Anda di halaman 1dari 12

ASBAB AL-NUZUL

Di susun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Ilmu Tafsir

Dosen Pengampu : Lutfi Rahmatullah, S.TH., M.Hum..

Di Susun Oleh :

Kelompok 4/HKI 3A

1. Nanda Rizki Halim (182121005)


2. Rohmad Fauzan (182121007)
3. Iluk Irmawati ` (182121023)
4. Rizka Maharani Wibowo (182121031)

HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

TAHUN 2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an itu diturunkan untuk sebagai penuntun kehidupan bagi umat


manusia menuju kepada jalan yang benar. Dan diturunkannya Al-Qur‟an juga
ditujukan untuk menjadi pegangan manusia didalam setiap urusannya.

Didalam peristiwa turunnya ayat-ayat Al-Qur‟an, tidaklah langsung


turun begitu saja dalam bentuk kitab Al-Qur‟an seperti sekarang. Namun,
turunnya Al-Qur‟an kedunia ini adalah dengan berangsur-angsur yaitu
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. melalui perantara malaikat Jibril.1

Diturunkannya Al-Qur‟an kepada Nabi Muhammad Saw. ini terdapat


sebab-sebab, alasan dan kisah dibalik turunnya ayat-ayat Al Qur‟an ini. Dan
halhal itulah yang disebut dengan Asbabun Nuzul 2, yang awalnya bermula
dari para sahabat-sahabat yang hidup pada zaman Nabi yang menyaksikan
peristiwaperistiwa yang terjadi dalam kehidupan Nabi. Kadang-kadang juga
terjadi peristiwa khusus yang dalam hal ini memerlukan penjelasan dari
syariat Allah. Bila ada hal-hal yang tidak jelas dan samar-samar mengenai
ayat-ayat mengenai peristiwa tersebut, maka mereka menanyakan kepada
Nabi. Dan pada saat itu turunlah ayat mengenai peristiwa tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Asbabun Nuzul ?


2. Apa saja sebab-sebab turunnya Asbabun Nuzul ?
3. Apa saja macam-macam Asbabun Nuzul ?
4. Apa faedah dari mengetahui Asbabun Nuzul ?
5. Bagaimana Urgensi Asbabu Nuzul ?
6. Bagaimana Mengetahui Riwayat Asbabun Nuzul ?

7. Bagaimana Pengelompokkan Ayat-ayat al-Qur‟an dari Segi Asbabun


Nuzul?

1
Mana’ul Quthan, “Pembahasan Ilmu Al-Qur’an”, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993), hlm. 84
2
Mohammad Gufron, dkk., “Ulumul Qur’an : Praktis dan Mudah”, (Yogyakarta: Kalimedia, 2017),
hlm. 21

2
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Asbabun Nuzul


2. Untuk mengetahui sebab-sebab turunnya Asbabun Nuzul
3. Untuk mengetahui macam-macam Asbabun Nuzul
4. Untuk mengetahui faedah dari Asbabun Nuzul
5. Untuk mengetahuai urgensi asbabun nuzul
6. Untuk mengetahui cara mengetahui riwayat Asbabun nuzul
8. Untuk mengetahui Pengelompokkan Ayat-ayat al-Qur‟an dari Segi
Asbabun Nuzul?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dari Asbabun Nuzul


Kata asbab al-nuzul, terdiri dari dua akar kata, yaitu: “ ‫ "أسجبة‬dan “‫صل‬
َ ‫"و‬. Kata “

‫جبة‬JJ‫ "أس‬jamak dari “"‫جت‬JJ‫ س‬yang artinya sebab atau alasan. Sedangkan kata “‫وص‬
َ "
berarti turun.

Asbabun Nuzul adalah adanya suatu peristiwa atau pertanyaan yang diajukan
kepada Rasulullah, kemudian turun-lah satu ayat atau beberapa ayat Al-Qur‟an
mengenai peristiwa atau pertanyaan tersebut.3

Beberapa pengertian terminologi yang dirumuskan oleh para ulama, di


antaranya:

1. Menurut Az-Zarqani
“Asbabun Nuzul adalah khusus atau sesuatu yang terjadi serta ada hubunganya
dengan turunnya ayat Al-Qur‟an sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa
itu terjadi”

2. Menurut Ash-Shabuni
“Asbabun Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya
satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian
tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang
berkaitan dengan urusan agama”

3. Mana' Al-Qthathan
“Asbabun Nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya Al-
Qur‟an berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu
kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi”

4. Menurut Subhi As-Saleh.

3
Mohammad Gufron, dkk., Op.cit, hlm. 21

4
sesuatu yang menjadi sebab turunnya sebuah ayat atau beberapa ayat, atau
suatu pertanyaan yang menjadi sebab turunnya ayat sebagai jawaban, atau
sebagai penjelasan yang diturunkan pada waktu terjadinya suatu peristiwa.

