Anda di halaman 1dari 9

BEBERAPA AYAT TURUN DENGAN SATU SEBAB

ATAU SATU ORANG

Windi Antika dan Qinthara Sanajmi S.


Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Langsa Jalan
Meurandeh, Kec. Langsa Lama, Kota Langsa, Aceh 24411
e-mail: windiii09876@gmail.com

Abstrak: Asbabun nuzul adalah beberapa ilmu yang harus dipahami bagi
seseorang yang ingin menafsirkan Al-Qur’an. Memahami asbabun nuzul yaitu
sebuah kemestian, agar nantinya tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan ayat-
ayat Al-Qur’an, Asbabun Nuzul yaitu kejadian atau peristiwa yang melaatar
belakangi turunnya ayat Al-Qur’an untuk menjawab, menjelaskan, dan
menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dari kejadian tersebut. Asbab an-
nuzul merupakan sesuatu yang dapat di pakai untuk memberikan keterangan
terhadap turunnya ayat Al-Quran dan memberinya konteks dalam memahami
perintah-perintahnya. Sudah tentu bahan-bahan ini hanya melingkupi peristiwa
pada masa Al-Qur'an masih turun (ashr at-tanzil). Dari segi jumlah sebab dan ayat
yang turun, macam-macam asbab an-nuzul dapat kita bagi kepada; Ta'addud Al-
Asbab Wa Al-Nazil Wahid dan Ta'adud an-nazil wa al-asbab wahid. Ungkapan-
ungkapan yang digunakan oleh para sahabat untuk menunjukkan turunnya Al-
Qur'an tidak selamanya sama. Secara garis besar dikelompokkan dalam dua
kategori yaitu Sarih (jelas) dan Muhtamilah (masih kemungkinan atau belum
pasti). Asbab annuzul mempunyai arti penting dalan menafsirkan Al-Qur'an.
Seseorang tidak akan mencapai pengertian yang baik jika tidak memahami
riwayat asbab annuzul suatu ayat.

Kata Kunci: Pengertian, Macam-Macam Asbabun Nuzul

Pendahuluan

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang menjadi sumber utama bagi manusia
sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia muslim di dunia yang bertujuan
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi. Baik kehidupan di dunia maupun
di akhirat, salah satu pesan-pesan dari ayat al-Qur’an yakni melalui Asbab An-
Nuzul. Kata Asbabun Nuzul terdiri atas kata asbab dan annuzul. Asbab adalah
kata jamak dari kata mufrad, sabab yang secara etimologis berarti sebab, alasan,
illat (dasar logis), perantaraan, wasilah, pendorong (motivasi), tali kehidupan,
persahabatan, hubungan kekeluargaan, kerabat, asal, sumber, dan jalan. Yang
dimaksud dengan nuzul di sini ialah penurunan Al-Qur'an dari Allah Swt, kepada
Nabi Muhammad Saw, melalui perantaraan malaikat Jibril. Karena itu, istilah
lengkap asalnya ialah Asbabun Nuzulil Qur'an yang berarti sebab-sebab turun Al-
Qur'an. Namun demikian, dalam istilah teknis keilmuan lazim dikenal dengan

1
sebutan asbab/sababun nuzul saja, tanpa menyertakan kata Al-Qur'an karena
sudah dikenal luas pengertian, dan maksudnya.
Asbab An-Nuzul ini menjelaskan bagaimana sebab-sebab turunnya ayat
al-Qur‟an melalui wahyu yang diturunkan oleh malaikat jibril dan disampaikan
kepada Nabi Muhammad Saw, baik satu ayat, maupun satu surat. Pernyataan
tersebut itu muncul yang diungkapkan oleh ahli sejarah Qur‟an maupun sejaran
Agama Islam. Masalah lafadz atau makna yang mungkin terdapat ayat-ayat yang
kurang jelas , untuk mencari kejelasan yang ada adalah dengan cara mencari tahu
bagaimana latar belakang turunnya ayat tersebut dengan sebab suatu peristiwa
yang terjadi, sehingga dapat memahami dan memperoleh makna ayat tersebut
secara jelas dan sempurna. Makan dengan itu Asbab An-Nuzul ini dianggap
penting oleh sebagian ulama, karena dengan Asbab An-Nuzul akan mudah
memahami dan mengurangi rasa keraguan untuk menafsirkan ayat al-Qur’an
dengan baik dan benar. Dalam setiap kejadian Asbᾱb an-Nuzul selalu berkaitan
dengan kisah-kisah sahabat Nabi, karena itu peristiwa Asbab an-Nuzul ini sangat
bermanfat bagi penafsir al-Qur‟an, dalam pengetahuan Asbab an-Nuzul ada 2
sighat yang berbeda yakni pertama Sharihah dan mumtamalah. Maka dengan itu
kisah Asbᾱb an-Nuzūl ini dapat memperluas pengetahun manusia agar tidak
tersesat dalam menerima sebuah pemahaman yang ada.

Pembahasan

A. Definisi Asbabun Nuzul

Kata asbab al-nuzul, terdiri dari dua akar kata, yaitu: yang " ‫ " سثة‬jamak
dari ‫ " أسثاب‬kata . " ‫ " َشٔل‬dan “ ‫ " أسثاب‬artinya sebab, alasan. Sedangkan kata
“‫ "َشٔل‬berarti turun. Asbab al-nuzul adalah adanya suatu peritiwa atau per-
tanyaan yang diajukan pada Rasulullah, kemudian turun- lah satu ayat atau
beberapa ayat al-Qur'an mengenai peris- tiwa atau pertanyaan tersebut.
Dari definisi tersenut dapat di ketahui, bahwa asbab al-nuzul berkisar pada
dua hal yaitu:
1. Bila terjadi suatu peristiwa, maka turunlah ayat Al-Qur'an mengenai
peristiwa ini. Hal itu seperti diriwayatkan dari Ibn Abbas, yang mengatakan:
"Ketika turan Dan peringatkanlah kerabat-kerabatmu yang terlihat Nabi
pergi dan naik ke bukit Safa, lalu berseru: "Wahai kaum. ku! “Maka mereka
berkumpul ke dekat Nabi. Ia berkata lagi: "Bagaimana pendapatmu bila aku
beritahukan kepadamu bahwa di balik gunung ini ada sepasukan berkuda
yang hendak menyerangmu: percayakah kamu apa yang kukatakan? Mereka
menjawab: “Kami belum pernah melihat engkau berdusta. Dan Nabi
melanjutkan: “Aku memperingatkan kamu tentang siksa yang pedih. Ketika
itu Abu Lahab lalu berkata: Ketika itu Abu Lahab lalu berkata: “Celakalah

2
engkau, apakah engkau mengumpulkan kami hanya untuk urusan ini?' Lalu
ia berdiri. Maka turunlah surah ini Celakalah kedua tangan Abu Lahab".
2. Bila Rasulullah ditanya tentang sesuatu hal, maka turunlah ayat Qur'an
menerangkan hukumnya. Hal itu seperti ketika Khaulah binti Sa'labah
dikenakan zihâr oleh suaminya, Aus bin Sâmit. Lalu datang kepada
Rasulullah mengadukan hal itu. Aisyah berkata: "Mahasuci Allah yang
pendengaran-Nya meliputi segalanya Aku mendengar ucapan Khaulah binti
Sa'labah itu, sekalipun tidak seluruhnya. la mengadukan suaminya kepada
Rasulullah. Katanya: Rasulullah, suamiku telah menghabiskan masa mudaku
dan sudah beberapa kali aku mengandung karenanya, sekarang, setelah aku
menjadi tua dan tidak beranak lagi, ia menjatuhkan zihar kepadaku! Ya
Allah sesung-guhnya aku mengadu kepada-Mu. “Aisyah berkata: “Tiba-tiba
Jibril turun membawa ayat-ayat ini: Sesungguhnya Allah telah mendengar
perkataan perempuan yang mengadu kepadamu tentang suaminya, yakni Aus
bin Samit."
Tetapi hal ini tidak berarti bahwa setiap orang harus mencari sebab turun
setiap ayat, karena tidak semua ayat Al-Qur'an diturunkan karena timbul
suatu peristiwa dan kejadian, atau karena suatu pertanyaan. Tetapi ada di
antara ayat Al-Qur'an yang diturunkan sebagai permulaan, tanpa sebab,
mengenai akidah iman, kewajiban Islam dan syariat Allah dalam kehidupan
pribadi dan sosial. Al-Ja'bari menyebutkan: Al-Qur'an diturunkan dalam dua
kategori: yang turun tanpa sebab, dan yang turun karena suatu peristiwa
atau pertanyaan.1

