Di Susun Oleh :
Kelompok 4/HKI 3A
FAKULTAS SYARIAH
TAHUN 2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
Mana’ul Quthan, “Pembahasan Ilmu Al-Qur’an”, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993), hlm. 84
2
Mohammad Gufron, dkk., “Ulumul Qur’an : Praktis dan Mudah”, (Yogyakarta: Kalimedia, 2017),
hlm. 21
2
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
جبةJJ "أسjamak dari “"جتJJ سyang artinya sebab atau alasan. Sedangkan kata “وص
َ "
berarti turun.
Asbabun Nuzul adalah adanya suatu peristiwa atau pertanyaan yang diajukan
kepada Rasulullah, kemudian turun-lah satu ayat atau beberapa ayat Al-Qur‟an
mengenai peristiwa atau pertanyaan tersebut.3
1. Menurut Az-Zarqani
“Asbabun Nuzul adalah khusus atau sesuatu yang terjadi serta ada hubunganya
dengan turunnya ayat Al-Qur‟an sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa
itu terjadi”
2. Menurut Ash-Shabuni
“Asbabun Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya
satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian
tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang
berkaitan dengan urusan agama”
3. Mana' Al-Qthathan
“Asbabun Nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya Al-
Qur‟an berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu
kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi”
3
Mohammad Gufron, dkk., Op.cit, hlm. 21
4
sesuatu yang menjadi sebab turunnya sebuah ayat atau beberapa ayat, atau
suatu pertanyaan yang menjadi sebab turunnya ayat sebagai jawaban, atau
sebagai penjelasan yang diturunkan pada waktu terjadinya suatu peristiwa.
1. Karena terjadi suatu peristiwa. Contoh dalam hal ini adalah: Suatu riwayat,
“Bahwa suatu ketika Rasulullah naik ke Bukit Shafa, dan berkata, „Marilah
berkumpul pada hari ini!‟ Maka berkumpullah orang-orang Quraisy.
Rasulullah bersabda,‟Bagaimana pendapat kalian seandainya aku beri tahu
kalian bahwa musuh akan datang besok pagi atau petang?‟ Kaum Quraisy
menjawab,‟Pasti kami percaya,‟ Rasulullah bersabda,‟ Aku peringkatkan
pada kalian bahwa siksa Allah yang dasyat akan datang.‟ Maka berkatalah
Abu Lahab “„Celakalah engkau! Apakah hanya untuk ini engkau kumpulkan
kami?‟Maka Allah menurunkan surat Al-Lahab.‟” (HR. Bukhari).
44
Prof. Dr. Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, (Jawa Barat: CV PUSTAKA SETIA, 2017), hlm. 60
5
Ahmad Zaini,Asbab an-nuzul dan urgensinya dalam memahami makna al-qur‟an.(Jurnal :).hal.5
5
2. Karena ada pernyataan yang diajukan pada Rasulullah. Dalam hal ini adalah
contoh yang diriwayatkan Mu‟adz bin Jabal r.a., ia berkata, “Ya Rasulullah,
orang-orang Yahudi datang kepadaku mengemukakan pertanyaan tentang
bulan, bukankah bulan itu selalu saja pada mulanya tampak kecil, kemudian
bertambah besar dan membundar, lalu kembali mengecil lagi seperti semula.
Kemudian turunlah ayat ini yaitu QS. Al Baqarah [2]: 189 yang artinya:
Ada dua jenis redaksi yang digunakan oleh perawi dalam mengungkapkan
riwayat Asbab An-Nuzul, Yaitu sharih (visionable/ jelas) dan muhtamilah
(impossible/ kemungkinan). Redaksi sharih yang artinya riwayat yang sudah jelas
menunjukan Asbab An-Nuzul, dan tidak mungkin pula menunjukkan yang lainnya.
5
Mana’ul Quth;an.Mahabist fi ‘Ulumil Quran.Terj.Halimudin.Pembahasan Ilmu Quran.PT. RINEKA
CIPTA.Jakarta.1993.hal.85-86
6
Contoh riwayat asbab An-Nuzul yang menggunakan redaksi sharih adalah
sebuah riwayat yang dibawakan oleh jabir bahwa orang-orang Yahudi berkata,
“Apabila seorang suami mendatangi “qubul” istrinya dari belakang, anak yang
lahir akan juling.”
“ istri-istri kalian adalah (ibarat) tanah tempat bercocok tanam, turun berkenaan
dengan mendatangi (menyetubuhi) istri dari belakang” [HR.Bukhari].
6
Prof. Dr. Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, (Jawa Barat: CV PUSTAKA SETIA, 2017), hlm. 69
7
D. FAIDAH MENGETAHUI ASBAB AL-NUZUL
4. Mengetahui siapa yang menjadi sebab turunnya ayat serta memberikan ketegasan
bila terdapat keragu-raguan. Sehingga ayat tersebut tidak diterapkan kepada orang
lain karena dorongan permusuhan dan perselisihan. 7
َ ۚ
َ َّ ن ٱلل
ه َّ ِ ه ٱلل َّ ۚ ِه إ َّ َ ما تُوَلُّوا ْ فَث
ُ م وَ ۡج َ م ۡشرِقُ وَ ۡٱل
َ َ م ۡغرِ بُ فَأ ۡين َ وَلِلَّهِ ۡٱل
١١٥ مٞ سعٌ عَلِي ِ َٰو
“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di
situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha
Mengetahui” ( QS. Al Baqarah : 115)
Kalau mengikuti lafadznya, maka orang yang shalat tidak wajib menghadap
kiblat, tetapi setelah mengetahui sebab turunnya ayat ini, maka nyatalah bahwa
ayat ini dimaksudkan bagi orang yang kondisinya tidak mengetahui arah kiblat. 8
7
Mohammad Gufron, dkk., “Ulumul Qur’an : Praktis dan Mudah”, (Yogyakarta: Kalimedia, 2017),
hlm.
8
Ibid.,24
8
F. Cara Mengetahui Riwayat Asbabun Nuzul
Asbabun Nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW.
oleh karena itu, tidak boleh ada jalan lain untuk mengetahuinya, selain berdasarkan
periwayatan (pertransmisian) yang benar (naql ash- shalih) dari orang-orang yang
melihat dan mendengar langsung tentang turunnya ayat Al-Qur‟an. Dengan
demikian, seperti halnya periwayatan pada umumnya, diperlukan kehati-hatian
dalam menerima riwayat yang berkaitan dengan Asbabun Nuzul. Untuk itu, dalam
kitab Asbabun Nuzul-nya, Al-Wahid menyatakan “pembicaraan Asbabun Nuzul,
tidak dibenarkan, kecuali dengan berdasarkan riwayat dan mendengar dari
mereka yang secara langsung menyaksikann peristiwa Nuzul, dan bersungguh-
sungguh dalam mencarinya.
Para ulama salaf sangatlah keras dan ketat dalam menerima berbagai
riwayat yang berkaitan dengan Asbabun Nuzul. Keketatan mereka itu
dititikberatkan pada seleksi pribadi si pembawa riwayat (para rawi), sumber
riwayat (sanad), dan redaksi berita (matan). Bukti keketatan itu diperlihatkan oleh
Ibn Sirin ketika menceritakan pengalamannya sendiri, “aku pernah bertanya
kepada Ubadah tentang sebuah ayat Al-Qur‟an, tetapi ia menjawab, „hendaklah
engkau bertakwa kepada Allah dan berbicaralah yang benar. Orang-orang yang
mengetahui mengenai apa ayat Al-Qur‟an diturunkan sudah tidak ada lagi.”
9
G. Pengelompokkan Ayat-ayat al-Qur’an dari Segi Asbabun Nuzul
Menurut Az-Zarqani tidak semua ayat atau beberapa ayat mempunyai asbāb
annuzūl, diantaranya ayat yang berbicara mengenai kejadian atau keadaan yang
telah lampau dan akan datang, semisal kisah nabi-nabi dan umat terdahulu dan juga
kejadian tentang as- sā„ah (kiamat) dan yang berhubungan dengannya. Ayat-ayat
seperti ini banyak terdapat dalam Al-Qur`‟an Al karim.11
10
Ahmad Zaini,Asbab an-nuzul dan urgensinya dalam memahami makna al-qur‟an.(Jurnal :
2014).hal.7
11
Ibid, hal. 24
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ada dua jenis redaksi yang digunakan oleh perawi dalam mengungkapkan
riwayat Asbab An-Nuzul, Yaitu sharih (visionable/ jelas) dan muhtamilah
(impossible/ kemungkinan). Redaksi sharih yang artinya riwayat yang sudah jelas
menunjukan Asbab An-Nuzul, dan tidak mungkin pula menunjukkan yang lainnya.
Asbabun Nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW.
oleh karena itu, tidak boleh ada jalan lain untuk mengetahuinya, selain berdasarkan
periwayatan (pertransmisian) yang benar (naql ash- shalih) dari orang-orang yang
melihat dan mendengar langsung tentang turunnya ayat Al-Qur‟an. Dengan
demikian, seperti halnya periwayatan pada umumnya, diperlukan kehati-hatian
dalam menerima riwayat yang berkaitan dengan Asbabun Nuzul.
11
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, (Jawa Barat: CV PUSTAKA SETIA, 2017).
12