut bahasa, istilah, dan serta
para ulama ?
3. Sebutkan macam-macam dan pembagian Asbab Al-Nuzul ?
4. Apa saja manfaat mempelajari Asbabun Nuzul ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Asbabun Nuzul secara etimologis berarti sebab atau alasan turunnya
ayat-ayat Al-Quran. Ungkapan asbāb al-nuzūl khusus dipergunakan untuk
menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al-Qur’an.1
1
Rosihon Anwar, Ulumul Al-Quran (Bandung : Pustaka Setia, 2007). Hlm 60.
3
dengan peristiwa dan kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan
kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama.”
5. Suhbhi al-Shalih mendefinisikan Asbāb al-Nuzūl sebagai sesuatu yang dengan
sebabnya turun suatu ayat atau beberapa ayat yang mengandung sebab itu,
atau memberi jawaban terhadap sebab itu, atau menerangkan hukumnya pada
masa terjadinya sebab tersebut.
Dari beberapa pengertian yang dirumuskan oleh para ulama, maka dapat
disimpulkan bahwa Asbabun Nuzul adalah suatu peristiwa atau pertanyaan yang
menjadi latar belakang turunnya ayat suci Al-Qur’an dan ayat tersebut akan
menjelaskan jawaban untuk menjadi penyelesaian masalah dari peristiwa yang
sedang, telah, maupun akan terjadi atau pertanyaan tadi.
C.
4
Artinya riwayat yang sudah jelas menunjukkan asbab an-nuzul, dan
tidak mungkin pula menunjukkan yang lainnya. Redaksi yang digunakan
termasuk sharih bila perawi megatakan:
“sebab turun ayat ini adalah...”
Atau ia menggunakan kata “maka” (fa taqibiyah) setelah ia
mengatakan peristiwa tertentu. Misalnya ia mengatakan:
“Telah terjadi..., maka turunlah ayat...”
“Rasulullah pernah ditanya tentang..., maka turunlah ayat...”
Contoh riwayat asbab an-nuzul yang menggunakan redaksi sharih
adalah sebuah riwayat yang dibawakan oleh Jabir bahwa orang-orang Yahudi
berkata, “apabila seorang suami mendatangi “qubul” istrinya dari belakang,
anak yang lahir akan juling.” Maka turunlah Q.S. Al-Baqarah ayat 223.
“223. isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok
tanam, Maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja
kamu kehendaki. dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan
bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-
Nya. dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.”( Q.S. Al-Baqarah
ayat 223.)
2. Muhtamilah
Bila perawi mengatakan:
“Ayat ini turun berkenaan dengan ...”
Misalnya, riwayat Ibnu Umar yang menyatakan:
“ayat,istri-istri kallian adalah (ibarat) tanah tempat bercocok tanam,
turun berkenaan dengan mendatangi(menyetubuhi) istri dari belakang.”(H.R.
Bukhari).
Atau perawi mengatakan:
“saya kira ayat ini turun berkenaan dengan...”
5
Mengenai riwayat asbab an-nuzul yang menggunakan redaksi
“muhtamilah”, Az-Zarkasy menuturkan dalam kitabnya Al-Burhan fi ‘Ulum
Al-Quran:
“sebagaimana diketahui, telah terjadi kebiasaan para sahabat Nabi dan
Tabi’in, jika seorang di antara mereka berkata, ‘Ayat ini diturunkan berkenaan
dengan...’. Maka yang dimaksud adalah ayat itu mencakup ketentuan hukum
tentang ini atau itu, dan bukan bermaksud menguraikan sebab turunnya ayat.”
Skema
Redaksi Periwayatan Asbab An-Nuzul
6
an-Nuzul. Tentu saja, hal itu tidak akan menjadi persoalan bila riwayat-
riwayat itu tidak mengandung kontradiksi.
Bentuk variasi itu terkadang dalam redaksinya dan terkadang pula
dalam kualitasnya.
Untuk mengatasi variasi riwayat asbab An-Nuzul dalam satu ayat dari
sisi redaksi, para ulama mengemukakan cara-cara berikut.
a. Tidak Mempermasalahkannya
Cara ini ditempuh apabila variasi riwayat-riwayat asbab An-Nuzul ini
menggunakan redaksi muhtamilah(tidak pasti).
b. Mengambil versi riwayat asbab An-Nuzul yang menggunakan redaksi
sharih.
Cara ini digunakan bila ssalah satu versi riwayat asabab An-Nuzul itu
tidak menggunakan redaksi sharih(pasti).
c. Mengambil versi riwayat yang sahih(valid)
Cara ini digunakan apabila seluruh riwayat itu menggunakan redaksi
“sharih”(pasti), tetapi kualitas salah satunya tidak sahih.
7
Langkah ini diambil bila kedua riwayat yang kontradiktif itu sama-
sama memiliki status kesahihan hadis yang sederajat dan tidak mungkin
dilakukan tarjih.
8
Skema
Variasi Periwayatan Asbab An-Nuzul
Muthamilah-Sharih
Sisi Redaksi Muthamilah-Muhtamilah
Sharih-Sharih
Variasi
Periwayatan
Asbab An-Nuzul
Shahih-Tidak Shahih
Sisi Kualitas Shahih-Shahih
Tidak Shahih-Tidak Shahih
2
Rosihon Anwar, Ulumul Al-Quran (Bandung : Pustaka Setia, 2007). H. 67-76
9
10
11