5. Menurut Hasbi Ash-Siddieqy


Sedangkan Hasbi Ash-Siddieqy mendefiisikannya sebagai kejadian yang
karenanya diturunkan Al-Qur‟an untuk menerangkan hukumnya di hari timbul
kejadian-kejadian itu dan suasana yang di dalam suasana itu al-Qur‟an
diturunkan serta membicarakan sebab yang tersebut itu, baik diturunkan
langsung sesudah terjadi sebab itu, ataupun kemudian lantaran sesuatu hikmat.
Dari beberapa defiisi dan pengertian asbab an-nuzul di atas dapat dipahami
bahwa latar belakang turunnya ayat atau pun beberapa ayat Al-Qur‟ān
dikarenakan adanya suatu peristiwa tertentu dan pertanyaan yang diajukan
kepada Nabi SAW.4

B. Sebab-Sebab Turunnya Asbabun Nuzul


Dari beberapa pengertian diatas, perlu diketahui pula sebab-sebab turunnya
Asbabun Nuzul yaitu:

1. Karena terjadi suatu peristiwa. Contoh dalam hal ini adalah: Suatu riwayat,

“Bahwa suatu ketika Rasulullah naik ke Bukit Shafa, dan berkata, „Marilah
berkumpul pada hari ini!‟ Maka berkumpullah orang-orang Quraisy.
Rasulullah bersabda,‟Bagaimana pendapat kalian seandainya aku beri tahu
kalian bahwa musuh akan datang besok pagi atau petang?‟ Kaum Quraisy
menjawab,‟Pasti kami percaya,‟ Rasulullah bersabda,‟ Aku peringkatkan
pada kalian bahwa siksa Allah yang dasyat akan datang.‟ Maka berkatalah
Abu Lahab “„Celakalah engkau! Apakah hanya untuk ini engkau kumpulkan
kami?‟Maka Allah menurunkan surat Al-Lahab.‟” (HR. Bukhari).

44
Prof. Dr. Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, (Jawa Barat: CV PUSTAKA SETIA, 2017), hlm. 60
5
Ahmad Zaini,Asbab an-nuzul dan urgensinya dalam memahami makna al-qur‟an.(Jurnal :).hal.5

5
2. Karena ada pernyataan yang diajukan pada Rasulullah. Dalam hal ini adalah
contoh yang diriwayatkan Mu‟adz bin Jabal r.a., ia berkata, “Ya Rasulullah,
orang-orang Yahudi datang kepadaku mengemukakan pertanyaan tentang
bulan, bukankah bulan itu selalu saja pada mulanya tampak kecil, kemudian
bertambah besar dan membundar, lalu kembali mengecil lagi seperti semula.
Kemudian turunlah ayat ini yaitu QS. Al Baqarah [2]: 189 yang artinya:

“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: „Bulan sabit


itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji; dan
bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi
kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa, dan masuklah ke
rumahrumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar
kamu beruntung.”5

C. Macam-macam Asbab An-Nuzul

1. Dilihat dari Sudut Pandang Redaksi-Redaksi yang diergunakan dalam


Riwayat Asbab An-Nuzul

Ada dua jenis redaksi yang digunakan oleh perawi dalam mengungkapkan
riwayat Asbab An-Nuzul, Yaitu sharih (visionable/ jelas) dan muhtamilah
(impossible/ kemungkinan). Redaksi sharih yang artinya riwayat yang sudah jelas
menunjukan Asbab An-Nuzul, dan tidak mungkin pula menunjukkan yang lainnya.

Redaksi yang digunakan termasuk sharih bila perawi mengatakan:

“Sebab turun ayat ini adalah...”

Atau ia menggunakan kataa “maka” (fa taqibiyah) setelah ia mengatakan


peristiwa tertentu. Misalnya ia mengatakan:

“Telah terjadi...,maka turunlah ayat...”


“Rasulullah pernah ditanya dengan..., maka turunlah ayat...”

5
Mana’ul Quth;an.Mahabist fi ‘Ulumil Quran.Terj.Halimudin.Pembahasan Ilmu Quran.PT. RINEKA
CIPTA.Jakarta.1993.hal.85-86

6
Contoh riwayat asbab An-Nuzul yang menggunakan redaksi sharih adalah
sebuah riwayat yang dibawakan oleh jabir bahwa orang-orang Yahudi berkata,

“Apabila seorang suami mendatangi “qubul” istrinya dari belakang, anak yang
lahir akan juling.”

Maka turunlah ayat:

ْ Jُ‫ ُكمۡۚ َوٱتَّق‬J ‫وا أِل َنفُ ِس‬


َ ‫وا ٱهَّلل‬J ْ ‫ ِّد ُم‬J َ‫ ۡئتُمۡۖ َوق‬J ‫ ۡرثَ ُكمۡ أَنَّ ٰى ِش‬J‫وا َح‬ْ ُ‫أت‬Jۡ Jَ‫ث لَّ ُكمۡ ف‬ٞ ‫ ۡر‬J‫ٓا ُؤ ُكمۡ َح‬J ‫نِ َس‬
٢٢٣ ‫ين‬ َ ِ‫ٱعلَ ُم ٓو ْا أَنَّ ُكم ُّم ٰلَقُو ۗهُ َوبَ ِّش ِر ۡٱل ُم ۡؤ ِمن‬
ۡ ‫َو‬
“Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka
datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki.
Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah
dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira
orang-orang yang beriman” (QS.Al-Baqarah: 223).

Adapun redaksi yang digunakan termasuk muhtamilah bila perawi mengatakan:

“ istri-istri kalian adalah (ibarat) tanah tempat bercocok tanam, turun berkenaan
dengan mendatangi (menyetubuhi) istri dari belakang” [HR.Bukhari].

Atau perawi mengatakan :


“saya kira ayat ini turun berkenaan dengan...”

Mengenai riwayat asbab An-Nuzul yang menggunakan redaksi


“muhtamilah”, Az-Zarkasy menuturkan dalam kitabnya Al-Burhan fi‟ Ulum Al-
Quran: “Sebagaimana diketahui telah terjadi kebiasaan para sahabat Nabi dan
Tabi‟in, jika seorang di antara mereka berkata , “Ayat ini diturunkan berkenaan
dengan...‟. Maka yang dimaksud adalah ayat itu mencakup ketentuan hukum
tentang ini atau itu, dan bukan bermaksud menguraikan sebab turunnya ayat.6

6
Prof. Dr. Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, (Jawa Barat: CV PUSTAKA SETIA, 2017), hlm. 69

7
D. FAIDAH MENGETAHUI ASBAB AL-NUZUL

Diantara faidah mengetahui asbab al-nuzul adalah :


1. Membantu dalam penafsiran atau pemahaman makna ayat al-Qur‟an dsan
menyingkap kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang sulit ditafsirkan.

2. Mengetahui hikmah dalam penetapan hukum.

3. Mengkhususkan hukum yang bersifat umum.

4. Mengetahui siapa yang menjadi sebab turunnya ayat serta memberikan ketegasan
bila terdapat keragu-raguan. Sehingga ayat tersebut tidak diterapkan kepada orang
lain karena dorongan permusuhan dan perselisihan. 7

E. URGENSI MENGETAHUI ASBAB AL-NUZUL


Mengingat betapa pentingnya mengetahui asbab al-nuzul sehingga
dikatakan, seorang tidak akan dapat mengetahui secara pasti hukum al-Qur'an atau
bahkan mungkin salah dalam mengambil hukum jika tidak mengetahui sebab
turunnya ayat Al- Qur‟an.

َ ۚ
َ َّ ‫ن ٱلل‬
‫ه‬ َّ ِ ‫ه ٱلل َّ ۚ ِه إ‬ َّ َ ‫ما تُوَلُّوا ْ فَث‬
ُ ‫م وَ ۡج‬ َ ‫م ۡشرِقُ وَ ۡٱل‬
َ َ ‫م ۡغرِ بُ فَأ ۡين‬ َ ‫وَلِلَّهِ ۡٱل‬
١١٥ ‫م‬ٞ ‫سعٌ عَلِي‬ ِ َٰ‫و‬

“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di
situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha
Mengetahui” ( QS. Al Baqarah : 115)

Kalau mengikuti lafadznya, maka orang yang shalat tidak wajib menghadap
kiblat, tetapi setelah mengetahui sebab turunnya ayat ini, maka nyatalah bahwa
ayat ini dimaksudkan bagi orang yang kondisinya tidak mengetahui arah kiblat. 8

7
Mohammad Gufron, dkk., “Ulumul Qur’an : Praktis dan Mudah”, (Yogyakarta: Kalimedia, 2017),
hlm.
8
Ibid.,24

8
F. Cara Mengetahui Riwayat Asbabun Nuzul
Asbabun Nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW.
oleh karena itu, tidak boleh ada jalan lain untuk mengetahuinya, selain berdasarkan
periwayatan (pertransmisian) yang benar (naql ash- shalih) dari orang-orang yang
melihat dan mendengar langsung tentang turunnya ayat Al-Qur‟an. Dengan
demikian, seperti halnya periwayatan pada umumnya, diperlukan kehati-hatian
dalam menerima riwayat yang berkaitan dengan Asbabun Nuzul. Untuk itu, dalam
kitab Asbabun Nuzul-nya, Al-Wahid menyatakan “pembicaraan Asbabun Nuzul,
tidak dibenarkan, kecuali dengan berdasarkan riwayat dan mendengar dari
mereka yang secara langsung menyaksikann peristiwa Nuzul, dan bersungguh-
sungguh dalam mencarinya.

Para ulama salaf sangatlah keras dan ketat dalam menerima berbagai
riwayat yang berkaitan dengan Asbabun Nuzul. Keketatan mereka itu
dititikberatkan pada seleksi pribadi si pembawa riwayat (para rawi), sumber
riwayat (sanad), dan redaksi berita (matan). Bukti keketatan itu diperlihatkan oleh
Ibn Sirin ketika menceritakan pengalamannya sendiri, “aku pernah bertanya
kepada Ubadah tentang sebuah ayat Al-Qur‟an, tetapi ia menjawab, „hendaklah
engkau bertakwa kepada Allah dan berbicaralah yang benar. Orang-orang yang
mengetahui mengenai apa ayat Al-Qur‟an diturunkan sudah tidak ada lagi.”

Akan tetapi, perlu dicatatkan bahwa sikap kekritisan mereka tidak


dikenakan terhadap materi Asbabun Nuzul yang diriwayatkan oleh sahabat Nabi.
Mereka berasumsi bahwa apa yang dikatakan sahabat Nabi, yang tidak masul
dalam lapangan penukilan dan pendengaran, dapat dipastikan ia mendengar
ijtihadnya sendiri. Karena itu pula, Ibn Shalah, Al-Hakim dan para ulama hadits
lainnya menetapkan , “Seorang sahabat Nabi yang mengalami masa turun wahyu,
jika ia meriwayatkan suatu berita tentang Asbabun Nuzul, riwayatnya itu berstatus
Marfu‟.

Berkaitan dengan asbabun Nuzul, ucapan seorang tabi‟in tidak dipandang


sebagai hadits marfu‟, kecuali bila diperkuat oleh hadits mursal lainnya, yang
diriwayatkan oleh salah seorang imam tafsir yang dipastikan mendengar hadits itu
dari Nabi. Para imam tafsir itu diantaranya: Ikramah, Mujahid, Sa‟ad Ibn Jubair,

„Atha, Hasan Bisri, Sa‟id Ibn Musayyab dan Adh-Dhahhak.9


9
Prof. Dr. Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, (Jawa Barat: CV PUSTAKA SETIA, 2017), hlm. 65

9
G. Pengelompokkan Ayat-ayat al-Qur’an dari Segi Asbabun Nuzul

Pengelompokkan Ayat-ayat al-Qur‟an dari Segi Asbabun Nuzul Paling sedikit


ada tiga kemungkinan mengapa tidak seluruh ayat al-Qur‟an dapat diketahui
sebabsebab yang melatarbelakangi penurunannya. Dan masing-masing
kemungkinan itu terkait erat antara satu dengan yang lain. Kemungkinan pertama
tidak semua hal yang bertalian dengan proses turun al-Qur‟an ter-cover oleh para
sahabat yang langsung menyaksikan proses penurunan wahyu al-Qur‟an. Kedua,
penyaksian para sahabat terhadap hal-hal yang berkenaan dengan proses penurunan
wahyu al-Qur‟an tidak semuanya dicatat. Kalaupun kemudian dicatat, pencatatan
itu sendiri dapat dikatakan sudah terlambat. Sehingga, kalaupun semua proses
penurunan alQur‟an itu secara keseluruhan terekam oleh para sahabat, tentu ada
yang hilang dari ingatan mereka mengingat keterlambatan pencatatan itu tadi.
Ketiga, terbuka lebar kemungkinan ada sejumlah ayat-ayat al-Qur‟an yang
penurunannya memang tetap dipandang tepat dengan atau tanpa dikaitkan
langsung dengan suatu peristiwa untuk mengenali sebab nuzul ayat, selain bisa
ditelusuri melalui sejumlah kitab tafsir, atau denganpertanyaan
yangmendahuluinya. 10

Menurut Az-Zarqani tidak semua ayat atau beberapa ayat mempunyai asbāb
annuzūl, diantaranya ayat yang berbicara mengenai kejadian atau keadaan yang
telah lampau dan akan datang, semisal kisah nabi-nabi dan umat terdahulu dan juga
kejadian tentang as- sā„ah (kiamat) dan yang berhubungan dengannya. Ayat-ayat
seperti ini banyak terdapat dalam Al-Qur`‟an Al karim.11

10
Ahmad Zaini,Asbab an-nuzul dan urgensinya dalam memahami makna al-qur‟an.(Jurnal :
2014).hal.7

11
Ibid, hal. 24

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Asbabun Nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya Al-


Qur‟an berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian
atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi

Sebab-sebab turunnya Asbabun Nuzul yaitu: Karena terjadi suatu peristiwa.


Karena ada pernyataan yang diajukan pada Rasulullah.

Ada dua jenis redaksi yang digunakan oleh perawi dalam mengungkapkan
riwayat Asbab An-Nuzul, Yaitu sharih (visionable/ jelas) dan muhtamilah
(impossible/ kemungkinan). Redaksi sharih yang artinya riwayat yang sudah jelas
menunjukan Asbab An-Nuzul, dan tidak mungkin pula menunjukkan yang lainnya.

Diantara faidah mengetahui asbab al-nuzul adalah : Membantu dalam


penafsiran atau pemahaman makna ayat al-Qur‟an dsan menyingkap kesamaran
yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang sulit ditafsirkan.Mengetahui hikmah dalam
penetapan hukum. Mengkhususkan hukum yang bersifat umum.

Asbabun Nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW.
oleh karena itu, tidak boleh ada jalan lain untuk mengetahuinya, selain berdasarkan
periwayatan (pertransmisian) yang benar (naql ash- shalih) dari orang-orang yang
melihat dan mendengar langsung tentang turunnya ayat Al-Qur‟an. Dengan
demikian, seperti halnya periwayatan pada umumnya, diperlukan kehati-hatian
dalam menerima riwayat yang berkaitan dengan Asbabun Nuzul.

Pengelompokkan Ayat-ayat al-Qur‟an dari Segi Asbabun Nuzul Paling


sedikit ada tiga kemungkinan mengapa tidak seluruh ayat al-Qur‟an dapat
diketahui sebabsebab yang melatarbelakangi penurunannya. Dan masing-masing
kemungkinan itu terkait erat antara satu dengan yang lain

11
DAFTAR PUSTAKA

Mohammad Gufron, dkk., “Ulumul Qur‟an : Praktis dan Mudah”, (Yogyakarta:


Kalimedia, 2017

Mana‟ul Quth;an.Mahabist fi „Ulumil Quran.Terj.Halimudin.Pembahasan Ilmu


Quran.PT. RINEKA CIPTA.Jakarta.1993.

Prof. Dr. Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, (Jawa Barat: CV PUSTAKA SETIA, 2017).

Ahmad Zaini,Asbab an-nuzul dan urgensinya dalam memahami makna al-qur‟an.(Jurnal :


2014).

12

Anda mungkin juga menyukai