Oleh
: Studi Al-Quran
: Ahmad Afandi
Dosen
: Dr. H. A. An-Najib, M. Ag
nuzul dan
al-Quran. Pada
kedudukan
ajarannya
yang
al-Quran
mengubah
dan
besarnya
perjalanan
hidup
ajaranmanusia
ungkapan
diturunkan,
menghendaki
adanya
materi kalimat atau lafal atau tulisan huruf yang riel yang
harus diturunkan. Karena itu, arti kalimat Nuzulul Quran itu
harus
dipakai
makna
majazi,
yaitu
menetapkan/memantapkan/memberitahukan/memahamkan/
menyampaikan Alquran. Baik disampaikannya Alquran itu ke
Lauhil Mahfudh atau Baitul Izzah di langit dunia, maupun
kepada nabi Muhammad SAW sendiri.
Sebagian Ulama, seperti Imam
Ibnu
Taimiyah
dkk
[1]
Nuzulul
Quran
berarti
turunnya
Alquran.
Sebab
arti
kedengarannya
ruanglingkupnya
hanya
ganjal,
ungkapan
berhubungan
dengan
turun
kehidupan
duniawi saja.
B. Pengertian Asbabun Nuzul
Ungkapan asba^b an-nuzu^l terdiri dari dua kata, yaitu
asba^b dan an-nuzu^l. Kata asba^b merupakan jama dari
sabab dan an-nuzu^l adalah mashdar dari nazala. Jadi secara
harfiah, sabab berarti
asba^b an-nuzu^l
tentang
sebab-sebab
hal-hal
yang
melatarbelakangi turunnya ayat-ayat Alquran. Menurut AzZarqani, asba^b an-nuzu^l adalah peristiwa yang menjadi
sebab turunnya suatu ayat atau beberapa ayat,dimana ayat
tersebut
bercerita
atau
menjelaskan
peristiwa
tersebut
pada
waktu
hukum
terjadinya.
mengenai
Atau
suatu
[2]
itu,
atau
memberikan
jawaban
terhadap
peristiwa
itu,
pada
saat
terjadinya
peristiwa
pertanyaan tersebut.5
Dari definisi diatas, memberikan pengertian bahwa sebab turun suatu ayat
adakalanya berbentuk peristiwa ada kalanya berbentuk pertanyaan. Suatu ayat
atau beberapa ayat turun untuk menerangkan hal yang berhubungan dengan
peristiwa tertentu atau menjadi jawaban dari pertanyaan tersebut.
1. Sebabsebab turun ayat dalam bentuk peristiwa, hal ini ada tiga macam.
Pertama, perdebatan (jadal) yaitu perdebatan antara umat
Islam atau perdebatan antara umat Islam dengan orangorang kafir, seperti perdebatan Nabi dengan orang-orang
Yahudi yang menyebabkan turunnya Surah Ali Imran (3) ayat
96.
Sesungguhnya
rumah
yang
mula-mula
dibangun
untuk
(tempat
[3]
tidak
membaca
huruf
naf
pada
kata
[4]
Nabi
selalu
menengadah
ke
langit
mengharap
Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang
Dzulkarnain9
Kedua, pertanyaan yang sedang berlangsung, seperti
pertanyaan sahabat tentang hukum mempergauli wanita
sedang haid, yang menyebabkan turunnya ayat Surah AlBaqarah (2) ayat 222 yang berbunyi :
8 Ibid., 22.
9 Ibid., 302.
[5]
orang
kafir
tentang
kejadian
kiamat,
yang
Mereka
menanyakan
kiamat:
Kapan
kepadamu
(Muhammad)
tentang
terjadi?Katakanlah:Sesungguhnya
seorang
pun
yang
dapat
menjelaskan
waktu
hukum
dan
ayat-ayat
yang
dimulai
dengan
Sebab
ialah
peristiwa
yang
terjadi
atau
mengetahui
atau
dari
10 Ibid., 35.
11 Ibid., 173.
12 Yusuf, Studi Al-Quran, 86.
[6]
sahabat.
A l -Wa h i d i
mengatakan:Tidak
halal
berpendapat
mengenai
membahas
tentang
pengertiannya
Ubaidah
mengenai
satu
ayat
quran,
dijawab:
apabila
seorang
ulama
[7]
asbabul
nuzul
dari
ayat
yang
disebut
sebelumnya.
atau
, yang dimulai dengan
b. Ungkapan
fa setelah peristiwa dijelaskan. Hal ini juga bisa di
pastikan bahwa peristiwa itu merupakan asbabun nuzul
ayat yang bersangkutan. Seperti contoh Surat Al-Baqarah
ayat 223 berikut :
:
- :
:-
:
..
c. Ungkapan yang tidak menggunakan kata
dan juga
17
[8]
seperti ..
D. Istinbath Hukum sesuai dengan Asbabun Nuzul
Asbabun nuzul merupakan suatu ayat yang sangat
berpengaruh terhadap penafsiran dan istinbath hukum, oleh
sebab itu banyak bermunculan perbedaan pendapat para
ulama dalam menafsirkan dan meng-istinbathkan hukum.
Seorang
mujtahid
dalam
menilai
suatu
ayat
yang
ini
turun
berkenaan
melalui
menghalangi
ayat
laki-laki
ini
Allah
tersebut
melarang
rujuk
kepada
Muaqqal
adiknya.
terdapat
pada
lafadz
berbeda dengan
[9]
; yang
khitha^b yang terdapat pada lafadz
pertama ditujukan kepada suami dan yang kedua ditujukan
kepada wali, dn berdasarkan ayat ini pula maka wali
merupakan salah satu rukun yang harus ada dalam sistem
perkawinan islam.
Akan tetapi, bagi ulama yang melihat bahwa ayat itu
tidak mempunyai asbabun nuzul atau riwayatnya tidak
shahih, kedua khitha^b yang terdapat pada lafadz tersebut
ditujukan kepada suami, sehingga ayat itu berarti apabila
suami telah menceraikan isterinya maka ia tidak boleh
menghalangi isterinya itu menikah dengan laki-laki lain.
Berdasarkan pemahaman seperti ini, maka ayat ini tidak ada
kaitannya dengan wali.19
Para ulama telah menetapkan dua kaidah dalam
meng-istinbathkan
hukum
yang
berkaitan
dengan
dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina),
Padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi
selain diri mereka sendiri, Maka persaksian orang itu
[10]
dilakukan
pemahaman
berdasarkan
bentuk
berzina.
(berdasarkan
Pemahaman
umumnya
lafal)
yang
demikian
ini
tidak
bertentangan
(penetapan
makna
suatu
ayat
didasarkan
pada
[11]
ke
arah
Masjidil-Haram.
Sebagaimana
Dan
dari
palingkanlah
mana
saja
kamu
wajahmu
ke
keluar
arah
(datang),
Masjidil
maka
Haram.
(Masjidil-Haram).
Dalam
kasus
ayat
yang
[12]
DAFTAR PUSTAKA
[13]