B. Macam-Macam Asbab Annuzul


Dari segi jumlah sebab dan ayat yang turun, asbab an-nuzul dapat dibagi
kepada:
1. Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid
Beberapa sebab yang hanya melatar belakangi turunnya satu ayat/
wahyu. Terkadang wahyu turun untuk menanggapi beberapa peristiwa
atau sebab, misalnya turunnya Q.S. Al-Ikhlas: 1-4, yang berbunyi:

‫ص ًَ ٌۚد ُ نَ ْى يَ ِهدْ َٔنَ ْى ي ُْٕنَ ْۙدْ َٔنَ ْى يَ ُك ٍْ نَّّٗ ُكفُ ًٕا ا َ َحد‬ ‫ّٰللاُ ا َ َح ٌۚد َ ه‬
َّ ‫ّٰللاُ ان‬ ‫لُ ْم ْ َُٕ ه‬

Artinya: “Katakanlah: Dia-lah Allah, yang maha Esa. Allah adalah tuhan
yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Tiada berada beranak dan
tiada pula di peranakkan. Dan tiada seoarangpun yang setara dengan
dengan dia. Ayat-ayat yang terdapat pada surat di atas turun sebagai

1
Mohammad Gufron M.Pd, Rahmawati M.A, Ulumul Qur’an Praktis Dan Mudah, (Penerbit Teras:
Perum Polri Gowok Blok D 3 No. 200, Depok Sleman Yogyakarta, 2013), hal 108

3
tanggapan terhadap orang-orang musyrik makkah sebelum nabi hijrah,
dan terhadap kaum ahli kitab yang ditemui di madinah setelah hijrah.
Contoh yang lain: “peliharalah semua shalatmu, dan (peliharah) shalat
wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.
Ayat di atas menurut riwayat diturunkan berkaitan dengan beberapa
sebab berikut:
a. Dalam sustu riwayat dikemukakan bahwa nabi saw. Shalat dzuhur di
waktu hari yang sangat panas. Shalat seperti ini sangat berat
dirasakan oleh para sahabat. Maka turunnlah ayat tersebut di atas.
(HR. Ahmad, bukhari, abu daud).
b. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa nabi saw, shalat dzuhur di
waktu yang sangat panas. Di belakang Rasulullah tidak lebih dari
satu atau dua saf saja yang mengikutinya. Kebanyakan diantara
mereka sedang tidur siang, adapula yang sedang sibuk berdagang.
Maka turunlah ayat tersebut diatas (HR.ahmad, an-nasa’i, ibnu jarir).
c. Dalam riwayat lain dikemukakan pada zaman rasulullah SAW. Ada
orang-orang yang suka bercakap-cakap dengan kawan yang ada di
sampingnya saat meraka shalat. Maka turunlah ayat tersebut yang
memerintahkan supaya diam pada waktu sedang shalat (HR. Bukhari
muslim, tirmidhi, abu daud, nasa’i dan ibnu majah).
d. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ada orang-orang yang
bercakapcakap di waktu shalat, dan ada pula yang menyuruh
temannya menyelesaikan dulu keperluannya(di waktu sedang shalat).
Maka turunlah ayat ini yang sedang memerintahkan supaya khusyuk
ketika shalat.

2. Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahid


Terkadang suatu kejadian menjadi sebab bagi dua wahyu yang
diturunkan (dua ayat atau lebih). Satu sebab yang melatar belakangi
turunnya beberapa ayat. Hal ini dalam Ulum Al- Quran disebut dengan
istilah "ta'addud nazil wa as-sabab al-wahid" (terbilang ayat yang turun,
sedangkan sebab turunnya satu).
Contoh satu kejadian yang menjadi sebab bagi dua ayat yang
diturunkan, sedangkan antara yang satu dengan yang lainnya berselang
lama adalah riwayat asbab al-nuzul yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir
Ath- Thabari, Ath-Thabrani, dan Ibn Mardawiyah dari Ibnu Abbas:

4
َ ‫اٌ فَذِاَا َجا‬ِ ‫ا‬َ ‫ش ْي‬ ُ ُْ َ‫ساٌ ي‬
َّ ‫ظ ُز إِنَ ْي ُك ْى تِعَ ْيُِي ان‬ َ َْ ِ‫سيَأْتِ ْي ُك ْى إ‬
َ ََُِّّ‫ إ‬:َ‫ش َج َزجٍ فَمَال‬َ ‫سا فِي ِظ ِّم‬ ً ‫ّٰللاِ َجا ِن‬ َّ ‫سٕ ُل‬ ُ ‫َكاٌَ َر‬
َ‫ َع ََل َو تَ ْشت ُ ًََُّٗ أ َ َْت‬:َ‫ّٰللاِ فَمَال‬ َّ ‫سٕ ُل‬ ُ ‫يٍ فَدَ َعاُِ َر‬ ِ ُِ‫طهَ َع َر ُجم أ َ ْس َر ُق ْانعَ ْي‬َّ ‫ فَهَ ْى يَ ْهثَثُٕا أ َ ٌِ ا‬،ًُُِٕ ّ‫فَ ََل ت َ َك ِه‬
َّ ‫اَّللِ َيا لَانُٕا َحتَّٗ ت َ َج َأسَ َع ُْ ُٓ ْى فَأ َ َْشَ َل‬
ُ ‫ّٰللا‬ َّ ِ‫ص َحاتِ ِّ فَ َخهَفُٕا ت‬ ْ َ ‫انز ُج ُم فَ َجا َ أل‬َّ َ‫اهَك‬ َ َْ ‫ فَا‬. َ‫ص َحاتُك‬ ْ َ ‫َٔأ‬

Artinya: “Bahwasanya Rasulullah Saw. duduk di bawah naungan pohon.


Maka bersabdalah beliau:“Sesungguhnya akan datang kepadamu seorang
manusia yang melihat kepadamu dengan dua mata setan. Maka apabila
datang, janganlah kamu berbicara dengan dia.” Tidak lama kemudian
datanglah seorang laki-laki yang biru matanya. Maka Rasulullah
memanggilnya dan berkata: “Mengapa kamu dan sahabat-sahabatmu
memaki aku.” Orang itu pergi kemudian datang membawa teman-
temannya. Mereka bersumpah dengan nama Allah bahwa mereka tidak
memaki Nabi. Terus menerus mereka mengatakan demikian sehingga
Nabi memaafkan mereka. Maka Allah menurunkan ayat:

‫اَّللِ َيا لَانُٕا َٔنَمَدْ لَانُٕا َك ِه ًَحَ ْان ُك ْف ِز َٔ َكفَ ُزٔا تَ ْعدَ ِإس ََْل ِي ِٓ ْى َٔ َْ ًُّٕا ِت ًَا نَ ْى يََُانُٕا َٔ َيا ََ َم ًُٕا ِإ ََّّل‬ َّ ‫يَحْ ِهفٌَُٕ ِت‬
‫ّٰللاُ َعذَاتًا أ َ ِني ًًا فِي‬
َّ ‫ض ِه ِّ فَذ ِ ٌْ يَتُٕتُٕا يَكُ خَ ي ًْزا نَ ُٓ ْى َٔإِ ٌْ يَت ََٕنَّ ْٕا يُعَ ِذّ ْت ُٓ ُى‬
ْ َ‫سٕنُُّ ِي ٍْ ف‬ َّ ‫أ َ ٌْ أ َ ْعَُا ُْ ُى‬
ُ ‫ّٰللاُ َٔ َر‬
)٤٧ :‫ (انتٕتح‬.‫يز‬ ِ َ ‫ي ٍ َٔ ََّل‬
ٍ ‫َص‬ ّ ‫ض ِي ٍْ َٔ ِن‬ ِ ‫اآلخ َزجِ َٔ َيا نَ ُٓ ْى فِي ْاأل َ ْر‬
ِ َٔ ‫اندُّ َْيَا‬

