OLEH:
ALIF NABIL MUBAROK
RAHMAT RAMADHAN YASA
DOSEN PEMBIMBING:
Dr.SUHEFRI M.Ag
1. Az – Zarqani
Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang terjadi yang ada hubungannya dengan turunnya
ayat Al – Qur’an sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa tersebut terjadi
2. Shubhi Shalih
مَاُنِز َلِةاَألَيُة َاِو اَاْليَاُت ِبَسَبِبِه ُم َتَض ِّم َنًة َلُه َاْو ُمِج ْيَبًة َع ْنُه َأْو ُمِبْيَنًةِلِح َك ِمِه َز َم َن ُو ُك ْو ِع ِه
Sesuatu yang dengan sebabnyalah turun sesuatu ayat atau beberapa ayat yang mengandung
sebab itu, atau memberi jawaban tentang sebab itu, atau menerangkan hukumnya, pada
masa terjadinya peristiwa itu.
3. Ash – Shubuni
Asbabun Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu
atau beberapa ayat mulia kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama
4. Mana’ Al – Qhathan
. مَاُنِزَل ُقْر آٌن ِبَش ْأِنِه َو ْقَت ُو ُقْو ِع ِه َك حَاِد َثٍة َاْو ُس َؤ اٍل
Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau beberapa ayat.
Al – Qur’an (ayat – ayat) terkadang menyiratkan peristiwa itu, sebagai respon atasnya. Atau
sebagai penjelas terhadap hukum – hukum disaat peristiwa itu terjadi
5. Al – Wakidy
Asbabun Nuzul adalah peristiwa sebelum turunnya ayat, walaupun sebelumnya itu
masa jauh. Seperti adanya peristiwa gajah dengan surat Al – Fiil,Jadi yang disebut dengan
Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya sebuah ayat atau beberapa ayat,
atau suatu pernyataan yang menjadi sebab turunnya ayat sebagai jawaban, atau sebagai
penjelas yang diturunkan pada waktu terjadinya suatu peristiwa. Dalam hal Asbabun Nuzul,
ucapan seorang Tabi’i (generasi sesudah sahabat Nabi) tidak dapat dipandang sebagai hadist
shahih kecuali jika diperkuat oleh hadist mursal lainnya yang diriwayatkan oleh seorang
imam ahli tafsir yang dapat dipastikan mengambil hadist itu dari sahabat Nabi. Para imam
ahli tafsir itu antara lain : ‘Ikrimah, Mujahid, Sa’ad bin Jabir, ‘Atha, Hasan Bashri, Sa’id bin
Musayyab, dan Adh – Dhahhak.
- Mengambil hikmah atau pelajaran dibalik kejadian atau peristiwa turunnya ayat Alquran.
- Meningkatkan keimanan dan menghilangkan rasa ragu terhadap suatu ayat Alquran sebab
sudah jelas hukumnya yang ditetapkan Alalh SWT.
- Menentukan hukum dengan sebab dan mengkhususkan hukum bersifat umum.
- Menghafal Alquran termasuk sebab-sebab turunnya ayat Alquran tersebut dan kejadian
yang terjadi dalam Alquran.
Itulah beberapa penjelasan mengenai fungsi asbabun nuzul artinya adalah latar belakang
diturunkannya ayat Alquran. Sehingga dapat memudahkan kalian memahami makna
sebenarnya dari arti asbabun nuzul.
Ada banyak sekali contoh asbabun nuzul artinya adalah latar belakang turunnya ayat
Alquran. Sebab setiap ayat dalam Alquran memiliki sebab-sebab tersendiri mengapa ayat
tersebut diturunkan oleh Allah SWT. Karena itulah di bawah ini penjelasan mengenai contoh
asbabun nuzul yang perlu kalian ketahui.
Surat Al Fil yang memiliki arti Gajah ini memiliki asbabun nuzul yang penting diketahui
umat muslim. Sebab asbabun nuzul surat Al Fil berkaitan dengan peristiwa ketika pasukan
gajah yang dipimpin Abrahah menyerang Ka'bah. Di mana pasukan gajah tersebut berusaha
menghancurkan Ka'bah. Allah SWT kemudian menurunkan burung ababil yang membantu
kaum muslimin mengalahkan pasukan gajah. Selain itu turunnya surat Al Fil juga bertepatan
dengan tahun kelahiran Rasulullah SAW.
Selain itu ada juga contoh asbabun nuzul yang berkaitan dengan bentuk pertanyaan. Seperti
telah dijelaskan ulasan sebelumnya, kalau ada beberapa bentuk asbabun nuzul salah satunya
berisi tentang pertanyaan. Nah, salah satu contoh dari asbabun nuzul bentuk pertanyaan
misalnya saja surat Al-Kahfi. Di mana dalam surat Al Kahfi memiliki asbabun nuzul
pertanyaan tentang Ashabul kahfi, Zulkarnain, dan ruh. Pada ayat 83-85 asbabun nuzul
menjelaskan tentang siapakah Zulkarnain itu.
"Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain, Katakanlah, 'Aku akan
bacakan pada kalian sebagian dari berita tentangnya.' Kami itu sungguh telah memberikan
kekuasaan kepadanya di muka bumi, dan Kami pun telah menganugerahkan kepadanya jalan
untuk (mencapai) segala sesuatu. Maka dia pun menempuh suatu jalan."
Ada juga asbabun nuzul yang berisi mengenai suatu hukum. Salah satu contohnya
adalah Surat Al-Maidah ayat 90 yang mengharamkan khamr, judi, berkurban untuk berhala.
Asbabun nuzul ayat tersebut berkaitan dengan peristiwa yang terjadi ketika dua kabilah
golongan Anshar dalam perjamuan mereka disuguhi khamr (minuman keras). Peristiwa
tersebut memicu adanya perkelahian saat mabuk hingga memunculkan permusuhan.
Selanjutnya turunlah surat Al-Maidah ayat 90.Itulah penjelasan tentang asbabun nuzul artinya
adalah sebab-sebab turunnya ayat Alquran. Sehingga dapat memudahkan kalian memahami
makna di balik turunnya ayat Alquran.
Allah berfirman: “Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar
kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian
demi bagian.” (Al Isra: 106)
Setelah itu, nabi dituntun untuk senantiasa memelihara kebersihan. Kebersihan dalam hal ini
bukan hanya mencakup kebersihan fisik, tetapi juga kebersihan batin. Hal ini tercantum
dalam Surat Al Muddatstsir ayat 1-7 yang artinya:
“Wahai orang yang berselimut, bangunlah dan sampaikanlah. Dan Tuhanmu agungkanlah.
Bersihkanlah pakaianmu. Tinggalkan kotoran (syirik). Janganlah memberikan sesuatu
dengan mengharap menerima lebih banyak darinya. Sabarlah engkau melaksanakan
perintah-perintah Tuhanmu.”
Hal ini dapat dilihat pula pada firman Allah dalam Surat Al Muzzamil ayat 1-4 yang artinya:
“Wahai orang yang berselimut, bangkitlah. Shalatlah pada malam hari kecuali sedikit
darinya. Yaitu separuh malam, kurang sedikit dari itu atau lebih. Dan bacalah Al Quran
dengan tartil.”
2. Dasar-dasar akhlak mulia dan kecaman terhadap pandangan hidup masyarakat jahiliyah
Hal ini dapat dilihat salah satunya pada Surat At-Takatsur. Surat ini berisi kecaman kepada
masyarakat yang bermegah-megah dengan menumpuk harta dan berakhir dengan kelalaian.
Akibatnya, mereka mengabaikan hal-hal penting yang seharusnya mendapat perhatian lebih
baik.
Misalnya yang dijelaskan dalam Surat Al Ikhlas dan Surat Al-A’la. Pada surat ini termaktub
penegasan akan keesaan Allah dan penolakan atas anggapan kesamaan Allah dengan
makhluk lain.
B.Periode kedua[madaniyah]
Periode Madinah ini yakni selama 9 tahun 9 bulan 9 hari. Ayat atau surat yang turun
dalam periode ini kemudian dinamakan ayat ataupun surat Madaniyyah.
Namun, sebagian ulama Alquran, sebagaimana diuraikan oleh Nasr Hamid Abu Zaid dalam
bukunya yang berjudul "Tekstualitas Alquran: Kritik Terhadap Ulumul Qur'an", ada yang
bersikap berlebihan dalam membedakan aspek tempat ini.
Mereka membuat klasifikasi khusus mengenai ayat apa saja yang diturunkan di antara Makkah
dan Madinah dalam perjalanan-perjalanan Rasulullah SAW, ayat apa saja yang diturunkan
setelah hijrah, sewaktu melakukan penaklukan, atau haji.
Kelompok ulama ini juga memberikan perhatiannya terhadap ayat apa saja yang diturunkan di
luar Makkah dan Madinah, ayat apa saja yang diturunkan di atas gunung di antara langit dan
bumi, dan ayat apa saja yang diturunkan di dalam gua di bawah tanah.
Mereka juga membuat pembedaan antara ayat yang diturunkan ketika dalam perjalanan (safari)
dan tidak dalam perjalanan (hadhari), antara yang diturunkan pada malam dan siang hari, dan
ayat yang diturunkan di langit dan di bumi.
Semua pembagian yang detil ini didasarkan pada kriteria tempat sebagai dasar klasifikasi tanpa
mempertimbangkan pengaruhnya terhadap teks dari segi isi maupun bentuknya.
Selain kriteria di atas, ada kriteria lain yang dipergunakan untuk membedakan antara ayat
Makkiyyah dan Madaniyyah, yaitu kriteria sasaran pembicaraan (mukhatab) teks pada
umumnya dalam setiap periode dari dua periode ini.
Penganut kriteria ini berpendapat bahwa ayat atau surat Makkiyyah sasarannya ditujukan kepada
penduduk Makkah. Sementara ayat atau surat Madaniyyah ditujukan kepada penduduk
Madinah.
Satu-satunya tanda model pembagian berdasarkan kriteria ini adalah bahwa setiap surat
Makkiyyah selalu dimulai dengan kalimat “Ya ayyuha an-nas (wahai manusia)”.
Sementara surat Madaniyyah selalu dimulai dengan kalimat “Ya ayyuhalladzina aamanu (wahai
orang-orang yang beriman)”.
Kriteria ini, menurut Nasr Hamid Abu Zaid, cacat karena sasaran Alquran sangat bervariasi.
Masyarakat yang menjadi sasaran Alquran tidak terbatas pada dualisme "manusia" dan "yang
beriman".
1
1
jihadada.blogspot.in/p/mengenal-surat-surat-makiyah dan.html?
m=muhfathurrohman.wordpress.com/2012/12/14/makkiyah-dan-madaniyahmahrus-salim.blogspot.in/201/
12/makkiyah-dan-madaniyah.html?mmuslimdaily.net/ilmu/al!uran/urgensi-mengetahui-ayat-makkiyah-dan-
madaniyah. pekalonganbatikcommunity.blogspot.in/2012/0"/makalah-ilmu-makiyah-
madaniyah.html?m=1