Anda di halaman 1dari 16

PRESENTASI

ASBABUNNUZUL
MATA KULIAH: STUDI ALQURAN

DOSEN: DR. YULI HABIBATUL IMAMAH


KELOMPOK 5

• Nita Dwi Widayanti


• Nurlina
• Ratna Dewi
• Reiza Mardiansyah
• Risaluddin
• Rusmela Dewi
• Siti Munawaroh
• Ahmad Hatim Haitami
PENGERTIAN ASBABUNNUZUL

• Ibnu Al-Mandzur dalam kitab Lisanul Arab menyebutkan, secara etimologis kata
asbab merupakan bentuk jamak dari kata sebab yang berarti sesuatu yang
mengakibatkan sesuatu yang lain (sebab). Atau dalam bahasa Arab disebut kullu
syai-in yutawasshalu bihi ila ghairihi.
• Sedangkan kata nuzul berarti menduduki (hulul). Orang Arab menyebut seseorang
yang singgah di suatu suku dengan istilah nazil. Selain itu, kata nuzul juga
menurutnya memiliki arti turun, seperti kata turun dalam kalimat nazala min fauqi
ila asfal (turun dari atas ke bawah). Jadi menurutnya, nuzul atau nazala memiliki dua
arti, yaitu menduduki dan turun.
• Sedangkan dari segi terminologi, menurut Muhammad Abdul Adhim Az-Zarqani
dalam kitabnya Manahil al-Irfan, asbabun nuzul adalah ayat yang diturunkan
mengenai suatu kejadian atau peristiwa sebagai alat bukti yang sah pada hari
terjadinya.
Rep: Imas Damayanti Merah: Ani Nursalikah, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA
MACAM MACAM ASBABUNNUZUL
1. TA’ADDUD AL-ASBAB WA AL-NAZIL WAHID

• Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid


Beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu. Ada
kalanya wahyu turun untuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab, misalnya
turunnya Q.S. Al-Ikhlas ayat 1-4 yang berbunyi:
“Katakanlah:”Dia-lah Allah, yang maha Esa. Allah adalah tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Tiada berada beranak dan tiada pula di peranakkan. Dan
tiada seorang pun yang setara dengan dengan dia.”
• Surat tersebut diturunkan untuk menanggapi orang-orang musyrik Mekkah sebelum
Rasulullah SAW melakukan hijrah. Ayat itu juga diturunkan kepada kaum ahli kitab
yang ditemui di Madinah usai Rasulullah hijrah.
2. TA’ADUD AN-NAZIL WA AL-ASBAB WAHID

• Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahid

Asbabun nuzul Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahid merupakan satu sebab yang mendasari
turunnya beberapa ayat. Misalnya, Q. S. Ad-dukhan ayat 10, 15, dan 16, yang berbunyi:
“Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata,” (QS. Ad-Dukhan: 10)
“sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya
kamu akan kembali (ingkar),” (QS. Ad-Dukhan: 15)
• “(ingatlah) hari (ketika) kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras.
Sesungguhnya kami memberi balasan,” (QS. Ad-Dukhan: 16)
• Asbabun nuzul dari ayat-ayat tersebut terjadi ketika kaum Quraisy durhaka kepada
Rasulullah SAW. Beliau berdoa agar mereka merasakan kelaparan seperti yang
pernah terjadi pada zaman nabi Yusuf. Maka, Allah SWT menurunkan penderitaan
kepada kaum Quraisy sehingga turunlah QS. Ad-Dukhan ayat 10
• Akhirnya, kaum Quraisy menderita kekurangan hingga mereka makan tulang. Kaum
tersebut pun mendatangi Rasulullah SAW untuk meminta pertolongan. Maka
Rasulullah SAW berdoa agar diturunkan hujan. dan turunlah QS. Ad-Dukhan ayat 15.
• Hujan turun setelah Nabi Muhammad SAW berdoa, namun kaum Quraisy kembali
sesat dan durhaka. Kemudian, turunlah riwayat yang menjelaskan bahwa siksaan
akan turun ketika Perang Badar
• dikutip dari Jurnal Asbabun Nuzul: Pengertian, Macam-macam Redaksi dan Urgensi
yang ditulis oleh Pan Suaidi (2016)
SECARA MIKRO

• Yaitu mengetahui alasan di balik turunnya ayat-ayat dalam redaksi Al-Qur’an.


Namun sayangnya, hanya beberapa redaksi ayat Al-Qur’an yang memiliki asbabun
nuzul.
SECARA MAKRO

• Yaitu menelusuri sejarah dan riwayat turunnya suatu wahyu atau ayat. Cara ini dapat
dilakukan dengan mengutip cerita-cerita yang valid.
• Kata Imam Al Wahidi, seseorang tidak boleh memikirkan asbabun nuzul. Tetapi
asbabun nuzul harus didasarkan pada riwayat yang shahih atau mendengar dari
orang-orang yang secara langsung berpartisipasi dalam peristiwa asbabun nuzul
dan dari mereka yang mempelajari dan mencarinya dengan ilmu yang benar-benar
teruji.
KATEGORI-KATEGORI AYAT DALAM AL-QUR’AN

• Dikutip dari jurnal berjudul Asbabun Nuzul: Kajian Sejarah Turunnya Ayat-ayat Al-
Qur’an karya Syafril, ayat-ayat Al-Qur’an diklasifikasikan menjadi dua bagian.
Pertama, ayat-ayat yang turun sebagai penjelasan suatu peristiwa. Kedua, ayat-ayat
yang diturunkan sebelumnya tanpa ada peristiwa yang mendahului wahyu tersebut.
• Biasanya ciri-ciri ayat yang turun didahului oleh peristiwa-peristiwa yang memuat
kisah para nabi. Sedangkan ayat yang diturunkan tanpa peristiwa yang menjadi
penyebab berisi penjelasan tentang hari kiamat, nikmat surga, dan siksa neraka.
MANFAAT DAN HIKMAH MENGETAHUI
ASBABUNNUZUL

• Pertama, membantu seseorang dalam memahami kandungan ayat dan


menghindarkan kesulitan yang ada di dalam ayat.

• Kedua, memberikan pemahaman yang tepat bahwa hukum yang dibawa oleh ayat itu
adalah khusus untuk memberi penyelesaian peristiwa atau pertanyaan yang menjadi
sebab turunnya ayat tersebut.
• Ketiga, membantu memudahkan penghafalan dan pemahaman serta melekatkan
ayat-ayat yang bersangkutan dalam hati orang-orang yang mendengarnya, bila ayat-
ayat itu dibacakan.
• Keempat, dapat mengetahui hikmah (ilmu) Allah dengan yakin mengenai segala hal
yang disyariatkan melalui ayat-ayat yang diturunkannya. (RS Abdul Aziz, Tafsir Ilmu
Tafsir, 1991).
• Rep: Syahruddin el-Fikri Merah: Agung Sasongko REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai