Anda di halaman 1dari 12

NAMA : JUHAIRAH

NPM : 18110189
PRODI : ILMU KOMUNIKASI
KELAS : REG PAGI BANJARMASIN
MATA KULIAH : PENDIDIKAN AL QUR’AN

1. Asbabun Nuzul
a. Pengertian Asbabun Nuzul
Mengutip Jurnal Asabun Nuzul: Kajian Historis Turunnya Ayat Al-Quran tulisan
Syafril (2018), pandangan al-Wahidiy menegaskan bahwa pengetahuan tentang
asbabun nuzul tidak boleh diperoleh melalui penalaran, namun harus berdasarkan
riwayat sahih yang marfu kepada Nabi SAW.
Secara garis besar, asababun nuzul dapat dibedakan menjadi dua macam. Namun,
sebelum itu ada baiknya pahami terlebih dahulu pengertian asbabun nuzul.
Di sisi lain, Muhammad Abdul Azim az-Zarqani berpendapat bahwa asbabun
nuzul adalah suatu peristiwa yang melatarbelakangi turunnya Al-Quran yang
kemudian menjadi penjelas hukum ketika peristiwa itu terjadi.
Berikut macam-macam asbabun nuzul yang dikutip dari Jurnal Asbabun Nuzul:
Pengertian, Macam-macam Redaksi dan Urgensi yang ditulis oleh Pan Suaidi
(2016):
1). Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid
Asbabun nuzul Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid adalah beberapa sebab
yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu. Ada kalanya wahyu
turun untuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab, misalnya turunnya Q.S.
Al-Ikhlas ayat 1-4 yang berbunyi:
“Katakanlah:”Dia-lah Allah, yang maha Esa. Allah adalah tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Tiada berada beranak dan tiada pula di
peranakkan. Dan tiada seorang pun yang setara dengan dengan dia.”
Surat tersebut diturunkan untuk menanggapi orang-orang musyrik Mekkah
sebelum Rasulullah SAW melakukan hijrah. Ayat itu juga diturunkan kepada kaum
ahli kitab yang ditemui di Madinah usai Rasulullah hijrah.
2). Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahid
Asbabun nuzul Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahid merupakan satu sebab yang
mendasari turunnya beberapa ayat. Misalnya, Q. S. Ad-dukhan ayat 10, 15, dan 16,
yang berbunyi:
“Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata,” (QS. Ad-
Dukhan: 10)
“sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit
sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar),” (QS. Ad-Dukhan: 15)
“(ingatlah) hari (ketika) kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras.
Sesungguhnya kami memberi balasan,” (QS. Ad-Dukhan: 16)
Asbabun nuzul dari ayat-ayat tersebut terjadi ketika kaum Quraisy durhaka kepada
Rasulullah SAW. Beliau berdoa agar mereka merasakan kelaparan seperti yang
pernah terjadi pada zaman nabi Yusuf.
Akhirnya, kaum Quraisy menderita kekurangan hingga mereka makan tulang.
Kaum tersebut pun mendatangi Rasulullah SAW untuk meminta pertolongan.
Maka Rasulullah SAW berdoa agar diturunkan hujan.
Hujan turun setelah Nabi Muhammad SAW berdoa, namun kaum Quraisy kembali
sesat dan durhaka. Kemudian, turunlah riwayat yang menjelaskan bahwa siksaan
akan turun ketika Perang Badar.
Lafal permulaan ayat pertama surat al-Anfāl menunjukkan dengan jelas bahwa
firman itu diturunkan kepada Nabi untuk memberi petunjuk kepada beliau
mengenai perkara yang ditanyakan orang tentang bagaimana membagi harta
rampasan perang.
Contoh Asbabun Nuzul di Surat Al-Masad (Tabbat), adalah jelas turun dalam
kaitannya dengan pengalaman Nabi yang menyangkut seorang tokoh kafir
Quraisy, paman Nabi sendiri, yang bernama atau dipanggil Abu Lahab, beserta
istrinya. Demikian juga, dari lafal dan konteksnya masing-masing dapat diketahui
dengan jelas sebab-sebab turunnya surat ‘Abasa al-Tahim, ayat tentang perubahan
bentuk rembulan (al-ahillah) dalam surat al-Baqarah/2:189, dan lain sebagainya.
b. Manfaat Mengetahui Asbabun Nuzul
Dapat membantu dalam memahami ayat-ayat Alquran, dan menghilangkan
keraguan tentangnya.Asbabun Nuzul sangat bermanfaat bagi orang mukmin dan
yang bukan mukmin. Adapun bagi orang mukmin akan semakin kuat
keimanannya dan jelas baginya hikmah disyari’atkannya suatu hukum oleh Allah
SWT. Sedangkan bagi yang bukan mukmin dapat mengetahui lewat Asbabun
Nuzul ini, bahwa syari’at Islam itu sesungguhnya mendatangkan manfaat dan
menolak kemudharatan bagi pemeluknya.Dapat memudahkan dalam memahami
Alquran serta menguatkan ingatan terhadap hukum dari suatu ayat, dengan karena
mengetahui sebab dan akibatnya, kapan dan kepada siapa ayat tersebut
diturunkan, dan sebagainya.

2. Hikmah Al Qur’an ditunkan secara berangsur-angsur


Jawab
Dalam pembahasan Nuzulul Qur’an menurut berbagai mazhab kita telah mengetahui
bahwa Alquran diturunkan ke Baitul Izzah secara langsung pada bulan Ramadhan.
Dari Baitul Izzah itulah, Alquran kemudian diturunkan secara berangsur-angsur
kepada Rasulullah Saw. Adapun hikmah diturunkan Alquran secara berangsur-angsur
kepada Nabi Muhammad Saw. adalah sebagai berikut:
a. Meneguhkan hati Rasulullah dan para sahabat. Dakwah Rasulullah pada era
Makkiyah penuh dengan tribulasi berupa celaan, cemoohan, siksaan, bahkan
upaya pembunuhan.
Wahyu yang turun secara bertahap dari waktu ke waktu ini menguatkan hati
Rasulullah dalam menapaki jalan yang sulit dan terjal itu. Di era Madaniyah,
hikmah ini juga terus berlangsung. Ketika hendak menghadapi perang atau
kesulitan, Alquran turun menguatkan Rasulullah dan kaum muslimin generasi
pertama.
b. Sebagai tantangan dan mukjizat. Orang-orang musyrik yang berada dalam
kesesatan tidak henti-hentinya berupaya melemahkan kaum muslimin. Mereka
sering mengajukan pertanyaan yang aneh-aneh dengan maksud melemahkan
kaum muslimin.
Pada saat itulah, kaum muslimin ditolong Allah dengan jawaban langsung dari-
Nya melalui wahyu yang turun. Selain itu, Alquran juga menantang langsung
orang-orang kafir untuk membuat sesuatu yang semisal dengan Alquran.
Walaupun Alquran turun berangsur-angsur, tidak seluruhnya, toh mereka tidak
mampu menjawab tantangan itu. Ini sekaligus menjadi bukti mukjizat Alquran
yang tak tertandingi oleh siapapun.
c. Mempermudah dalam menghafal dan memahami. Dengan turunnya Alquran
secara berangsur-angsur, maka para kaum muslimin menjadi lebih mudah
menghafalkan dan memahaminya. Terlebih, ketika ayat itu turun dengan latar
belakang peristiwa tertentu atau yang diistilahkan dengan asbabun nuzul, maka
semakin kuatlah pemahaman para sahabat.
d. Relevan dengan penetapan hukum dan aplikasinya. Sayyid Quthb mengatakan
bahwa para sahabatnya adalah generasi yang selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan oleh Alquran. Karena dijuluki dengan Jailul Qur’ani
Farid (generasi qur’ani yang unik).
Di antara hal yang memudahkan bersegeranya para sahabat dalam menjalankan
perintah Alquran adalah karena Alquran turun secara bertahap. Perubahan
terhadap kebiasaan atau budaya yang mengakar di masyarakat Arab pun
dilakukan melalui tahapan hukum yang memungkinkan dilakukan karena
turunnya Alquran secara berangsur-angsur ini.
Misalnya khamr, Ia tidak langsung diharamkan secara mutlak, tetapi melalui
penahapan. Pertama, Alquran menyebut mudharatnya lebih besar dari manfaatnya
(QS. 2 : 219). Kedua, Alquran melarang orang yang mabuk karena khamr dari
salat (QS. 4 : 43). Dan yang ketiga baru diharamkan secara tegas (QS. 5 : 90-91)
e. Memperkuat keyakinan bahwa Alquran adalah benar dari Allah. Ketika Alquran
turun berangsur-angsur dalam kurun lebih dari 22 tahun, kemudian menjadi
rangkaian yang sangat cermat dan penuh makna, indah dan fasih gaya bahasanya,
terjalin antara satu ayat dengan ayat lainnya bagaikan untaian mutiara, serta
ketiadaan pertentangan di dalamnya, semakin menguatkan bahwa Alquran benar-
benar kalam Ilahi, Zat yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji
Adapun nama nama lain dari Al Qur’an
Berikut beberapa nama lain Al Quran yang dikutip dari Buku Mengenal Al Quran
dan Kemenag RI: Kisah Kael Tekuni Dunia Nyanyi dari Belia hingga Punya Single
Sendiri 1. Al Kitab atau Kitabullah Nama lain Al Quran yakni Al-Kitab atau
Kitabullah biasanya seringkali digunakan ketika menyebut Al-Quran. Al-Kitab itu
dalam bahasa Arab berarti memang bermakna buku. Nama ini terdapat dalam surah
Al-Baqarah. َ‫ْب ۛ فِي ِه ۛ هُدًى لِ ْل ُمتَّقِين‬ َ ِ‫ ٰ َذل‬Kitab ini tidak ada keraguan padanya,
َ ‫ك ْال ِكتَابُ اَل َري‬
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah : 2)

2. Al Furqan Nama lain Al Quran berikutnya yakni, Al-Furqan yang memiliki arti
pembeda benar dan salah, Nama ini ada dalam QS Al-Furqan ayat 1 ‫ك الَّ ِذي نَ َّز َل‬ َ ‫تَبَا َر‬
‫ ْالفُرْ قَانَ َعلَ ٰى َع ْب ِد ِه لِيَ ُكونَ لِ ْل َعالَ ِمينَ نَ ِذيرًا‬Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan
kepada hanba-Nya agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (QS.
Al-Furqan : 1).

