Anda di halaman 1dari 41

Guru SD Peradaban Insan Mulia >> Penulis >> Editor >> Kurator Perangkat Ajar

Pelatih Guru Belajar >> Instruktur PGP >> Penggerak KGBN >> Penggerak JSMB
Capaian Khusus Modul 1.4

● Mendemonstrasikan pemahaman CGP mengenai konsep budaya positif yang di dalamnya


terdapat konsep perubahan paradigma stimulus respons dan teori kontrol, tiga teori
motivasi perilaku manusia, motivasi internal dan eksternal, keyakinan kelas, hukuman dan
penghargaan, lima kebutuhan dasar manusia, lima posisi kontrol guru, dan segitiga
restitusi.
● Menerapkan strategi disiplin positif yang memerdekaan murid untuk menciptakan
ekosistem sekolah aman dan berpihak kepada anak.
● Menyusun langkah-langkah dan strategi aksi nyata yang efektif dalam mewujudkan
kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan sekolah agar tercipta budaya positif
yang dapat mengembangkan karakter murid.
● Bersikap reflektif dan kritis terhadap budaya di sekolah dan senantiasa
mengembangkannya sesuai kebutuhan sosial dan emosional murid.
“…kita ambil contoh perbandingannya dengan hidup tumbuh-tumbuhan.
Seorang petani (dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan seorang
pendidik) yang menanam padi misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya
padi, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi,
memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang
mengganggu hidup tanaman padi dan yang lainnya.” (Ki Hadjar Dewantara,
Lampiran 1. Dasar-Dasar Pendidikan Keluarga, Th. I No.1,2,3,4., Nov, Des 1936.,
Jan, Febr. 1937
Kegiatan Kepalan Tangan

Ada A dan B (Anda dan teman Anda).


Sobeklah secarik kertas kecil, tuliskan benda atau sesuatu yang sangat berharga untuk
Anda. Letakkan di salah satu tangan Anda dan genggam benda atau sesuatu tersebut
dengan segala daya. Buatlah sebuah kepalan.
Teman Anda (B) akan mencoba dengan sekuat tenaga, dengan berbagai cara, meminta
Anda memberikan benda tersebut.

Apa yang terjadi?


Guru mengontrol murid.
Kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan karakter.
Semua penguatan positif efektif dan bermanfaat
Orang dewasa memiliki hak untuk memaksa.
Perubahan Paradigma-Stimulus Respons Teori Kontrol

Stimulus Respons Teori Kontrol


Kita mencoba mengubah orang agar berpandangan Kita berusaha memahami pandangan orang lain
sama dengan kita. tentang dunia.
Perilaku buruk dilihat sebagai suatu kesalahan Semua perilaku memiliki tujuan.

Orang lain bisa mengontrol saya. Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda.

Saya bisa mengontrol orang lain. Anda tidak bisa mengontrol orang lain.

Pemaksaan ada pada saat bujukan gagal. Kolaborasi dan konsensus menciptakan pilihan-
pilihan baru.
Model berpikir menang-kalah Model berpikir menang-menang.
• Berasal dari bahasa Latin, ‘disciplina’, yang artinya belajar.
• Makna asal dari kata ini berkonotasi dengan disiplin diri dari murid-murid Socrates dan
Plato.
• Disiplin diri membuat orang menggali potensinya menuju sebuah tujuan, apa yang dia
hargai.
• Namun dalam budaya kita, makna kata disiplin telah berubah menjadi sesuatu yang
dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kecenderungan umum
adalah menghubungkan disiplin dengan ketidaknyamanan, bukan dengan apa yang kita
hargai atau pencapaian suatu tujuan mulia.

Hak Cipta @ 2005 Yayasan Pendidikan Luhur


DIIZINKAN UNTUK DIPERBANYAK OLEH PELATIH BERSERTIFIKAT
1. Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman
“Apa yang akan terjadi apabila saya tidak melakukannya?” Motivasi Eksternal

2. Untuk mendapatkan imbalan dari orang lain/institusi


Motivasi Eksternal
“Apa yang akan saya dapatkan apabila saya melakukannya?”

3. Untuk menghargai diri sendiri, menjadi insan sesuai Motivasi Internal


harapan kita. Tujuan Disiplin
“Saya akan menjadi orang yang seperti apa bila saya melakukannya?” Positif
Merdeka
“...merdeka itu tidak hanya terlepas
dari perintah, juga cakap buat
memerintah diri sendiri.”
Mengapa keyakinan kelas, bukan peraturan saja?

