Anda di halaman 1dari 5

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Yth. Bunda Kresniwiyati, M.Pd.

Dengan Hormat,
Semoga Bunda Kresni dan keluarga senantiasa dalam keadaaan sehat dan dalam
lindungan Alloh SWT. Aamiin.
Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya Bun, atas tindakan tidak terpuji saya,
copy paste jawaban teman. Apapun alasan saya, saya salah. Sekali lagi saya
mohon maaf. Untuk itu, apapun hukuman dari Bunda Kresni saya terima. In
Syaa Alloh saya juga akan minta maaf kepada yang bersangkutan (teman yang
jawaban saya copy paste) agar beliau tidak risau/khawatir diduga yang meniru
jawaban serta menjaga nama baik beliau.
Semoga ini menjadi pelajaran untuk saya agar menjadi lebih baik dan
membaikkan. Atas pemberian maaf dan nasihatnya kami mengucapkan terima
kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. WB.

Ceper, 09 Februari 2022


Penuh rasa malu,

Budi Wahyono

NB. Mohon maaf Bun, berikut saya lampirkan jawaban saya untuk LMS
3.1.a.4.3.

CGP Budi Wahyono 1


Kasus 10 : Tentang Pengaturan Denah Tempat Duduk di Kelas

1. Saya akan menggunakan denah yang sudah menjadi kesepakatan. Pertama,


perkiraan (hipotesis awal) bahwa denah tempat duduk yang disepakati
menimbulkan ketidaknyamanan dan guru menjadi susah untuk memonitor
kondisi murid harus dibuktikan dengan pengamatan dan data. Kedua, karena
denah sudah menjadi kesepakatan (guru dan murid) berati harus dijalankan.
Hal ini juga untuk menghindari kesan bahwa meskipun anak boleh
berpendapat dan sudah disepakati bersama anatar siswa dan guru ternyata
guru cepat berubah pikiran. Ketiga, jika memang denah tempat duduk
tersebut sesuai dengan hopetis awal, maka biarlah itu menjadi pembelajaran
tersedniri dalam mengambil keputusan dan bersikap atas dapmak dari
keputusan yang diambil.
2. Prinsip yang saya gunakan adalah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-
Based Thinking). Jika saya menjadi murid, maka pasti saya juga ingin
didengar dulu, dipakai dulu pendapatnya, dll. Perkiraan kekhawtiran di awal
masih perlu dibuktikan. Jika memang nanti terjadi seperti yang
dikhawatirkan, maka hal tersebut juga dapat menjadi media pembelajaran.
Bertanggung jawab atas keputusan apapun resikonya, berani mengakui
keputusan yang salah dan merevisnya menjadi kepuiutusan yang benar, dll.
3. Pengujian Keputusan (9 langkah)
a. Langkah Pertama. Nilai yang bertentangan adalah Jangka Pendek dan
Jangka Panjang. Kekhawatiran menimbulkan ketidaknyamanan dan guru
menjadi susah untuk memonitor kondisi murid adalah hal yang bersifat
sementara. Sedangkan pembelajaran tentang rasa hormat terhadap
kesepakatan, menumbuhkan karakter bertanggung jawab, konsisten, mau
mengakui kesalahan, belajara dari kesalahan dan karakter baik lainnya
merupakan tujuan jangka panjang.
b. Langkah Kedua. Guru dan Seluruh siswa.
c. Langkah Ketiga. Fakta-fakta yang relevan pada peristiwa ini adalah:

CGP Budi Wahyono 2


- Guru dan siswa telah melakukan diskusi untuk membuat kesepakatan
tentang denah tempat duduk yang akan digunakan di kelas.
- Kesepakatan diambil dan disetujui seluruh peserta (guru dan siswa)
- Setelah dianalisis dengan guru lain ternyata denah tempat duduk
yanng diputuskan diperkirakan menimbulkan ketidaknyamanan dan
guru menjadi susah untuk memonitor kondisi murid.
- Sekolah sedang mencanangkan merdeka berpendapat, dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan ide dan
pendapatnya untuk peningkatan kualitas pelayanan pendidikan di
sekolah.
d. Langkah Keempat. Uji benar salah pada peristiwa ini adalah
- Uji Legal : Tidak ada pelanggaran hukum.
- Uji Regulasi : Tidak ada pelanggaran kode etik.
- Uji Instuisi : Hal yang harus diperbaiki adalah guru saat
membimbing siswa membuat keputusan lebih
cermat, tepat, dan mempertimbangkan banyak
aspek. Kekurangan ini menjadikan keputusan
yanng diambil kurang bermakna.
- Uji Publik : Tidak masalah keputusan yang diambil
dipublikasikan.
- Keputusan Idola : sama dengan keputusan yang saya ambil.
e. Langkah Kelima. Paradigma yangterjadi pada situasi tersebut adalah
Jangka pendek lawan  jangka panjang (short term vs long term).
f. Langkah Keenam. Prinsip dilema yang diapaki adalah Berpikir Berbasis
Rasa Peduli (Care-Based Thinking).
g. Solusi tak terduga. Saya akan mengakui kekurangcermatan dan kurang
mempertimbangkan banyak aspek saat menuntun siswa berdiskusi
membuat kesepakatn tentang denah tempat duduk. Hal ini menyebabkan
kesepakatan yang diambil berpotensi menimbulkan masalh baru. Oleh
karena itu, saya akan menawarkan perbaikan kesepakatan (pengubahan
denah tempat duduk) kepada siswa. Jadi, siswa yang memutuskan denah
ini perlu dicoba atau langsung direvisi.

CGP Budi Wahyono 3


h. Keputusan. Saya akan mengakui kekurangcermatan dan kurang
mempertimbangkan banyak aspek saat menuntun siswa berdiskusi
membuat kesepakatn tentang denah tempat duduk. Hal ini menyebabkan
kesepakatan yang diambil berpotensi menimbulkan masalah baru. Oleh
karena itu, saya akan menawarkan perbaikan kesepakatan (pengubahan
denah tempat duduk) kepada siswa. Jadi, siswa yang memutuskan denah
ini perlu dicoba atau langsung direvisi. Jika siswa tetap pada denah yang
disepakati, maka saya akan memberikan gambaran tentang potensi
masalah yang mungkin timbul sehingga dapat dilakukan tindakan
antisipasi bersama-sama.
i. Refleksi keputusan. Keputusan yang diambil dilakukan setelah uji materi
lengkap dengan langkah langkah berurutan. Paradigma yang terjadi pada
situasi tersebut adalah Jangka pendek lawan  jangka panjang (short term
vs long term) mengusik hati. Hal ini karena juga terjadi dilema Individu
lawan masyarakat (individual vs community). Akhirnya, digunakan
prinsip Care Based Thinking. Kepentinga jangka panjang dalam
pembentukan karkater perlu diprioritaskan. Potensi masalah yang
diperkirakan dapat dimusyawarahkan unutk dilakukan tindakan preventif
secara bersama-sama. Setelah melewati langkah berurutan penyelesaian
yang kreatif adalah mengakui kekurangcermatan dan kurang
mempertimbangkan banyak aspek saat menuntun siswa berdiskusi
membuat kesepakatan tentang denah tempat duduk. Hal ini
menyebabkan kesepakatan yang diambil berpotensi menimbulkan
masalah baru. Oleh karena itu, saya akan menawarkan perbaikan
kesepakatan (pengubahan denah tempat duduk) kepada siswa. Jadi,
siswa yang memutuskan denah ini perlu dicoba atau langsung direvisi.
Jika siswa tetap pada denah yang disepakati, maka saya akan
memberikan gambaran tentang potensi masalah yang mungkin timbul
sehingga dapat dilakukan tindakan antisipasi bersama-sama. Segala
keputusan yang tepat dapat dilakukan dengan baik melalui proses
berpikir dengan langkah langkah yang tepat dalam pengambilan dan
pengujian keputusan

CGP Budi Wahyono 4


CGP Budi Wahyono 5

Anda mungkin juga menyukai