3. Adz-Dzikir Nama lain Al Quran juga kadang disebut dengan Adz-Dzikr artinya
pemberi peringatan. hal ini bahkan secara tersirat juga disebutkan pada ayat
sebelumnya. َ‫ افِظُون‬uuuu‫هُ لَ َح‬uuuuَ‫ ِّذ ْك َر َوإِنَّا ل‬uuuu‫ا ال‬uuuuَ‫ إِنَّا نَحْ نُ نَ َّز ْلن‬Sesungguhnya Kami-Lah yang
menurunkan Adz-Dzikr dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.(QS.
Al-Hijr : 9)

4. Al Mau’idhoh Nama lain Al Quran selanjutnya adalah Al-Mau’idhoh berarti


pelajaran atau nasihat. Nama ini keluar dalam ayat ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َجا َء ْت ُك ْم َموْ ِعظَةٌ ِم ْن َربِّ ُك ْم‬
ْ u‫ ةٌ لِ ْل ُم‬u‫دًى َو َرحْ َم‬u ُ‫ُور َوه‬
َ‫ؤ ِمنِين‬u ُّ ‫ا فِي‬uu‫فَا ٌء لِ َم‬u ‫ َو ِش‬Hai manusia sesungguhnya telah datang
ِ ‫د‬u ‫الص‬
kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
ada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS.
Yunus : 57)

5. Asy-Syifa’ Nama lain Al Quran lainnya yakni, Asy-Syifa yang berarti


penyembuh. ‫ َونُنَ ِّز ُل ِمنَ ْالقُرْ آ ِن َما هُ َو ِشفَا ٌء َو َرحْ َمةٌ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِينَ ۙ َواَل يَ ِزي ُد الظَّالِ ِمينَ إِاَّل َخ َسارًا‬Dan Kami
turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim
selain kerugian. (QS. Al-Isra : 82) Al Quran memang diturunkan oleh Allah kepada
Rasulullah SAW untuk mengobati penyakit hati manusia. Untuk itu saat kita
merasa mempunyai penyakit yang berkaitan dengan hati, misalnya saja iri, kecewa,
sedih, dan sebagainya dianjurkan untuk membaca Al-Quran. Membaca ayat suci
Al-Quran Insya Allah dapat meringankan bahkan menghilangkan penyakit-
penyakit tersebut.

6. Al-Hukmu Al Quran juga kadang disebut dengan Al-Hukmu berarti juga hukum
atau peraturan. Seperti diketahui sumber hukum Islam memang harus didasarkan
َ ‫َو َك ٰ َذلِكَ أَ ْن َز ْلنَاهُ ُح ْك ًما َع َربِيًّا ۚ َولَئِ ِن اتَّبَعْتَ أَ ْه َوا َءهُ ْم بَ ْع َد َما َجا َء‬
َ َ‫ك ِمنَ ْال ِع ْل ِم َما ل‬
pada Al Quran. ‫ك ِمنَ هَّللا ِ ِم ْن‬
ٍ ‫ َولِ ٍّي َواَل َوا‬Dan demikianlah Kami telah menurunkan Al-Quran itu sebagai
‫ق‬
peraturan (yang benar) dalam Bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa
nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada
pelindung dan pemelihara bagimu akan (siksa) Allah.(QS. Ar-Ra’d: 37).

7. Al-Hikmah Nama lain Al Quran selanjutnya yakni Al Hikmah yang berarti


َ ِ‫ٰ َذل‬
َ ‫ك ِم َّما أَوْ َح ٰى إِلَ ْي‬
kebijaksanaan. Nama Al Hikmah disebutkan dalam Surat Al Isra:  ‫ك‬
‫ ْدحُورًا‬u‫ا َم‬uu‫ َر فَتُ ْلقَ ٰى فِي َجهَنَّ َم َملُو ًم‬uَ‫ا آخ‬uuً‫ َع هَّللا ِ إِ ٰلَه‬u‫ َربُّكَ ِمنَ ْال ِح ْك َم ِة ۗ َواَل تَجْ َعلْ َم‬Itulah sebagian hikmah
yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Janganlah kamu mengadakan Tuhan yang
lain selain Allah yang (bisa) menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka
dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah). (QS. Al Isra’ : 39)

8. Al-Huda Nama lain Al Quran lainnya adalah Al-Huda yang bermakna petunjuk.
Nama AL Huda terdapat dalam Surat Al Jin. ‫َوأَنَّا لَ َّما َس ِم ْعنَا ْالهُد َٰى آ َمنَّا بِ ِه ۖ فَ َم ْن ي ُْؤ ِم ْن بِ َربِّ ِه فَاَل‬
‫ا َواَل َرهَقًا‬uu‫ افُ بَ ْخ ًس‬uuَ‫ يَخ‬Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk, kami
beriman kepadanya (quran). Barang siapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak
takut akan pengurangan pahala dan tidak pula akan penambahan dosa serta
kesalahan. (QS. Al-Jin : 13)

9. At Tanzil At-Tanzil merupakan nama lain Al Quran. At Tanzil memiliki arti


yang diturunkan. َ‫الَ ِمين‬uu‫ ُل َربِّ ْال َع‬u ‫ َوإِنَّهُ لَتَ ْن ِزي‬Dan sesungguhnya (Al-Quran) ini benar-
benar diturunkan oleh Tuhan semesta Alam. (QS. Asy Syu’araa’ : 192)

10. Ar-Rahmat Ar Rahmat juga nama lain Al Quran yang memiliki artai rahmat.
uَ ِ‫ َوإِنَّهُ لَهُدًى َو َرحْ َمةٌ لِ ْل ُم ْؤ ِمن‬Dan sesungguhnya Quran itu benar-benar menjadi petunjuk
‫ين‬
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. An-Naml : 77).

َ ‫َو َك ٰ َذلِكَ أَوْ َح ْينَا إِلَ ْي‬


11. Ar-Ruh Nama lain Al Quran selanjutnya yakni Ar Ruh. ‫ك رُوحًا ِم ْن‬
‫ أَ ْم ِرنَا‬Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruuh (Quran)
dengan perintah Kami.” (QS. Asy-Syura: 52)

12. Al-Bayan  Al Bayan yang berarti penerangan juga merupakan salah satu nama
lain Al Quran. َ‫اس َوهُدًى َو َموْ ِعظَةٌ لِ ْل ُمتَّقِين‬ ٌ َ‫ ٰهَ َذا بَي‬Ini adalah penerangan bagi seluruh
ِ َّ‫ان لِلن‬
manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali
Imran: 138)

13. Al-Kalam Nama lain Al Quran yakni Al Kalam atau Kalam Ilahi َ‫َوإِ ْن أَ َح ٌد ِمن‬
َ uuِ‫هُ ۚ ٰ َذل‬uuَ‫ هُ َمأْ َمن‬u‫ َم َع كَاَل َم هَّللا ِ ثُ َّم أَ ْبلِ ْغ‬u ‫أ َ ِجرْ هُ َحتَّ ٰى يَ ْس‬uuَ‫ك ف‬
َ‫ون‬uu‫وْ ٌم اَل يَ ْعلَ ُم‬uuَ‫أَنَّهُ ْم ق‬uuِ‫ك ب‬ ْ َ‫ ِر ِكين‬u ‫ ْال ُم ْش‬Dan jika
َ ‫تَ َجا َر‬u ‫اس‬
seorang diantara orang-orang musyrik itu meminta perlindungan kepadamu, maka
lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, lalu antarkanlah ia
ketempat yang aman baginya. Ddemikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak
mengetahui. (QS. At Taubah: 6)

14. Al-Busyra Al Busyra artinya kabar gembira juga satu dari sekian nama lain Al
Quran. َ‫لِ ِمين‬u‫ َر ٰى لِ ْل ُم ْس‬u‫دًى َوب ُْش‬uُ‫وا َوه‬uuُ‫ق لِيُثَبِّتَ الَّ ِذينَ آ َمن‬ ْ uِ‫ك ب‬
ِّ ‫ال َح‬u ِ ‫ قُلْ نَ َّزلَهُ رُو ُح ْالقُد‬Katakanlah!
َ ِّ‫ُس ِم ْن َرب‬
Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan (AlQuran) itu dari Tuhanmu dengan benar untuk
meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta
kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (QS. An Nahl:
102).

15. An-Nur An Nur yang berarti cahaya juga nama lain Al Quran. ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد‬
‫ورًا ُمبِينًا‬uuُ‫ا إِلَ ْي ُك ْم ن‬uuَ‫ان ِم ْن َربِّ ُك ْم َوأَ ْن َز ْلن‬uuَ
ٌ ‫ ا َء ُك ْم بُرْ ه‬uu‫“ َج‬Hai manusia, sesungguhnyatelah datang
kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu dan telah Kami turunkan kepadamu
cahaya yang terang benderang.” (QS. AN Nisa: 174).

16. Al-Basha’ir Al Basha'ir yang memiliki arti pedoman juga merupakan nama lain
Al Quran. َ‫ون‬uuُ‫اس َوهُدًى َو َرحْ َمةٌ لِقَوْ ٍم يُوقِن‬ َ َ‫ ٰهَ َذا ب‬Ini adalah pedoman bagi manusia,
ِ َّ‫صائِ ُر لِلن‬
petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” (QS. Al-Jatsiyah: 20)

17. Al Balagh Nama lain Al Quran selanjutnya yakni Al Balagh yang berarti kabar
sempurna. ‫اس َولِيُ ْن َذرُوا بِ ِه‬ ٌ ‫ ٰهَ َذا بَاَل‬Dan ini adalah kabar yang sempurna bagi manusia
ِ َّ‫غ لِلن‬
dan supaya mereka diberi peringatan dengannya agar mereka mengetahui bahwa
Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang yang berakal mengambil
pelajaran.”(QS. Ibrahim: 52)

18. Al-Qaul Al Qaul yang berarti perkataan juga nama lain Al Quran. ‫َولَقَ ْد َوص َّْلنَا لَهُ ُم‬
َ‫ ْالقَوْ َل لَ َعلَّهُ ْم يَتَ َذ َّكرُون‬Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut turut perkataan
ini kepada mereka agar mendapat pelajaran.(QS. Al-Qashash: 51).

19.   ‘Ilmu Dinamakan dengan sebutan “al-’Ilm” karena Al-Qur’an menjadi sumber
ilmu dalam Islam. Sumber pengambilan nama tersebut adalah Q.S. al-Baqarah [2]
َ ‫“ ِّم ۢ ْن بَ ْع ِد َما َج ۤا َء‬setelah sampai ilmu kepadamu”
ayat 145: ‫ك ِمنَ ْال ِع ْل ِم‬

20.  Haqq Dikatakan sebagai “al-Haqq” karena semua ajaran Al-Qur’an


mengandung kebenaran. Sebagaimana dalam Q.S. Ali ‘Imran [3] ayat 62: ‫اِ َّن ٰه َذا لَه َُو‬
ُّ ‫صصُ ْال َح‬
‫ق‬ َ َ‫“ ْالق‬Sungguh, ini adalah kisah yang benar” 21.  Hady Dinamakan dengan
nama “al-Hady”, karena Al-Qur’an memberikan petunjuk dan hidayah kepada
umat manusia. Sebagaimana dalam Q.S. al-Isra’ [17] ayat 9: ْ‫ ِدي‬u ‫رْ ٰانَ يَ ْه‬uuُ‫ َذا ْالق‬u‫اِ َّن ٰه‬
“Sungguh, Al-Qur’an ini memberi petunjuk”. 22.  ‘Ajab Al-Qur’an disebut juga
dengan nama “al-’Ajab”, dikarenakan keindahan susunan kata Al-Qur’an sehingga
ia menjadi sebuah bacaan yang menakjubkan. Sebagaimana dalam Q.S. al-Jinn
[72] ayat 1: ١ – ‫“ قُرْ ٰانًا َع َجب ًۙا‬Bacaan yang menakjubkan (Al-Qur’an)” 23.  Tadzkirah
Dinamakan dengan nama “al-Tadzkirah” dikarenakan Al-Qur’an merupakan
sumber pelajaran bagi mereka yang ingin bertakwa. Sebagaimana dalam Q.S. al-
Haqqah [69] ayat 48: ٤٨ – َ‫“ َواِنَّهٗ لَت َْذ ِك َرةٌلِّ ْل ُمتَّقِ ْين‬Dan sungguh, (Al-Qur’an) itu pelajaran
bagi orang-orang yang bertakwa” 24.  al-’Urwah al-Wutsqa Al-Qur’an disebut
dengan nama “al-’Urwah al-Wutsqa” karena ia bagaikan tali yang sangat kuat, dan
barangsiapa yang berpegang pada tali tersebut maka ia akan selamat. Sebagaimana
َ ِ‫ ُو ْث ٰقى اَل ا ْنف‬u ‫العُرْ َو ِة ْال‬u
dalam Q.S. al-Baqarah [2] ayat 256: ‫ا َم لَهَا‬u ‫ص‬ ْ uِ‫ك ب‬
َ u ‫“ ا ْستَ ْم َس‬dia telah
berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus” 25.  Shidq
Dinamakan “al-Shidq” karena semua isi dari Al-Qur’an adalah ajaran kebenaran.
Sebagaimana dalam Q.S. al-Zumar [39] ayat 33: ‫ق‬ َ ‫ َّد‬uuu‫ص‬
َ ‫ق َو‬ ِّ ِ‫ ۤا َء ب‬uuu‫َوالَّ ِذيْ َج‬
ِ ‫ ْد‬uuu‫الص‬
ٰۤ ُ
٣٣ – َ‫ َكهُ ُم ْال ُمتَّقُوْ ن‬uِ‫ول ِٕٕى‬ ‫“ بِ ٖ ٓها‬Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang
yang membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa”  26.  ‘Adl Al-Qur’an
juga dikenal dengan nama “al-’Adl” karena semua keputusan yang tercantum
dalam Al-Qur’an adalah pasti adil. Sebagaimana dalam Q.S. al-An’am [6] ayat
115: ۗ ‫ص ْدقًا َّو َع ْداًل‬
ِ ‫ك‬ ْ ‫“ َوتَ َّم‬Dan telah sempurna firman Tuhanmu (Al-Qur’an)
ُ ‫ت َكلِ َم‬
َ ِّ‫ت َرب‬
dengan benar dan adil”. 27.  Amr Dinamakan “al-Amr” karena dalam Al-Qur’an
terdapat perintah-perintah Allah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam. Nama
ini berdasar pada Q.S. al-Thalaq [65] ayat 5: ‫اِلَ ْي ُك ۗ ْم‬u‫ك اَ ْم ُر هّٰللا ِ اَ ْن َزلَ ٗ ٓه‬
َ ِ‫“ ٰذل‬Itulah perintah
Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu” 28.  Munadiy Al-Qur’an memiliki nama
lain “al-Munadiy”. Alasan penamaan ini karena ia menyerukan kepada umat
manusia agar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana dalam Q.S. Ali
‘Imran [3] ayat 193: ‫“ َربَّنَٓا اِنَّنَا َس ِم ْعنَا ُمنَا ِديًا يُّنَا ِديْ لِاْل ِ ْي َما ِن‬Ya Tuhan kami, sesungguhnya
kami mendengar orang yang menyeru kepada iman” 29.  Busyra Dinamakan “al-
