Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam – dalamnya dari
segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio . Filsafat juga bisa disebut sebagai
pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang menjadi konsep dasar
tentang kehidupan yang dicita – citakan .
Logika dari kata sifat logike ( bahasa Yunani ) , yang berhubungan dengan kata benda
Logos yang artinya pikiran atau kata sebagai pernyataan dari pikiran itu. Hal ini
menunjukan kepada kita adanya hubungan yang erat antara pikiran dan kata yang
merupakan pernyataannya dalam bahasa.
Jadi, secara etimologis, logika adalah ilmu yang mempelajari pikiran yang dinyatakan
dalam bahasa. Yang dimaksud dengan berfikir disini adalah suatu kegiatan untuk
mencapai suatu pengetahuan. Logika sendiri juga biasanya diartikan sebagai suatu
metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran, atau sebagai
alat, instrumen, pengukur yang dipergunakan untuk menjaga akal agar tidak
tersalahkan dalam berfikir. Logika juga dikatakan suatu ilmu yang memberikan aturan
– aturan berfikir yang valid, yang bisanya dipergukan untuk mencari sesuatu yang
belum diketahui berdasarkan sesuatu yang sudah diketahui, sehingga dengan
menggunakan aturan – aturan itu, akal kita dapat mencapai kebenaran yang tetap dan
terhindar dari suatu ketidak benaran. Dengan kata lain, sesuatu yang telah diketahui
itu merupakan data atau bahan pemikiran, sedangkan sesuatu yang belum diketahui
merupakan konklusi yang diperoleh dari data pemikiran tsb.
Logika berfikir dipandang dari segi kelurusan atau ketepatannya. Suatu pemikiran
logika akan disebut lurus apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum – hukum serta
aturan yang sudah ditetapkan dalam logika.
Logika dimulai sejak Thales ( 624 SM – 548 SM ), filosofi Yunani pertama yang lebih
memilih akal budi untuk memecahkan rahasia yang ada dalam alam semesta,Ia pun
memperkenalkan logika induktif.Sejak Thales mengenalkan pernyataannya, logika
telah mulai berkembang.Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu,yang
kemudian disebut logike episteme(bahasa Latin:logica scientica),atau ilmu logika.Dan
logika saat itu masih disebut dengan analitica.Dan dikembangkan kembali oleh
Theoprastus,sebagai murid Aristoteles.Istilah logika untuk pertama kalinya
dikenalkan oleh Zeno,pelopor kaum Stoa ( 334 SM – 226 SM).
Lalu, pada abad pertengahan mencatat berbagaai pemikiran yang sangat penting bagi
perkembangan logika,dan banyak tokoh yang menyusun logika yang sangat berbeda
dengan logika Aristoteles,dan dikenal sebagai logika modern. Karya Boethius
dibidang silogisme hipotesis, berpengaruh bagi perkembangan teori konsekuensi yang
merupakan salah satu hasil terpenting bagi perkembangan logika pada abad
pertengahan.
Umat Islam telah mengenal filsafat Yunani secara umum,dan logika Aristoteles secara
khusus,setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW,dari beberapa daerah yang dulunya
merupakan daerah kawasan pusat studi filsafat Yunani(Irak,Syam,Mesir).Dan karena
Umat Islam saat itu mendapat serangan dari non Muslim yang mengajukan argumen
argumen filosofis dan logis yang mereka dapat dari bangsa Yunani.Maka,Umat Islam
pun mempelajari filsfat dan logika pula untuk menangkis argumen argumen yang
ingin menjatuhkan Umat Islam.
Logika Aristoteles masuk kedalam dunia Islam tidak sekaligus,tapi melalui beberapa
fase.Fase yang pertama yaitu,masa pengenalan logika Aristoteles,yang tejadi pada
masa Bani Umayyah;fase kedua,yaitu masa penerjemahan dengan secara tebuka,yang
tejadi pada masa khalifah al-Mansyur;dan fase ketiga dan seterusnya,yaitu masa
pendalaman dan pengkajian yang serius dan kritis,yaitu masa dimana lahirnya para
filsuf dan ahli logika yang produktif.
A. Logika Alamiah yang berarti kinerja akal budi manusia yang berfikir secara benar
atau tepat dan lurus sebelum adanya pengaruh oleh keinginan – keinginan dan
kecenderungan – kecenderungan yang subyektif.Logika ini juga sudah ada sejak
manusia dilahirkan dan sifatnya murni.
B. Logika Ilmiah ini berarti memperhalus, mempertajam akal budi serta dalam setiap
pemikiran. Berkat logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja lebih tepat, lebih
teliti, lebih mudah dan lebih aman. Dan dengan logika ilmiah,setiap pemikiran
dapat terhidar dari kesesatan atau setidaknya mengurangi hal tersebut.
Ada 4 hukum dasar dalam logika oleh John Stuart Mill (1806-1873),tiga dari empat
hukum tersebut berasal dari Aristoteles. Ke-4 hukum dasar itu adalah :
1. Hukum Identitas (Law of Identify)
Yang menegaskan bahwa sesuatu itu sama dengan dirinya sendiri. Contoh ( P = P ).
2. Hukum Kontradiksi (Law of Contradiction)
Yang menyatakan bahwa sesuatu pada waktu yang sama tidak dapat sekaligus
memiliki sifat tertentu dan tidak mungkin. Contoh (tidak mungkin P = Q dan
sekaligus P = Q ).
3. Hukum Tiada Jalan Tengah ( Law Of Excluded Middle )
Yang mengungkapkan bahwa sesuatu itu pasti memiliki suatu sifat tertentu atau tidak
memiliki sifat tertentu itu dan tidak ada kemungkinan lain. Contoh ( P = Q atau P =
Q ).
4. Hukum Cukup Ulasan ( Law Of Sufficient Reason )
Yang menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan pada sesuatu, perubahan itu harus
berdasarkan pada alasan yang cukup. Itu berarti tidak ada perubahan yang terjadi
dengan tiba – tiba tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan .