Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MODUL 1.4.a.10.

2
AKSI NYATA - BUDAYA POSITIF

Rancangan Tindakan Untuk Aksi Nyata


1. Latar Belakang
Menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat
yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagaiaan
setinggi-tingginya sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Agar dapat
menuntun kodrat anak, maka seorang guru penggerak harus memiliki nilai-nilai dan
menjalankan perannya sebagai guru penggerak.
Guru Penggerak dalam menjalankan tugasnya, setelah memahami Filosofi KHD, kemudian
mengetahui nilai -nilai dan peran guru penggerak, maka selanjutnya seorang guru
penggerak harus memiliki sebuah visi guru penggerak, dengan cara pemetaan kekuatan
pencapaian visi, dengan cara melakukan pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan model BAGJA.
Inkuiri Apresiatif, dikenal dengan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan
berbasis kekuatan. Pendekatan Inkuiri Apresiatif ini dimulai mengidentifikasi hal baik apa
yang ada di sekolah, bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan dan memunculkan
strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik lagi. Hal-hal ini dilakukan dengan
menerapkan BAGJA yang terdiri dari buat pertanyaan, ambil pelajaran, gali impian, jabarkan
rencana, dan atur eksekusi.
Selanjutnya, seorang guru penggerak harus menjadi inisiator dalam mewujudkan budaya
positif disekolah yang berpihak pada murid. Budaya positif adalah kebiasaan yang harus
dilakukan secara terus menerus agar menjadi karakter. Guru harus menyiapkan murid
dimasa depan agar menjadi manusia berdaya tidak hanya untuk pribadi tapi juga
berdampak pada masyarakat. Karakter yang diharapkan adalah yang mengacu pada profil
pelajar Pancasila yaitu pelajar Indonesia yang sepanjang hayatnya memiliki kompetensi
global dan berprilaku sesuai nilai-nilai Pancasila yang terbangun utuh melalui ke-6 dimensi
pembentuknya. Salah satu contoh penerapan budaya positif adalah membuat kesepakatan
kelas. Dalam Menyusun kesepakatan kelas ini guru bertanya kepada murid tentang kelas
impian dan harapannya tentang kelas impian para murid. Hal ini dilakukan untuk
mendorong motivasi intrinsik pada diri murid dalam pembentukan karakter positif.

2. Tujuan
Adapun tujuan dari Tindakan aksi nyata ini adalah sebagai berikut :
1. Menumbuhkan karakter murid melalui budaya positif
2. Menumbuhkan sikap tanggungjawab pada diri murid atas inspirasi ide dalam kesepakatan
kelas
3. Mengembangkan inisiatif yang tinggi pada murid
4. Menumbuhkan rasa saling menghargai diri sendiri dan orang lain
3. Tolak Ukur
Adapun tolak ukur keberhasilan dari aksi nyata yang dilaksanakan ini adalah sebagai
berikut :
1. Persentase sejumlah 90% - 100 % murid melaksanakan kesepakatan kelas dengan baik
2. Terwujudnya murid yang mandiri, disiplin, tanggungjawab dan saling menghargai pada
kegiatan pembelajaran
3. Terwujudnya pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid
4. Dokumentasi proses kegiatan pembentukan kesepakatan kelas

4. Linimasa Tindakan yang akan dilakukan


Adapun linimasa Tindakan yang akan saya lakukan untuk mewujudkan aksi nyata ini adalah
sebagai berikut :
1. Berkoordinasi dengan walikelas dan murid terkait pelaksanaan aksi nyata
2. Menyusun instrument pelakasanaan aksi nyata
3. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
4. Melakukan kesepakatan kelas bersama murid
5. Menyusun kesepakatan kelas berdasarkan ide dan masukan para murid
6. Menyampaikan kembali kesepakatan kelas apakah sudah sesuai dengan keinginan dan
harapan mereka
7. Kesepakatan kelas yang sudah disetujui dibuat dalam bentuk poster dan di di share dalam
group whatsapp.

5. Dukungan yang dibutuhkan


Untuk melancarkan pelaksanaan rancangan tindakan aksi nyata yang telah disusun,
tentunya memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Adapun dukungan yang diperlukan
yaitu dukungan dari :
1. Sekolah, sebagai tempat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki murid dengan
program yang terstruktur dan sistematis
2. Murid, keterlibatan murid sangat penting dalam keikutsertaannya membuat kesepakatan
kelas untuk mewujudkan budaya positif
3. Keluarga, sebagi tempat pendidikan pertama bagi murid sebagai cikal awal pembentukan
karakter untuk mewujudkan budaya positif di sekolah.

6. Pembelajaran yang didapatkan


Faktor Pendukung (keberhasilan) :
1. Dukungan dari kepala sekolah, rekan sejawat dan orangtua murid
2. Usulan ide dan harapan murid dapat tersalurkan
3. Harapan tentang kelas impian oleh murid
Faktor penghambat (kegagalan)
1. Perbedaan karakteristik murid yang beragam
2. Adaptasi dari budaya lama ke budaya baru membutuhkan proses dan waktu
7. Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang
1. Pembuatan kesepakatan kelas harus di laksanakan di setiap kelas
2. Kesepakatan kelas yang telah dibuat selain ditempel di kelas, perlu juga dicetak dan
dilampirkan dalam buku Raport, dengan tujuan meningkatkan komunikasi orangtua
dengan pihak sekolah
3. Lingkungan dan elemen sekolah bersinergi bersama-sama konsisten dalam melaksanakan
budaya positif.

Anda mungkin juga menyukai