Busyra”, karena dalam Al-Qur’an terdapat kabar gembira bagi orang-orang yang
ْ u‫ ٰرى لِ ْل ُم‬u‫دًى َّوب ُْش‬uُ‫ه‬
beriman. Sebagaimana dalam Q.S. al-Naml [27] ayat 2: ٢ – ۙ َ‫ؤ ِمنِ ْين‬u
“Petunjuk dan berita gembira bagi orang-orang yang beriman” 30.  Majid Al-
Qur’an dinamakan dengan nama “al-Majid” karena sifat kemuliaan yang dimiliki
Al-Qur’an. Sebagaiamana disebutkan dalam Q.S. al-Buruj [85] ayat 21: ‫بَلْ هُ َو قُرْ ٰا ٌن‬
٢١ – ‫“ َّم ِج ْي ۙ ٌد‬Bahkan (yang didustakan itu) ialah Al-Qur’an yang mulia” 31.  Zabur
Nabi Muhammad juga pernah menamakan kitab Zabur dengan Al-Qur’an,
sebagaimana dalam sabdanya: Khuffifa ‘ala Dawud al-Qur’an (telah diperingan
pada Nabi Dawud Al-Qur’an), tetapi tidak dijelaskan alas an penamaan tersebut.
Nama ini dapat ditemukan dalam Q.S. al-Anbiya’ [21] ayat 105: ‫َولَقَ ْد َكتَ ْبنَا فِى ال َّزبُوْ ِر‬
“Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur”. 32.  Basyir  Al-Qur’an
dinamakan “al-Basyir” karena Al-Qur’an membawa berita kembira kepada orang-
orang yang beriman berupa surga. Sebagaimana dalam Q.S. Fussilat [41] ayat 3-4:
‫ ْيرًا َّونَ ِذ ْير ًۚا‬u‫بَ ِش‬  ٣ – َ‫الِّقَوْ ٍميَّ ْعلَ ُموْ ۙن‬uuًّ‫ت ٰا ٰيتُهٗ قُرْ ٰانًاع ََربِي‬ ِّ ُ‫“ ِك ٰتبٌ ف‬Kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan,
ْ َ ‫صل‬
bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui, yang membawa berita
gembira dan peringatan” 33.  Nadzir Disebut juga dengan nama “al-Nadzir”,
karena Al-Qur’an juga menjelaskan tentang peringatan-peringatan terkait neraka
supaya umat Islam menghindarinya. Sebagaimana telah disebutkan dalam kutipan
ayat pada nama Al-Qur’an sebelumnya. 34.  ‘Aziz Alasan penamaan “al-’Aziz”
karena Al-Qur’an selalu menang atas orang-orang yang menentang dan
mengingkari akan kebenaran Al-Qur’an. Sebagaimana dalam Q.S. Fussilat [41]
ayat 41: ٤١ – ‫ ٌز‬uۙ uuْ‫ ۤا َءهُ ْم َۗواِنَّهٗ لَ ِك ٰتبٌ َع ِزي‬u‫ ِّذ ْك ِر لَ َّما َج‬u ‫رُوْ ا بِال‬u َ‫“ اِ َّن الَّ ِذ ْينَ َكف‬Sesungguhnya orang-orang
yang mengingkari Al-Qur’an ketika (Al-Qur’an) itu disampaikan kepada mereka
(mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya (Al-Qur’an) itu adalah Kitab
yang mulia” 35.  Qashash Al-Qur’an juga disebut dengan nama “al-Qashash”
karena di dalamnya diceritakan tentang kisah-kisah umat terdahulu supaya bisa
diambil pelajaran (ibrah) dari kisah tersebut. Sebagaimana dalam Q.S. Yusuf [12]
ayat 3: ‫ص‬ َ َ‫نَ ْالق‬u ‫ك اَحْ َس‬
ِ u‫ص‬ َ u‫“ نَحْ نُ نَقُصُّ َعلَ ْي‬Kami menceritakan kepadamu (Muhammad)
kisah yang paling baik” 36.  Shuhuf Dinamakan “Shuhuf” karena Al-Qur’an
terkumpul dan tertulis dalam beberapa lembaran (Shahifah). Sebagaimana dalam
Q.S. ‘Abasa [80] ayat 13: ١٣ – ‫ ۙ ٍة‬uuu‫ُف ُّم َك َّر َم‬
ٍ ‫ح‬uuu‫ص‬
ُ ‫“ فِ ْي‬di dalam kitab-kitab yang
dimuliakan (di sisi Allah)” 37.  Mukarramah Ibnu Jarir al-Thabari mengatakan
bahwa makna penamaan Al-Qur’an dengan kata “al-Mukarramah” adalah karena di
dalamnya terkandung kumpulan ilmu dan hikmah. Sehingga menjadikanya sebagai
kitab yang mulia. Sebagaimana telah disebutkan dalam kutipan ayat pada nama Al-
Qur’an sebelumnya. 38.  Marfu’ah Dinamakan dengan nama “al-Marfu’ah”
dikarenakan Al-Qur’an berasal dari tingkatan alam tertinggi (al-’alam al-’ulwiy)
yaitu langit ke tujuh. Sebagaimana dalam Q.S. ‘Abasa [80] ayat 14: – ۙ ۢ ‫َّمرْ فُوْ َع ٍة ُّمطَهَّ َر ٍة‬
١٤ “yang ditinggikan (dan) disucikan” 39.  Muthahharah Al-Qur’an memiliki nama
“al-Muthahharah” karena ia merupakan kitab yang suci dari penentangan dan
penghinaan orang-orang kafir. Ibnu ‘Asyur dalam tafsirnya mengatakan bahwa
suci dalam hal ini adalah bentuk majaz dari kemuliaan (syaraf). Sebagaimana telah
disebutkan dalam kutipan ayat pada nama Al-Qur’an sebelumnya. – ۙ ۢ ‫َّمرْ فُوْ َع ٍة ُّمطَهَّ َر ٍة‬
40 ١٤.  Wa’id Alasan penamaan “al-Wa’id”, karena di dalam Al-Qur’an disebutkan
terkait ancaman dan peringatan bagi umat manusia. Sebagaimana dalam Q.S.
َ ِ‫ض ِم ۢ ْن بَ ْع ِد ِه ْم ٰۗذل‬
Ibrahim [14] ayat 14: ١٤ – ‫ك لِ َم ْن َخافَ َمقَا ِم ْي َو َخافَ َو ِع ْي ِد‬ َ ْ‫“ َولَنُ ْس ِكنَنَّ ُك ُم ااْل َر‬Dan
Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu setelah mereka. Yang
demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (menghadap) ke hadirat-Ku
dan takut akan ancaman-Ku. 41.  Fashl Nama Al-Quran yang satu ini, “al-Fashl”
karena Al-Qur’an memisahkan antara yang hak (benar) dan yang batil.
Sebagaimana telah disebutkan dalam kutipan ayat pada nama Al-Qur’an
sebelumnya. 42.  Naba’ ‘Adhim Al-Qur’an juga dinamakan dengan “al-Naba’
al-’Adhim”, karena adanya berita-berita besar tentang hal-hal yang berkaitan
dengan kehidupan pasca kematian. Sumber pengambilan nama ini yaitu Q.S. al-
Naba’ [78] ayat 2: ٢ – ‫“ ع َِن النَّبَا ِ ْال َع ِظي ۙ ِْم‬Tentang berita yang besar (hari kebangkitan)”
43.  Ahsan al-Hadits Dinamakan dengan nama “Ahsan al-Hadits” karena Al-
Qur’an merupakan sebaik-baik perkataan dan ucapan. Nama Al-Quran tersebut
‫هّٰللَا‬
ِ ‫“ ُ نَ َّز َل اَحْ َسنَ ْال َح ِد ْي‬Allah
berdasar pada Q.S. al-Zumar [39] ayat 23: ‫ث ِك ٰتبًا ُّمتَ َشابِهًا َّمثَانِ ۙ َي‬
telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (ayat-
ayatnya) lagi berulang-ulang”. 43.  Mutasyabih  Al-Qur’an juga dinamakan dengan
“al-Mutasyabih”, karena adanya kemiripan atau keserupaan dari sebagian ayat
dengan ayat lainya dalam hal kebaikan (keindahan) dan kebenaran. Sebagaimana
telah disebutkan dalam kutipan ayat pada nama Al-Qur’an sebelumnya. 44.
Matsani Penyematan nama “al-Matsani” terhadap Al-Qur’an dikarenakan di
dalamnya diuraikan terkait kisah-kisah umat terdahulu. Sehingga terjadi proses
pengulangan akan cerita dan nasihat dari kisah-kisah terdahulu. Sebagaimana
disebutkan dalam Q.S. al-Zumar [39] ayat 23. 45.  Muhaimin Al-Quran dinamakan
sebagai “al-Muhaimin” dikarenakan Al-Qur’an menjadi saksi terhadap adanya
kitab-kitab samawi terdahulu dan kejadian umat pada masa lampau. Sebagaimana
ِ ‫ ِه ِمنَ ْال ِك ٰت‬uuْ‫ا بَ ْينَ يَ َدي‬uu‫ ِّدقًا لِّ َم‬uu‫ص‬
dalam Q.S. al-Maidah [5] ayat 48: ‫ ِه‬uuْ‫ا َعلَي‬uuً‫ب َو ُمهَ ْي ِمن‬ َ ‫“ ُم‬yang
membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya” 46.  Habl
Al-Quran memiliki nama lain “al-Habl” yaitu tali. Hal ini dikarenakan barangsiapa
yang berpegang teguh pada tali (Al-Qur’an) tersebut maka ia akan mendapatkan
pentunjuk dan masuk surga. Sebagaimana dalam Q.S. Ali ‘Imran [3] ayat 103:
‫َص ُموْ ا بِ َح ْب ِل هّٰللا ِ َج ِم ْيعًا‬
ِ ‫“ َوا ْعت‬Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama)
Allah” 47.  Shirath Mustaqim Nama lain dari Al-Quran adalah “al-Shirath al-
Mustaqim”. Hal ini dikarenakan Al-Qur’an merupakan panduan yang menuntun
kita menuju jalan yang lurus yaitu surga. Sebagaimana dalam Q.S. al-An’am [6]
ayat 153: ُ‫اتَّبِعُوْ ه‬uَ‫تَقِ ْي ًما ف‬u‫ َرا ِط ْي ُم ْس‬u‫ص‬
ِ ‫“ َواَ َّن ٰه َذا‬Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus.
Maka ikutilah!” “Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa
yang sangat pedih” 48.   Karim Al-Quran diberi nama “al-Karim” karena terdapat
sifat kemuliaan yang terkandung di dalamnya. Sebagaimana dalam Q.S. al-
Waqi’ah [56] ayat 77: ‫“ اِنَّهٗ لَقُرْ ٰا ٌن َك ِر ْي ۙ ٌم‬dan (ini) sesungguhnya Al-Qur’an yang sangat
mulia”. 49.  Mubarak Al-Quran diberi nama “al-Mubarak”, karena ia mengandung
keberkahan. Sebagaimana telah disebutkan dalam kutipan ayat pada nama Al-
Qur’an sebelumnya. 50.  ‘Aliy Dinamakan dengan nama “al-’Aliy” karena Al-
Qur’an merupakan kitab suci yang mengandung nilai yang tinggi nan agung.
Sebagaimana dalam Q.S. al-Zukhruf [43] ayat 4: ٤ – ‫ َد ْينَالَ َعلِيٌّ َح ِك ْي ۗ ٌم‬u َ‫“ َواِنَّهٗ فِ ْٓيا ُ ِّم ْال ِك ٰتبِل‬Dan
sesungguhnya Al-Qur’an itu dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami,
benar-benar (bernilai) tinggi dan penuh hikmah” 51. Qayyim Al-Qur’an dinamakan
“al-Qayyim” karena ia membimbing orang-orang yang beriman kepada jalan yang
lurus. Sumber pengambilan nama tersebut dari Q.S. al-Kahfi [18] ayat 2: ‫قَيِّ ًما لِّيُ ْن ِذ َر‬
u‫“ بَأْسًا َش ِد ْي ًدا‬Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang
sangat pedih” 52. Wahy Dinamakan dengan “al-Wahy” karena Al-Qur’an
merupakan kumpulan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
melalui perantara malaikat Jibril. Nama Al-Quran yang ini tertulis dalam Q.S. al-
Anbiya’ [21] ayat 45: ْ ِ‫ ِذ ُر ُك ْم ب‬uuuu‫ٓا اُ ْن‬uuuu‫لْ اِنَّ َم‬uuuuُ‫“ ق‬Katakanlah (Muhammad),
‫ال َوحْ ۖ ِي‬uuuu
“Sesungguhnya aku hanya memberimu peringatan sesuai dengan wahyu” 53.
‘Arabiy Penamaan Al-Quran dengan nama “al-’Arabiy”, disebabkan Al-Qur’an
menggunakan media perantara bahasa Arab dalam menyampaikan pesan-pesan
ilahi. Q.S. Yusuf [12] ayat 28 menunjukkan adanya nama Al-Quran yang ini: ‫قُرْ ٰانًا‬
٢٨ – َ‫ج لَّ َعلَّهُ ْم يَتَّقُوْ ن‬
ٍ ‫(“ ع ََربِيًّا َغ ْي َر ِذيْ ِع َو‬Yaitu) Al-Qur’an dalam bahasa Arab, tidak ada
kebengkokan (di dalamnya) agar mereka bertakwa” 54.      Mubin Penamaan Al-
Quran dengan nama “al-Mubin” dikarenakan fungsi Al-Qur’an adalah memperjelas
yang hak dari yang batil. Sebagaimana telah disebutkan dalam kutipan ayat pada
nama Al-Quran sebelumnya. 55.      Qur’an Dinamakan dengan nama “al-Qur’an”
karena Al-Qur’an merupakan bacaan yang di dalamnya terkumpul hal-hal yang
berkaitan dengan kisah, perintah, larangan, ayat, surah, dan lain sebagainya.
Sebagaimana dalam Q.S. al-Qiyamah [75] ayat 17: ١٧ – ۚٗ‫ه‬uuuَ‫ا َج ْم َعهٗ َوقُرْ ٰان‬uuuَ‫اِ َّن َعلَ ْين‬
“Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan
membacakannya” Wallahu A'lam

Anda mungkin juga menyukai