MATERI DIKLAT
KOMPETENSI
KEWIRAUSAHAAN
A. Latar Belakang
Modul ini memberikan pemahaman kepada peserta diklat tentang berbagai aspek
kewirausahaan, antara lain: jiwa kewirausahaan, nilai-nilai kewirausahaan, serta
cara menumbuhkan nilai-nilai kewirausahaan dalam diri kepala sekolah, pendidik
dan tenaga kependidikan maupun peserta didik di sekolah. Di samping itu,
dibahas pula upaya apa saja yang bisa dilakukan oleh kepala sekolah untuk
membangun kemitraan dengan semua stakeholder pendidikan, seperti dengan
orang tua, komite, perorangan, organisasi/lembaga kemasyarakatan, instansi
pemerintahan, dunia usaha dan industri, dan lain sebagainya. Kepala sekolah
hendaknya berperan aktif dalam upaya pengembangan sekolah sehingga
pengelolaan pendidikan di sekolah semakin bermutu dari waktu ke waktu.
Kewirausahaan adalah salah satu kompetensi yang wajib dimiliki kepala sekolah,
sebagaimana tercakup di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13
Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Dimensi kompetensi
kewirausahaan:
1. Menciptakan inovasi
2. Bekerja Keras
3. Memiliki Motivasi yang kuat
4. Pantang Menyerah dan selalu mencari solusi
5. Memiliki Naluri Kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah
3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
b. Nilai utama kemandirian, pada subnilai kerja keras, percaya diri, tidak mudah
menyerah, kreatif, dan inovatif.
B. Target Kompetensi
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran peserta mampu:
1. menjelaskan konsep kewirausahaan di sekolah dengan tepat melalui
curah pendapat dalam kelompok;
2. menguraikan 4 prinsip-prinsip pengelolaan kewirausahaan dengan benar melalui
curah pendapat dalam kelompok;
3. menganalisis potensi kewirausahaan di sekolah melalui kegiatan diskusi
kelompok;
1. Konsep Kewirausahaan
Sebagian besar dari kita mencari nafkah dari suatu bisnis. Bisnis adalah
organisasi yang menyediakan produk atau jasa, umumnya untuk
menghasilkan uang. Seseorang yang bekerja di suatu
organisasi bisnis yang dimiliki oleh orang lain adalah karyawan dari bisnis
tersebut, sedangkan seseorang yang menciptakan dan menjalankan
organisasi bisnis disebut wirausahawan, atau pengusaha (entrepreneur).
Saat ini, istilah “wirausahawan” nampaknya lebih popular dibandingkan
penggunaan istilah “pengusaha” sebagai arti dari “entrepreneur”.
b) Perbedaan Karyawan dan Wirausahawan
Ketika seorang wirausahawan memulai bisnis baru, risiko terlibat. Risiko adalah
peluang kehilangan sesuatu. Seorang wirausahawan melakukan investasi uang,
waktu, dan energi dengan harapan menerima hadiah atau manfaat yang lebih
besar. Pepatah yang terkait dengan konsep ini adalah: "Tidak ada yang berani,
maka tidak ada keuntungan". Karena karyawan bekerja untuk orang lain dan
wirausahawan bekerja untuk diri mereka sendiri, maka wirausahawan mengambil
risiko lebih dari karyawan. Karyawan mungkin berisiko kehilangan pekerjaan
jika mereka tidak melakukan pekerjaan mereka dengan baik, tetapi mereka
dibayar untuk pekerjaan mereka. Wirausahawan berisiko tidak mampu
membayar karyawan atau diri mereka sendiri jika bisnis “gagal”.
Imbalan yang didapat karyawan dan wirausahawan dari pekerjaan mereka juga
bisa berbeda. Imbalan dapat melibatkan uang, tetapi juga bisa berupa kepuasan
atau kemandirian pribadi. Sebagai pemilik bisnis, wirausahawan mengendalikan
uang yang dihasilkan oleh bisnis. Mereka juga memiliki keputusan akhir dalam
semua keputusan bisnis. Akibatnya, wirausahawan pada akhirnya bertanggung
jawab atas keberhasilan atau kegagalan bisnis mereka.
(2) Hambatan Tak Terduga. Masalah dapat terjadi yang tidak Saudara
harapkan. Ini bisa mengecilkan hati dan membuat frustrasi kecuali Saudara
memilih untuk tetap bersikap positif. Menghadapi tantangan ini bisa menjadi
menakutkan dan kesepian, terutama jika Saudara tidak memiliki dukungan
emosional dari keluarga dan teman.
(3) Kerawanan Keuangan. Jumlah uang yang dapat Saudara peroleh sendiri
dapat naik atau turun, tergantung pada seberapa baik kinerja bisnis
Saudara. Banyak bisnis baru pada awalnya tidak menghasilkan banyak
uang, jadi Saudara mungkin tidak selalu dapat membayar sendiri. Selama
masa sulit, Saudara bahkan mungkin harus memasukkan lebih banyak
uang ke bisnis hanya untuk membayar karyawan Saudara.
(4) Jam kerja panjang dan Kerja Keras. Bukan hal yang aneh bagi
wirausahawan untuk bekerja berjam- jam ekstra untuk membuat bisnis
mereka sukses. Ini terutama benar selama proses awal. Jam kerja yang
panjang ini dapat mengurangi waktu yang tersedia untuk teman dan
keluarga Saudara. Sampai Saudara mampu mempekerjakan orang lain
untuk membantu, Saudara mungkin harus melakukan banyak jenis tugas.
Ini akan membutuhkan disiplin dan kemauan untuk melakukan apa pun
yang perlu dilakukan.
c) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah,
d) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala
yang dihadapi sekolah/madrasah,
1) Percaya diri :
b. Orientasi pekerjaan pada target, tekun, tekad kerja keras, mengarahkan dan
memberi tauladan
3) Berjiwa Kepemimpinan :
Penilaian diri dilakukan dengan cara mengevaluasi kekuatan dan Kelemahan dengan
menggunakan analisis SWOT, sebagai kepala sekolah Saudara merupakan
seseorang yang sangat penting dalam penerapan Prinsip-prinsip dan karakteristik
wirausahawan. Penilaian diri sendiri membantu Saudara memaksimalkan
potensi-potensi positif Saudara dan memperkuat potensi Saudara yang masih lemah.
Hal utama yang harus iingat adalah bahwa setiap orang memiliki kekuatan dan
kelemahan. Apa yang Saudara lakukan dengan apa yang Saudara miliki itulah yang
penting. Juga, wirausahawan yang sadar diri mampu fokus mempekerjakan karyawan
dengan karakteristik diri sendiri. Untuk mengetahui potensi diri dapat juga
menggunakan SWOT analysis.
a. Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strength (kekuatan), weaknes (kelemahan),
Opportunity (peluang), dan Threat (ancaman). Analisis SWOT secara
sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan
internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan
eksternalnya. SWOT merupakan perangkat umum yang didesain dan digunakan
sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai
perencanaan strategis dalam berbagai terapan (Johnson, dkk., 1989).
Strengths (kekuatan) merupakan kondisi internal positif yang memberikan
keuntungan. Kekuatan dalam lembaga sekolah, dapat berupa kemampuan-
kemampuan khusus/spesifik, sumber daya manusia yang memadai, image
organisasi, kepemimpinan yang cakap, hal-hal positif lain dari internal sekolah.
Weakness (kelemahan) merupakan kondisi internal negatif yang dapat
merendahkan penilaian terhadap sekolah. Kelemahan dapat berupa rendahnya
sumber daya manusia yang dimiliki, produk yang tidak berkualitas, image yang
tidak kuat, kepemimpinan yang buruk, dan hal-hal negatif lain yang menjadi
kelemahan dari internal sekolah.
Opportunity (peluang) adalah kondisi sekarang atau masa depan yang
menguntungkan sekolah. Opportunity merupakan kondisi eksternal yang dapat
memberikan peluang-peluang untuk kemajuan lembaga, seperti adanya
perubahan hukum, menurunnya pesaing, meningkatnya jumlah siswa baru dan
kondisi-kondisi lain yang bersifat menguntungkan pihak sekolah.
Threats (tantangan) adalah kondisi eksternal sekolah, sekarang dan yang
akan datang yang tidak menguntungkan. Tantangan ini dapat berupa munculnya
pesaing-pesaing baru, penurunan jumlah siswa, dan hal-hal lain yang dapat
menjadikan sekolah harus berbenah untuk menjadi lebih baik.
Analisis SWOT sudah menjadi alat yang umum digunakan dalam
perencanaan strategis pendidikan. SWOT merupakan sebuah pendekatan dan
paling mutakhir dalam dunia menajemen. Analisis SWOT juga merupakan
sebuah strategi terobosan terbaru dalam dunia pendidikan untuk menuntaskan
permasalahan atau hambatan-hambatan dalam lembaga pendidikan.
Tujuan analisis SWOT adalah untuk menemukan aspek-aspek penting dari
kekutan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Penggunanaan analisis SWOT ini
adalah untuk memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mereduksi
ancaman dan membangun peluang dan untuk mengalisis situasi keadaan secara
keseluruhan. Diharapkan lembaga mampu menyeimbangkan antara kondisi
internal yang direpresentasikan oleh kekuatan dan kelemahan dengan
kesempatan dan ancaman dari lingkungan eksternal yang ada dengan teliti.
Contoh Analisis SWOT beberapa diantaranya adalah:
1) Strength (Kekuatan)
(a) Motivasi guru dan peserta didik tinggi.
(b) Hubungan yang baik antara guru dengan guru ataupun guru dengan
peserta didik.
(c) Pendekatan dan metode mengajar guru yang bervariasi.
1) Weakness (Kelemahan)
(a) Rekrutmen guru dan staf yang terkadang tidak sesuai dengan
kebutuhan dan sarat dengan unsur kekeluargaan.
(b) Sebagian besar tenaga guru masih berstatus honorer dan mengajar
ditempat lain.
2) Opportunity (Peluang)
1) Dukungan pemerintah daerah dalam melengkapi sarana dan
prasarana.
2) Kesesuaian sarana dan prasarana sekolah dengan tuntutan potensi
daerah dan perkembangan IPTEK serta IMTAQ.
3) Masyarakat mengharapkan setelah selasai dari sekolah ini diharapkan
dapat melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi dan berkualitas.
4) Adanya bantuan sponsor guna pengembangan sekolah.
3) Threats (Ancaman)
1) Banyak persaingan lulusan yang terjadi antar sekolah untuk masuk
sekolah negeri
2) Belum ada guru khusus mengajar TIK di sekolah ini jadi kemapuan
dalam bersaing dengan sekolah lainnya akan sulit (Modul Teknik
Analisis Manajemen (TAM) Penguatan Kepala Sekolah, 2019).
b).Peserta Didik
Peserta didik adalah salah satu unsur potensi sekolah yang harus
dikelola secara baik dan benar, Kepala Sekolah berkewajiban
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan terpadu yang
meliputi bakat, minat, dan kreativitas, untuk mantapnya kepribadian peserta
didik dalam mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan
sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan
dengan tujuan pendidikan , disamping itu potensi yang dimiliki peserta didik
perlu diberi wadah agar peserta didik dapat mengaktualisasikan potensi
yang dimiliki dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat.
potensi peserta didik dapat diwadahi melalui kegiatan ekstrakurikuler yang
dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan, kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan
dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal
dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Pembinaan kesiswaan yang bersifat akademik dapat dilakukan melalui
kegiatan ko kurikuler misalnya mengadakan lomba mata pelajaran/program
keahlian, menyelenggarakan kegiatan ilmiah, workshop, seminar, diskusi
panel yang bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), mengadakan
pameran karya inovatif dan hasil penelitian. Peserta didik dapat
dikembangkan jiwa kewirausahaanya melalui pembinaan maupun
pembiasaan pada kegiatan kurikuler, kokurikuler, intrakurikuler, maupun
ekstra kurikuler.
c). Orang tua/Wali Siswa dan Masyarakat/Komite Sekolah
Orang tua/wali siswa memegang peran penting dalam kelancaran dan
kelangsungan proses pendidikan di sekolah, melalui komite sekolah yang
merupakan lembaga mandiri dengan beranggotakan orangtua/wali peserta
didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan,
sungguh diperlukan oleh sekolah.
Secara gotong royong, demokratis, mandiri, profesional, dan akuntabel
komite sekolah berfungsi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
pendidikan, komite juga bertugas memberikan pertimbangan dalam
penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan, juga melakukan
penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari masyarakat
baik perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri maupun pemangku
kepentingan lainnya melalui upaya kreatif dan inovatif; potensi yang dimiliki
komite sekolah bersama masyarakat dapat diberdayakan dan dikembangkan
untuk peningkatan mutu sekolah.