● Mengapa ada peraturan harus menggunakan helm bila


mengendarai kendaraan roda dua?
● Mengapa ada peraturan 3M: menggunakan masker, mencuci
tangan dan menjaga jarak 1.5 meter?
● Mengapa harus datang tepat waktu pada saat mengikuti
pelatihan?

Untuk mendukung motivasi intrinsik, kembali ke nilai-nilai atau


keyakinan-keyakinan lebih menggerakkan seseorang
dibandingkan mengikuti serangkaian peraturan-peraturan.
A B
Kegiatan Pendalaman Keyakinan Kelas - Tabel T & Y
HORMAT

Terdengar Tampak Seperti


Hormat Tidak Tampak Seperti

HORMAT
Kami meyakini bahwa sangat
penting untuk menghormati semua
orang dan barang milik orang lain Terlihat Berperilaku

Tampak Seperti
BekerjaTidak Tampak Seperti
BEKERJA
Kami meyakini bahwa sangat
penting untuk mengerjakan segala
pekerjaan atau mengikuti kegiatan
yang telah ditugaskan.
BEKERJA
Diterima dan dimiliki
DITERIMA DAN DIMILIKI Tampak Seperti Tidak Tampak Seperti
Terdengar
Kami meyakini bahwa sangat
penting untuk merasa diterima
pada suatu kelompok dan saling
peduli satu dengan yang lain. Terlihat
Berperilaku
Peraturan
Selalu kembalikan buku ke tempatnya
Dilarang mengganggu orang lain

Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran


dimulai
Dilarang melakukan kekerasan
Dilarang menggunakan narkoba
Bergantian atau menunggu giliran

Gunakan masker
Jangan berlari di kelas atau koridor
Peraturan
Selalu kembalikan buku ke tempatnya Tanggung jawab
Dilarang mengganggu orang lain Menghormati orang lain dan diri sendiri

Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran Menghormati orang lain, komitmen pada tujuan
dimulai (berkomitmen)
Dilarang melakukan kekerasan Keselamatan, menghormati orang lain.
Dilarang menggunakan narkoba Kesehatan
Bergantian atau menunggu giliran Menghormati orang lain, kesabaran

Gunakan masker Kesehatan, keselamatan


Jangan berlari di kelas atau koridor Keselamatan, keamanan
Pengaruh jangka pendek dan jangka
panjang

Penghargaan menghukum

Penghargaan mengurangi ketepatan

Penghargaan tidak efektif

Penghargaan merusak hubungan


HUKUMAN ATAU
TINDAKAN GURU
KONSEKUENSI
Menyuruh murid mencatat: Saya tidak akan terlambat lagi sebanyak
100 kali karena terlambat datang di sekolah.
Menyuruh murid lari mengelilingi lapangan basket dua kali karena
terlambat hadir di sekolah.
Meminta murid push up sebanyak 15 kali karena ke sekolah
tidak memakai masker.
Meminta murid mengganti kertas tugas teman yang dicoret-coret.
Meminta murid membersihkan tumpahan air di meja karena tempat
minum tersenggol.
Meminta murid tidak mengenakan sepatu seharian di sekolah karena
sepatunya tidak berwarna hitam.
Menyuruh murid lari mengelilingi lapangan basket sebanyak dua kali
karena terlambat ikut pemanasan saatpelajaran PJOK.
HUKUMAN ATAU
TINDAKAN GURU
KONSEKUENSI
Menyuruh murid mencatat: Saya tidak akan terlambat lagi sebanyak
Hukuman
100 kali karena terlambat datang di sekolah.
Menyuruh murid lari mengelilingi lapangan basket dua kali karena
Hukuman
terlambat hadir di sekolah.
Meminta murid push up sebanyak 15 kali karena ke sekolah
Hukuman
tidak memakai masker.
Meminta murid mengganti kertas tugas teman yang dicoret-coret. Konsekuensi
Meminta murid membersihkan tumpahan air di meja karena tempat
Konsekuensi
minum tersenggol.
Meminta murid tidak mengenakan sepatu seharian di sekolah karena
Hukuman
sepatunya tidak berwarna hitam.
Menyuruh murid lari mengelilingi lapangan basket sebanyak dua kali
Konsekuensi
karena terlambat ikut pemanasan saatpelajaran PJOK.
Hukuman Konsekuensi
Sesuatu yang menyakitkan harus terjadi Sesuatu harus terjadi
Membuat anak sakit (fisik maupun hati) untuk jangka Membuat anak merasa tidak nyaman dalam jangka
waktu lama waktu pendek

Anak membenci kedisiplinan Anak menghargai disiplin


Paksaan Stimulus-tanggapan
Mendorong anak menyakiti diri sendiri Mendorong anak agar mudah menyesuaikan diri

Konsep diri yang buruk Konsep diri yang baik


Anak belajar untuk menyembunyikan kesalahan Anak belajar untuk mematuhi peraturan

Marah, rasa bersalah, dipermalukan, merasa tak Kehilangan hak, dibuat tidak nyaman, diasingkan
dihargai untuk sementara (time out)
● “Ibu guru bilang, aku tidak boleh bersenandung sewaktu mengerjakan
tugas. Katanya kelas harus tenang, tidak ada suara. Padahal kan aku
suka dan senang menyanyi.”
Kebutuhan: ___________________________________________________
● “Ibu guru tidak menyapaku hari ini padahal aku pakai jepit rambut baru.”
kebutuhan: ___________________________________________________
● “Aku bosen. Masa belajarnya cuma gitu-gitu aja. Dengerin Ibu Guru aja.”
Kebutuhan: ___________________________________________________
● “Aku sebel. Gambarku tidak rapi, malah Ibu guru nunjukkin ke teman-
temanku di depan kelas.”.
Kebutuhan: ____________________________________
IDENTITAS GAGAL IDENTITAS BERHASIL/SUKSES IDENTITAS BERHASIL/SUKSES
MOTIVASI:
(Kontrol dari Luar) (Kontrol dari Luar) (Kontrol Diri)

Mengharapkan Imbalan atau


Menghindari Hukuman Menghargai Diri Sendiri
Ketergantungan pada Orang Lain

PEMBUAT MERASA
PENGHUKUM TEMAN PEMANTAU MANAJER
BERSALAH
Menghardik Berceramah dan
Menunjuk-nunjuk mengatakan, Membuatkan alasan-alasan
Guru Berbuat: Menghitung dan mengukur Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
Menyakiti “Seharusnya…” untuk muridnya.
Menyindir “Ibu kecewa…”
“Kamu seharusnya kamu
“Kalau kamu tidak “Ayolah, lakukan demi Ibu…” “Apa yang kita yakini?
sudah tahu. Ibu lelah sekali
Guru Berkata: melakukannya, awas ya! “Masa kamu tidak mau, ingat “Apa peraturannya?” Apa yang bisa kau kerjakan untuk
mengatakannya. Ibu
Rasakan!” tidak Ibu pernah bantu…” memperbaiki masalah ini?”
stress…”

Memberontak Menyembunyikan
Menyesuaikan diri, bila
Hasil: Menyalahkan orang lain Menyangkal Ketergantungan Menguatkan pribadi
diawasi
Berbohong Berbohong

Murid meletakkan guru Murid meletakkan guru di Murid meletakkan guru


Kaitan dengan Murid meletakkan guru di Murid meletakkan dirinya sebagai individu
di dalam Dunia sebagai orang yang sangat peraturan dan hukum di
Dunia Berkualitas luar Dunia Berkualitas yang positif dalam Dunia Berkualitas
Berkualitas penting di Dunia Berkualitas dunia Berkualitas

“Berapa banyak bintang yang


“Ah, biarkan saja. Nanti juga “Saya pikir Bapak/Ibu teman saya harus peroleh?” “Bagaimana caranya saya bisa memperbaiki
Murid Berkata: “Maafkan saya.”
marah-marah lagi.” saya. Ternyata begitu.” “Berapa halaman yang harus keadaan?”
saya tulis?”

Dampak pada Lemah, tidak mandiri, Menitikberatkan pada sanksi Mengevaluasi diri, bagaimana cara
Mengulangi kesalahan Merasa rendah diri
Murid: tergantung atau hadiah untuk dirinya. memperbaiki diri?
Diskusi: 5 Posisi Kontrol

● Di mana posisi Anda sebelum belajar modul disiplin positif?


● Bagaimana perasaan Anda saat itu?

● Di mana posisi Anda saat ini?


● Bagaimana perasaan Anda saat ini?
Kata-Kata Nada Suara Nonverbal

10% 35% 55%


Kegiatan Nada Suara
Tugas Anda:
Bersama-sama pada hitungan ketiga mempraktikkan nada
suara kelima posisi kontrol dengan pasangan Anda, yaitu:
❖ Penghukum
❖ Pembuat Orang Lain Merasa Bersalah
❖ Teman
❖ Pemantau/Manajer

Hak Cipta @ 2007 Yayasan Pendidikan Luhur


DIIZINKAN UNTUK DIPERBANYAK OLEH PELATIH BERSERTIFIKAT
Apa yang kamu mau?

Hak Cipta @ 2007 Yayasan Pendidikan Luhur


DIIZINKAN UNTUK DIPERBANYAK OLEH PELATIH BERSERTIFIKAT
Apa yang sedang
kamu kerjakan?
Kapan saya bisa
harapkan ini selesai?
Di mana Anda sewaktu
kami mengadakan
lokakarya pada Selasa
lalu?
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi
murid untuk memperbaiki kesalahan mereka
sehingga bisa kembali ke kelompok mereka
dengan karakter yang lebih kuat.
(Gossen. 2004)
1. Bukan untuk menebus kesalahan, tapi untuk belajar dari kesalahan.
2. Memperbaiki hubungan.
3. Tawaran, bukan paksaan.
4. Menuntun untuk melihat ke dalam diri.
5. Mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan.
6. Cara untuk memperbaiki diri.
7. Fokus pada karakter, bukan tindakan.
8. Fokus pada solusi.
9. Mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya.
Menstabilkan Identitas

Guru Berkata:
Berbuat salah itu hal yang manusiawi
Tidak ada manusia yang sempurna
Bapak/Ibu juga buat salah
Kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini
Bapak/Ibu tidak tertarik untuk mencari tahu siapa yang benar,
siapa yang salah, Bapak/Ibu lebih tertarik untuk menyelesaikan
masalah.
Kalau kamu menyalahkan dirimu sendiri terus menerus, apakah
kamu bersikap baik pada dirimu sendiri?
Membantu murid mengenali basic need yang ingin Validasi Tindakan
dipenuhinya ketika melakukan kesalahan itu.
yang salah

Guru Berkata:
• Kamu bisa saja kan melakukan hal yang lebih buruk, tapi kamu tidak
melakukannya kan?
• Kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya,
• Apa yang penting bagi kamu?
• Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu, tapi tambahkan sikap yang lain,
yang baru.
• Maukah kamu belajar cara lain untuk mendapat yang kamu butuhkan tanpa
harus memukul?
• Apakah kamu bisa melakukan dengan lebih baik besok?
Murid melihat kesalahannya dihubungkan dengan nilai-
nilai kebajikan yang diyakininya, mendasari manusia
berinteraksi dengan orang lain.
Menanyakan Keyakinan

Guru Berkata:
Apa nilai yang kita percaya di kelas/sekolah kita?
Nilai-nilai kebajikan/keyakinan apa yang telah kita sepakati?
Kelas yang ideal itu seperti apa sih?
Kamu ingin jadi anak seperti apa?
Apa yang kamu rasakan? Ketika kamu melakukan itu, kamu
menjadi orang yang seperti apa?
● Apakah kamu ingin berbuat lebih baik?
● Apakah saat ini kamu sedang menjadi orang yang sedang
kamu inginkan?
● Apakah kamu bisa mengubah kegiatan/perilaku kamu saat ini
menjadi sikap yang lebih membantu?
● Apakah wajar membuat kesalahan? Bisakah kita
memperbaikinya?
● Apa yang kamu lakukan saat ini sesuai (ok)?
● Kapan kamu siap untuk mulai?
● Kesepakatannya apa?
● Sepertinya kamu punya masalah, saya bisa bantu apa?
● Saat ini kamu seharusnya berbuat apa?
● Apa yang bisa saya bantu agar kamu bisa melakukannya?
Intervensi ini bisa membantu ● Apakah saya bisa bantu kamu agar dapat segera mulai?
murid kembali ke tujuan semula ● Apakah tugas kamu saat ini?
dengan cukup singkat, memakai
cara non-konfrontatif. ● Bagaimana kamu ingin diperlakukan pada kegiatan ini?
Bisakah kamu melakukannya?
● Apa yang kamu inginkan, apa keyakinan kita?
1. Hal baru apa yang mengubah
paradigma saya?
2. Perasaan apa yang muncul selama
mengikuti sesi ini, khususnya mengenai
makna disiplin dan motivasi intrinsik?
3. Saya akan menjadi among yang seperti
apakah setelah mengikuti sesi ini?

https://padlet.com/suhudrois/rlxs40j6eximbsvn
Terima Kasih
FB: Suhud Rois IG: @suhudrois LinkedIn: Suhud Rois Blog: suhudrois.gurusiana.id

Anda mungkin juga menyukai