Artinya: “Mereka bersumpah dengan namna Allah bahwa mereka tidak


mengatakan sesuatu yang menyakitimu, padahal mereka telah zhahirkan
(menyatakan) kalimat kufur dan telah kufur kembali sesudah mereka
Islam dan mereka berkeinginan untuk mengerjakan apa yang mereka
tidak bisa dapati: dan mereka tidak benci, melainkan karena Allah dan
Rasul-Nya mengayakan mereka dengan karunia-Nya. Tetapi jika mereka
tobat adalah lebih baik bagi mereka: dan jika mereka berpaling, Allah
akan azab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat: dan tidak
ada bagi mereka pembantu di bumi dan tidak ada penolong."(QS. At-
Taubah 9: 74).
Demikian pula Hakim meriwayatkan hadits ini dengan redaksi yang
sama, "Maka Allah menurunkan surat al-Mujadalah ayat 18- 19." Maka
dari satu kejadian itu, menjadi turunnya dua ayat, yaitu surat at-Taubah
ayat 74 dan surat al-Mujadalah ayat 18-19.2
Ada salah satu sebab yang menggambarkan turunnya beberapa ayat
Al-Qur’an dengan sebab yang sama, Contoh : Q.S. Ad-dukhan/44: 10,15
dan 16, yang berbunyi:

ٍٍ ‫ار ت َم ِةْ ي َ ْٕ وَ ت َأ ْت ِ ي ان س َّ ًَ ا ُ ت ِ د ُ َخ ا ٌٍ ُي ث ِ ي‬
ْ َ‫ف‬
Artinya: maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata.

2
Dr. H. Moch. Tolchah, M.Ag, “Aneka Pengkajian Studi Al-Qur’an”, (PT Likis Pelangi Aksara:
Parang Tritis Km 4,4 Yogyakarta, Februari 2016) hal 136

5
ً ِ‫إ ِ َ َّ ا كَ ا ِش ف ُ ٕ ان ْ ع َ ذ َ ا بِ ل َ ه‬
ٌَ ُٔ ‫يَل ٌۚ إ ِ َ َّ ك ُ ْى عَ ا ئ ِ د‬
Artinya: “sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu agak
sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar)”.

ٌَ ٕ ًُ ِ‫ش انْ ث َ اْ شَ ح َ انْ ك ُ ث َْز ٰٖ إ ِ َ َّ ا ُي ُْ ت َم‬


ُ ‫ا‬
ِ ْ‫ي َ ْٕ وَ َ َ ث‬
Artinya:“(ingatlah) hari (ketika) kami menghantam mereka dengan
hantaman yang keras. Sesungguhnya kami memberi balasan”.

Asbab an-nuzul dari ayat-ayat tersebut adalah: dalam suatu riwayat


dikemukakan, ketika kaum Quraisy durhaka kepada Nabi Saw. Beliau
berdo’a supaya mereka mendapatkan kelaparan umum seperti kelaparan
yang pernah terjadi pada zaman Nabi yusuf. Alhasil mereka menderita
kekurangan, sampai-sampai merekapun makan tulang, sehingga turunlah
(QS. Ad-dukhan/44: 10). Kemudian mereka menghadap nabi saw untuk
meminta bantuan. Maka rasulullah saw berdo’a agar di turunkan hujan.
Akhirnya hujanpun turun, maka turunnlah ayat selanjutnya (QS. Ad-
dukhan/44: 15), namun setelah mereka memperoleh kemewahan
merekapun kembali kepada keadaan semula (sesat dan durhaka) maka
turunlah ayat ini (QS. Ad-dukhan/44: 16) dalam riwayat tersebut
dikemukakan bahwa siksaan itu akan turun di waktu perang badar.
Dalam hal ini, Manna Al-Qaththan telah mengemukakan
pendapatnya, yang diringkas sebagai berikut:
a. Jika semua riwayat tersebut tidak menggunakan redaksi yang jelas
(sharih), seperti: “ayat ini turun mengenai hal ini” atau “aku kira ayat
ini turun mengenai hal ini”. Maka riwayat tersebut dianggap sebagai
cakupan hukum dari ayat yang bersangkutan, dan digunakan sebagai
tafsir ayat. Kecuali jika ada qarina atau indikasi pada salah satu
riwayat bahwa maksudnya adalah penjelasan Asbab An-Nuzul.
b. Jika salah satu riwayat tersebut bentuk redaksinya tidak jelas,
sedangkan riwayat lain menyebutkan Asbab An-Nuzul dengan jelas,
maka yang menjadi pegangan adalah riwayat yang redaksinya secara
jelas menunjukkan Asbab An-Nuzul.
c. Jika riwayat tersebut banyak dan semuanya secara jelas menunjukkan
Asbab An-Nuzul, sedangkan salah satu dari riwayat tersebut ada
yang shahih, maka yang menjadi pegangan adalah riwayat yang
shahih.
d. Jika riwayat-riwayat tersebut semuanya shahih, namun ada faktor lain
yang menjadikan salah satu riwayat lebih akurat, seperti adanya

6
sahabat yang menyaksikan sendiri peristiwa turunnya ayat tersebut,
maka riwayat yang lebih akurat ini yang dipilih.
e. Jika riwayat-riwayat tersebut sama kuat, maka dapat dihimpun atau
digabungkan jika memungkinkan. Dalam hal ini, ayat tersebut
diturunkan dengan sebab ganda atau beberapa sebab sekaligus,
terutama karena waktunya yang berdekatan antara peristiwa yang
satu dengan yang lainnya.
Jika riwayat-riwayat tersebut sama kuat, tetapi tidak bisa
dikompromikan karena jarak waktu yang berbeda atau berjauhan,
maka sema Asbab An-Nuzul tersebut bisa diambil dan dibawa pada
ketentuan berulang turunnya ayat. Pada konteks kedua, adakalanya
banyak ayat yang turun, sedangkan sebabnya hanya satu. Dalam hal
ini tidak ada permasalahan yang cukup penting, karena itu banyak
ayat yang turun di berbagai surat berkenan dengan satu peristiwa.
Contohnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Said bin Mansur,
Abdurrazaq, dan lain-lain, dari Ummu Salamah berkata: “Ya
Rasulullah, saya tidak mendengar Allah menyebutkan kaum
perempuan sedikit pun mengenai hijrah. Lalu turunlah ayat 195 surat
Ali-Imran. Diriwayatkan pula oleh Ahmad, Nasa’i, Ibnu Jarir, dan
lain-lain. Dari Ummu Salamah, yang mengatakan: “Aku telah
bertanya: Ya Rasulullah, mengapa kami tidak disebutkan dalam Al-
Qur’an sebagaimana kaum laki-laki? Beliau tidak menghiraukan
saya. Maka pada suatu hari aku dikejutkan oleh seruan Rasulullah
dari atas mimbar. Beliau membacakan: “Sesungguhnya laki-laki dan
perempuan muslim..... ayat 35 surat Al-Ahzab.
Hadits lain diriwayatkan oleh Hakim dari Ummu Salamah, yang
mengatakan: “Kaum laki-laki berperang sedangkan perempuan tidak.
Di samping itu, kami hanya memperoleh warisan setengah bagian.”
Maka Allah menurunkan ayat, “Dan janganlah kamu iri hati terhadap
karunia yang telah dilebihkan Allah........”, ayat 32 surat An-Nisa”.3

C. Beberapa Ayat Turun Mengenai Satu Orang


Terkadang seorang sahabat mengalami peristiwa lebih dari satu kali, dan
Qur'an pun turun mengenai setiap peristiwanya. Karena itu banyak ayat
yang turun mengenainya sesuai dengan banyaknya peristiwa yang terjadi.
Misalnya, apa yang diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab "Al-Adabul
Mufrad" tentang berbakti kepada kedua orang tua. Dari Sa'd bin Abi
Waqqas yang mengatakan: "Ada empat ayat Qur'an turun berkenaan
3
Muhyidin, M, Fathor Rohman, “Urgensi Asbab An-Nuzul Dalam Penafsiran Ayat-Ayat Al-
Qur’an”, Ulumul Qura: Jurnal Institut Psantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan Vol 17, No 01, April
2022, hal 57-58.

7
denganku. Pertama, ketika ibuku bersumpah bahwa ia tidak akan makan dan
minum sebelum aku meninggalkan Muhammad, lalu Allah menurunkan:
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu
mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik
(Luqman 31:15). Kedua, ketika aku mengambil sebilah pedang dan
mengaguminya maka aku berkata kepada Rasulullah: Rasulullah, berikanlah
kepadaku pedang ini. Maka turunlah Mereka bertanya kepadamu tentang
pembagian harta rampasan perang (al-Anfal 8:1). Ketiga, ketika aku sedang
sakit Rasulullah mengunjungiku, aku bertanya kepadanya: Rasullullah. aku
ingin membagikan hartaku, bolehkah aku mewasiatkan separuh- nya?' Ia
menjawab: "Tidak. Aku bertanya: "Bagaimana kalau seper- tiga? Rasulullah
diam. Maka wasiat dengan sepertiga harta itu diperbolehkan. Keempat,
ketika aku sedang minum minuman keras (khamr) bersama kaum Ansar,
seorang dari mereka memukul hidungku dengan tulang rahang unta. Lalu
aku datang kepada Rasulullah, maka Allah Azza wa Jalla menurunkan
larangan minum khamar." Dan termasuk ke dalam kategori ini yakni,
banyaknya ayat yang turun mengenai satu orang ialah muwafaqah
atau kebersesuaian kehendak/sikap Umar dengan wahyu. Dalam hal ini
telah turun wahyu yang sesuai dengan pendapatnya dalam banyak ayat.4

Kesimpulan
Asbab al-nuzul adalah adanya suatu peritiwa atau pertanyaan yang
diajukan pada Rasulullah, kemudian turunlah satu ayat atau beberapa ayat
Al-Qur'an mengenai peristiwa atau pertanyaan tersebut. Dari definisi
tersebut dapat diketahui,bahwa asbab annuzul berkisar pada dua hal: Bila
terjadi suatu peristiwa, maka turunlah ayat Qur'an mengenai peristiwa ini
dan Bila Rasulullah ditanya tentang sesuatu hal, maka turunlah ayat Qur'an
menerangkan hukumnya.
Dari segi jumlah sebab dan ayat yang turun, macam-macam asbab an-
nuzul dapat kita bagi kepada; Ta'addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid
(Beberapa sebab yang hanya melatar belakangi turunnya satu ayat/ wahyu )
dan Ta'adud an-nazil wa al-asbab wahid (Satu sebab yang melatar belakangi
turunnya beberapa ayat). Adapun beberapa ayat yang turun mengenai satu
orang yaitu karena seorang sahabat mengalami peristiwa lebih dari satu kali,
dan Qur'an pun turun mengenai setiap peristiwanya tersebut.

4
Achmad Zuhdi dkk, Studi Al-Quran, Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2017, hlm 272

8
Referensi
Rahmawati M.A, Gufron M.Pd, Mohammad, Ulumul Qur’an Praktis Dan Mudah, Penerbit
Teras: Perum Polri Gowok Blok D 3 No. 200, Depok Sleman Yogyakarta, 2013
Tolchah, M.Ag, Dr. H. Moch, “Aneka Pengkajian Studi Al-Qur’an”, PT Likis Pelangi
Aksara: Parang Tritis Km 4,4 Yogyakarta, Februari 2016
Muhyidin, M, Fathor Rohman, “Urgensi Asbab An-Nuzul Dalam Penafsiran Ayat-Ayat Al-Qur’an”,
Ulumul Qura: Jurnal Institut Psantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan Vol 17, No 01, April 2022
Zuhdi, Achmad, dkk, Studi Al-Quran, Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2017

Anda mungkin juga menyukai