(iv) Presentasi
Setelah dibuat perencanaan kemitraan presentasi dilakukan kepada
pimpinan dan pihak-pihak yang terkait dengan program kemitraan yang
telah direncanakan. Presentasi sebaiknya dipersiapkan dengan matang
baik materi, alat-alat pendukung, waktu, maupun cara penyampaian,
agar bagian-bagian yang terkait dan para pengambil keputusan dapat
memahami tujuan dan keuntungan dari program kemitraan yang
ditawarkan. Sebaiknya pada proses presentasi ini dilakukan diskusi
dan evaluasi awal atas rencana yang telah dibuat.
- Penyusunan evaluasi
Setelah monitoring dilakukan kemudian analisis data, menarik simpulan hasil analisis,
dan menyusun laporan hasil evaluasi program.
Pengembangan Komunitas
berbasis aset
Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) merupakan suatu kerangka kerja yang
dikembangkan oleh John McKnight dan Jody Kretzmann. Pendekatan Pengembangan
Komunitas Berbasis Aset (PKBA) muncul sebagai kritik terhadap pendekatan konvensional
atau tradisional yang menekankan pada masalah, kebutuhan, dan kekurangan yang ada pada
suatu komunitas. Pendekatan tradisional tersebut menempatkan komunitas sebagai penerima
bantuan, dengan demikian dapat menyebabkan anggota komunitas menjadi tidak berdaya,
pasif, dan selalu merasa bergantung dengan pihak lain.
▪ Berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas.
Penjelasan yang ada sebenarnya ditujukan untuk pengembangan masyarakat. Akan tetapi,
pendekatan ini tetap dapat diimplementasikan pada lingkungan sekolah karena sekolah
merupakan sebuah miniatur tatanan masyarakat di suatu daerah. Berikut ini inti dari
pengembangan komunitas berbasis Aset di Sekolah.
1. Perubahan masyarakat yang signifikan karena warga lokal dalam masyarakat tersebut
yang mengupayakan perubahan. Apabila kita aplikasikan ke lingkungan sekolah dan
seluruh warga sekolah berupaya melakukan perubahan maka perubahan tersebut pasti
akan terjadi.
2. Warga masyarakat akan bertanggung jawab pada yang sudah mereka mulai. Dengan
demikian setiap warga sekolah akan bertanggung jawab atas apa yang sudah dimulai.
4. Masyarakat tidak pernah dibangun dengan berfokus terus pada kekurangan, kebutuhan
dan masalah. Masyarakat merespons secara kreatif ketika fokus pembangunan pada
sumber daya- sumber yang tersedia, kapasitas yang dimiliki, kekuatan dan aspirasi yang
ada. Sekolah harus dibangun dengan melihat pada kekuatan, potensi, dan tantangan,
kita harus bisa fokus pada pembangunan sumber daya yang tersedia, kapasitas yang kita
miliki, serta kekuatan dan aspirasi yang sudah ada.
6. Dalam setiap unsur sekolah, pasti ada sesuatu yang berhasil. Dari pada menanyakan
“ada masalah apa?” dan “bagaimana memperbaikinya?”, lebih baik bertanya “apa yang
telah berhasil dilakukan?” dan “bagaimana mengupayakan lebih banyak hasil lagi?” Cara
bertanya ini mendorong energi dan kreativitas.
Fokus mencari bantuan dari sponsor atau Mengorganisasikan kompetensi dan sumber
institusi lain daya (aset dan kekuatan)
PSBA menggunakan paradigma inkuiri apresiatif yaitu sebuah pendekatan kolaboratif dalam
melakukan perubahan yang berbasis kekuatan. Tools dalam inkuiri apresiatif dikenal dengan
istilah BAGJA, sebuah akronim dari kata Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi,
Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi. Kata BAGJA sendiri dalam bahasa sunda berarti
bahagia. Dengan memetakan kekuatan dalam diri dan potensi murid, dapat dibuaat perencaan
dan pengelolaan strategi perubahan untuk mencapai visi pribadi yaitu bahagia.
PSBA erat kaitannya dengan proses membangun budaya positif di sekolah. Tujuan
membangun budaya positif adalah menumbuhkan karakter anak. Salah satu karakter penting
adalah kedisiplinan. Yang perlu diingat bahwa tujuan akhir dari disiplin adalah agar anak
memahami perilaku mereka sendiri, mengambil inisiatif, menjadi bertanggung jawab atas
pilihan mereka, dan menghargai diri mereka sendiri dan orang lain. Oleh karena itu tindakan
guru yang tepat yaitu dengan bertanya dan membuat kesepakatan agar mendorong motivasi
intrinsik.
PSBA erat pula kaitannya dengan pembelajaran berdiferensiasi, pembelaran sosial emosional,
serta proses coaching. Ketiga hal ini sangat berpengaruh terhadap guru sebagai pemimpin
pembelajaran yang sekaligus juga sebagai aset sekolah. Melalui pembelajaran berdiferensiasi,
guru lebih menghargai keberagaman potensi yang dimiliki oleh murid sehingga potensi murid
tersebut dapat berkembang secara maksimal. Dengan pembelajaran sosial emosional guru
tidak hanya membangun kecerdasan otak murid, tetapi juga kecerdasan hati. Sedangkan
melalui proses coaching guru akan mampu membimbing murid untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapinya dengan caranya sendiri dan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya.
PSBA dalam pelaksanaanya bukan tidak mungkin menghadirkan suatu dilema etika atau
bahkan godaan moral. Dilema etika adalah suatu kondisi dimana sesorang dihadapkan pada
dua pilihan yang sama-sama benar namun memiliki kepentingan yang berbeda. Sedangkan
godaan moral adalah suatu kondisi dimana seseorang dihadapkan pada pilihan benar dan
salah. Seorang pemimpin pembelajaran dalam PBSA harus terampil dalam membuat
keputusan yang tepat. Keputusan yang diambil harus memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip
serta 9 langkah pengambilan keputusan.
4 paradigma dalam pengambilan keputusan diantaranya yaitu individu lawan masyarakat, rasa
keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan keadilan serta jangka pendek lawan jangka
panjang. Adapun 3 prinsip dalam pengambilan keputusan diantaranya yaitu berpikir berbasis
hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, serta berpikir berbasis rasa peduli. Sementara itu 9
langkah pengambilan keputusan diantaranya sebagai berikut.
4. Melakukanpengujian benar/salah diantaranya uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji
publikasi, dan uji panutan.
5. Pengujian 4 paradigma
6. Melakukan prinsip resolusi (apakah berbasis hasil akhir, aturan, atau rasa peduli)
7. Melakukan investigasi opsi trilema, yaitu membuat suatu keputusan alternative
8. Membuat keputusan
Kesimpulan yang bisa dibuat berdasarkan uraian di atas adalah PSBA dapat mengembangkan
potensi atau sumber daya yang ada di sekolah. Beragam sumber daya yang ada di sekolah
dapat dikelompokkan menjadi 7 macam aset atau modal diantaranya yakni modal manusia,
modal social, modal fisilk, modal lingkungan, modal finansial, modal politik, serta modal agama
dan budaya.
Apa saja 7 aset utama atau modal utama dalam Pendekatan Komunitas Berbasis Aset ?
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset menjadi langkah konkrit dalam upaya
peningkatan kualitas sekolah. Sebagai sebuah intitusi, sekolah memiliki komponen biotik
maupunabiotik di dalamnya. Komponen biotik meliputi murid, kepala sekolah, guru,
staf/tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua, masyarakat sekotar sekolah.
Sementara komponen abiotik yang juga berpedan aktif dalam menunjang keberhasilan proses
pembelajaran diantaranya adalah keuangan juga sarana dan prasarana.
1. Modal manusia
Sumber daya manusia yang berkualitas, investasi pada sumber daya manusia menjadi sangat
penting yang berhubungan dengan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan dan harga diri
seseorang.
Pendekatan lain mengelompokkan aset atau modal ini dengan melihat kecakapan seseorang
yang berhubungan dengan kemasyarakatan, contohnya kecakapan memimpin sekelompok
orang, dan kecakapan seseorang berkomunikasi dengan berbagai kelompok. Kecakapan yang
berhubungan kewirausahaan, contohnya kecakapan dalam mengelola usaha, pemasaran,
yang negosiasi. Kecakapan yang berhubungan dengan seni dan budaya, contohnya kerajinan
tangan, menari, bermain teater dan bermain musik.
2. Modal Sosial
Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada didalamnya dan mengatur pola
perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antara unsur yang
ada di dalam komunitas/masyarakat.
Contoh-contoh yang termasuk dalam modal sosial antara lain adalah asosiasi. Asosiasi adalah
sudatu kelompok yang ada di dalam komunitas masyarakat yang terdiri atas dua orang atau
lebih yang bekerja bersama dengan suatu tujuan yang sama dan saling berbagi untuk suatu
tujuan yang sama dan saling berbagi untuk suatu tujuan yang sama. Asosiasi terdiri atas
kegiatan yang bersifat formal maupun nonformal. Beberapa contoh tipe asosiasi adalah
berdasarkan keyakinan, kesamaan profesi, kesamaan hobi, dan sebagainya. Terdapat
beberapa macam bentuk modal sosial, yaitu fisik (lembaga), misalnya asosiasi dan institusi.
Institusi adalah suatu lembaga yang mempunyai struktur organisasi yang jelas dan biasanya
sebagai salah satu faktor utama dalam proses pengembangan komunitas masyarakat.
3. Modal Fisik
Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu : 1). Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau
lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan; 2)
Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan,
jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi dan lain-lain
4. Modal Lingkungan/alam
Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam upaya
pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup. Modal lingkungan terdiri dari bumi, uara
yangbersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.
Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua hasil dari pohon sepereti
kayu, buah, bambu, atau material bangunan yang bisa digunakan kembali untuk menenun,
dan sebagainya.
5. Modal Finansial
Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk
membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas.
Modal finansial termasuk tabungan, hutan, investasi, pengurangan dan pendapatan pajak,
hibah, gaji, serta sumber pendapatan internal dan eksternal.
Modal finansial juga termasukpengetahuan tentang bagaimana menanam dan menjual sayur
di pasar, bagaimana menghasilkan uang dan membuat produk-produk yang bisa dijual,
bagaimana menjalankan usaha kecil, bagaimana memperbaiki cara penjualan menjadi lebih
baik, dan juga bagaimana melakukan pembukuan.
6. Modal Politik
Modal Politik adalah ukuranketerlibatan sosial. Semua lapisan atau kelompok memiliki
peluang atau kesempatan yang sama dalam kepemimpinan, serta memiliki suara dalam
masalah umum yang terjadi dalam komunitas.
Lembaga pemerintah atau pewakilan yang memiliki hubungan dengan komunitas, seperti
komunitas sekolah, komite pelayanan kesehatan, pelayanan listrik atau air
Upaya pemberian bantuan empati dan perhatian, kasih sayang, dan unsur dari kebijakan
praktis (dorongan utama pada kegiatan pelayana). Termasuk juga kepercayaan, nilai, sejarah,
makanan, warisan budaya, seni, dan lain lain.
Kebudayann yang unik disetiap daerah masing-masing merupakan serangkaian ide, gagasan,
norma, perlakuan, serta benda yang merupakan hasil karya manusia yang hidup berkembang
dalam sebuah ruang geografis.
Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan berfungsi untuk
mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah komunitas, baik perilaku lahiriah maupun
simbolik. Agama menuntun terbentuknya moral sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi
juga perilaku atau amalan.
Indetifikasi dan pemtaan modal budaya agama merupakan langkah yang sangat pernting
untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu
komunitas, termasuk kelembagaan dan tokoh tokoh penting yangberperan langsung atau tidak
langsung di dalamnya.
Sangat penting mengetahui sejauh mana keberadaan ritual keagamaan dan kebudayaan yang
ada di masyarakat serta pola relasi yang tercipta di antaranya dan selanjutnya bisa
dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjang pengembangan perencanaan dan kegiatan
bersama.
Pertanyaan utama ini digunakan sebagai penentu arah penelurusan terkait perubahan yang
kita inginkan. Berikut ini contoh pertanyaan yang dapat digunakan untuk memulai proses
lainnya.
tahapan ini akan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan dan mengambil keputusan
keputusan. Ketika perencanaan awal kita perlu membuat pertanyaan-pertanyaan untuk
membantu penyusunan rencana agar lebih konkret , seperti :
3. bagaimana agar setiap orang dalam komunitas sekolah dapat secara informal melakukan
improvisasi dan kontribusi membantu terwujudnya perubahan?
Dari semua langkah yang kita susun kita harus mengupayakan agar kelemahan suatu sistem
dalam organisasi menjadi tidak relevan, karena semua aspek dalam organisasi fokus pada
penyelarasan kekuatan, dengan satu tujuan yaitu mengatasi kelemahan.
Daftar Pustaka
https://ainamulyana.blogspot.com/2022/03/pendekatan-berbasis-aset-sebagai-untuk.html
https://www.sekolahathirah.sch.id/read-AFjldq.html