Direktorat J enderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan
Departemen Pendidikan Nasional Gedung D Lantai 15 J l. J endral Sudirman Pintu I Senayan J akarta Telp/fax. 021-57974128, 57974129, 57974130, 57974131, 57974132, 57974133 bermutu_diknas@yahoo.com BAHAN BELAJAR MANDIRI Profil Kebutuhan Guru Paket Pembelajaran Manajemen Program BERMUTU Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading
BERMUTU
Profil Kebutuhan Guru Drs. H. Dadang Yudhistira, S.H., M.Pd. Pengembang (Pengembang Bahan Belajar Mandiri (BBM) Manajemen Kepala SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya)
Dr. Sultan, M.Pd. Universitas Negeri Malang Penelaah Dr. Harsono, MS Universitas Muhammadiyah Surakarta Dr. Bambang Supeno, M.Pd. Universitas Negeri Jember
Profil Kebutuhan Guru 2008 Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional Gedung D Lantai 15 Jl. Jendral Sudirman Pintu I Senayan Jakarta Telp/fax. 021-57974128, 57974129, 57974130, 57974131, 57974132, 57974133 bermutu_diknas@yahoo.com
Profil Kebutuhan Guru i
Profil Kebutuhan Guru Kata Pengantar Dalam rangka mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) melaksanakan Program Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading (BERMUTU) dimulai pada tahun 2008 sampai tahun 2013 yang tersebar di 75 Kabupaten/Kota di 16 provinsi. Program BERMUTU bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran sebagai dampak peningkatan kompetensi, kualifikasi, dan kinerja guru. Salah satu komponen strategis Program BERMUTU untuk mencapai tujuan tersebut adalah penguatan peningkatan mutu dan profesional guru secara berkelanjutan. Besarnya jumlah guru yang belum memenuhi kualifikasi minimal S1/D4 menjadi dasar pemikiran untuk memberdayakan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang mewadahi guru SD, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang mewadahi guru bidang studi di SMP, Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS), Musyawarah Kerja Program Studi (MKPS). Pada Program BERMUTU, peningkatan kompetensi guru akan ditingkatkan dengan memberdayakan KKG dan MGMP sehingga mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan pengembangan profesional guru termasuk pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi bagi guru yang belum memiliki Ijazah S1/D4 dan juga bagi kepala sekolah dan pengawas sekolah. Paket Pembelajaran Model BERMUTU telah dikembangkan untuk dimanfaatkan sebagai perangkat utama dalam proses pendidikan dan pelatihan terakreditasi bagi guru di KKG/MGMP, dan kepala sekolah serta pengawas sekolah di KKKS/MKKS, KKPS/MKPS. Paket Pembelajaran Model BERMUTU untuk bidang studi yang dirancang dengan mengintegrasikan pendekatan penelitian tindakan kelas, lesson study, dan studi kasus, diharapkan dapat memandu guru-guru untuk melakukan kajian kritis terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan, memperbaiki dan mengembangkan kurikulum pembelajarannya, serta mempraktikkan pembelajaran yang baik berdasarkan metode PAKEM dan strategi pembelajaran inovatif lainnya. Sementara itu, Paket Pembelajaran Model BERMUTU untuk bidang manajemen dirancang untuk menjadi panduan praktis bagi kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas pengelolaan dan penyeliaan. Paket Pembelajaran Model BERMUTU dikembangkan dengan melibatkan sejumlah widyaiswara dari P4TK, dosen LPTK, guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah, serta mengintegrasikan berbagai masukan dari praktisi lapangan dan nara sumber ahli dari LPTK. Dengan Paket Pembelajaran Model BERMUTU, beragam kegiatan pengembangan profesional guru di KKG/MGMP, dan pengembangan kepala sekolah dan pengawas di KKKS/MKKS, KKPS/MKPS dapat dilaksanakan secara aktif. Penghargaan dan terima kasih setinggi-tingginya disampaikan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pengembangan Paket Pembelajaran Model BERMUTU ini yang dikoordinasikan oleh Direktorat Pembinaan Diklat, Ditjen PMPTK. Semoga Paket Pembelajaran Model BERMUTU ini dapat bermanfaat bagi guru-guru dan komtopikas pendidikan pada umumnya, sehingga pada akhirnya dapat tercapai cita-cita luhur peningkatan kualitas pendidikan di tanah air.
Jakarta, 20 November 2008 Direktur Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan
Sumarna Surapranata, Ph,D. NIP. 131 470 163
Profil Kebutuhan Guru iii
Profil Kebutuhan Guru Daftar Isi
Kata Pengantar ..................................................................... i Daftar isi.... ....................................................................... iii Pendahuluan ....................................................................... 1 Topik1. Bagaimanakah Melakukan Pendampingan pada Guru dalam Pembelajaran? ....................................................... 7 Unit 1. Pengenalan Karakteristik Pembelajaran yang Baik ................. 8 A. Pengantar .............................................................. 9 B. Tujuan ................................................................ 10 C. Bahan, Alat dan Nara Sumber ..................................... 10 D. Lampiran .............................................................. 11 E. Langkah Kegiatan .................................................... 11 Unit 2. Penilaian Kinerja Guru ................................................. 33 A. Pengantar ............................................................. 35 B. Tujuan ................................................................ 35 C. Bahan, Alat dan Nara Sumber ..................................... 36 D. Langkah Kegiatan .................................................... 36 E. Lampiran .............................................................. 39 Unit 3. Pendampingan Guru .................................................... 49 A. Pengantar ............................................................. 51 B. Tujuan ................................................................ 52 C. Bahan, Alat dan Nara Sumber Belajar ............................ 52 D. Langkah Kegiatan .................................................... 53 E. Lampiran .............................................................. 59 Topik 2. Pendataan Profil Guru dan Analisis .................................73 Unit 4. Membuat Daftar Kualifikasi, Kompetensi dan Permasalah Guru .......................................................... 74 A. Pengantar ............................................................. 75 B. Tujuan ................................................................ 76 C. Bahan, Alat dan Nara Sumber Belajar ............................ 76 D. Sumber Belajar ...................................................... 76 E. Langkah Kegiatan .................................................... 77 F. Lampiran .............................................................. 79
BERMUTU iv
Profil Kebutuhan Guru Unit 5. Tingkat Aktivitas Guru dalam KKG/MGMP .......................... 93 A. Pengantar ............................................................. 95 B. Tujuan ................................................................ 95 C. Bahan, Alat dan Nara Sumber Belajar ............................ 95 D. Langkah Kegiatan .................................................... 96 E. Lampiran ............................................................ 100 Daftar Pustaka ................................................................... 102 Glosarium ...................................................................... 103
Profil Kebutuhan Guru 1
Profil Kebutuhan Guru Pendahuluan Paket Pembelajaran BERMUTU merupakan program inovatif untuk meningkatkan kualitas pengajaran melalui kelompok kerja guru, kepala sekolah, dan pengawas. Program ini akan diadakan di 75 kabupaten/kota di 16 propinsi di Indonesia dengan harapan akhirnya program ini dapat dijadikan model pengembangan profesional yang sistematis bagi KKG dan MGMP di seluruh Indonesia. Ada dua Paket Pembelajaran BERMUTU, yaitu Paket Pembelajaran Bidang Ilmu untuk guru SD dan SMP, serta Paket Pembelajaran Manajemen untuk kepala sekolah dan pengawas. Terdapat tiga tujuan utama dari program ini. Tujuan Meningkatkan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas dalam memperbaiki kualitas pengajaran. Memberikan kontribusi pada peningkatan kualifikasi para peserta dengan adanya angka kredit yang diberikan kepada yang berhasil menyelesaikan program ini. Memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas sistem pengembangan tenaga profesional melalui tersedianya program kelompok kerja guru, kepala sekolah, dan pengawas yang dapat diterapkan, sistematis, dan berkelanjutan Paket Pembelajaran Manajemen merupakan acuan program pengembangan profesional yang sistematis dan fleksibel kepala sekolah dan pengawas di KKKS/MKKS, KKPS/MKPS. Paket Pembelajaran Manajemen Bermutu Paket Pembelajaran Manajemen terdiri dari empat Bahan Belajar Mandiri (BBM) tentang aspek manajemen, yaitu: Struktur Paket (1) Bahan Belajar Mandiri (BBM) Pemetaan Kebutuhan dan Profil Guru (2) Bahan Belajar Mandiri (BBM) Pengelolaan Kualitas KKG/MGMP (3) Bahan Belajar Mandiri (BBM) Himpunan & Pengelolaan Dana (4) Bahan Belajar Mandiri (BBM) Diseminasi Best Practice Keempat Panduan Paket Manajemen merupakan bagian-bagian dari sebuah keseluruhan, dan perlu dipelajari secara berurutan dari yang pertama (Profil Kebutuhan Guru) hingga yang terakhir (Diseminasi Praktik Unggul). Tiap Panduan dibuat berkaitan dengan panduan sebelumnya. Di samping keempat Panduan tersebut, kepala sekolah dan pengawas juga akan mempelajari dasar keterampilan TIK/ICT melalui
BERMUTU 2
Profil Kebutuhan Guru Panduan TIK/ICT dalam Pembelajaran. Adapun tujuannya adalah agar kepemimpinan dalam KKG/MGMP memiliki keterampilan yang sama dengan para guru dan memahami sumber-sumber TIK/ICT yang diperlukan dalam gugus guna mengakses Laman (Website) Cakrawala Guru serta menyelesaikan persyaratan studi BERMUTU. Selain itu, para kepala sekolah and pengawas didorong untuk mengikuti Paket Pembelajaran Bermutu Bidang Ilmu. Pada pertemuan awal, mereka bersama dengan para guru Paket Bidang Ilmu memperoleh pemahaman tentang Pengantar Program Bermutu. Untuk pengelolaan KKG/MGMP yang efektif mereka juga akan memperoleh pemahaman tentang strategi inti dalam paket peningkatan guru tersebut: PTK, Studi Pelajaran (Lesson Study), dan Studi Kasus. Hal ini akan membantu mereka dalam merencanakan program secara tepat, serta memastikan/menjamin bahwa segala persiapan telah dilaksanakan dan bahan-bahan telah berada pada tempatnya untuk melaksanakan program. Sebagai bukti telah mempelajari Paket ini, para peserta diwajibkan menyelesaikan 4 (empat) buah tugas, sebuah untuk tiap Panduan. Tugas- tugas tersebut berupa latihan dalam kerja (on-the-job training) dan terkait erat dengan pengelolaan efektif kegiatan para guru di sekolah dan pada/dalam tingkat KKG/MGMP. Keempat tugas tersebut akan dikumpulkan dalam portofolio Paket Pembelajaran Manajemen yang selanjutnya dinilai oleh mitra LPTK, serta digunakan untuk perolehan angka kredit promosi. Tugas-tugas tersebut adalah sebagai berikut. Proses Belajar Paket Pembelajaran Manajemen Tugas: Penyusunan data base kompetensi, kualifikasi dan kinerja guru, baik di tingkat sekolah maupun di KKG/MGMP di sekolah masing masing. Panduan 1: Profil Kebutuhan Guru Tugas: Penyusunan Rencana Strategis yang lengkap dengan Analisis SWOT, Visi, Misi, program, dan kebijakan operasional Panduan 2: Pengelolaan Kualitas KKG/MGMP Tugas: Penyusunan Proposal untuk Hibah Kegiatan KKG/MGMP Panduan 3: Himpunan dan Pengelolaan Dana Tugas: Penulisan naskah tentang keberhasilan best practice Panduan 4: Diseminasi Best Practice Setiap Paket Pembelajaran BERMUTU Bidang Manajemen memiliki bobot untuk dipelajari oleh Kepala Sekolah dan atau Pengawas Sekolah selama 16 kali pertemuan dalam waktu 1 semester sampai satu tahun. Namun demikian, proses pertemuan di KKKS/MKKS, KKPS/MKPS diatur untuk mengakomodasikan peserta mempelajari beberapa Paket Pembelajaran selama 16 kali pertemuan, sehingga diperoleh pola pertemuan sebagai berikut ini. Kalender pembelajaran
Profil Kebutuhan Guru 3
Profil Kebutuhan Guru
Berikut ini adalah uraian pola pertemuan di KKKS/MKKS, KKPS/MKPS: No. Pertemuan Keterangan Tugas Mandiri 1 Pengantar Program BERMUTU Penilaian Kebutuhan Guru dan Peran Kepala Sekolah sebagai Pembina Diskusi awal tentang Model BERMUTU Diskusi tentang Pembinaan dan pengembangan KKG/MGMP Penjelasan tentang Penilaian Kebutuhan Guru dan Peran Kepala Sekolah sebagai Pembina Pengenalan Karakteristik Pembelajaran yang baik. Latihan Penilaian Guru Berbasis Kinerja Latihan dan Praktik Pendampingan guru Latihan Analisis Kebutuhan Guru, Kualifikasi, Kompetensi dan Permasalahan Guru. Latihan Peningkatan Aktivitas Guru dalam KKG/MGMP Kepala Sekolah dan Pengawas membaca dan mempelajari bahan-bahan: bahan ajar cetak, AV, dan web-based. Kepala Sekolah dan Pengawas mengerjakan latihan dan tugas-tugas Analisis Kebutuhan guru dan pendataan profil guru Kepala Sekolah dan Pengawas membaca dan mempelajari bahan-bahan: bahan ajar cetak, AV, dan web-based tentang Kebutuhan Guru, Profil Guru, dan Kepala Sekolah sebagai Pembina. 2 3 4
5 Keterampilan ICT Penjelasan tentang peran dan fungsi ICT dalam Pembelajaran Latihan praktis pengenalan ICT dan peralatan pendukung program ICT Kepala Sekolah dan Pengawas mengerjakan latihan dan tugas-tugas pengenalan ICT dan peralatan pendukungnya. 6 7 Pengelolaan Kualitas Pendidikan dalam gugus Penjelasan tentang Konsep Kualitas Pendidikan, Kendali Mutu, dan Penjaminan Kualitas Pendidikan Identifikasi dimensi dan Kepala Sekolah dan Pengawas membaca dan mempelajari bahan-bahan: bahan ajar cetak, AV, dan web-based tentang Pengelolaan Kualitas Pendidikan 8 9 10 16 x pertemuan dalam waktu 1 tahun I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI Pengantar & Profil Guru ICT Kualitas Keuangan Diseminasi Pengantar Program BERMUTU Penilaian Kebutuhan Guru dan Peran Kepala Sekolah sebagai Pembina Keteram- pilan ICT Pengelolaan Kualitas Pendidikan dalam gugus Himpunan & Pengelolaan Keuangan dalam gugus Diseminasi Best Practice dalam gugus
BERMUTU 4
Profil Kebutuhan Guru No. Pertemuan Keterangan Tugas Mandiri indikator kualitas pendidikan Evaluasi dan Refleksi Kegiatan KKG/MGMP Kepala Sekolah dan Pengawas mengerjakan latihan dan tugas-tugas identifikasi dimensi dan indikator kualitas pendidikan Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan reviu dan refleksi terhadap kegiatan KKG/MGMP berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan dokumentasi yang tersedia. 11 Himpunan & Pengelolaan Keuangan dalam gugus Praktik menulis proposal hibah Praktik perencanaan keuangan untuk unit pendidikan Kepala Sekolah dan Pengawas membaca dan mempelajari bahan-bahan: bahan ajar cetak, AV, dan web-based tentang Pengelolaan Keuangan Kepala Sekolah dan Pengawas mengerjakan latihan penulisan proposal hibah untuk unit pendidikan Kepala Sekolah dan Pengawas mengerjakan latihan dan tugas-tugas perencanaan keuangan untuk unit pendidikan 12 13 14 Diseminasi Best Practice dalam gugus Penjelasan tentang Best Practice dalam pendidikan Strategi umum diseminasi Best Practice Latihan perencanaan diseminasi Best Practice dalam gugus Seminar Kepala Sekolah dan Pengawas membaca dan mempelajari bahan-bahan: bahan ajar cetak, AV, dan web-based tentang Best Practice dan Diseminasi Kepala Sekolah dan Pengawas mengerjakan latihan dan tugas-tugas perencanaan diseminasi Best Practice 15 16
KESIMPULAN
Program BERMUTU diciptakan untuk membuka era baru pengembangan guru, kepala sekolah dan pengawas yang diangkat berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14/2005. Program ini berpotensi mentransformasikan kelompok kerja pendidik menjadi sumber pengembangan mutu profesional yang berkelanjutan. Keberhasilan pengembangan mutu profesional ini sangat tergantung dari kepempinan dan peran kepala sekolah dan pengawas dalam pengelolaan mutu dan relevansi KKG/MGMP pada masa yang akan datang.
Profil Kebutuhan Guru 5
Profil Kebutuhan Guru
PANDUAN IV: BEST PRACTICE 1. Hakikat Best Practice 2. Penulisan Best Practice 3. Diseminasi Best Practice PANDUAN III: PENGELOLAAN DANA KKG/MGMP 1. Penyusunan proposal hibah KKG/MGMP 2. Pertanggungjawaban penggunaan dana 3. Pengelolaan dan pelaporan dana yang akuntabel dan transparan PANDUAN II: PENGELOLAAN KUALITAS KKG/MGMP 1. Analisis Lingkungan KKG/MGMP 2. Penyusunan Rencana Strategis KKG/MGMP 3. Pelaksanaan Pengelolaan KG/MGMP 4. Pemberdayaan KKG/MGMP 5. Mereviu Hasil Kegiatan KKG/MGMP 6. Analisis Kemajuan KKG/MGMP 7. Penyusunan laporan dan tindak lanjut PANDUAN I: PROFIL KEBUTUHAN GURU 1. Pengenalan Karakteristik Pembelajaran yang Baik 2. Penilaian Kinerja Guru 3. Pendampingan Guru 4. Kualifikasi, Kompetensi, dan Permasalahan Guru 5. Tingkat Akativitas Guru dalam KKG/MGMP BAHAN BELAJAR MANDIRI (BBM) MANAJEMEN
BERMUTU 6
Profil Kebutuhan Guru
STANDAR KOMPETENSI PENGAWAS 1. Kompetensi Kepribadian 2. Kompetensi Supervisi Manajerial 3. Kompetensi Supervisi Akademik 4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan 5. Kompetensi Penelitian Pengembangan 6. Kompetensi Sosial
STANDAR KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 1. Kompetensi Kepribadian 2. Kompetensi Manajerial 3. Kompetensi Kewirausahaan 4. Kompetensi Supervisi 5. Kompetensi Sosial STANDAR KOMPETENSI GURU 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial 4. Kompetensi Profesional Kompetensi Pengawas Kepala Sekolah dan Guru
Profil Kebutuhan Guru 7
Profil Kebutuhan Guru
Topik 1 : Bagaimanakah Melakukan Pendampingan pada Guru dalam Pembelajaran?
BERMUTU 8
Pengenalan Karakteristik Mengajar yang Baik Unit-1
Unit 1: Pengenalan Karakteristik Pembelajaran yang Baik
Profil Kebutuhan Guru 9
Profil Kebutuhan Guru Unit-1 A. Pengantar Peningkatan profesionalisme guru melalui KKG/MGMP menjadi tanggung jawab guru, pengawas, dan kepala sekolah sebagai mitra kerja, sehingga guru mampu memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional yang dipersyaratkan. Panduan Profil Guru ini membangun kemampuan kepala sekolah dan pengawas dalam mengidentifikasikan pengajaran dan pembelajaran yang efektif (Unit 1); menilai kebutuhan guru (Unit 2); mendampingi guru dalam peningkatan kinerja (Unit 3); dan menyusun profil guru di sekolah masing masing (Unit 4). Salah satu persoalan kualitas guru adalah masih ditemukan guru yang rendah pemahamannya terhadap karakteristik Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). Dalam pelaksanaan pendidikan khususnya di sekolah, guru adalah sutradara sekaligus aktor (pelaku) pendidikan dalam pembelajaran. Sangatlah besar pengaruh guru terhadap keberhasilan konsep-konsep pembaharuan dalam bidang pembelajaran. Guru adalah agen pembelajaran (learning agent) dan agen perubahan (change agent). Dalam suatu perubahan, perilaku guru beragaman. Diantaranya proaktif, reaktif, tetapi ada pula yang apatis. Perilaku guru yang diharapkan adalah guru proactive dalam mengimplementasikan perkembangan teknologi informasi, metodologi, strategi, dan pendekatan pembelajaran. Diakui, bahwa kepala sekolah dan pengawas memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas guru. Namun tanpa dimilikinya pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang memadai, maka Kepala Sekolah dan Pengawas akan mengalami kesulitan untuk meningkatkan kualitas guru. Kenyataan di lapangan masih ada kepala sekolah dan pengawas yang belum memahami tentang PAKEM. Juga dimungkinkan masih ada yang tidak pernah melakukan observasi dan menilai kinerja guru, takut melakukan supervisi klinis, takut untuk mengamati guru dalam pembelajaran di kelas, bahkan jarang tahu tentang kesulitan dan keberhasilan guru dalam pembelajaran, serta kurang tahu sikap peserta didik terhadap layanan pembelajaran yang diberikan guru. Agar kepala sekolah dan pengawas dapat berperan meningkatkan kualitas guru dalam menciptakan PAKEM dalam pembelajaran, maka Kepala sekolah dan Pengawas perlu dibekali dengan pengenalan karakteristik PAKEM dalam pembelajaran. Tugas yang akan dinilai oleh LPTK sebagai kelengkapan belajar dari panduan ini mulai di Unit I. Tugas tersebut adalah untuk menyusun salah satu data base tentang guru di sekolah berdasarkan kompetensi, kwalifikasi dan kinerja guru, baik di tingkat sekolah maupun di KKG/MGMP. Sebagai RTL dari Unit 1 ini, kepala sekolah dan pengawas akan melakukan observasi kelas dari semua guru di tingkat sekolah; dan hasilnya akan disimpan di portofolio untuk menjadi sumber profil guru.
BERMUTU 10
Pengenalan Karakteristik Mengajar yang Baik Unit-1 Bahan Belajar Mandiri (BBM) unit 1 tentang pengenalan karakteristik pembelajaran yang baik (PAKEM) ini menggunakan atau memanfaatkan unit PAKEM yang telah dikembangkan sebelumnya dari program MBE/DBE dan semacamnya. Dalam lampiran dicantumkan sumber belajar tambahan yang dapat baca oleh peserta dalam waktu mereka sendiri.
B. Tujuan Topik 1 ini bertujuan memberi motivasi pada diri kepala sekolah dan pengawas tentang teknik PAKEM. Setelah menyelesaikan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan unit 1, kepala sekolah dan pengawas, diharapkan mampu: 1. mengidentifikasi dan memetakan karakteristik PAKEM. 2. mengidentifikasi jenis pertanyaan yang efektif 3. mengorganisasikan kelas sesuai dengan tugas pembelajaran PAKEM. 4. mendesiminasikan model praktik mengajar kepada guru untuk membantu meningkatkan kualitas profesionalisme guru. 5. memfasilitasi guru untuk meningkatkan kualitas profesionalisme- nya dengan mengoptimalkan KKG/MGMP.
C. Bahan, Alat dan Nara Sumber Belajar Untuk menyelesaikan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan Unit 1, kepala sekolah dan pengawas menggunakan bahan, alat dan sumber belajar antara lain sebagai berikut. 1. Studi Kasus: Pembelajaran Konvensional dan PAKEM. 2. Contoh model pembelajaran efektif dan menyenangkan; atau kunjungan kelas; atau studi banding ke sekolah lain yang telah berhasil dalam mengimplementasikan PAKEM 3. Handout: Model dan karakteristik PAKEM 4. Kajian Pustaka tentang teori dan model PAKEM 5. Lembar observasi modeling PAKEM 6. Lembar pengorganisasian kelas 7. Lembar keterampilan bertanya
Profil Kebutuhan Guru 11
Profil Kebutuhan Guru Unit-1 D. Lampiran Lampiran 1: Bahan Tayangan Untuk Fasilitator Lampiran 2: Bahan Bacaan Untuk Fasilitator dan Peserta Lampiran 3: Bahan Bacaan tentang PAKEM Untuk Peserta Lampiran 4: Bahan Bacaan tentang Ketrampilan bertanya Untuk Peserta
E. Langkah Kegiatan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan Unit 1, dilaksanakan melalui alur kegiatan sebagai berikut.
Untuk menyelesaikan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan Unit 1, Kepala sekolah dan pengawas, diharapkan melakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut. 1. Pengantar (50 menit) Fasilitator membuka sesi ini, selanjutnya menjelaskan tentang kebijakan Program BERMUTU, dengam merangkumkan hal penting tentang program dari Pendahuluan Panduan ini. Kemudian dijelaskan tujuan sesi adalah memberi motivasi pada diri kepala sekolah dan pengawas tentang teknik PAKEM dan menyampaikan informasi yang berkaitan dengan isu-isu penting tentang Model Pembelajaran efektif dan menyenangkan. Fasilitator meminta peserta untuk menambahkan isu-isu lain yang ada di sekolah. Fasilitator bersama peserta bertanya jawab tentang pengalaman mempraktikkan model pembelajaran efektif.
Penguatan dan Penyusunan RTL
Pengantar dan Pengenalan BERMUTU
Penyajian studi kasus atau Observasi
Pemodelan PAKEM dan Diskusi tentang ciri-ciri PAKEM
Penyusunan RPP dan Praktik PAKEM serta diskusi . 4 50 1 30 2 60 3 30 30 5
BERMUTU 12
Pengenalan Karakteristik Mengajar yang Baik Unit-1 Salah seorang peserta membantu fasilitator mencatat di papan tulis temuan inti pengalaman mempraktikkan model pembelajaran efektif.
2. Penyajian studi kasus pembelajaran atau observasi lapangan (30 menit). Untuk dapat menginventarisasi karakteristik pembelajaran yang baik, peserta membedakan antara pembelajaran konvensional dan PAKEM, melalui berbagai alternatif diantaranya: a. Alternatif ke-1: Penyajian studi kasus pembelajaran. Fasilitator menyajikan studi kasus pembelajaran melalui bacaan untuk membandingkan antara pengajaran yang konvensional dan PAKEM. (Lihat contoh studi kasus Berikut ini.) Dia menyampaikan beberapa pertanyaan untuk dipertimbangkan oleh peserta selama pembacaan studi kasus: 1) Apa kelebihan yang telah dimiliki guru? 2) Apa kekurangan guru tersebut dalam mengajar? 3) Bagaimana sebaiknya guru mengajar yang bermakna dan menyenangkan yang memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik? Selanjutnya: Peserta diklat secara berkelompok mengkaji pelaksanaan model yang disajikan dalam bentuk Studi Kasus Pembelajaran. Peserta diklat memberikan tanggapan atas kelebihan dan kekurangan, serta memberikan solusi pemecahannya, yang dicatat dalam lembaran studi kasus Berikut ini. Salah satu kelompok mempresentasikan hasilnya, dan kelompok lain menanggapi dan menambahkan. Berikut ini tertulis sebuah studi kasus tentang pembelajaran yang ditampilkan seorang guru di dalam kelas.
Profil Kebutuhan Guru 13
Profil Kebutuhan Guru Unit-1 Contoh : Studi Kasus melalui bacaan
b. Alternatif ke-2: Observasi kelas tentang Pemodelan PAKEM (mengamati guru mengajar) Alternatif observasi terhadap pemodelan PAKEM dilakukan jika memungkinkan atas dasar pertimbangan waktu, ketersediaan guru dan sekolah yang telah sukses menerapkan PAKEM atau pertimbangan lain.
Studi Kasus Pembelajaran yang Konvensional Seorang guru masuk ruang kelas disambut oleh siswa dengan memberikan salam. Guru tersebut langsung memberikan penjelasan secara klasikal, mata pelajaran IPA tentang ciri-ciri makhluk hidup. Setelah selesai memberi penjelasan guru mengintruksikan agar dibuat kelompok diskusi, dan setiap kelompok diberi Lembar Kerja. Siswa diberi kebebasan untuk berdiskusi, sementara guru asyik dengan memeriksa Pekerjaan Rumah (PR) siswa. Setelah selesai setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Akhir pelajaran guru memberi kesimpulan dari materi pembahasan tersebut dan memberikan tugas rumah secara individu.
Studi Kasus PAKEM Seorang Guru akan membahas mata pelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar: Ciri-ciri mahluk hidup di kelas 3. Guru membawa siswa ke luar kelas untuk mengamati berbagai makhluk hidup yang ada di lingkungan sekolah. Guru memberikan penugasan untuk mengamati satu jenis makhluk hidup, sebagai bahan diskusi oleh masing-masing kelompok dan dipandu dengan LKS. Dalam LKS berisi komponen pertanyaan yang diberikan mulai dari nama makhluk hidup, tempat ditemukan, keadaan, ciri-cirinya, dengan tujuan untuk menggali potensi dan menemukan konsep yang diharapkan dari pembahasan materi tersebut. Guru mengamati setiap kelompok dan memberikan penilaian kinerja untuk setiap siswa dalam kelompok. Setelah selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi, siswa dari kelompok lain menanggapinya. Guru memposisikan diri sebagai moderator dan fasilitator. Setelah selesai presentasi guru memberikan penguatan materi dan kesimpulan dan akhir kegiatan memberikan penerapan konsep pada kehidupan sehari-hari dan penguatan PLH mengenai pentingnya menyayangi dan memelihara makhluk hidup.
BERMUTU 14
Pengenalan Karakteristik Mengajar yang Baik Unit-1 Contoh:
Selama peserta mengamati pembelajaran baik melalui audio visual, atau modeling, dan observasi langsung melalui lapangan, peserta melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar/format observasi PAKEM seperti contoh- contoh Format 1 Pengamatan PAKEM berikut ini.
Format 1: Pengamatan PAKEM
Komponen Pembelajaran Hal Baru yang Berbeda dengan Kebiasaan Pembelajaran Selama ini Kegitan Peserta didik a. b.
Kegiatan Guru a. b.
Sumber Belajar yang Digunakan a. b.
Interaksi Peserta didik dengan Guru a. b.
Interaksi Antara Peserta didik dengan Peserta didik a. b.
Interaksi Antara Peserta didik dengan Sumber Belajar a. b.
Interaksi Antara Peserta didik-Guru dan Sumber Belajar a. b.
Jenis Pertanyaan atau Penugasan yang a. Fasilitator mengajak peserta untuk melihat model pembelajaran yang sudah berhasil mengimplementasikan PAKEM. Peserta diberi format lembar observasi pembelajaran yang disediakan. (Lihat Format 1 berikut ini.)
Profil Kebutuhan Guru 15
Profil Kebutuhan Guru Unit-1 Dikerjakan Peserta didik b.
Pengelolaan Kelas a. b.
Strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru a. b.
Penilaian pembelajaran a. b.
3. Pemodelan PAKEM dan Diskusi (60 menit) Dalam sesi ini ditampilkan pemodelan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Saudara atau fasilitator mempraktikkan pemodelan pembelajaran konvensional dan salah satu model PAKEM, dengan ketentuan: - Saudara peserta membagi diri dalam beberapa kelompok (tiap kelompok maksimal 5 orang). - Satu dari peserta bertindak masing-masing sebagai model, dan yang lainnya berperan sebagai peserta didik. - Model 1 mempraktikkan salah satu model pembelajaran konvensional, dan model 2 mempraktikkan salah satu model pembelajaran PAKEM. - Contoh materi/SK/KD atau indikator pembelajaran yang disajikan disesuaikan dengan mata pelajaran yang dipilih oleh peserta/fasilitator. b. Peserta melaksanakan observasi atau pengamatan pemodelan pembelajaran dengan menggunkan format Observasi PAKEM (Lihat Format 2: Observasi PAKEM dan Pembelajaran Konventional.) Format 2: Format 2: Observasi PAKEM dan Pembelajaran Konventional. No. Aspek Yang Diamati Pemodelan 1 Pemodelan 2 1. Kegiatan Peserta didik
2. Kegiatan Guru 3. Sumber Belajar yang Digunakan
BERMUTU 16
Pengenalan Karakteristik Mengajar yang Baik Unit-1 4. Interaksi Peserta didik dengan Guru
5. Interaksi Antara Peserta didik dengan Peserta didik
6. Interaksi Antara Peserta didik dengan Sumber Belajar
7. Interaksi Antara Peserta didik-Guru dan Sumber Belajar
8. Jenis Pertanyaan atau Penugasan yang Dikerjakan Peserta didik
9. Pengelolaan Kelas 10. Strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru
11. Penilaian pembelajaran
Setelah saudara mengamati pemodelan pembelajaran antara Pemodelan 1 dan Pemodelan 2, secara berkelompok saudara diskusikan kekurangan, kelebihan dan tanggapan saudara untuk masing-masing pemodelan, dengan memfokuskan pengamatan pada setiap aspek-aspek yang dicantumkan dalam Format 2. Selanjutnya, saudara bersama anggota kelompok lainnya memberikan komentar atas pemodelan 1 dan pemodelan 2. Pada tahap pertama, masing-masing kelompok memberikan komentar atas aspek-asprek tertentu, misalnya kelompok 1 memberikan komentar tentang penampilan guru, kelompok 2 tentang peserta didik, dan seterusnya. Catatan: Saudara dapat mengembangkan format pengamatan PAKEM di atas sesuai dengan aspek-aspek yang saudara kembangkan dalam mengidentifikasi model pembelajaran PAKEM. Pada kegiatan selanjutnya, saudara merangkum secara pleno seluruh temuan dan komentar atas pemodelan 1 dan pemodelan 2, untuk melihat secara utuh perbedaan, kekurangan dan kelebihan antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran PAKEM, dengan menggunakan contoh Format 2 lagi
Profil Kebutuhan Guru 17
Profil Kebutuhan Guru Unit-1 4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Simulasi Praktik PAKEM serta Diskusi (30 menit) Pada sesi ini saudara peserta diklat secara berkelompok menyusun Rencana Perlaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk latihan atau simulasi praktik PAKEM. Saudara bersama kelompok melakukan simulasi PAKEM, salah seorang menjadi model dan yang lainnya berperan sebagai peserta didik. Selanjutnya saudara peserta diklat mendiskusikan keberhasilan dan hambatan pelaksanaan model PAKEM berdasarkan contoh studi kasus pembelajaran atau simulasi yang disajikan fasilitator atau teman-teman saudara. Peserta diklat mencatat hasil diskusi pada kertas besar untuk dipajang.
5. Penguatan dan Penyusunan RTL (20 menit) a. Fasilitator memberikan penguatan hasil diskusi tentang karakteristik pembelajaran yang baik dan ketrampilan bertanya. b. RTL untuk Unit 1 terdiri dari pelaksanaan observasi kelas dari semua guru dalam selokah kepala sekolah masing masing. (Pengawas dapat ikut dalam pelaksanaan) Peserta akan memakai Format 1 sebagai Lember Kerja untuk pengamatan. Hasil observasi akan disimpan dalam portofolio dan dibawa kepada pertemuan berikut. Sebelum pelaksanaan peserta diminta untuk membaca Lampiran 3: Bahan Bacaan Untuk Peserta tentang PAKEM, yang sangat membantu dalam pengertian tentang pelaksanaan PAKEM.
Untuk memperdalam wawasan dan ketrampilan kepala sekolah dan pengawas dalam hal observasi pembelajaran, kepala sekolah dan pengawas dapat memperdalam dengan ketrampilan bertanya dan perorganisasian pembelajaran, sebagaimana Lampiran 4 dari Unit ini.
BERMUTU 18
Pengenalan Karakteristik Mengajar yang Baik Unit-1
LAMPIRAN
BAHAN BELAJAR MANDIRI (BBM) MANAJEMEN UNIT 1 Pengenalan Karakterisrtik Pembelajaran Yang Baik
1. Bahan Tayangan Untuk Fasilitator 2. Bahan Bacaan Untuk Fasilitator dan Peserta 3. Bahan Bacaan Untuk Peserta tentang PAKEM 4. Bahan Bacaan Untuk Peserta tentang Ketrampilan Bertanya
Profil Kebutuhan Guru 19
Profil Kebutuhan Guru Unit-1 1. Bahan Tayangan Untuk Fasilitator
TUJUAN PELATIHAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM
Setelah menyelesaikan modul kegiatan unit 1, Kepala Sekolah dan Pengawas Satuan Pendidikan, diharapkan mampu: 1. mengidentifikasi dan memetakan karakteristik mengajar yang efektif dan menyenangkan. 2. mendesiminasikan kepada para guru model praktik mengajar kepada guru untuk membantu meningkatkan kualitas profesionalisme guru. 3. memfasilitasi guru untuk meningkatkan kualitas profesionalismenya dengan mengoptimalkan KKG/MGMP. BEBERAPA ISU TENTANG MODEL PEMBELAJARAN PAKEM Guru belum memperoleh kesempatan menyaksikan pembelajaran efektif dan menyenangkan (PAKEM). Pembelajaran masih sering mengutamakan pengisian LKS yang sebagian besar bentuk pertanyaannya tertutup. Pengelompokkan siswa masih didasarkan atas pengaturan tempat duduk. Kegiatan yang dilakukan siswa seringkali belum mencerminkan belajar kooperatif yang benar. Pembelajaran belum membelajarkan aspek kecakapan hidup. Perbedaan individual siswa belum diperhatikan oleh guru. Guru merasa khawatir untuk melaksanakan PAKEM di kelas VI SD atau kelas IX SMP, karena takut nilai UN rendah. Pajangan hasil karya kreatif siswa cenderung seragam dan terpola.
BERMUTU 20
Pengenalan Karakteristik Mengajar yang Baik Unit-1 Tahapan Kegiatan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan unit 1, dilaksanakan melalui alur kegiatan sebagai berikut.
DISKUSI KELOMPOK
Peserta mengidentifikasi keberhasilan dan hambatan dalam pelaksanaan model pembelajaran PAKEM. Diskusi tentang Pemodelan
Setelah pemodelan, para peserta diminta untuk mengisi lembar pengamatan yang disiapkan fasilitator (lihat Lembar Kerja Format 1: Pengamatan Pelaksanaan Model Pembelajaran PAKEM dan mendiskusikan hasilnya. PAPARAN NARA SUMBER
Setelah nara sumber memberikan penjelasan, maka peserta: Menanggapi paparan nara sumber/fasilitator Mencatat hal-hal yang penting Menanyakan hal-hal yang belum jelas
Penguatan dan Penyusunan RTL
Pengantar dan Pengenalan BERMUTU
Penyajian studi kasus atau Observasi
Pemodelan PAKEM dan Diskusi tentang ciri-ciri PAKEM
Penyusunan RPP dan Praktik PAKEM serta diskusi . 4 50 1 30 2 60 3 30 30 5
Profil Kebutuhan Guru 21
Profil Kebutuhan Guru Unit-1
Studi Kasus: Pelaksanaan Model Pembelajaran PAKEM
Peserta diklat, masih secara berkelompok mengkaji pelaksanaan model PAKEM yang disajikan dalam bentuk Studi Kasus Pembelajaran, Peserta diklat memberikan tanggapan atas kelebihan dan kekurangan, serta memberikan solusi pemecahannya yang dicatat dalam lembaran Studi Kasus. Salah satu kelompok mempresentasikan hasilnya, sedangkan kelompok yang lain menanggapi atau menambahkan. Pemodelan PAKEM
Dalam sesi ini ditampilkan pemodelan pembelajaran: Peserta diklat atau fasilitator mempraktikkan salah satu model mengajar yang efektif, bermakna dan menyenangkan. Contoh pembelajaran yang disajikan disesuaikan dengan mata pelajaran yang dipilih oleh peserta/fasilitator. Dalam pemodelan ini, peserta diklat dibagi dalam beberapa kelompok (tiap kelompok maksimal 5 orang) dan berperan sebagai siswa.
BERMUTU 22
Pengenalan Karakteristik Mengajar yang Baik Unit-1
RANGKUMAN
Fasilitator memberikan penguatan terhadap hasil diskusi tentang model pembelajaran PAKEM antara lain: model pembelajaran PAKEM merupakan pembelajaran yang mengembangkan kecakapan hidup. dalam model pembelajaran PAKEM, siswa belajar bekerjasama (kooperatif). model pembelajaran PAKEM memperhatikan keragaman individu, misalnya antara laki-laki dan perempuan, antara yang cepat belajar dengan yang lamban belajar, juga kondisi sosial ekonomi tinggi/rendah. model pembelajaran PAKEM mengembangkan potensi semua siswa. model pembelajaran PAKEM mendorong siswa memiliki pengalaman belajar dan menghasilkan karya kreatif model pembelajaran PAKEM perlu terus ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya.
Profil Kebutuhan Guru 23
Profil Kebutuhan Guru Unit-1 2. Bahan Bacaan untuk Fasilitator dan Peserta Salah satu model kerja kelompok yang bernuansa PAKEM dan menghemat waktu untuk penguasaian informasi pada jam belajar adalah JIGSAW, yang dijelaskan dalam kotak berikut ini.
Model Pembelaj aran J igsaw ( Model Tim Ahli ) ( Aronson, Blaney, Stephe, Sikes, and Snapp,1978 )
Langkah-langkah: 1. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota Tim. 2. Tiap orang dalam Tim diberi bagian materi yang berbeda. 3. Tiap orang dalam Tim diberi bagian materi yang ditugaskan. 4. Anggota dari Tim yang berbeda telah mempelajari bagian/sub bagian yang sama bertemu dengan kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka. 5. Setelah selesai diskusi sebagai Tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan berghambar mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. 6. Tiap ahli mempresentasikan hasil diskusi. 7. Guru memberi evaluasi. 8. Penguatan materi.
BERMUTU 24
Pengenalan Karakteristik Mengajar yang Baik Unit-1 3. Bahan Bacaan untuk Peserta tentang PAKEM Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM? A. Memahami sifat yang dimiliki anak Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia selama mereka normal terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran yang menyenangkan ditunjukkan oleh guru ketika memuji anak atas hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
B. Mengenal anak secara perorangan Para peserta didik berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam model PAKEM, perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal.
Profil Kebutuhan Guru 25
Profil Kebutuhan Guru Unit-1 C. Memanfaatkan Perilaku Anak Dalam Pengorganisasian Belajar Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain.
Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorgani-sasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
D. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis,kreatif, dan kemampuan memecah kan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sesering-seringnya mem- berikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.
BERMUTU 26
Pengenalan Karakteristik Mengajar yang Baik Unit-1
Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata Apa yang terjadi jika lebih baik daripada yang dimulai dengan kata- kata Apa, berapa, kapan, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
E. Mengembangkan Ruang Kelas sebagai Lingkungan Belajar yang Menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajang untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajang diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajang dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok.
Profil Kebutuhan Guru 27
Profil Kebutuhan Guru Unit-1 Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan peserta didik yang ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena pajangan tersebut dapat dijadikan sumber belajar dan rujukan ketika membahas suatu masalah.
F. Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Lingkungan (fisik, sosial atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, meng- klasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
Lingkungan dapat digunakan sebagai sumber belajar. Anak-anak aktif mengamati salah satu tumbuhan yang ada di halaman sekolah untuk mempelajari materi simbiosis
BERMUTU 28
Pengenalan Karakteristik Mengajar yang Baik Unit-1
G. Memberikan Umpan Balik yang Baik untuk Meningkatkan Kegiatan Belajar.
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada peserta didik merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan peserta didik. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan peserta didik. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih percaya diri dalam menghadapi tugas- tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan peserta didik dan memberikan komentar atau catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan peserta didik agar lebih bermakna bagi pengembangan diri peserta didik daripada hanya sekedar angka. Namun demikian, dalam kegiatan umpan balik guru perlu menampilkan apa adanya dari segala hasil belajar dan kemajuan belajar peserta didik, sehingga tidak hanya menampilkan yang baik saja.
H. Membedakan antara anak aktif fisik dan aktif mental Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para peserta didik kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta peserta didik duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAKEM.
Anak kelas 1 ini menggunakan alat bantu belajar, untuk memahami konsep nilai tempat puluhan dan satuan
Profil Kebutuhan Guru 29
Profil Kebutuhan Guru Unit-1 4. Bahan untuk Peserta Tentang Keterampilan Bertanya Pendapat Kim dan Keiloy,1987, mengajukan pertanyaan adalah salah satu teknik mengajar yang sering dilakukan oleh guru. Pertanyaan digunakan dengan tujuan untuk merangsang peserta didik berpikir,menilai kemajuan peserta didik, mengecek penjelasdan yang telah diberikan guru, memotivasi peserta didik untuk tetap menaruh perhatian pada pelajaran, dan lain-lain. Mengajukan pertanyaan adalah salah satu teknik mengajar yang sering dilakukan oleh guru (Kim dan Kelloy, 1987). Pendapat ini didukung oleh Callahan dan Clarke (1988) yang mengatakan bahwa pertanyaan adalah salah satu yang paling penting dari semua teknik mengajar. Kita menggunakan pertanyaan selama pembelajaran untuk merangsang peserta didik berpikir, menilai kemajuan peserta didik, mengecek penjelasan yang telah diberikan guru, memotivasi peserta didik untuk tetap menaruh perhatian pada pelajaran, mengontrol peserta didik tetap fokus pada pelajaran, dan banyak hal lagi. Cara peserta didik menjawab atau jawaban yang diharapkan dari peserta didik ditentukan oleh tingkat dan jenis pertanyaan yang diajukan oleh guru, apakah tingkat ingatan, pemahaman, analisis, atau evaluasi. Pertanyaan dalam proses pembelajaran memiliki beberapa fungsi, yaitu: 1) mendorong minat dan motivasi peserta didik untuk berparsipasi aktif dalam pembelajaran, 2) mengevaluasi persiapan peserta didik dan mencek pemahaman peserta didik terhadap suatu tugas, 3) mendiagnosis kekuatan dan kelemahan peserta didik, 4) mereviu apa yang telah diajarkan. 5) mengarahkan peserta didik untuk menemukan kemungkinan- kemungkinan baru dalam menggali permasalahan, 6) meransang peserta didik mencari bahan untuk data 7) mengembangkan dan membangun konsep diri peserta didik sevara individu (Carin dan Sund, 1971; Carin 1997: 97) . Sedangkan Chemprecha (1979: 11) dalam Siswoyo (1997: 13) menyatakan bahwa tujuan utama bertanya di dalam kelas adalah untuk membantu peserta didik mengembangkan cara belajar melalui penemuan diri dan bukan menguji sejauh mana peserta didik telah menghafal pelajaran yang telah diberikan. Pada proses pembelajaran, di samping pertanyaan guru yang memegang peranan penting, juga harus diciptakan agar peserta didik dapat mengajukan pertanyaan. Untuk menciptakan suasana yang mendukung bagi peserta didik untuk bertanya, maka guru perlu membuat atau menciptakan kerangka pertanyaan. Tahap pertama dalam menciptakan kerangka pertanyaan adalah merangsang minat
BERMUTU 30
Pengenalan Karakteristik Mengajar yang Baik Unit-1 peserta didik dengan cara memberi peserta didik kesempatan untuk berhubungan langsung dengan benda-benda atau alat-alat yang meransang rasa ingin tahu peserta didik. Berdasarkan kontak dengan benda-benda, peserta didik dapat merespon pertanyaan guru dan menjawab sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru. Respon peserta didik dapat berupa penggunaan kata-kata untuk mendeskripsikan, menggambar atau membangun sesuatu, atau melakukan pengukuran, pertanyaan yang dapat diajukan termasuk ke dalam klasifikasi observasi. Dengan demikian pertanyaan yang diajukan oleh guru hendaknya tidak mengandalkan kemampuan verbal dalam bentuk pertanyaan lisan, namun harus didukung oleh situasi yang kondusif agar peserta didik termotivasi untuk menjawab maupun mengajukan pertanyaan. Bloom (1956) mengklasifikasikan pertanyaan berdasarkan domain kognitif, yaitu pertanyaan ingatan (recall), pemahaman (comprehension), aplikasi (aplication, analisis (analysis), sintesis (syntesis), dan evaluasi (evaluation). a. Pertanyaan Ingatan Pertanyaan ingatan diajukan untuk mengungkap pengetahuan peserta didik mengenai fakta, kejadian, dan definisi. Guru mengajukan pertanyaan ingatan biasanya untuk mengetahui apakah peserta didik telah memperoleh sejumlah fakta yang dikehendaki atau tidak. Pertanyaan ingatan dapat berbentuk dua tipe, yaitu: 1) pertanyaan yang menuntut jawaban ya atau tidak dan 2) pertanyaan yang menuntut jawaban peserta didik dengan hasil mengingat. Pertanyaan yang yang sering diajukan dalam jenis ini diawali dengan kata apa, siapa, dimana, bilamana (kapan), atau definisikan. Berikut ini contoh pertanyaan ingatan: Apakah fungsi darah? Apakah definisi gaya? Siapa penemu mesin uap? Dimana Louis Pasteur dilahirkan? Kapan mikroskop ditemukan? Apakah lambang unsur hidrogen?
b. Pertanyaan Pemahaman Pertanyaan pemahaman diajukan apabila guru meminta peserta didik untuk memahami sesuatu dengan cara mengorganisasikan informasi yang telah diperoleh, menyusun kembali kata-kata dengan menggunakan kalimat sendiri. Pertanyaan pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga tipe, yaitu:
Profil Kebutuhan Guru 31
Profil Kebutuhan Guru Unit-1 1). pertanyaan yang meminta peserta didik memberikan penjelasan dengan menggunakan kata-kata sendiri, misalnya: jelaskan apa yang dimaksud dengan rangkaian listrik tertutup?; 2) pertanyaan yang meminta peserta didik menyatakan ide pokok suatu hal dengan menggunakan kata-kata sendiri, misalnya: faktor apa saja yang harus diperhatikan ketika melakukan percobaan perpindahan panas secara konduksi?; 3). pertanyaan yang meminta peserta didik untuk membandingkan atau membedakan, misalnya: bandingkan pembiasan yang terjadi dalam akuarium berbentuk persegi dengan dalam akuarium berbentuk bulat? (Siswoyo , 1997: 17).
c. Pertanyaan Aplikasi Pertanyaan aplikasi diajukan apabila guru ingin meminta peserta didik untuk dapat menggunakan informasi atau konsep yang telah dimiliki untuk menjelaskan atau memecahkan masalah pada situasi baru. Contoh pertanyaan aplikasi, misalnya: Bagaimana caranya mendapatkan garam bersih dari garam kotor yang sudah bercampur dengan pasir?
d. Pertanyaan Analisis Pertanyaan analisis diajukan apabila guru meminta peserta didik untuk dapat menemukan jawaban dengan cara: (a) mengidentifikasi motif-motif masalah yang ditampilkan, (b) mencari bukti-bukti atau kejadian-kejadian yang menunjang suatu kesimpulan, (c) menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang ada atau membuat generalisasi berdasarkan informasi yang ada. Contoh pertanyaan analisis misalnya: Berdasarkan data panjang tali, massa bandul, dan waktu ayun bandul, apakah yang mempengaruhi frekuensi ayunan bandul?
e. Pertanyaan sintesis Pertanyaan sintesis diajukan apabila guru meminta peserta didik untuk dapat memberikan jawaban lebih dari satu kemungkinan dan mengembangkan potensi peserta didik untuk berkreasi. Contoh pertanyaan sintesis: Apa yang akan terjadi bila seberkas cahaya melaui dua medium optik yang berbeda?
BERMUTU 32
Pengenalan Karakteristik Mengajar yang Baik Unit-1 f. Pertanyaan evaluasi Pertanyaan evaluasi diajukan apabila guru menghendaki peserta didik untuk dapat memberikan penilaian atau pendapat terhadap suatu isu yang ditampilkan. Pertanyaan evaluasi dapat diajukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik merancang, mempertimbangkan, dan mengkritik. Contoh pertanyaan yang bersifat evaluatif adalah sebagai berikut. Dapatkan kamu memikirkan suatu cara untuk memecahkan masalah ini? (merancang) Setujukan kamu dengan adanya kebijaksanaan bahwa orang yang meninggal di rumah sakit dan tidak ada keluarganya, maka organ-organ tubuhnya dapat secara otomatis disumbangkan pada orang yang memerlukannya? (membuat pertimbangan) Apakah kesimpulan yang diperoleh oleh kelompok temanmu didasarkan pada bukti-bukti yang benar?
Selanjutnya, tentang Karakteristik Pembelajaran PAKEM dan Ketrampilan Bertanya, dapat saudara temukan pada buku sumber atau sumber-sumber lain berupa buku atau referensi.
Profil Kebutuhan Guru 33
Profil Kebutuhan Guru Topik-2
Unit 2: Penilaian Kinerja Guru
Profil Kebutuhan Guru 35
Profil Kebutuhan Guru Topik-2 A. Pengantar Kepala sekolah dan pengawas sebagai supervisor mempunyai tugas, wewenang serta tanggung jawab untuk memberikan layanan pembelajaran kepada guru. Salah satu bentuk layanan pembelajaran yang diberikan diantaranya adalah Penilaian Kinerja Guru dan kegiatan observasi kelas baik melalui kegiatan supervisi klinis, pendampingan (melalui class visits) maupun kegiatan lain yang berguna untuk memotret profil kinerja guru dalam pembelajaran. Penilaian kinerja guru akan digunakan untuk menentukan kebijakan dalam rangka meningkatkan kualitas profesionalisme guru. Kepala Sekolah dan Pengawas dituntut mampu menilai kompetensi guru, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan kompetensi profesional guru secara berkesinambungan, baik untuk kepentingan kenaikan pangkat guru, sertifikasi maupun untuk tujuan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Kepala sekolah dan pengawas perlu menetapkan indikator kunci kinerja guru profesional, sebelum melakukan kegiatan observasi kelas. Indikator kunci kinerja guru profesional yang dirumuskan didasarkan atas standar-standar sebagaimana diatur dalam Peraturan Mendiknas Nomor 16 Tahun 2007 serta standar pengelolaan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Bahan Belajar Mandiri (BBM) Unit 2 tentang Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran ini dikembangkan dari kebijakan yang telah ada sebelumnya, diantaranya Peraturan Mendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, kinerja guru berdasarkan Peraturan Mendiknas RI Nomor 18 Tahun 2008 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, serta indikator kinerja guru berdasarkan panduan dari program MBE/DBE dan semacamnya.
B. Tujuan Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini bertujuan membimbing dan memotivasi kepala sekolah dan pengawas dalam menilai kinerja guru. Setelah menyelesaikan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan Unit 2, kepala sekolah dan pengawas, diharapkan mampu: 1. menyusun indikator kunci kinerja guru profesional (IKKGP). 2. melakukan penilaian terhadap seluruh kompetensi guru baik kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan kompetensi profesional guru. 3. menyusun rencana tindak lanjut untuk menilai kinerja guru serta untuk memfasilitasi guru dalam meningkatkan kualitas profesionalismenya dengan mengoptimalkan KKG/MGMP.
BERMUTU 36
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 C. Bahan, Alat, dan Sumber Belajar Untuk menyelesaikan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan Unit 2, kepala sekolah dan pengawas, menggunakan bahan, alat, dan sumber belajar sebagai berikut. a. Indikator Kunci Kinerja Guru profesional (IKKGP). b. Teknik observasi kelas dan pemanfaatannya. c. Teknik melakukan penilaian terhadap kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional guru. d. Kajian Pustaka tentang teknik observasi kelas dan cara menilai kompetensi guru. e. Informasi Nara Sumber. f. Studi Kasus: observasi kelas guru dalam pembelajaran.
D. Langkah Kegiatan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan Unit 2, dilaksanakan melalui alur kegiatan sebagai berikut.
Untuk menyelesaikan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan 2, Kepala sekolah dan pengawas, diharapkan melakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut. 1. Pengantar dan Tukar Pengalaman (25 menit) a. Pada sesi ini fasilitator menyampaikan pengantar dan tujuan sesi ini, yaitu membimbing dan memotivasi kepala sekolah
Presentasi Penguatan dan Penyusunan RTL untuk menilai kinerja guru
Pengantar dan Tukar Pengalaman
Presentasi Nara Sumber Menulis tentang IKKGP dan Teknik Observasi/ Menilai Kompetensi Guru dan mendiskusikannya 25 1 25 2 35 3 15 4
Profil Kebutuhan Guru 37
Profil Kebutuhan Guru Topik-2 dan pengawas dalam menilai kinerja guru. Selanjutnya disampaikan pula hasil yang diharapkan melalui penyajian sesi ini serta langkah kegiatan yang harus dilakukan saudara peserta diklat. b. Kemudian saudara peserta diklat bekerja dalam kelompok untuk menggali dan bertukar pengalaman tentang IKKGP dan teknik observasi kelas berdasarkan pengalaman mereka dalam supervisi kelas. c. Selanjutnya saudara menyusun dan mengidentifikasi pokok- pokok IKKGP dan teknik observasi kelas.
2. Presentasi Nara Sumber (25 menit) a. Fasilitator atau nara sumber memberikan tayangan contoh IKKGP dan teknik observasi kelas (lihat bahan bacaan dalam lampiran). b. Secara aktif saudara Peserta diklat memberikan tanggapan, masukan dan tanya jawab atas tayangan yang disampaikan nara sumber, untuk penguatan atas IKKGP dan Teknik Observasi Kelas.
3. Menulis IKKGP, Teknik Observasi Kelas/Teknik menilai kompetensi guru dan Instrumen Observasi Kelas dan mendiskusikannya. (35 menit) a. Saudara diminta untuk mengkaji sumber-sumber bahan ajar yang berhubungan dengan IKKGP dengan menggunakan Lampiran 1: Bahan Bacaan Peserta tentang Indicator. b. Saudara diminta untuk mendiskusikan IKKGP dan Teknik Observasi Kelas berdasarkan contoh studi kasus pembelajaran yang disajikan fasilitator atau hasil saudara membaca referensi. c. Saudara diminta untuk mendiskusikan IKKGP dan Teknik Observasi Kelas yang cocok untuk diterapkan pada berbagai kondisi guru di sekolah dan kemudian melalui kegiatan simulasi saudara diminta untuk mempraktikkan salah satu model Teknik Observasi Kelas. d. Selanjutnya saudara menyusun IKKGP, satu per setiap item dari empat kompetensi (lihat Lampiran 1), untuk bahan presentasi.
4. Presentasi dan Penyusunan RTL untuk Penilaian Kinerja Guru. (15 menit) a. Fasilitator meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil penyusunan tentang IKKGP dan teknik observasi kelas.
BERMUTU 38
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 b. Saudara peserta diklat merumuskan kesimpulan penting tentang IKKGP dan teknik tbservasi kelas. c. RTL: Saudara peserta diklat diminta untuk melakukan penilaian kepada setiap guru dari sekolah masing masing berdasarkan indikator yang telah disusun; dan menyimpan hasil dalam portofolio.
Profil Kebutuhan Guru 39
Profil Kebutuhan Guru Topik-2
LAMPIRAN
PAKET PEMBELAJARAN MANAJEMEN UNIT 2 Penilaian Kinerja Guru
1. Bahan Bacaan Peserta tentang Indikator Kunci Kinerja Guru profesional. 2. Bahan Bacaan untuk Peserta tentang Observasi dalam pembelajaran.
BERMUTU 40
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 1. Bahan Bacaan Peserta tentang Indikator Kunci Kinerja Guru Profesional. Materi:
Aspek yang dinilai Penilaian kinerja guru sesuai dengan Peraturan Mendiknas Nomor 16 tahun 2007 meliputi berbagai standar kompetensi guru yaitu:
1. Kompetensi Paedagogik a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. a. Menguasai teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran yang mendidik. b. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/ bidang pengembangan yang diampu. c. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. d. Memanfaatkan teknolgi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. e. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. f. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. g. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. h. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. Indikator Kunci Kinerja Guru profesional (IKKG ): Penilaian kinerja guru adalah upaya pemotretan keberhasilan guru dan sekaligus menggambarkan kondisi objektif kegiatan belajar mengajar secara utuh. Kinerja guru merupakan keterpaduan kinerja standar kompetensi guru yang tidak terlepas dari pola kesisteman sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas mutu pendidikan. Keterpaduan kinerja itu dapat dilihat dari berbagai indikator yang mengacu pada standar kompetensi yang ditetapkan Menteri Pendidikan Nasional. Penilaian kinerja guru dilakukan secara berkala dan berkesinambungan setiap tengah semester tahun pelajaran. Hasil penilaian akan ditindaklanjuti untuk pembinaan dan pada kurun waktu tertentu dilakukan penilaian akhir untuk mengajukan rekomendasi.
Profil Kebutuhan Guru 41
Profil Kebutuhan Guru Topik-2 i. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 2. Kompetensi Kepribadian a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia. b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru 3. Kompetensi Sosial a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. c. Beradaptasi di tempat tugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
4. Kompetensi Profesional a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. d. Mengembangkan keprofesionalan secara ber-kelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Instrumen dan Responden Pengumpulan hasil penilaian kinerja guru menggunakan instrumen penilaian kinerja guru yang dilengkapi, data administrasi guru, data pribadi, dan kuesioner. Agar data yang diperoleh cukup lengkap dan objektif selain kepala sekolah dilibatkan juga perwakilan unsur-unsur responden yaitu:
BERMUTU 42
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 1. Guru lain 2. Perwakilan peserta didik 3. Wali peserta didik dan unsur komite sekolah
Metode Penilaian Pelaksanaan penilaian kinerja guru dilakukan dengan cara 1. Tim datang mengamati kegiatan guru 2. Pemeriksaan dokumen, wawancara, pengisian kuesioner 3. Studi kasus, bila konfirmasi masyarakat
Teknik Penilaian 1. Tim penilai kinerja guru sedikitnya 2 orang 2. Rentang nilai 1-100 3. Selisih nilai 1 dan 2 tidak lebih 20 4. Jika nilai suatu komponen < 70 pembinaan bagi kinerja guru perlu perhatian khusus 5. Hasil isian kuesioner digunakan sebagai cross check dan bahan pertimbangan 6. Pada saat mengajukan rekomendasi kinerja guru perlu dipertimbangkan data sekunder dan data pribadi 7. Sebagai dasar pertimbangan mengajukan rekomendasi perlu juga dilihat keberhasilan guru dalam membangun kerja sama dengan berbagai unsur.
Analisis Data Skore/nilai setiap aspek kompetensi guru inti masingmasing diberi bobot sesuai jumlah aspek kompetensi guru kelas/mata pelajaran sebagaimana contoh berikut.
Profil Kebutuhan Guru 43
Profil Kebutuhan Guru Topik-2 RANGKUMAN HASIL PENILAIAN KINERJA GURU Contoh: TAHUN ................/...................... Nama Sekolah :....................................................................... Nama Guru :..................................................................... N o Standar Kompetensi Aspek Kompetensi Inti Guru skor mak Jml skor 1 Kompetensi Paedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan prinsip prinsip pembelajaran yang mendidik. 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. 4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. 5. Memenfaatkan teknolgi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. 6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. 8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. 10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 4
3
6
6
1
2
2 7
4
3
2 Kompetensi Kepribadian 1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional indonesia. 2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia , dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. 3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. 4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. 5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
2
3
2
3
3
3 Kompetensi Sosial 1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, 2
BERMUTU 44
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 N o Standar Kompetensi Aspek Kompetensi Inti Guru skor mak Jml skor kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. 2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat. 3. Beradaptasi di tempat tugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman social budaya. 4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
3
2
2 4 Kompetensi Profesional 1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. 2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. 3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. 4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. 20
3
2
4
2
Jumlah 92 / 91
Nilai Kinerja guru kelas = skore Pa ) + ( skore Ke) + skore So) X ( skore Pr ) 92 X 100
Nilai Kinerja guru Mapel = ( skore Pa ) + ( skore Ke) + skore So) X ( skore Pr ) 91 X 100
Kualifikasi Hasil Penilaian
Nilai kinerja guru dikualifikasisan sebagai berikut. Rentang nilai Kualifikasi Keterangan 86 100 A Sangat Baik 71 85 B Baik
Profil Kebutuhan Guru 45
Profil Kebutuhan Guru Topik-2 55 - 70 C Cukup 41 - 54 D Kurang 0 - 42 E Sangat Kurang
C.9. Rekomendasi Hasil Penelitian Kinerja Guru No Rentang nilai Kualifikasi Rekomendasi Interpretasi rekomendasi 86 100 A R.1 1. Guru berkinerja sangat baik 2. Pembinaan karier dioptimalkan 71 85 B R.2 1. Guru berkinerja baik 2. Pembinaan karier dioptimalkan 55 - 70 C R.3 1. Guru berkinerja cukup 2. Perlu pembinaan standar kompetensinya 41 - 54 D R.4 1. Guru berkinerja kurang 2. Perlu pembinaan khusus 0 - 42 E R.5 1. Guru berkinerja sangat kurang 2. Tidak layak menjadi guru
BERMUTU 46
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 2. Bahan Bacaan Peserta tentang Observasi Pembelajaran
Tujuan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran: 1. Menyediakan informasi yang relevan dan tepat waktu pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan membantu pembuatan keputusan manajemen yang efektif oleh pengawas satuan pendidikan. 2. Mendorong diskusi mengenai kemajuan pelaksanaan pembelajaran bersama para guru, dan merencanakan berbagai tindakan yang diperlukan. 3. Menyumbang pada akuntabilitas. Supervisor perlu mengetahui bahwa kegiatan pembelajaran yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat, sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan sesuai dengan tujuan pada tingkat satuan pendidikan. 4. Menyediakan sumber informasi kemajuan/prestasi utama bagi para pengambil keputusan Observasi Kelas Observasi kelas secara sederhana bisa diartikan melihat dan memperhatikan secara teliti terhadap gejala yang nampak. Observasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan oleh supervisor terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Tujuannya adalah untuk memperoleh data seobjektif mungkin mengenai aspek-aspek dalam situasi belajar mengajar, kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam usaha memperbaiki proses belajar mengajar. Secara umum, aspek-aspek yang diamati selama proses pembelajaran yang sedang berlangsung adalah: 1) usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran 2) cara penggunaan media pengajaran 3) reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar 4) keadaan media pengajaran yang dipakai dari segi materialnya. Pelaksanaan observasi kelas ini melalui beberapa tahap, yaitu: (1) persiapan observasi kelas; (2) pelaksanaan observasi kelas; (3) penutupan pelaksanaan observasi kelas; (4) penilaian hasil observasi; dan (5) tindak lanjut. Pada saat melaksanakan observasi kelas ini, sebaiknya supervisor menggunakan instrumen observasi tertentu, antara lain berupa evaluative check-list, activity check-list. (Lihat Bahan bacaan)
Profil Kebutuhan Guru 47
Profil Kebutuhan Guru Topik-2 5. Memberikan masukan terhadap pengambilan keputusan. Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan sudah cukup baik, atau perlu adanya inovasi dan revisi dalam kegiatan pembelajaran.
Kerangka Kegiatan dan Indikator Monitoring Pelaksanaan Pembelajaran No Kompetensi Indikator 1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1. Mampu mendeskripsikan kompetensi/tujuan pembelajaran 2. Mampu memilih/menentukan materi 3. Mampu mengorganisir materi 4. Mampu menentukan strategi/metode pembelajaran 5. Mampu menentukan sumber belajar dan media pembelajaran 6. Mampu menyusun perangkat penilaian 7. Mampu menentukan teknik penilaian 8. Mampu mengalokasikan waktu 2. Pelaksanaan Pembelajaran 1. Mampu membuka pempelajaran (set induction) 2. Mampu mengorganisasi materi pembelajaran 3. Mampu menggunakan metode 4. Mampu memanfaatkan media/alat peraga 5. Mampu menggunakan bahasa yang komunikatif 6. Mampu memotivasi peserta didik 7. Mampu mengorganisasikan kegiatan 8. Mampu beriteraksi secara komunikatif dengan peserta didik 9. Mampu membimbing peserta didik membuat kesimpulan 10. Mampu memberikan umpan balik 11. Mampu melaksanakan penilaian 12. Mampu mengelola waktu 3. Penilaian Prestasi Belajar Peserta didik 1. Mampu menentukan soal berdasarkan tingkat kesukaran 2. Mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda 3. Mampu menindak lanjuti soal yang tidak valid 4. Mampu memeriksa jawaban 5. Mampu mengklasifikasikan hasil penilaian 6. Mampu mengolah hasil penilaian 7. Mampu menganalisis hasil penilaian 8. Mampu membuat interpretasi kecenderungan hasil penilaian 9. Mampu menentukan korelasi antara soal berdasarkan hasil penilaian 10. Mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil penilaian 11. Mampu menyimpulkan hasil penilaian secara jelas dan logis
BERMUTU 48
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 No Kompetensi Indikator 4. Pelaksanaan Tindak Lanjut Pembelajaran 1. Mampu mengkondisikan peserta didik belajar secara mandiri 2. Mampu melakukan kesepakatan materi berikutnya
Profil Kebutuhan Guru 49
Profil Kebutuhan Guru Topik-2
Unit 3: Pendampingan Guru
Profil Kebutuhan Guru 51
Profil Kebutuhan Guru Topik-2 A. Pengantar
Untuk menjamin adanya peningkatan mutu secara terus menerus, pelaksanaan pembelajaran yang efektif hendaknya terus dikawal dalam setiap langkahnya. Setelah kepala sekolah melakukan evaluasi pengajaran di tiap-tiap kelas, kepala sekolah perlu membuat rencana pendampingan terhadap guru-guru guna membantu mereka melakukan perbaikan. Ada tiga kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran, yaitu (1) supervisi klinis pembelajaran, (2) pendampingan guru dalam pembelajaran, dan (3) penilaian kinerja guru. Kegiatan supervisi klinis adalah bentuk layanan kepala sekolah dan atau pengawas kepada guru dalam rangka meningkatkan kualitas guru untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran dengan cara kepala sekolah dan pengawas melalukan pengamatan terhadap cara guru memproses pembelajaran. Supervisi klinis dilakukan melalui prosedur pre- conference, inti supervisi klinis di kelas dan post-conference. Kegiatan pendampingan pembelajaran, meski tujuannya sama yakni untuk meningkatkan kualitas guru untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran, pendampingan lebih bersifat formatif. Artinya kegiatan pendampingan tidak ditujukan untuk memutuskan atau menilai sesuatu kinerja guru, tetapi lebih kepada pembinaan agar guru secara berkesinambungan melakukan umpan balik (feed back) untuk perbaikan kualitas pembelajaran. Kata formatif sendiri berasal dari form artinya membentuk, sehingga tidak berhubungan dengan nilai. Kegiatan dan prosedur pendampingan pada umumnya hampir sama dengan supervisi klinis. Sedangkan kegiatan penilaian lebih bersifat sumatif (sumatif berasal dari kata sum artinya menjumlah ) dan bertujuan untuk memberikan suatu keputusan (judgement) atau nilai atas hasil kinerja guru. Penilaian terhadap kinerja guru dapat dijadikan dasar untuk menentukan nilai Daftar Penilaian Pekerjaan PNS (DP3) tahunan, nilai untuk bahan kenaikan pangkat guru dan sertifikasi guru. Bagaian dari proses ini pengamatan sudah diparagakan pada Unit 1 dan 2. Dalam Unit 3 ini kita akan mengkaji apa itu proses pendampingan. Pendampingan pembelajaran PAKEM dilakukan melalui tahapan- tahapan sebagai berikut. Pertama, pertemuan awal (pre conference) untuk mencari tahu kesiapan guru. Guru memaparkan kesiapannya dan sangat mungkin mengemukakan kekurang siapan terhadap aspek tertentu. Dalam kesempatan ini Pendamping memberikan masukan dan ikut serta memperbaiki RPP agar pada saat KBM guru tersebut benar-benar siap (ini adalah upaya preventive untuk mencegah terjadinya ketimpangan dalam pelaksanaan pembelajaran.
BERMUTU 52
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2
Kedua, pertemuan dalam saat pembelajaran dalam bentuk observasi pembelajaran. Pendamping sebagai observer dan di saat itulah Pendamping mencatat hal- hal positif yang dilakukan oleh guru dalam KBM sehingga mencapai tingkat keberhasilan pembelajaran. Ketiga, pertemuan akhir (post conference) dalam bentuk dialog profesional khusus antara Pendamping dan Guru. Guru memaparkan kesan positif atas keberhasilannya dalam melaksanakan pembelajaran. Pendamping memberi penguatan untuk menumbuhkan motivasi. Di akhir pertemuan ini Pendamping menyodorkan pertanyaan harapan Bagaimana pembelajaran yang akan datang? Kapan lagi kita dapat melakukan kegiatan bersama seperti ini? Dan beberapa pertanyaan yang sangat memotivasi guru untuk melakukan perubahan, bukan memerintah, menasihati, atau mencela guru.
Bahan Belajar Mandiri (BBM) unit 3 tentang pendampingan guru dalam pembelajaran ini menggunakan atau memanfaatkan materi pendampingan pembelajaran yang telah dikembangkan sebelumnya melalui panduan supervisi klinis atau dari program MBE/DBE dan semacamnya.
B. Tujuan Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini bertujuan membimbing dan memotivasi kepala sekolah dan pengawas agar mampu melaksanakan penilaian dan pendampingan terhadap guru dalam pembelajaran. Selanjutnya setelah menyelesaikan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan Unit 3, Kepala sekolah dan pengawas, diharapkan mampu: 1. memahami model, teknik dan strategi pembinaan profesionalisme guru yang berkesimabungan melalui kegiatan pendampingan. 2. menerapkan pendampingan di kelas 3. membuat rekomendasi sebagai bahan kajian/acuan untuk membuat kebijakan peningkatan profesional guru melalui KKG/MGMP
C. Bahan, Alat dan Nara Sumber Belajar Untuk menyelesaikan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan unit 3, Kepala sekolah dan pengawas, menggunakan bahan,alat dan sumber belajar sebagai berikut. a. Contoh modeling Pendampingan Guru berkesinambungan b. Contoh skrip pendampingan
Profil Kebutuhan Guru 53
Profil Kebutuhan Guru Topik-2 c. Studi Kasus: Pembinaan Guru dan Kepemimpinan Kepala Sekolah yang efektif. d. Kertas Plano, Spidol, White board, OHP/LCD, Lem kertas/lakban, Kertas Plano, Spidol Permanen, Kertas HVS/Folio
D. Langkah Kegiatan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan Unit 3, dilaksanakan melalui alur kegiatan sebagai berikut.
Untuk menyelesaikan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan 3, Kepala sekolah dan pengawas, diharapkan melakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut. 1. Pengantar dan penjelasan tujuan sesi (10 menit) Pada sesi ini Fasilitator menyampaikan pentingnya masalah pendampingan dan supervisi klinis serta bagaimana kedua hal tersebut dilaksanakan. Selanjutnya dijelaskan tujuan dari sesi pelatihan yang akan dilakukan yaitu agar kepala sekolah dan pengawas mampu melaksanakan penilaian dan pendampingan terhadap guru dalam pembelajaran. Fasilitator melakukan tanya jawab tentang pengalaman saudara peserta dalam melakukan monitoring, supervisi dan pendampingan di sekolahnya. Pertanyaan-pertanyaan berikut disarankan: a. Berapa kali anda mengamati guru di kelas? b. Tantangan apa yang anda hadapi ketika mengamati guru di kelas? c. Bagaimana anda memberikan umpan balik? d. Bagaimana guru menanggapi hasil pengamatan anda dan umpan balik yang diberikan.
Refleksi dan Rekomendasi
Pengantar dan penjelsan tujuan sesi
Modeling Pendampingan
Diskusi hasil modeling dan pelaporan
Simulasi pendampingan 4
Pembuatan Draft RTL Pendampingan
10 1 40 2 50 3 40 40 6 20 5
BERMUTU 54
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2
2. Simulasi Pendampingan (45 menit) - Fasilitator memberikan contoh model pelatihan pendampingan. - Saudara diminta untuk menyimak dan mengamati teknik dan prosedur dalam model pendampingan, berikut ini.
Contoh: PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN Bahasa Indonesia di SD/MI Prosedur 30
30
Pra Pendampingan Dramatisasi model pendampingan satu orang berperan sebagai KS dan satu orang lagi sebagai guru, pendamping dan guru saling berdialog untuk membicarakan perencanaan pembelajaran BI untuk besok dengan peserta didiknya (sesuai panduan skrip). Guru menuliskan ide-idenya dalam bentuk RPP Proses Pendampingan Guru yang didampingi mempraktikan/mensimulasikan pembelajaran yang didampingi bersama pendamping. Dalam proses ini pendamping dan guru saling membantu pelaksanaan pembelajara sesuai yang direncanakan, (peserta sebagai peserta didik).
Contoh: Script Pendampingan yang digunakan dalam simulasi pendampingan Para pelaku: Pendamping dan Guru Pra Pendampingan melakukan dialog bersama guru yang akan didampingi untuk melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia besoknya. Pendamping Maaf, Bu? untuk besok, pembelajaran Bahasa Indonesia, KD apa yang Ibu pilih dan kegiatan apa saja yang akan ibu lakukan bersama sama dengan peserta didik Ibu ? Guru Ya, Bu/Pak, besok saya kebetulan pelajaran Bahasa Indonesia, tentang menulis, tepatnya KD Membuat Poster, Indikatornya, Mengidentifikasi Ciri-ciri kalimat poster, sedangkan Materi Pokoknya adalah Ciri-ciri kalimat poster Bu? Pendamping Wah, bagus sekali Bu, itu materi yang sangat menarik bagi anak- anak, karena anak-anak biasanya suka menonton iklan di TV kan Bu? Bisa Ibu menceritakan kepada saya kira-kira urutan kegiatan yang akan ibu lakukan besok seperti apa serta sumber belajar yang akan ibu gunakan sebagai stimulusnya apa. Guru Ya, Sebetulnya pelajaran ini sangat menarik, tapi biasanya anak- anak itu hanya suka menonton dan menirukan iklan, tapi disuruh unuk menulis iklan sangat sulit sekali Bu! Tapi tidak apalah saya akan mencoba menceritakan urutan kegiatan yang akan saya
Profil Kebutuhan Guru 55
Profil Kebutuhan Guru Topik-2 lakukan besok, jika ada yang kurang pas saya tolong dibantu ya Bu? Pendamping Tentu saja Bu, kita inikan sebagai kerabat kerja ,tanpa Ibu tentu anak-anak kita ini tidak akan berhasil, jadi disini kita saling berbagi ide, ide saya dan ibu akan kita satukan sehingga muncul suatu kegiatan yang betul-betul dapat meningkatan pengetahuan, keterampilan serta sikap peserta didik yang kita inginkan bersama, jadi ibu tidak perlu takut ya? Guru Baiklah Bu, saya akan ceritakan, besok kegiatan awal adalah, saya akan mengajukan pertanyaan kepada anak-anak :pernahkah kamu melihat atau membaca iklan? Jika pernah dimana dan apa ciri- cirinya bahasa iklan itu. Setelah itu anakanak saya suruh buka buku paket untuk membaca contoh iklan yang ada dalam buku, lalu menugaskan anak untuk menyalin iklan itu kebuku tulisnya, sementara anak-anak menulis saya mengerjakan/memindahkan tabungan anak-anak, setelah beberapa saat pekerjaan anak-anak saya suruh kumpulkan untuk dinilai. Bagaimana Bu, tentang skenario pembelajaran saya tadi baguskan Bu? Pendamping Ya, Cukup bagus, kalau seperti itu skenario Ibu, kira-kira keterampilan apa yang sedang ibu kembangkan pada peserta didik Ibu? Guru I .. ya , ya Buk , kalau begitu hanya keterampilan menyalin iklan, bukan keterampilan menulis iklan, ya, Bu? Kalau begitu apa yang harus saya lakukan Bu? Pendamping Bagaimana kalau setiap anak ditugasi dulu menggunting salah satu iklan yang ada dikoran atau majalah (tentu saja sehari sebelumnya anak sudah diberi tugas itu ya, Bu!. Bentuk iklan tadi akan menjadi sumber belajar bagi anak-anak, anak-anak diminta mengamati iklan yang dibawanya (penampilan, isinya, susunan kalimatnya sifat dari iklan tersebut (apakah ajakan, himbauan, atau peringatan). Setelah anak-anak tahu ciri-ciri, bahasa, penampilan serta sifat dari iklan sudah dipahami anak, mereka ditugasi membuat sebuah poster/iklan yang lebih kreatif dari yang mereka lihat. Guru Wah ... sangat menarik sekali Bu!. Saya ingin mencobanya Bu, saya akan tuangkan apa yang Ibu katakan tadi dalam RPP saya, dan sekarang saya juga akan menugaskan anak-anak membawa satu iklan yang ada di majalah atau di koran bekas, terima kasih Bu, bimbingan ibu betul-betul sangat bermanfaat bagi saya, besok saya akan mencoba bersama anak-anak dan saya mohon ibu mendampingi saya lagi di kelas besok. Pendamping Ya, Bagus nanti tulis RPPnya yang rapi ibu akan baca lagi, dan besok ibu akan memdampingi dalam pelaksanaannya, ingat kita adalah mitra kerja , Ibu tidak perlu sungkan sama saya Guru Baiklah bu, terima kasih bantuanya, hari ini betul-betul luar biasa bagi saya , ibu membimbing saya Proses Pendampingan
BERMUTU 56
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 Guru Mengimplementasikan apa yang direncanakan tadi Pendamping Mendampingi dan ikut membantu memotivasi dan sekali-sekalli mengajukan pertanyaan kepada peserta didik untuk mempertajam pemahamannya, di samping itu pendamping juga akan memotret apa yang dilakukan peserta didik dan guru selama PBM berlangsung (pendamping dibekali format pendampingan) Kegiatan Akhir/Refleksi
Pendamping Duduk bersama guru dan memberi kesempatan kepada guru untuk mengungkapkan pengalamannya, apa yang dirasakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran tadi (kesuksesanya, serta kelemahan yang ia rasakan) serta apa yang akan dia lakukan berikutnya agar anak lebih terampil lagi menulis poster/iklan. Guru Mengungkapkan pengalamanya, antara lain: saya merasa lebih enjoi karena anak-anak begitu aktif, mereka begitu pintar dan teliti tentang ciri-ciri penulisan iklan/poster, serta hasil penulisan iklanya juga sangat bervariasi, ini betul-betul luar biasa yang sebelumnya saya tidak pernah percaya, tapi sekarang betul-betul menjadi kenyataan, Sebetulnya ada sedikit kendala saya Bu,ada dua anak yang belum bisa membaca, tapi tadi dia sudah bisa menggambar suatu produk yang akan diiklankanya, saya rasa ini suatu kemajuan yang luar biasa juga bagi anak tersebut (sambil memperlihat hasil karya anak-anak yang bervariasi) Pendamping Memberikan motivasi tentang keberhasilannya serta memberikan solusi keluhannya antara lain, saya sangat bangga kepada ibu ternyata ibu adalah guru yang berpotensi untuk maju,dan tadi hasilnya sangat memuaskan, mengenai dua anak yang tadi saya rasa kita harus tetap meningkatkan kemampuan nya, hari ini dia sudah mampu menggambar, mungkin besok dia sudah bisa menulis satu kata dibawah gambar, besoknya lagi satu kata lagi, ini sudah kemajuan bagi anak tersebut, yang penting ibu memberikan semangat kepada semua anak untuk meningkatkan hasil belajarnya setiap hari Guru Ya, bu, terima kasih atas bimbingan ibu, saya tunggu pembelajaran BI model yang lain ya bu? Pendamping Terima kasih juga, keberhasilan tentu sangat dipengaruhi dari perencanaan serta interaksi denngan orang lain dari apa yang kita pikirkan, baik, sukses untuk sekolah kita, untuk ibu dan khususnya pada anak-anak kita, wassalam!
3. Diskusi kelompok (50 menit) Untuk mengorganisasi hasil pengamatan atas kegiatan model pendampingan yang disajikan, saudara Peserta diminta berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil (4-5 orang tiap kelompok). Masing- masing kelompok berdiskusi dengan masalah yang berbeda. Misalnya: Kelompok 1: Apa tujuan pendampingan? Kelompok 2: Bagaimanakah prosedur pendampingan?
Profil Kebutuhan Guru 57
Profil Kebutuhan Guru Topik-2 Kelompok 3: Apa etika pendampingan? Kelompok 4: Keterampilan apa yang diperlukan untuk pendampingan?
4. Simulasi Pendampingan (40 menit) Pada sesi ini saudara diminta secara berkelompok menyiapkan skenario simulasi pendampingan. Sesi Simulasi ini, akan dilakukan oleh 2 orang wakil dari kelompok: yang satu berperan sebagai guru dan yang satu berperan sebagai kepala sekolah. Simulasi 1 2 orang dari salah satu kelompok mensimulasikan pendampingan dengan memperhatikan langkah-langkah pendampingan yang baik dan benar mencakup pra- pendampingan, proses, dan refleksi setelah pendampingan, dan yang lain mengamati dan dilanjutkan diskusi untuk memberikan umpan balik terhadap simulasi 1. Simulasi dilaksanakan dengan berfokus pada kasus berikut ini.
Guru mengajarkan matematika pada pokok bahasan operasi hitung pecahan. Ternyata, guru tersebut menyampaikan konsep yang kurang tepat pada peserta didik sehingga dikhawatirkan mereka akan mengalami salah pengertian/kesalahan konsep.
Rangkaian proses refleksi setelah proses belajar mengajar di kelas difokuskan pada bagaimana mengatasi masalah tersebut dengan menempuh langkah-langkah pendampingan dan langkah-langkah pemberian umpan balik.
5. Refleksi dan rekomendasi (20 menit) a. Pada sesi ini saudara diminta untuk memberikan komentar, tanggapan, penilaian atau masukan perbaikan tentang hambatan, kelebihan serta upaya perbaikan agar kegiatan pendampingan dapat dilaksanakan dengan santun dan dirasakan sebagai bagian dari bentuk layanan Kepala sekolah atau Pengawas terhadap kebutuhan guru. b. Selanjutnya saudara diminta untuk menyusun rekomendasi untuk terlaksananya pendampingan secara efektif dan bermakna untuk peningkatan proses pembelajaran.
6. Membuat Rencana Pendampingan (40 menit) a. Pada sesi ini saudara Kepala Sekolah dan Pengawas sebagai peserta pelatihan diminta untuk masing-masing peserta
BERMUTU 58
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 membuat draft Rencana Pendampingan dengan masalah yang berbeda. b. Kemudian saudara diminta untuk mempresentasikan draft Rencana. Peserta lain dan fasilitator memberikan umpan balik dan menambahkan untuk penyempurnaan Rencana yang akan dilaksanakan oleh Kepala sekolah dan Pengawas Sekolah di sekolah atau lingkungan gugus sekolah. c. RTL: Saudara melaksanakan pendampingan berdasarkan Rencana Pendampingan yang telah disusun di tingkat sekolah massing masing. Kemudian Laporan Hasil Pendampingan disusun (sebagaimana saudara dapat melihat pada Lampiran 3 dan 4).
Berikut ini ditampilkan langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan oleh Kepala sekolah dan Pengawas Sekolah dalam menyusun Rencana Pendampingan, diantaranya adalah: a. Kepala Sekolah atau pengawas sekolah dengan bantuan urusan kurikulum atau urusan pengajaran di sekolah/gugus sekolah menentukan Jadwal untuk melaksanakan pendampingan, atau atas inisiatif guru menentukan jadwal pendampingan. b. Dalam menyusun Rencana Pendampingan, kepala sekolah atau pengawas sekolah melakukan tahapan kegiatan pre-confrence, proses pendampingan dan post conference, sebagaimana bisa saudara lakukan sebagaimana contoh skrip pendampingan di atas. Catatan: untuk lebih intensif dalam melakukan pendampingan, sebaiknya saudara membaca dahulu bahan bacaan tentang prosedur pendampingan, sebagaimana ditampilkan dalam Lampiran 1 dan 2.
Profil Kebutuhan Guru 59
Profil Kebutuhan Guru Topik-2
LAMPIRAN
PAKET PEMBELAJARAN MANAJEMEN UNIT 3 Pendampingan Guru
1. Bahan Bacaan Untuk Peserta tentang Pendampingan Guru 2. Bahan Bacaan Untuk Peserta tentang Pembinaan Guru melalui KKG/MGMP 3. Contoh Laporan Hasil Pendampingan 4. Lembar Kerja Peserta
BERMUTU 60
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 1. Bahan Bacaan untuk Peserta tentang Pendampingan Guru A. Mengapa pendampingan perlu dilakukan? Pelatihan PAKEM yang telah dilaksanakan belum cukup untuk membekali guru dalam menerapkan PAKEM di kelas. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu, kurang dalam praktik, dan masih banyak hal lain yang belum sempat dibahas lebih mendalam selama pelatihan berlangsung. Pemahaman dan kemampuan guru tentang PAKEM masih sangat bervariasi. Ada yang sudah memahami dan melaksanakan dengan baik, ada yang memahami tetapi belum melaksanakan dengan baik, ada pula yang masih setengah-setengah. Oleh karena itu, pendampingan di sekolah sangat diperlukan untuk menyamakan persepsi tersebut. Pendampingan dilakukan juga dikarenakan adanya inovasi dalam pembelajaran yang terus berlangsung. Dengan demikian, pendampingan dilakukan agar inovasi segera dapat ditransfer. Selanjutnya, guru diharapkan dengan cepat menerima sesuatu yang baru, yang terus berubah dan guru dapat berusaha membuat suatu inovasi.
B. Apa Tujuan Pendampingan? a. Memantau sejauh mana PAKEM telah diterapkan. b. Meningkatkan kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan PAKEM. c. Membantu guru menemukan masalah pembelajaran dan mencari pemecahannya. d. Mendorong guru untuk lebih kreatif dalam mengembangkan variasi pembelajaran. e. Meningkatkan kemitraan (guru, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah). f. Memberi pengahargaan kepada guru , Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah. g. Memberi contoh model PAKEM konkret di kelas. h. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru. i. Mengevaluasi proses pembelajaran untuk menemukan kelebihandan kekurangan agar tercapai pembelajaran yang lebih baik. j. Memberi motivasi kepada guru dalam melaksanakan PAKEM. k. Memberi contoh pembinaan profesional kepada pengawas, kepala sekolah dan pembina lainnya.
Profil Kebutuhan Guru 61
Profil Kebutuhan Guru Topik-2 l. Memberikan pengalaman langsung dan bekal yang lebih baik kepada guru dalam melaksanakan PAKEM. m. Melakukan inovasi dalam pembelajaran. n. Meningkatkan penguasaan konsep pembelajaran. o. Menyediakan media konsultasi bagi guru. p. Menentukan indikator keberhasilan pendampingan dengan melibatkan guru.
C. Prosedur Pendampingan a. Konsultasi pendampingan (dilakukan sehari atau beberapa hari sebelum pendampingan) Menentukan jadwal pelaksanaan pendampingan. Mendiskusikan rencana pembelajaran yang telah disusun guru. Mengkonsultasikan indikator-indikator keberhasilan pendampingan kepada guru. Melibatkan Kepala sekolah dan Pengawas sekaligus membuat kesepakatan peran, tugas, dan fungsi masing- masing dalam kegiatan pendampingan pembelajaran di kelas. Pendamping dapat berperan sebagai salah satu anggota tim pengajar, sebagai pengamat atau sebagai model.
b. Pelaksanaan Pendampingan pembelajaran Kegiatan ini dilakukan satu hari setelah pendamping mendiskusikan tentang rencana pembelajaran. Pendamping masuk kelas dan mendampingi guru yang sedang mengajar. Hal-hal yang dilakukan selama KBM berlangsung: Mengamati secara langsung proses KBM. Mencatat berbagai temuan dalam pembelajaran Mengamati pajangan yang ada Mengamati model pengelolaan kelas Melakukan interaksi dengan peserta didik Meminta secara santun tanggapan atau persepsi dari peserta didik tentang penampilan atau keberhasilan atau penyajian guru dalam pembelajaran (apakah sudah menyenangkan? atau memberikan pengalaman belajar yang bermakna? atau sejenis komentar lainnya). Mengamati dan mengukur apakah pendampingan telah sesuai dengan indikator-indikator keberhasilan pendampingan, yang telah ditetapkan. Format atau
BERMUTU 62
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 instrumen pengamatan dapat saudara buat sesuai dengan kebutuhan. Bila memungkinkan memberikan masukan secara santun tanpa mengambil alih tugas utama guru misalnya dengan berbisik atau tertulis ketika KBM berlangsung.
c. Refleksi hasil pendampingan Setelah saudara melakukan pengamatan, saudara diminta untuk melakukan refleksi dengan mempertanyakan kepada guru tentang hal-hal berikut. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Bagian kegiatan pembelajaran mana yang paling dianggap berhasil. Tingkat keaktifan peserta didik selama pembelajaran Kegiatan pembelajaran yang masih perlu diperbaiki dan dapat bisa dikembangkan Apa yang akan dilakukan untuk pembelajaran berikutnya. Mengamati dan mengukur apakah pendampingan telah sesuai dengan indikator-indikator keberhasilan pendampingan, yang telah ditetapkan.
D. Tugas Pendamping Tugas-tugas pendamping antara lain: 1. Memberi motivasi, memuji, meberikan penguatan. 2. Menyampaikan temuan-temuan positif terlebih dahulu, baru kemudian menyampaikan beberapa kekurangan/kelemahan guru dalam mengajar. 3. Bersama guru menganalisis kemampuan apa saja yang dikembangkan pada diri peserta didik, dan kemampuan apa yang masih belum dikembangkan. 4. Membahas pengelolaan kelas dan dampaknya, misalnya sejauh mana peserta didik aktif (seluruh, sebagian, sepanjang waktu atau sebentar). 5. Membahas pengelolaan waktu misalnya apakah guru terlalu banyak memberikan informasi sehingga peserta didik kekurangan waktu untuk berkarya. 6. Mendiskusikan temuan lain seperti jenis pertanyaan yang diajukan guru/peserta didik, bantuan terhadap peserta didik yang menemui kesulitan mengerjakan tugas, suasana dan disiplin kelas, dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
Profil Kebutuhan Guru 63
Profil Kebutuhan Guru Topik-2 Meminta secara santun tanggapan atau persepsi dari peserta didik tentang penampilan atau keberhasilan atau penyajian guru dalam pembelajaran (apakah sudah menyenangkan? atau memberikan pengalaman belajar yang bermakna? atau sejenis komentar lainnya). Mengamati dan mengukur apakah pendampingan telah sesuai dengan indikator-indikator keberhasilan pendampingan, yang telah ditetapkan. Format atau instrumen pengamatan dapat saudara buat sesuai dengan kebutuhan.
Fasilitator yang melaksanakan pendampingan sebaiknya juga mempunyai catatan pribadi apa saja yang sudah disarankan selama pendampingan, dan juga membuat laporan ringkas untuk kepala sekolah dan pengawas.
E. Tips pendampingan efektif Pendampingan yang dilakukan hendaknya terfokus untuk membantu meningkatkan guru dalam mengelola PAKEM. Sebelum pembelajaran dilakukan pendamping harus melakukan diskusi terlebih dahulu untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaran yang akan diobservasi. Selain itu juga perlu memeriksa persiapan guru, apakah sesuai rencana pembelajaran yang telah dirancang. Selama pembelajaran berlangsung, pendamping melakukan observasi pada seluruh pembelajaran (pendekatan, metode pembelajaran, aktivitas peserta didik, pengorganisasian kelas, teknik bertanya, sumber belajar, karya peserta didik, penguasaan materi guru dan bentuk penilaiannya). Observasi pembelajaran dilakukan dengan berbagai teknik (misalnya pendamping ikut terlibat secara langsung dalam pembelajaran, mencatat temuan- temuannya, melakukan wawancara dengan guru dan peserta didik dan sebagainya. Setelah pembelajaran perlu dilakukan diskusi. Berilah kesempatan kepada guru untuk merefleksi diri. Ungkapkan hasil temuan-temuan dalam pembelajaran dan tanyakan dengan santun dalam suasana kesejawatan kepada guru. Berikan saran-saran yang konkrit, konstruktif, operasional, dan tidak menggurui. Bersikaplah sopan, ramah dan santun. Berilah kesempatan yang lebih banyak kepada guru untuk mengungkapkan pendapat. Kemudian berilah motivasi dan tuntun secara bertahap untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Jika diperlukan dilakukan microteaching
BERMUTU 64
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 2. Bahan Bacaan untuk Peserta tentang Pembinaan Guru melalui KKG/MGMP Guru perlu dibentuk dan dibimbing agar berkelayakan dan bekemampuan serta memiliki keterampilan ilmiah dalam mendidik. Guru sangat berpeluang untuk menjadi seorang pendidik profesional. Seorang professional mampu memenuhi kompetensi yang disyaratkan. Profesi guru dalam hal guru sebagai seorang profesional memiliki empat kompetensi yakni: Kompetansi Pedagogis, Kompetansi Sosial, Kompetansi Kepribadian,dan Kompetansi Profesional (substansi Materi). Keempat kompetensi tersebut bersifat holistik dan integratif yang ditunjukkan dalam kinerja guru. Dengan demikian, sosok guru secara utuh menunjukkan kompetensi guru meliputi (a) pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (diciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (pedagogical content); (c) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan; dan (d) pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan. Kompetensi berupa keahlian, wawasan, pengetahuan dan keterampilan sangat berkaitan dengan ruang dan waktu. Setiap waktu (jaman) memiliki perbedaan kebutuhan, karakter, dan perkembangan iptek tertentu. Kebutuhan masyarakat lima tahun kebelakang dengan tahun sekarang akan memiliki perbedaan. Mewujudkan guru sebagai profesi memerlukan waktu yang cukup lama, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat lebih cepat dari rencara. Hal ini dimungkinkan atas motivasi guru tersebut. Guru yang memiliki instrinsic motivation akan memacu diri dalam peningkatan kualitas diri menuju keberhasilan. Setiap kurun waktu memiliki perbedaan yang mengisyaratkan seorang guru memaculajukan kemampuan dan kemauan dalam kesanggupan mengembangkan kompetensinya, menuju tingkat guru profesional. Guru dapat melakukan upaya pengembangan profesi secara mandiri melalui kegiatan pengembangan profesi. Dukungan KKG/MGMP sangat berarti dalam upaya peningkatan profesionalisme guru. Kegiatan pengembangan profesi guru merupakan kegiatan pengamalan atau penerapan keterampilan guru untuk peningkatan mutu belajar mengajar, atau menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia pendidikan secara umum (Supardi:2007). Bertolak dari pendapat tersebut, pengembangan profesi guru dapat dilakukan melalui sertifikasi. Pada dasarnya sertifikasi merupakan usaha meningkatkan profesionalisme guru atau meningkatkan kompetensi seorang guru sebagai pendidik professional. Seiring dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan, setiap guru tertantang untuk meningkatkan profesionalisme guru. Dengan demikian, setiap guru sangat perlu untuk meningkatkan kompetensinya sebagai seorang guru, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional. Dengan upaya untuk meningkatkan kompetensi ini
Profil Kebutuhan Guru 65
Profil Kebutuhan Guru Topik-2 guru diharap dapat merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran dengan baik serta mampu mengembangkan profesinya. Beberapa upaya telah ditempuh dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru. Upaya yang dipandang memberikan dampak yang luas adalah melalui pendidikan dan latihan, pengembangan profesi seperti kegiatan pendidik dalam mengamalkan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar. Wadah bagi guru-guru dari sekolah yang bedekatan dan mempunyai kesamaan bidang garapan untuk melaksanakan kegiatan profesi dalam bentuk pendidikan dan latihan tersebut adalah Gugus Sekolah. Gugus Sekolah sebagai wadah kegiatan, memberikan keleluasaan kepada KKG/MGMP untuk meningkatkan kinerja guru. Aktivitas KKG/MGMP perlu ditumbuhkembangkan secara berkelanjutan sehingga KKG/MGMP mampu berperan dalam peningkatan profesionalime guru. Pada prinsipnya gugus sekolah merupakan wadah sekelompok guru dalam beraktivitas berdasar bidang garapan tertentu. Gugus sekolah untuk Sekolah Dasar (SD) terdapat Kelompok Kerja Guru (KKG), sedangkan di SMP dan SMA terdapat Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Misalnya guru-guru SD membentuk KKG Guru Kelas. Dengan demikian terdapat KKG Kelas I, KKG Kelas II, KKG Kelas III dengan meningkatkan kemampuan pembelajaran Tematik. Guru Kelas IV, V, dan VI dapat melakanakan KKG guru kelas atau KKG Mata Pelajaran sesuai dengan permasalahan yang mereka hadapi. KKG Guru Mata Pelajaran untuk SD adalah KKG Guru Agama dan KKG Guru Olah Raga. Di tingkat kabupaten/kota guru SMP dan SMA sesuai mata pelajaran garapannya, Misalnya Guru Matematika membentuk MGMP Matematika. Baik kKG maupun MGMP dipimpin oleh seorang Ketua dibantu oleh eksi- seksi dalam kepengurusannya. Guru-guru sebagai target pembinaan profesional pada KKG, dan dijabarkan dalam pembinaan profesional secara berkelanjutan dan terprogram, baik oleh Kepala Sekolah maupun Pengawas yang bersangkutan di sekolah masing-masing. Di dalam kegiatan tersebut tampak bahwa KKG maupun MGMP mempunyai peranan penting dalam pengembangan program pendidikan di sekolah. Melalui forum ini para guru membangun sinergi melalui dialog dan diskusi dan tukar pendapat mengenai masalah pembelajaran yang dihadapi di sekolah masing-masing. Dampak positif dapat langsung terwujud dalam memberdayakan KKG/MGMP melalui wadah profesional guru dalam meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara berkelanjutan. Kegiatan profesional guru yang dapat dibicarakan dalam forum ini makin mengerucut ke arah profesionalisme guru, misalnya Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pemerintah menggulirkan sebuah kerangka berpikir logis berupa kepercayaan yang besar terhadap satuan pendidikan agar mampu mengembangkan model pengelolaan kurikulum dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Setelah melalui uji coba, mulai 2006 semua sekolah sudah mulai menyusun dan menerapkan KTSP. Berdasar PP No. 19 Tahun 2005 tentang SNP pasal 17 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat, dan karakteristik peserta didik. Sekolah dan komite sekolah
BERMUTU 66
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh BNSP. Dalam kondisi awal, penyusunan kurikulum dengan model pengelolaan kurikulum dalam bentuk KTSP mengalami beberapa kendala teknis. Melalui Forum KKG/MGMP para guru saling mengisi, bahu- membahu, mencoba untuk berkarya dengan pendampingan baik oleh Kepala ekolah maupun Pengawas yang bersangkutan memberanikan diri menuangkan gagasan menyusun KTSP. Bahan acuan telah mereka dapatkan sehingga dengan berpikir cerdas an bekerja keras para guru dapat mengatasi hambatan teknis. Kerangka dasar KTSP setiap sekolah sama yaitu adanya kesamaan standar isi minimal yang dikeluarkan BSNP. Setiap sekolah boleh mengembangkan KTSP sesuai dengan kelebihan masing-masing. Keragaman pemahaman dan pengembangan gagasan serta kreativitas berpikir empiris, logis, dan rasional sangat memungkinkan terdapat perbedaan yang di setiap satuan pendidkan. Dari hasil diskusi itulah, para anggota KKG/MGMP mampu mengambil pengalaman untuk menyusun KTSP di sekolah masing-masing. Selanjutnya, dibicarakan masalah-masalah lain seperti Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kegiatan pembelajaran, media pembelajaran, metode pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Dengan demikian, pembentukan profesionalisme guru dapat secara berangsur-angsur terlaksana, sehinga KKG/MGMP memberikan dampak lansung kepada guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Selain sebagai tempat meningkatkan mutu proses belajar mengajar, KKG/MGMP juga sebagai tempat kegiatan pengembangan profesi. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan para guru misalnya menyusun karya ilmiah seperti karya tulis ilmiah bentuk penelitian, pembuatan buku, Bahan Belajar Mandiri (BBM) atau bahan ajar serta karya tulis ilmiah populer. Selain itu, kegiatan menerjemahkan/menyadur buku atau bahan lain serta melaksanakan orasi ilmiah sesuai dengan bidang pelajaran atau bidang Pendidikan dan Latihan (Diklat). Melalui pendidikan dapat bertambah ilmu, melalui latihan dapat meingktaklan kinerja. Sehingga pendidikan dan latihan dapat memberikan ilmu yang diamalkan (amaliah) dan amal yang yang menggunakan ilmu (ilmiah). Dengan kegiatan ini, selain meningkatkan mutu pendidikan, sekaligus guru juga mengembangkan dirinya. Semangat guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas dapat menurun akibat hambatan yang dialami pengurus KKG/MGMP untuk menjalankan roda organisasi. Hambatan itu antara lain luas wilayah dan besarnya jumlah anggota, terutama di wilayah kabupaten. Setiap kabupaten mempunyai wilayah geografis yang cukup luas. Hal ini tentu merupakan kendala bagi pengurus untuk mendatangkan guru agar berkumpul di satu tempat secara periodik. Hambatan ini dapat diminimalisir dengan pengelolaan KKG/MGMP yang desentralistik dengan rentang kendali yang rasional.
Profil Kebutuhan Guru 67
Profil Kebutuhan Guru Topik-2 Kita berharap agar semua pihak-pihak khususnya para stakeholders berpartisipasi aktif dalam mengalakkan dan menggalang keberhasilan KKG/MGMP. Forum KKG/MGMP sangat memerlukan bimbingan para ahli pada bidangnya disamping bantuan dana yang sangat menunjang keberhasilan program.
3. Contoh Laporan Hasil Pendampingan Berikut ini salah satu contoh Laporan Hasil Pendampingan.
LAPORAN HASIL PENDAMPINGAN SD / SMP Hari/Tanggal : .
JADWAL PENDAMPINGAN SD/ SMP N O WAKTU KELAS/MAT PEL KET I II III IV V VI 1 07.30-08.50 - - - BI
MAT
MAT
2 08.50-10.10 MAT
- MAT
MAT
BI - IPA -
3 10.10-10.40 ISTIRAHAT 4 10.40-12.00 - - IPA
IPS
- BI
5 12.00-13.00 ISTIRAHAT 6 13.00-15.00 REFLEKSI 7 14.00-17.00 DISKUSI/KONSULTASI DENGAN GURU
BERMUTU 68
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 KEGIATAN : I ( 07.30-08.50 ) Kelas : ....... Mat Pel : Matematika Guru : ......................
I. PROFIL KELAS Penataan bangku dan meja sudah berkelompok, sehingga memudahkan interaksi giuru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik. Anggota masing-masing kelompok 6 anak, campuran antara anak laki dan perempuan sudah tepat, karena memperhatikan gender. Pustaka kelas juga sudah ada. koleksi buku referensi perlu diperkaya Tempat display sudah ada, tapi belum dimanfaatkan (kosong), ada hasil karya peserta didik yang tergantung kesannya sudah lama berdebu dan bertumpuk. Suasana kelas bersih dan nyaman bagi peserta didik untuk belajar Guru mengajar tanpa perencanaan
II. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Guru mengingatkan kembali sifat assosiatif penjumlahan bilangan cacah Guru menuliskan 10 soal di papan tulis, peserta didik secara individu mengerjakan/menyelesaikan di bukunya masing-masing. Guru berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memberikan layanan kalompok/individu. Wakil dari masing-masing kelompok menuliskan jawaban ke papan tulis yang lain mencocokkan. Peserta didik membaca kalimat matematika yang ditulis dipapan tulis secara bersama-sama di bawah panduan guru. Kegiatan yang sama dilakukan sampai 10 soal selesai Kegiatan berikutnya peserta didik menulis sosl cerita sendiri sesuai dengan10 soal yang ada dipapan tulis Dalam kelompok peserta didik saling menjelaskan soal cerita yang mereka buat sehingga terjadi saling memperbaiki hasil dan kalimat soal cerita yang mereka buat Guru memberikan penguatan dan merayakan keberhasilan kerja mereka.
Profil Kebutuhan Guru 69
Profil Kebutuhan Guru Topik-2 III. PERMASALAHAN : Posisi duduk miring menyulitkan anak untuk menyalin soal dari papan tulis. Pajangan yang ada berdebu, tata letak kurang memperhatikan segi estetika Hasil karya peserta didik ditumpuk sehingga kurang sedap dipandang. Guru belum memiliki perencanaan, baik program semester maupun rencana pembelajaran
IV.REKOMENDASI Tugas yang diberikan sebaiknya memperhatikan kesehatan, menyalin dipapan tulis dengan duduk dalam posisi miring sangat menyulitkan terutama penglihatan dan posisi tubuh, guru bisa menuliskan dilembar kerja pada setiap kelompok, ketua kelompok mendelegasikan tugas tersebut keseluruh anggotanya. Pajangan yang terlalu lama sebaiknya diturunkan diganti dengan hasil kerja anak yang terbaru, jangan ditumpuk, perhatikan kebergunaan bagi peserta didik lain dan tata dengan memperhatikan keindahan dan keterbacaan Program Semester, Silabus sangat penting sebagai dasar untuk menyusun Rencana Pembelajaran, guru perlu bimbingan dari Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah. Kepala Sekolah setiap hari perlu mengetahui dan memberikan motivasi serta umpan balik terhadap hasil kerja guru Sepanjang jam pelajaran guru sangat perlu mendampingi anak dalam menyelesaikan tugas-tugasnya secara tepat waktu dan secara bertahap, sehingga mampu memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar masing-masing peserta didik sejak dini. Hasil belajar harus menekankan pada perolehan individu yang mengembangkan kemampuan kognitif, psikomotorik dan aspek afektif Tulisan, susunan kalimat serta penggunaan tanda baca perlu perbaikan dan kontrol secara terus menerus tidak hanya di mata pelajaran Bahasa Indonesia
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 KEGIATAN : II ( 08.50-10.10 ) Kelas : I ( SATU) Mat Pel : Matematika Guru :
I. PROFIL KELAS Meja dan kursi ditata secara berkelompok Setiap kelompok beranggotakan 6 peserta didik, campuran laki dan perempuan Tempat karya sudah ada tapi masih belum di-manfaatkan (kosong)
II. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Guru bersama peserta didik menyanyikan lagu dua mata saya Peserta didik mwnjawab pertanyaan guru tentang anggota tubuh sambil meragakan anggota tubuh yang ditanyakan guru (contoh pertanyaan guru mana mata kalian? ada berapa mata kalian?, mana hidung, mana mulut, mana telinga, mana kaki, mana tangan, apa gunanya) Guru mengangkat tangan dan menunjukkkan jari-jari tangannya, serta mengajukan pertanyaan kepada peserta didik ini apa ?, ada berapa? coba hitung bersama-sama, satu, dua, tiga, empat, lima, sambil guru meragakan dengan jari-jari tangannya. Guru membagikan kartu gambar serta manik-manik kepada setiap kelompok, peserta didik ditugaskan untuk menghitung secara urut 1-5 sesuai banyaknya benda, tetapi kegiatan sedikit kacau karena tugas kurang jelas, guru terpaksa mendatangi setiap kelompok dan meminta mereka menghiting secara bersama-sama. Guru menempelkan gambar dipapan tulis, tapi gagal karena alat tidak berfungsi. Guru memperlihatkan lambang bilangan 1-5. Guru memberi contoh cara menulis lambang bilangan 4 dipapan tulis. Peserta didik menuliskan lambang bilangan 4 dibuku mereka masing- masing. Guru memberikan bimbingan individu kesetiap kelompok, memperbaiki dan memberi contoh dibuku mereka. Guru memberikan umpan balik dibuku masing-masing peserta didik serta memberikan tugas ulang bagi peserta didik yang masih belum memenuhi kriteria yang diinginkan.
Profil Kebutuhan Guru 71
Profil Kebutuhan Guru Topik-2 III.PERMASALAHAN : Kelas belum memiliki display yang menarik dan yang dapat merangsang anak untuk berpikir kritis. Alat peraga sederhana yang dapat digunakan langsung oleh peserta didik baik secara individu maupun kelompok belum dimanfaatkan secara maksimal, misalnya berupa gambar, kartu bilangan, lidi, sedotan, biji-bijian atau kerikil. Guru belum membuat program semester maupun program Rencana Pembelajaran. Kemampuan peserta didik berbeda dengan kecepatan belajar yang berbeda. Cara peserta didik memegang pensil, sikap duduk ketika menulis, dan tulisan mereka sangat bervariasi
IV. REKOMENDASI Ruang kelas perlu dilengkapi dengan gambar-gambar yang diberi label ditempel pada tembok diletakkan secara teratur, yang dapat dibaca peserta didik baik secara langsung maupun secara tidak langsung (misal, gambar berbagai hewan, buah-buahan, bunga, alat-alat dapur (gambar yang dikenal anak sehari-hari) Pojok kelas atau didepan perlu disiapkan berbagai alat peraga sederhana yang dapat digunakan peserta didik setiap saat baik secara individu maupun secara kelompok (misal dekak-dekak, biji-bijian, lidi/tusuk sate, kerikil, kelereng, kartu bilangan, kartu gambar hewan, tumbuhan, buah-buahan, bunga-bungaan, kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata, semua ditata dalam kotak secara teratur. Mudah digunakan, terjangkau dan mudah bagi anak untuk mengembalikannya. Sebelum mengajar guru perlu menyiapkan program semester, silabus sebagai acuan untuk menyusun Rencana Pembelajaran setiap hari, bantuan profesional dapat diberikan oleh Kepala Sekolah atau Pengawas. Pengelolaan peserta didik dan waktu sangat penting agar tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik dapat diselesaikan tepat waktu dengan penuh rasa tanggung jawab. Sikap dan nilai-nilai moral selalu ditumbuh kembangkan dalam diri peserta didik baik didalam maupun setelah proses belajar mengajar. Peserta didik kelas satu perlu perhatian khusus untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan belajarnya. Sikap duduk, cara memegang pensil, jarak mata dengan buku serta tulisan dan kebenaran menuliskan angka setiap anak perlu mendapat layanan. Paguyuban kelas dapat dimanfaatkan untuk membantu guru kelas menata ruang, membuat alat peraga sederhana.
BERMUTU 72
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 Paguyuban orang tua murid kelas satu dapat dilatih cara menggunakan alat peraga sederhana yang digunakan guru disekolah, sehingga orang tua peserta didik mudah membantu anak-anak mereka belajar di rumah. Perlu ada pustaka kelas yang berisi buku-buku cerita anak-anak (sesuaikan tingkat kelas dan kebutuhan).
Pada akhir sesi Fasilitator menegaskan bahwa kegiatan pendampingan adalah upaya Pengawas dan kepala sekolah dalam rangka membantu memperbaiki proses pembelajaran. Pengawas dan Kepala sekolah melaksanakan rencana pendampingan di sekolah atau Gugus Binaan masing-masing untuk merealisasikan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang telah disusun pada saat pelatihan dan telah disempurnakan bersama warga sekolah/warga gugus.
4. Lembar Kerja Peserta Lembar Kerja 1 : Tuliskan pengalaman saudara sebagai Kepala Sekolah/Pengawas tentang: a. hambatan dan kelebihan dalam menangani atau melaksanakan pembinaan terhadap guru b. model atau teknik pembinaan guru yang pernah dilaksanakan dalam mengatasi hambatan pembinaan guru.
Analisislah kelebihan, hambatan dan cara mengatasi dalam pembinaan guru berkelanjutan
Profil Kebutuhan Guru 73
Profil Kebutuhan Guru Topik-2
Topik 2 : Pendataan Profil Guru dan Analisis
BERMUTU 74
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2
Unit 4: Membuat Daftar Kualifikasi, Kompetensi dan Permasalahan Guru
Profil Kebutuhan Guru 75
Profil Kebutuhan Guru Modul-1 A. Pengantar Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, seorang guru dipersyaratkan memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan kompetensi profesional. Selain itu guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi pendidikan minimal S1 atau D4. Untuk Kompetensi pedagogik guru harus pandai mengelola pembelajaran peserta didik melalui pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Untuk Kompetensi kepribadian, guru dituntut memiliki kepribadian yang mantap, stabilitas emosi, bersikap dewasa dan arif dalam bertindak, berwibawa dan berakhlak mulia sehingga menjadi teladan bagi peserta didik. Untuk Kompetensi profesional, guru dituntut memiliki kemampuan dalam penguasaan materi secara luas dan mendalam melalui tugas pokok dan fungsinya sebagai pengajar, pendidik, pelatih dan peneliti. Sebagai seorang profesional, tenaga dan fikiran guru dikerahkan sepenuhnya untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan kualitas pendidikan yang bermutu. Karya-karya guru tidak hanya sekedar ketika selesai mengajar maka selesai tugas. Guru dituntut mengembangkan karya-karya profesionalismenya melalui tulisan, artikel, laporan penelitian yang bermanfaat bagi upaya peningkatan mutu pembelajaran. Selain itu, guru selalu berinovasi untuk menciptakan model-model pembelejaran serta media pembelajaran yang bermakna dan memberi kontribusi positif bagi peningkatan mutu pembelajaran dan layanan pendidikan. Untuk Kompetensi sosial, guru harus pandai untuk berkomunikasi baik dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, dengan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan lainnya serta dengan orang tua/masyarakat sekitar. Kompetensi ini berkaitan dengan tuntutan good human relationship. Kepala Sekolah dan pengawas dapat melaksanakan salah satu peran dan fungsinya sesuai Peraturan Mendiknas Nomor 12 Tahun 2007 dan Peraturan Mendiknas Nomor 13 Tahun 2007 untuk memfasilitasi guru dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru. Langkah pertama dalam proses fasilitasi itu adalah mendapat gambaran yang akurat tentang ciri khas tenaga guru di sekolah masing masing dengan membuat daftar sesuai dengan kwalifikasi, tingkat pencapaian kompetensi dan pemasalahan yang masih dihadapi. Daftar ini akan menjadi sumber utama untuk proses perencanaan salah satu program profesional di tingkat KKG/MGMP untuk mengatasi masalah tersebut.
BERMUTU 76
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 B. Tujuan Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini bertujuan membimbing dan memotivasi kepala sekolah dan pengawas tentang kegiatan pendataan profil guru dan analisis. Pada unit ini kepala sekolah dan pengawas memanfaatkan hasil observasi dan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang telah disusun dalam Topik I Unit 3. Setelah menyelesaikan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan unit 4, Kepala sekolah dan pengawas, diharapkan mampu: 1. melakukan pemetaan dan identifikasi terhadap kualifikasi dan kompetensi guru di sekolah/gugus sekolah masing-masing. 2. memfasilitasi guru untuk meningkatkan kualifikasi dan kualitas profesionalismenya dengan mengoptimalkan KKG/MGMP.
C. Bahan, Alat dan Nara Sumber Belajar Untuk menyelesaikan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan Unit 4, Kepala sekolah dan pengawas, menggunakan bahan, alat dan sumber belajar sebagai berikut. 1. Lampiran I: Format Kualifikasi dan Kompetensi Guru 2. Lampiran 2: Format Permasalahan dan Kebutuhan guru 3. Lampiran 3: Format Pendataan Guru dalam KKG/MGMP 4. Lampiran 4: Bahan Bacaan Untuk Fasilitator dan Peserta
D. Sumber Belajar 1. Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru 2. Dokumen profil Guru di sekolah 3. Rencana pengembangan karir guru 4. Kajian Pustaka tentang Kualifikasi Guru 5. Informasi Nara Sumber 6. Studi Lapangan: Profil Kualifikasi Guru di Sekolah
Profil Kebutuhan Guru 77
Profil Kebutuhan Guru Modul-1 E. Langkah Kegiatan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan unit 4, dilaksanakan melalui alur kegiatan sebagai berikut.
Dalam Bahan Belajar Mandiri (BBM) Unit 4 ini, semua data hasil observasi pembelajaran dari Topik I Unit 1 dan penilaian kinerja pada Unit 2 akan dijadikan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan Unit 4. Data- data tersebut adalah data tentang hasil penilaian kinerja guru (Unit 2) dan data hasil observasi pembelajaran dan pendampingan (Unit 3). Untuk menyelesaikan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan 4, Kepala sekolah dan pengawas, diharapkan melakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut. 1. Penjelasan Tujuan sesi (10 menit) Fasilitator menjelaskan tujuan sesi yaitu agar kepala sekolah dan pengawas mampu melakukan pendataan profil guru dan analisis dengan memanfaatkan hasil observasi dan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang telah disusun dalam Topik I Unit 3.
2. Mengidentifikasi kualifikasi dan kompetensi guru (20 menit) Pada sesi ini saudara peserta masing-masing diminta untuk mengidentifikasi kualifikasi dan kompetensi guru berdasarkan data dan dokumen profil yang ada di sekolah atau lingkungan gugus, (termasuk hasil pengamatan dan penilaian kinerja guru). Menentukan skala perioritas kebutuhan guru yang dituangkan dalam RTL
Penjelasan tujuan sesi
Mengidentifikasi kualifikasi dan kompetensi guru berdasarkan data / dokumen profil yang ada Diskusi kelompok mengidentifikasi permasalahan serta solusinya 3 Laporan hasil kerja kelompok Untuk ditindaklajuti dalam rencana kerja di KKG/MGMP. 10 1 20 2 20 30 5 20 4
BERMUTU 78
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 Hasilnya dimasukkan dalam Lampiran I Kompetensi dan Kwalifikasi Guru. Selanjutnya saudara mendiskusikan temuannya dan implikasinya dalam kelompok kecil. Kesimpulan kelompok masing masing ddidiskusikan secara pleno; dan implikasinya untuk semua sekolah dalam gugus/rayon dan untuk program KKG juga di tarik. Lampiran 3: Pendataan dan Inventarisasi guru dalam KKG/MGMP, diisikan secara pleno. 3. Diskusi permasalahan yang dihadapi guru dalam KKG/MGMP (20 menit) Berdasarkan hasil analisis pada langkah 2 di atas, saudara secara berkelompok diminta untuk menganalisis kebutuhan guru, dan mencari aspek mana dari guru yang perlu ditingkatkan, menganalisis permasalahan, dan mengurutkan berdasarkan skala prioritas, hasilnya ditulis pada Lampiran 2: Permasalahan dan Kebutuhan guru dalam KKG/MGMP. Selanjutnya saudara diminta untuk mendiskusikan tentang solusi atas permasalahan dan kebutuhan guru di lingkungan sekolah atau gugus sekolah. Hasil diskusi tentang alternatif solusi, dicatat sebagai bahan untuk mempelajari Bahan Belajar Mandiri (BBM) 2: Pengelolaan Kualitas KKG/MGMP.
4. Menentukan skala prioritas Kebutuhan yang dituangkan dalam RTL (20 menit) 1. Berdasarkan identifikasi hasil diskusi, saudara diminta untuk masing-masing kelompok menentukan skala priotitas kebutuhan. 5. Laporan hasil kerja kelompok (15 menit) Masingmasing kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya untuk ditindaklanjuti dalam rencana kerja dan kegiatan di KKG/MGMP. RTL: Format yang diisikan per sekolah dimasukkan di dalam portofolio masing masing sekolah sebagai bagian dari data base tenaga sekolah masing masing.
Profil Kebutuhan Guru 79
Profil Kebutuhan Guru Modul-1
LAMPIRAN
BAHAN BELAJAR MANDIRI (BBM) MANAJEMEN PAKET 1
UNIT 4 Kualifikasi, Kompetensi dan Permasalahan Guru
Lampiran I: Format Kualifikasi dan Kompetensi Guru Lampiran 2: Format Permasalahan dan Kebutuhan guru Lampiran 3: Format Pendataan Guru dalam KKG/MGMP Lampiran 4: Bahan Bacaan Untuk Fasilitator dan Peserta
BERMUTU 80
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 Lampiran I Format Kualifikasi dan Kompetensi Guru Identifikasi Kualifikasi dan Kompetensi Guru Satuan Pend. : Gugus : Kecamatan : Kab./Kota :
NO
Nama guru
Guru kelas/ mata pelajaran Kualifikasi Akademik Hasil analisis Kompetensi Keaktifan di KKG Pedagogik skor Kepribadian skor Sosial skor Profesional Skor
Petunjuk pengisian format 1. kolom 1, diisi dengan nomor urut sesuai jumlah guru yang ada disetiap lembaga 2. kolom 2, diisi nama-nama guru yang ada pada DUK 3. Kolom 3, diisi tugas mengajar (guru kelas/guru mata pelajaran) 4. kolom 4, diisi kualifikasi akademik masing-masing guru 5. kolom hasil analisis kompetensi,pengisiannya, lihat dokumen profil guru pada unit 2 hal 33 tugas mandiri yang dilakukan Kepala Sekolah dan Pengawas 6. kolom keaktifan guru di KKG/MGMP, lihat dokumen profil guru pada unit 2, tugas mandiri
Profil Kebutuhan Guru 81
Profil Kebutuhan Guru Modul-1 Lampiran 2: Format Permasalahan dan Kebutuhan guru Analisis permasalahan dan kebutuhan guru dalam KKG/MGMP Saudara diminta untuk mengisikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru misalnya: a. Masalah kualifikasi pendidikan yang belum memenuhi S1/A4 b. Masalah missmatch c. Masalah kesulitan menyusun bahan ajar d. Masalah kesulitan menyusun perangkat pembelajaran e. Masalah kesulitan menerapkan PTK, PTS, Lesson Study, CTL. f. Masalah kemampuan guru menyampaikan pertanyaan, atau berdasarkan format berikut ini. No Materi Kebutuhan Guru . 1 2 3 4 5 6 dst 1 Pemahaman Kurikulum Pemetaan kompetensi dasar Penyusunan prota Penyusunan Promes 2 Penyusunan Silabus Komponen silabus Pemilihan Standar kompetensi Pemilihan kompetensi dasar Pengembangan indikator Pengembangan materi pokok Pengembangan pengalaman belajar Menentukan jenis penilaian dan penulisan instrumen sesuai pengembangan indikator
Penentuan media dan sumber belajar
Penentuan waktu 3 Penyusunan RPP Pemilihan kompetensi dasar dari silabus
Pengembangan indikator Pengembangan materi pokok
BERMUTU 82
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 No Materi Kebutuhan Guru . 1 2 3 4 5 6 dst Penentuan media dan sumber belajar
Pengembangan langkah pembelajaran
Pengembangan penilaian berbasis kelas
4 Strategi Pembelajaran Penguasaan tujuh ketrampilan dasar mengajar
Strategi pembelajaran CTL Strategi pembelajaran kooperatif Strategi pengajaran memecahan masalah
5 Lingkungan Belajar Penciptaan lingkungan yang kondusif untuk belajar
Pengelolaan kelas 6 Sumber Belajar, Media, LKS, Pajangan Media pembelajaran (Alat peraga, model, dll)
LKS Pajangan kelas Sumber belajar 7 Penilaian berbasis kelas Penilaian tulis Penilaian unjuk kerja Penilaian produk Penilaian proyek Penilaian sikap Penilaian portofolio 8 Pengembangan Materi Pokok 9 Pengembangan profesionalisme guru Peningkatan kualias/program sertifikasi
Profil Kebutuhan Guru 83
Profil Kebutuhan Guru Modul-1 No Materi Kebutuhan Guru . 1 2 3 4 5 6 dst 10. PTK
Catatan : - Kolom guru 1, 2 dst. diisi sesuai nama guru berdasarkan DUK. -Jenis kebutuhan guru ditunjukkan dengan memberikan tanda.
Lampiran 3: PENDATAAN DAN INVENTARISASI GURU
FORMAT PENDATAAN DAN INVENTARISASI GURU dalam KKG/MGMP (berdasarkan kelayakan Kualifikasi Pendidikan guru) No Mata pelajaran Jumlah guru berdasarkan kualifikasi Pendidikan Keterangan S2 S1 < S1 1 Pendidikan Agama Sesuai/Tidak 2 Pend. Kewarganegaraan dst. 3 Bahasa indonesia 4 Bahasa Inggris 5 Matematika 6 IPA 7 IPS 8 Pendidikan Jasmani, OR, Kes. 9 Seni Budaya 11 TIK 12 Muatan Lokal : a. Bahasa Inggris b. c. Jumlah
Petujunjuk Pengisian dan Catatan: - Saudara diminta untuk mengisikan jumlah guru yang mengajar sesuai dengan kelayakan/memenuhi kualifikasi pendidikan, dan guru yang mengajar pada mata pelajaran yang diampu tetapi tidak sesuai dengan kalayakan pada kolom tersedia.
BERMUTU 84
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 - Selanjutnya saudara mengdihitung % kualifikasi guru masing-masing jenjang.
4. Bahan Bacaan Untuk Fasilitator Dan Peserta 1. Masalah Kompetensi Guru Kompetensi adalah pengetahuan, sikap, ketrampilan dan nilai- nilai yang direfleksikan dalam kemampuan berpikir dan bertindak. Kompetensi guru perlu dibentuk dan dibimbing agar berkelayakan dan bekemampuan serta memiliki keterampilan ilmiah dalam mendidik. Guru sangat berpeluang untuk menjadi seorang pendidik profesional. Seorang profesional dituntut mampu memenuhi kompetensi yang disyaratkan. Profesi guru dalam hal guru sebagai seorang professional dipersyaratkan memiliki empat kompetensi yakni: Kompetansi Pedagogis, Kompetansi Sosial, Kompetansi Kepribadi-an,dan Kompetansi Profesional (substansi Materi). Keempat kompetensi tersebut bersifat holistik dan integratif yang ditunjukkan dalam kinerja guru. Dengan demikian, sosok guru secara utuh menunjukkan kompetensi guru meliputi (a) pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (diciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (pedagogical content); (c) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan; dan (d) pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan. Kompetensi berupa keahlian, wawasan, pengetahuan dan keterampilan sangat berkaitan dengan ruang dan waktu. Setiap waktu (jaman) memiliki perbedaan kebutuhan, karakter, dan perkembangan iptek tertentu. Kebutuhan masyarakat lima tahun kebelakang dengan tahun sekarang akan memiliki perbedaan. Mewujudkan guru sebagai profesi memerlukan waktu yang cukup lama, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat lebih cepat dari rencara. Hal ini dimungkinkan bisa berjalan lebih cepat atas motivasi guru tersebut. Guru yang memiliki instrinsic motivation akan memacu diri dalam peningkatan kualitas diri menuju keberhasilan. Setiap kurun waktu memiliki perbedaan yang mengisyaratkan seorang guru memajukan kemampuan dan kemauan dalam kesanggupan mengembangkan kompetensinya, menuju tingkat guru profesional. Guru dapat melakukan upaya pengembangan profesi secara mandiri melalui kegiatan pengembangan profesi. Dukungan KKG/MGMP sangat berarti dalam upaya peningkatan profesionalisme guru. Kegiatan pengembangan profesi guru merupakan kegiatan pengamalan atau penerapan keterampilan guru untuk peningkatan mutu belajar mengajar, atau menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
Profil Kebutuhan Guru 85
Profil Kebutuhan Guru Modul-1 bagi dunia pendidikan secara umum (Supardi:2007). Bertolak dari pendapat tersebut, pengembangan profesi guru dapat dilakukan melalui sertifikasi. Pada dasarnya sertifikasi merupakan usaha meningkatkan profesionalisme guru atau meningkatkan kompetensi seorang guru sebagai pendidik professional. Seiring dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan, setiap guru tertantang untuk meningkatkan profesionalisme guru. Dengan demikian, setiap guru sangat perlu untuk meningkatkan kompetensinya sebagai seorang guru. Dengan upaya untuk meningkatkan kompetensi ini guru diharap dapat merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran dengan baik serta mampu mengembangkan profesinya. Sebagaimana Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa guru Profesional wajib memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Dengan kompetensi pedagogik guru harus pandai mengelola pembelajaran peserta didik melalui pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. TABEL 2 STANDAR KOMPETENSI PEDAGOGIK No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN Kompetensi Pedagodik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial- emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosialbudaya. 1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. 1.3 Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. 1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. 2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3.1 Memahami berbagai teori belajar dan prinsip prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu. 3.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.
BERMUTU 86
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. 3.1 Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. 3.2 Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu. 3.3 Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu. 3.4 Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran. 3.5 Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik. 3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian. 4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. 4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik. 4.2 Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran. 4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan. 4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan. 4.5 Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh. 4.6 Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang. 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. 1.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu. 6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 6.1. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal. 6.2. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya. 7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. 7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain. 7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang
Profil Kebutuhan Guru 87
Profil Kebutuhan Guru Modul-1 No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya. 8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu. 8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu. 8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen. 8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan. 8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. 9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar. 9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. 9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan. 9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 10.1 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. 10.2 Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu. 10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.
Berkaitan dengan kompetensi kepribadian ini, seorang guru dituntut memiliki kepribadian yang mantap, stabilitas emosi, bersikap dewasa dan arif dalam bertindak, berwibawa dan berakhlak mulia sehingga menjadi teladan bagi peserta didik.
BERMUTU 88
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 TABEL 3 STANDAR KOMPETENSI KEPRIBADIAN No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN Kompetensi Kepribadian 11. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. 11.1 Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender. 11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam. 12. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. 12.1 Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi. 12.2 Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. 12.3 Berperilaku yang dapat diteladan oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya. 13. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. 13.1 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil. 13.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa. 14. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. 14.1 Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi. 14.2 Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri. 14.3 Bekerja mandiri secara profesional. 15. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 15.1 Memahami kode etik profesi guru. 15.2 Menerapkan kode etik profesi guru. 15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru.
Berdasarkan kompetensi profesional guru dituntut memiliki kemampuan dalam penguasaan materi secara luas dan mendalam melalui tugas pokok dan fungsinya sebagai pengajar, pendidik, pelatih dan peneliti. Sebagai seorang profesional, tenaga dan pikiran guru dikerahkan sepenuhnya untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan kualitas pendidikan yang bermutu. Karya-karya guru tidak hanya sekedar ketika selesai mengajar maka selesai tugas. Guru dituntut mengembangkan karya-karya profesionalismenya melalui tulisan, artikel, laporan penelitian yang bermanfaat bagi upaya peningkatan mutu pembelajaran. Selain itu, guru selalu berinovasi untuk menciptakan model-model pembelajaran serta media pembelajaran yang bermakna dan memberi kontribusi positif bagi peningkatan mutu pembelajaran dan layanan pendidikan.
Profil Kebutuhan Guru 89
Profil Kebutuhan Guru Modul-1 TABEL 4 STANDAR KOMPETENSI PROFESIONAL No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN Kompetensi Sosial 16. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. 16.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran. 16.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi. 17. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. 17.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif. 17.2 Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik. 17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik. 18. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. 18.1 Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik 18.2 Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan. 19. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. 19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. 19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan maupun bentuk lain.
BERMUTU 90
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 TABEL 5 STANDAR KOMPETENSI PROFESIONAL No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN Kompetensi Profesional 20. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Penjabaran butir kompetensi nomor 20 untuk setiap guru mata pelajaran, dapat saudara lihat dalam Peraturan Mendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007. 21. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. 21.1 Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu 21.2 Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. 21.3 Memahami tujuan pembelajaran yang diampu. 22. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. 22.1 Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 22.2 Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 23. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 23.1 Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus. 23.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan. 23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan. 23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. 24. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri. 24.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi. 24.2 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.
Untuk mampu menciptakan proses pembelajaran yang bermutu dan bermakna bagi peserta didik, guru tidak saja dipersyaratkan memiliki kompetensi dasar. Namun juga dipersyaratkan memiliki kualifikasi dasar. Peraturan Mendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, antara lain mengatur standar minimal kualifikasi guru yakni bahwa Guru pada satuan pendidikan SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Menjadi kewajiban pemerintah dan LPTK untuk menyediakan tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi pada bidangnya, agar pembelajaran di sekolah berjalan secara efektif dan bermutu. Sebagaimana Peraturan
Profil Kebutuhan Guru 91
Profil Kebutuhan Guru Modul-1 Mendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 bahwa Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya. Rujukan: Untuk meningkatkan pemahaman saudara tentang kualifikasi dan kompetensi guru, sebaiknya saudara membaca referensi berikut ini: 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Undang-Undang Guru dan Dosen. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 3. Peraturan Mendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Profil Kebutuhan Guru 93
Profil Kebutuhan Guru Modul-1
Unit 5: Tingkat Aktivitas Guru dalam KKG/MGMP
Profil Kebutuhan Guru 95
Profil Kebutuhan Guru Modul-1 A. Pengantar Salah satu upaya yang dapat dilakukan Kepala Sekolah/Pengawas adalah meningkatkan profesionalisme guru secara berkelanjutan dengan mengoptimalkan peran serta dan keikutsertaan guru dalam KKG/MGMP. Kepala Sekolah/Pengawas diharapkan mampu memberdayakan KKG/MGMP secara optimal untuk meningkatkan tingkat profesionalisme guru, yang pada gilirannya mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Keikutsertaan guru dalam KKG/MGMP diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kualitas profesionalisme guru secara akademik, tetapi juga berpengaruh terhadap pengembangan karir guru, angka kredit kenaikan pangkat dan pengakuan kredit SKS.
B. Tujuan Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini bertujuan memotivasi kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru secara berkelanjutan dengan mengoptimalkan peran serta dan keikutsertaan guru dalam KKG/MGMP melalui penyusunan RTL. Selanjutnya setelah menyelesaikan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan unit 5, Kepala sekolah dan pengawas diharapkan mampu: 1. melakukan pemetaan dan identifikasi tingkat aktivitas dan jenis kegitan yang dilakukan guru dalam KKG/MGMP 2. mengidentifikasi dan menjelaskan cek/teknis memfasilitasi guru untuk meningkatkan kualifikasi dan kualitas profesionalismenya dengan mengoptimalkan KKG/MGMP. 3. memiliki pemahaman dan keterampilan dalam upaya meningkatkan kualitas profesionalisme guru secara akademik, dan upaya lain yang berpengaruh terhadap pengembangan karir guru, angka kredit kenaikan pangkat dan pengakuan kredit SKS.
C. Bahan, Alat dan Nara Sumber Belajar Untuk menyelesaikan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan Unit 5, Kepala sekolah dan pengawas menggunakan bahan, alat dan sumber belajar sebagai berikut. a. Dokumen program dan bukti kegiatan yang dimiliki masingmasing gugus KKG/MGMP. b. Referensi tentang standarisasi penyelenggaraan KKG/MGMP, peran dan fungsi serta implikasinya terhadap peningkatan profesionalisme guru. c. Format Rencana Tindak Lanjut (RTL) pengembangan karir guru berdasarkan Tingkat Aktivitas Guru dalam KKG/MGMP.
BERMUTU 96
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 D. Langkah Kegiatan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan Unit 5, dilaksanakan melalui alur kegiatan sebagai berikut.
Untuk menyelesaikan Bahan Belajar Mandiri (BBM) kegiatan 1, kepala sekolah dan pengawas diharapkan melakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut. 1. Pengantar dan Tukar Pengalaman (5 menit) a. Fasilitator menjelaskan tujuan sesi yaitu agar kepala sekolah dan pengawas mampu meningkatkan profesionalisme guru secara berkelanjutan dengan mengoptimalkan peran serta dan keikutsertaan guru dalam KKG/MGMP melalui penyusunan RTL. b. Selanjutnya disampaikan tentang teknik kerja kelompok serta langkah-langkah yang harus saudara lakukan untuk menyelesaikan unit 5 ini. c. Selanjutnya saudara diminta untuk memberikan pengalaman terkait dengan kekurangan, kelebihan serta permasalahan guru dalam KKG/MGMP, misalnya: - seberapa efektif aktivitas guru dalam KKG/MGMP? - seberapa sering saudara mengikutsertakan guru dalam KKG/MGMP ? - seberapa besar saudara mengalami kesulitan dalam mengikutsertakan guru dalam kegiatan KKG/MGMP? - Berapa banyak guru dari sekolah saudara menhadiri pertemuan KKG/MGMP secara terus-menurus? - Hambatan apa yang menghindari guru dari sekolah saudara dari kehadiran yang konsisten?
Profil Kebutuhan Guru Modul-1 - Bagaimana kebijakan saudara agar guru aktif mengikuti kegiatan KKG/MGMP? - Bagaimana tindak lanjut pada tingkat sekolah dari guru yang menghadiri pertemuan gugus? 2. Mengkaji isi dokumen tentang program dan bukti kegiatan yang dimiliki masingmasing gugus KKG/MGMP (30 menit) a. Pada sesi ini saudara diminta untuk bekerja dalam kelompok/kelompok gugus untuk megkaji /menganalissis tentang tingkat Aktivitas Guru dan jenis kegiatan dalam KKG/MGMP dengan menggunakan contoh Format berikut ini.
Format F1: Analisis program, jenis kegiatan dan aktivitas yang dilakukan di KKG/MGMP N O Program Kegiatan Guru kelas/ mat-pel Waktu frekwensi pertemuan Komentar/saran
Catatan: Tuliskan halhal apa saja yang perlu ditingkatkan atau ditambahkan dari analisis data di atas agar Program KKG/MGMP dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam meningkatkan PBM ......................................................................................................... ......................................................................................................... Kesimpulan:
b. Selanjutnya saudara diminta untuk menyusun dan mengidentifikasi Tingkat Aktivitas Guru dan jenis kegiatan dalam KKG/MGMP yang seharusnya dilaksanakan dan hasilnya ditulis pada plano sesuai format. (format dapat dibuat sesuai kebutuhan). Format: F2
BERMUTU 98
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2 FORMAT PENDATAAN DAN INVENTARISASI GURU (berdasarkan tingkat aktivitas guru dalam kegiatan KKG/MGMP) No Nama Guru kelas/Mata pelajaran Jumlah dan Tingkat Aktivitas Guru dalam Forum KKG/MGMP Selalu < 10 Jarang 5-10 Kurang 1-4 Tdk pernah 0 1. 2 3 4 5
Jumlah Alasan umum dan hambatan guru tidak mengiktuti kegiatan KKG/MGMP:
3. Diskusi tentang teknik dan cara memfasilitasi penyelenggaraan KKG/MGMP: (20 menit) a. Pada sesi ini saudara diminta untuk bekerja dalam kelompok atau kelompok gugus untuk mendiskusikan cara, prosedur dan teknik memfasilitasi guru agar hadir dan aktif di KKG/MGMP. b. Selanjutnya saudara diminta untuk merumuskan: (1) langkah kebijakan sebagai kepala sekolah/pengawas sekolah dalam meningkatkan kualifikasi dan kualitas profesionalismenya dengan mengoptimalkan KKG/MGMP, (2) langkah kebijakan untuk menjamin keberlangsungan aktivitas guru dalam forum KKG/MGMP, dan (3) merencanakan pertemuan rutin guru dalam rangka mendesiminasikan karya-karya terbaik dalam pembelajaran seperti melalui seminar best practices, seminar PTK, seminar PTS, seminar Inovasi pembelajaran, expo karya seni dalam forum KKG/MGMP.
Profil Kebutuhan Guru 99
Profil Kebutuhan Guru Modul-1 Format F3: Analisis cara dan teknik memfasilitasi guru untuk meningkatkan kualifikasi dan kualitas profesionalismenya dengan mengoptimalkan KKG/MGMP No Program Kegiatan Teknik memfasilitasi Kekuatan dari teknis yang direncanakan
4. Presentasi kesimpulan dan laporan (15 menit) a. Berdasarkan hasil diskusi yang ditulis pada pleno, saudara secara berkelompok melalui perwakilan kelompok memaparkan hasil kerjanya kepada ke kelompok lain. b. Kelompok lain memberikan tanggapan/masukan/ perbaikan c. Fasilitator bersama peserta menyimpulkan cara dan teknis memfasilitasi guru yang efektif untuk meningkatkan profesionallisme guru melalui KKG/MGMP.
5. Diskusi membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL), (40 menit) a. Untuk mengukur tingkat kemajuan, keberhasilan dan dampak dari pelatihan ini, saudara baik secara berkelompok/individu diminta menyusun RTL sesuai dengan kebutuhan dan profil kualifikasi guru, kebutuhan guru di KKG/MGMP, serta permasalahan guru yang ada di sekolah dan di gugus masingmasing b. RTL yang telah disusun ditindaklanjuti pada pembelajaran Panduan 2; pengelolaan Kwalitas KKG/MGMP c. Saudara diingatkan tentang portofolio yang isinya pengamatan guru, penilaian kinerja, dan rangkuman tentang kwalifikasi dan permasalahan guru baik di tingkat sekolah maupun di tingkat gugus perlu dipadukan menjadi data base guru pada sekolah masing masing untuk diserahkan kepada LPTK untuk dinilai untuk angka kredit kenaikan pangkat.
BERMUTU 100
Pendataan Profil Guru dan Analisis Topik-2
LAMPIRAN
PAKET PEMBELAJARAN MANAJEMEN PAKET 1 UNIT 5 Tingkat Aktivitas Guru dalam KKG/MGMP
1. Bahan Bacaan Untuk Fasilitator dan Peserta 2. Bahan Tayangan Untuk Panduan Fasilitator
Profil Kebutuhan Guru 101
Profil Kebutuhan Guru Modul-1 1. Bahan Bacaan Untuk Fasilitator Dan Peserta
2. Bahan Tayangan Untuk Fasilitator (Yang dapat dikembangkan sesuai kebutuhan)
> Transparansi 1
> Transparansi 2
Berikut ini adalah pokok-pokok bahan bacaan yang harus dikembangkan oleh Peserta maupun Fasilitator dalam kegiatan sesi ini melalui buku sumber atau referensi lainnya ! Pemetaan dan Identifikasi Aktivitas Guru dalam KKG/MGMP Revitalisasi KKG/MGMP, Peran dan Fungsi serta Implikasinya terhadap Peningkatan Profesionalisme Guru Analisis Hambatan Guru Mengikuti aktivitas di KKG/MGMP Rencana Pengembangan dan Upaya Optimalisasi KKG/MGMP untuk meningkatkan kualitas profesionalisme guru Referensi tentang standarisasi penyelenggaraan KKG/MGMP, peran dan fungsi serta implikasinya terhadap peningkatan profesionalisme guru. Dokumen program dan bukti kegiatan yang dimiliki masingmasing gugus KKG/MGMP.
BERMUTU 102
Glosarium Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Paket Pelatihan 2. Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar, melalui Manajemen Berbasis Sekolah, Peran Serta masyarakat, Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan.Jakarta Direktorat Tenaga Kependidikan, dan PMPTK, 2008. Penilaian Kinerja Guru. Jakarta Direktorat Tenaga Kependidikan, dan PMPTK,2008. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran. Jakarta. Indrawati, Ineu. 2007. Hand Out Keterampilan Bertanya. P4TK IPA. Bandung Silvana,2007. Hand Out Pendampingan Pengawas. KKPS. Sidoarjo Suherneti, Nita. 2008. Makalah: Penelitian Tindakan Sekolah Pendampingan sebagai salah satu alternatif peningkatan kemampuan guru dalam PAKEM melalui kegiatan Lesson Studi. Bandung Yudhistira, Dadang. 2004. Hand out: Penilaian Kinerja Kepala Sekolah, Tasikmalaya.
Peraturanperaturan : - Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah. - Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah. - Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan kompetensi guru. - Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan.
Profil Kebutuhan Guru 103
Profil Kebutuhan Guru Modul-1 GLOSARIUM (Daftar kata atau istilah dengan penjelasannya dalam bidang tertentu) Analisis data : penelaahan (pemeriksaan) dan penguraian data hingga menghasilkan simpulan. Analisis deskriptif (kualitatif atau kuantitatif) : penguraian data secara deskripsi; deskripsi: pemaparan atau penggambaran dengan kata- kata secara jelas dan terperinci. kuantitatif: berdasarkan jumlah atau banyaknya; kualitatif: berdasarkan kualitas, biasanya diungkapkan dengan kata-kata, istilah atau kalimat: baik, buruk, kurang, sebagian besar, dsb. Contoh: data kualitatif dari hasil observasi pembelajaran dalam PTK: sebagian besar siswa masih belum memahami penjelasan guru; guru masih terlalu banyak bicara sehingga siswa menjadi tidak aktif, dst. Bahan ajar : adalah informasi ringkas dalam bentuk narasi atau power point yang dimuat atau dilampirkan dalam Buku Bahan Belajar Mandiri (BBM) yang gunakan secara langsung dalam kegiatan belajar (tatap muka) untuk memahami topik pembelajaran. BERMUTU (Program) : Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading atau peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan kinerja guru atau suatu program digagas oleh Ditjen PMPTK, Ditjen DIKTI, Balitbang Depdiknas dengan dukungan pendanaan dari Pemerintah Belanda (melalui Dutch Trust Fund) dan Bank Dunia (pinjaman lunak melalui IDA Credit dan IBRD Loan), serta dana pendampingan yang berasal dari Pemerintah Pusat dan Daerah. Buku kerja guru : adalah buku yang berisi rekaman kegiatan, hasil dan kemajuan yang dicapai oleh guru, serta kendala dalam mengikuti kegiatan Program BERMUTU. Buku ini menjadi portofolio atau salah satu bagian dari portofolio yang disusun oleh guru. Case Study (Studi Kasus) : rangkuman pengalaman pembelajaran (pengalaman mengajar) yang ditulis oleh seorang guru/dosen dalam praktik pembelajaran mereka di kelas yang dapat memberikan contoh
BERMUTU 104
Glosarium nyata tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh guru pada saat mereka melaksanakan pembelajaran Catatan anekdotal : catatan-catatan singkat tentang kejadian- kejadian yang menarik dari observasi proses pembelajaran, yang akan digunakan untuk melengkapi data PTK. Anekdot : cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. CLCC : Creating Learning Community for Children, suatu program peningkatan mutu pendidikan dasar atas kerjasama Depdiknas dengan UNICEF dan UNESCO. DBE : Decentralized Basic Education, suatu program peningkatan mutu pendidikan dasar atas kerjasama Depdiknas dengan USAID (Lembaga Bantuan Luar Negeri Pemerintah Amerika Serikat) Ditbindiklat : Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Latihan; salah satu direktorat yang ada di bawah naungan Direkrorat Jenderal PMPTK Depdiknas. Diskusi kelompok kecil atau berpasangan : Diskusi yang dilakukan oleh 2 - 3 orang guru untuk saling mengemukakan dan memberi masukan atau membahas hasil kerja masing- masing. Diskusi refleksi : diksusi yang dilakukan dalam rangka membahas proses dan hasil pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan para observer. Diskusi dilakukan secara formal, yang bertugas memimpin diskusi (moderator), notulis, refleksi dari guru model dan komentar dari para observer. Guru Inti : guru terpilih yang telah dilatih untuk menjadi pemandu atau fasilitator bagi guru-guru yang lain dalam kegiatan di MGMP di wilayahnya. Pemandu : yakni guru, kepala sekolah, pengawas, widyaiswara, atau dosen yang karena kompetensinya menjadi pemandu atau fasilitator dalam kegiatan di KKG. Hipotesis : jawaban sementara atau dugaan terhadap masalah yang diteliti yang secara teoritis
Profil Kebutuhan Guru 105
Profil Kebutuhan Guru Modul-1 dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat keberhasilannya. Hipotesis tindakan : adalah dugaan mengenai perubahan yang mungkin terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Hand out : informasi tertulis (cetak) yang diberikan kepada peserta pendidikan atau pelatihan yang berisi ringkasan materi atau latihan-latihan. Indikator : tanda-tanda yang dapat memberikan (menjadi) petunjuk atau keterangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran. Interpretasi : penafsiran berdasarkan pendapat/pandangan teoritis tertentu tehadap sesuatu data atau hasil analisis data. Kajian pengajaran : kegiatan mencermati proses atau kegiatan belajar mengajar untuk menganalisis aspek- aspek kurikulum, materi ajar, dan praktik pembelajarannya. Kajian pustaka : bagian dari proposal dan laporan penelitian yang berisi landasan teori yang digunakan untuk menyusun hipotesis tindakan dan pemecahan masalah dalam penelitian. Kajian pustaka disusun melalui kegiatan membaca, menelaah dan merujuk konsep-konsep yang terkait dengan tema penelitian dari buku teks, majalah ilmiah, hasil penelitian, hasil survai, informasi di media masa, CD/VCD atau pengalaman praktis peneliti/penulis. KKG : Kelompok Kerja Guru, adalah suatu organisasi profesi guru non yang bersifat struktural yang dibentuk oleh guru-guru di Sekolah Dasar, di suatu wilayah atau gugus sekolah sebagai wahana untuk saling bertukaran pengalaman guna meningkatkan kemampuan guru dan memperbaiki kualitas pembelajaran. Klarifikasi : penjernihan, penjelasan dan pengembalian kepada apa yang sebenarnya terjadi dalam proses pembelajaran yang diamati. Kolaboratif : kegiatan yang bersifat kerjasama antara guru dan guru, atau guru dengan pihak-pihak lain, seperti dengan dosen, kepala sekolah, pengawas, widyaiswara, atau pejabat dinas pendidikan.
BERMUTU 106
Glosarium Kompetensi : (competence=cakap, berkuasa memutuskan, atau berwewenang); kemampuan guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi dapat pula diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai- nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Komunitas belajar (learning community) : adalah suatu komunitas di lingkungan sekolah yang di dalamnya berlangsung proses saling belajar membelajarkan antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara guru dengan guru, antara guru dengan kepala sekolah, dan antara sivitas sekolah dengan masyarakat. Lesson Study : Lesson Study merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun learning community. Lesson Study di Indonesia dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: Plan (merencanakan pembelajaran), Do (melaksanakan yang diobservasi), dan See (merefleksikan berdasarkan hasil observasi) LKS : Lembar Kerja Siswa; suatu Bahan Belajar Mandiri (BBM) yang berisi petunjuk kerja, tugas- tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan siswa. MBE : Managing Basic Education, suatu program peningkatan mutu pendidikan dasar atas kerjasama Depdiknas dengan USAID dan RTI. Metode pembelajaran : cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran berdasarkan pendekatan yang telah ditentukan. MGMP : Musyawah Guru Mata Pelajaran, awalnya disebut Musyawarah Guru Bidang Studi, adalah suatu organisasi profesi guru yang bersifat non struktural yang dibentuk oleh guru-guru di Sekolah Menengah (SLTP atau SLTA) di suatu wilayah sebagai wahana untuk saling bertukaran pengalaman guna meningkatkan kemampuan guru dan memperbaiki kualitas pembelajaran. Bahan Belajar Mandiri (BBM) Generik (umum) : Bahan Belajar Mandiri (BBM) bagi guru pemandu atau guru secara umum dalam Program BERMUTU yang digunakan untuk semua jenjang
Profil Kebutuhan Guru 107
Profil Kebutuhan Guru Modul-1 (SD dan SMP) dan semua bidang studi. Isi modul generik adalah tuntunan tahapan belajar untuk latihan melaksanakan tahapan perbaikan pembelajaran. Bahan Belajar Mandiri (BBM) Bidang Studi (Tematik, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris) : Bahan Belajar Mandiri (BBM) bagi guru pemandu atau guru secara umum dalam Program BERMUTU yang digunakan untuk bidang studi dan jenjang tertentu. Isi modul generik adalah tuntunan tahapan belajar melaksanakan tahapan perbaikan pembelajaran. Narasi/naratif : pengisahan suatu cerita atau kejadian dalam proses atau kegiatan belajar mengajar. Narasi dapat juga diartikan sebagai deskripsi suatu kejadian atau peristiwa; naratif: bersifat narasi. NTT PEP : Nusa Tenggara Timur Primary Education Partnership, suatu program kerjasama antara Pemerintah NTT dengan AUSAID dalam peningkatan mutu pendidikan dasar. Observasi pembelajaran : kegiatan mengamati proses atau kegiatan pembelajaran (belajar-mengajar) mulai dari pelajaran dibuka sampai diakhir oleh guru. Dalam konteks umum, termasuk dalam Program BERMUTU, observasi pembelajaran difokuskan pada semua aspeks yang terkait dengan pembelajaran mulai dari langkah-langkah guru, kegiatan siswa, sarana/media, sampai pada proses belajar mengajar secara keseluruhan. Namun, dalam konteks Lesson Study observasi pembelajaran lebih difokuskan pada aktivitas belajar siswa. Open class : kegiatan membuka kelas atau pelajaran untuk diamati oleh para observer (guru, dosen, kepala sekolah, pengawas sekolah, pimpinan dinas pendidikan, maupun masyarakat umum), yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan diskusi refleksi. Paket Pembelajaran BERMUTU : adalah suatu kesatuan bahan ajar bagi guru pada kegiatan KKG/MGMP dalam Program BERMUTU yang berisi: Bahan Belajar Mandiri (BBM) Generik dan Bahan Belajar Mandiri (BBM) per Bidang Studi. Bahan Belajar Mandiri (BBM) Generik : adalah Bahan Belajar Mandiri (BBM) bagi guru pada kegiatan KKG/MGMP dalam Program BERMUTU, yang berisi panduan untuk berlatih melaksanakan upaya peningkatan pembelajaran melalui pendekatan PTK, Lesson Study dan Case
BERMUTU 108
Glosarium Study, yang diperuntukan bagi pemandu dan guru anggota Pemandu : adalah guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, widyaiswara, atau dosen yang bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar Model BERMUTU di KKG/MGMP. Pemaparan data : merupakan suatu proses atau upaya untuk menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan naratif, tabel, grafik, atau perwujudan lainnya yang dapat memberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil tindakan yang dilakukan. Pembelajaran : proses, cara, perbuatan menjadikan orang belajar. Istilah pembelajaran lebih banyak dipakai berkaitan dengan pendangan/filosofi konstruktivistik dalam sistem pendidikan di Indonesia, yang intinya dalam kegiatan belajar mengajar guru harus menempatkan siswa sebagai subyek dalam belajar. Artinya guru harus mengkondisikan dan mendorong siswa agar dapat belajar sesuatu dengan fasilitas yang telah disiapkan. Dalam konteks ini tidak tepat lagi menggunakan istilah guru mengajar siswa tetapi guru membelajarkan siswa. Pendekatan pembelajaran : ide yang mendasari proses pembentukan atau pengembangan pengetahuan siswa untuk mencapai sasaran pembelajaran/pendidikan Pleno : suatu forum yang diikuti oleh semua peserta kegiatan. PMPTK : Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan; salah satu Direktorat Jenderal di Depdiknas yang bertanggung jawab pada upaya peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas dan tenaga adminstrasi) Portofolio : kumpulan hasil karya atau latihan yang dilakukan oleh guru dalam mengikuti kegiatan Program BERMUTU. Dari portofolio dapat diikuti perkembangan atau kemajuan seorang guru dalam mengerjakan kegiatan atau latihan.
Profesionalisme guru : adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri profesi guru atau guru yang profesional. Profesi adalah pekerjaan atau
Profil Kebutuhan Guru 109
Profil Kebutuhan Guru Modul-1 kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan tertentu. Guru yang profesional = guru yang bermutu/berkualitas. Proposal : usulan kegiatan/program, atau penelitian (PTK) PTK : Penelitian Tindakan Kelas, adalah penelitian reflektif yang dilaksanakan secara siklis (berdaur) oleh guru atau dosen. PTK dimulai dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. Jika hasil refleksi menuntut adanya tindak lanjut maka penelitian dimulai dari pencanaan lagi. PTK Model BERMUTU : suatu kegiatan perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PTK, Lesson Study dan Case Study melalui kegiatan KKG atau MGMP. Rambu-rambu diskusi refleksi : aturan-aturan umum yang harus diikuti agar kegiatan diskusi refleksi berjalan interaktif, efesien dan mencapai hasil yang diharapkan. Rambu-rambu observasi : aturan-aturan umum yang harus diikuti agar kegiatan observasi berjalan lancar tanpa mengganggu proses pembelajaran dan memperoleh data atau hasil observasi. Refleksi (dalam PTK) : merupakan kegiatan analisissintesis (mengurai, mengkaitkan, membandingkan dengan teori dan pengalaman), interpretasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Refleksi=cerminan atau pantulan. Refleksi diri : kegiatan untuk merenungkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan peningkatan atau kemajuan yang dicapai oleh seseorang setelah mengikuti tahapan kegiatan belajar. Rekomendasi : saran yang menganjurkan dan menguatkan untuk dilakukan. Rencana tindakan : adalah tahapan PTK dimana guru menyusun rencana pembelajaran (RPP dan perangkatnya) dengan mempertimbangkan pendekatan, metode, strategi, materi, dan media untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil
BERMUTU 110
Glosarium pembelajaran. RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, suatu panduan yang berisi rencana langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru bersama siswa. Ruang lingkup : luasnya subyek yang tercakup dalam kajian atau penelitian (PTK). SEQIP : Science Education Quality Improvement Project, statu program untuk meningkatkan kualitas pendidikan sains di Sekolah Dasar yang dilaksanakan oleh Direktorat Pendidikan Dasar dengan bantuan teknis dari Pemerintah Jerman. Skenario pembelajaran : tahapan atau langkah-langkah pelaksanaan strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru. Strategi pembelajaran : usaha untuk mendayagunakan metode-metode pembelajaran yang telah dipilih untuk mencapai target pembelajaran secara efektif Subyek penelitian : adalah siswa dalam satu kelas yang akan diperbaiki kualitas pembelajarannya. Sumber belajar : semua bahan (cetak/tulis, softdocument, video, kaset, dsb.) yang dapat digunakan sebagai sumber informasi atau sarana untuk mempelejari sesuatu konsep oleh siswa atau peserta didik. Sumber belajar untuk mendukung implementasi Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini telah dikemas dalam bentuk Hardcopy (buku) dan Softcopy (file). Tugas mandiri : tugas yang dilakukan secara individu oleh guru peserta belajar/pelatihan untuk memperluas wawasan atau pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari, yang waktunya tidak dibatasi. Tugas terstruktur : tugas yang harus dilakukan oleh guru peserta pelatihan sebagai tindak lanjut dari kegiatan tatap muka untuk menyelesaikan tahapan belajar agar diperoleh hasil yang maksimal, yang waktunya dibatasi sekitar 60% dari tatap muka. Triangulasi : proses melakukan valiadasi data atau informasi yang diperoleh dengan melakukan cek, recek, dan cek silang antara guru peneliti dan guru pengamat untuk memperoleh kesimpulan objektif.
Profil Kebutuhan Guru 111
Profil Kebutuhan Guru Modul-1 Validasi : kegiatan untuk menguji atau memberikan bukti empirik apakah pernyataan keyakinan yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis tindakan itu benar. Validasi instrumen adalah kegiatan untuk menguji kesesuian alat ukur dengan apa yang seharusnya diukur. PAKEM : Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenang. Variabel= peubah : sesuatu atau faktor yang nilainya dapat berubah atau yang ikut menentukan perubahan. Dalam kaitannya dengan PTK variabel bebasnya adalah tindakan yang diplih untuk memperbaiki pembelajaran, sementara variabel terikat adalah perubahan yang terjadi setelah dilaksanakannya tindakan. Validitas: : kesahihan, atau sifat benar menurut bahan bukti yang ada Realiabilitas : keajegan atau kerandalan, ketelitian dan ketepatan pengukuran, menyangkut instrumen/alat ukur dan hasilnya yang dapat dipercaya ICT/IT : Information and Communication Technology/ Information Technology. Guru model : guru yang melaksanakan pembelajaran (dalam bentuk open class) untuk diamti oleh guru yang lain atau observer. Kajian kritis : suatu kegiatan membaca, menelaah, menganalisis suatu bacaan/artikel untuk memperoleh ide-ide, penjelasan, data-data pendukung yang mendukung pokok pikiran utama, serta memberikan komentar terhadap isi bacaan secara keseluruhan dari sudut pandang kepentingan pengkaji.
Paket Pembelajaran BERMUTU Better Education Through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading