DENGAN AYAT 93
OLEH: CUT HAFIDA M.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al Quran merupakan satu pedoman yang sangat amat penting bagi umat
muslimin, sebab ia merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada nabi
terakhir dan yang paling mulia Muhammad shalallau alaihi wasalam. Seperti
halnya pedoman pada idealnya maka hal pertama yang harus dilakukan
adalah membacanya kemudian memahami dengan benar. Pemahaman
terhadap Al Quran juga telah dikemukakan oleh Nabi Muhammad melalui
kalamnya, perbuatannya dan dalam segala tindak-tanduk kesehariannya. Hal
ini pun direkam dalam sejarah oleh para pengikut setia yang kemudian kita
kenal sebagai Hadist atau Sunnah.
Ilmu Al Quran terdiri dari berbagai bidang fokus pemahaman. Salah
satunya adalah Asbabun Nuzul, yaitu ilmu yang mempelajari mengenai latar
belakang turunnya suatu ayat/wahyu. Mengetahui ilmu syar’i adalah hal wajib
bagi para muslimin apalagi yang berkaitan dengan hukum atas ibadah wajib
seperti shalat, zakat, puasa dan lainnya. Maka terkadang timbul rasa cemas
dan khawatir jika ternyata ilmu yang baru datang kepadanya merupakan
hujjah atas betapa salahnya perbuatannya yang dahulu. Lantas bagaimana
sikap yang dimunculkan oleh seorang muslim? Perkara ini tentu telah dihadapi
oleh para sahabat berulang kali sebab mereka adalah generasi yang hidup pada
masa Al Quran sedang turun secara berangsur. Begitu banyak hukum yang
ditetapkan secara bertahap yang menuntut mereka membiasakan diri untuk
mencari tahu atau terus-menerus menuntut ilmu.
Begitu pun keadaan kita zaman ini, masih terpikul di pundak kita masing-
masing kewajiban terus-menerus memperbarui ilmu tentang hukum-hukum
syar’i, begitu pula kewajiban berlepas diri dan berhenti sesegera mungkin
setelah mengetahui larangan. Tidak sepantasnya kita berkata bahwa apa yang
kita hadapi lebih berat dari mereka para salaf jika kita tidak menilik pada
sejarah yang ada. Dengan mencari tahu perihal asbab an-nuzul surat Al
Maidah ayat 93 inilah semoga dapat menjadi penguat hati yang baru terisi oleh
iman yang tak sebanding dengan imannya para sahabat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari asbabun nuzul ?
2. Ada berapakah pembagian asbabun nuzul ?
3. Bagaimana cara mengetahui asbabun nuzul suatu ayat Al Quran ?
4. Apa saja kitab rujukan asbab an-nuzul suatu ayat Al Quran ?
5. Apa asbabun nuzul dari surat Al Maidah ayat 90, 91 dan 93 ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui perngertian dari istilah asbabun nuzul.
2. Untuk mengetahui macam asbabun nuzul.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mendapatkan informasi mengenai
asbabun nuzul suatu ayat Al Quran.
4. Untuk mengetahui kitab yang bisa dijadikan rujukan dalam rangka
mencari tahu asbabun nuzul suatu ayat.
5. Untuk mengetahui asbabun nuzul surat Al Maidah ayat 90,91 dan 93.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian Terminologis
Beberapa ulama yang memberikan pengertian asbabun-nuzul, di
antaranya adalah:
a. Jalaluddin as-Suyutiy, yang menyatakan bahwa asbabun-nuzul
ialah sesuatu yang terjadi pada waktu atau masa tertentu dan
menjadi penyebab turunnya satu atau beberapa ayat Al-Qur’an.
b. ‘Abdul ‘Azim az-Zarqaniy, yang mengatakan bahwa asbabun-
nuzul adalah sesuatu yang terjadi pada waktu atau masa tertentu
dan menjadi penyebab turun satu atau beberapa ayat Al-Qur’an
sebagai penjelasan kandungan dan penjelasan hukum terkait
sesuatu tersebut. Pengertian serupa juga dikemukakan oleh
Muhammad Abu Syuhbah.
c. Manna‘ Khalil al-Qattan, yang mengungkapkan bahwa asbabun-
nuzul yaitu sesuatu, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan,
yang terjadi pada waktu atau masa tertentu, dan menjadi
penyebab turunnya Al- Qur’an. 1
1
Muchlis M. Hanafi. 2017. Asbabun Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu. Jakarta Timur:
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Balitbang dan Diklat Kementrian Agama RI. Cet. 2. hlm.4-7.
2
Pan Suaidi, Asbabun Nuzul: Pengertian, Macam-Macam, Redaksi dan Urgensi, dalam Jurnal
Almufida, Vol. 1 No. 1, hlm. 113-114
3
Muchlis M. Hanafi. 2017. Asbabun Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu. Jakarta Timur:
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Balitbang dan Diklat Kementrian Agama RI. Cet. 2. hlm.30
Para ulama menyatakan bahwa cara terbaik untuk mengetahui
asbabun-nuzul adalah melalui periwayatan. Maka dari itu, buku-buku yang
memuat hadis-hadis Nabi merupakan sumber yang pokok untuk
memperoleh informasi asbabun-nuzul. Begitu pula buku-buku tafsir (bil-
ma’sur) dan buku sejarah, khususnya yang terkait dengan sejarah Nabi
sallallahu ‘alaihi wasallam (as-sirah an-nabawiyyah).
Upaya para ulama dalam menyusun literatur khusus asbabun-nuzul
oleh beberapa ulama Al-Qur’an di masa modern, di antaranya:
1. Syekh Muqbil bin Hadi al-Wadi‘iy, as-Sahih al-Musnad min Asbab
an-Nuzul. (Diterbitkan oleh Maktabah Ibni Taimiyyah, Kairo, tahun
1990)
2. Syekh ‘Abdul Fattah al-Qadi, Asbab an-Nuzul‘an as-Sahabah wa al-
Mufassirin. (Diterbitkan oleh Dar as-Salam, Kairo, tahun 2005)
3. Syekh Khalid ‘Abdurrahman al-‘Ak, Ta’sil al-Wusul ila Ma‘rifah As-
sbab an-Nuzul. (Diterbitkan oleh Dar al-Marifah, Beirut, tahun 2000)
4. Syekh Ibrahim Muhammad al-‘Ali, Sahih Asbab an-Nuzul.
(Diterbitkan oleh Dar al-Qalam, Damaskus, tahun 2003)
5. Syekh Khalid al-Muzaniy, al-Muharrar fì Asbab an-Nuzul al-Qur’an.
(Diterbitkan oleh Dar Ibni al-Jauziy, Dammam, tahun 2008)
6. Syekh Yusuf ‘Umar Mabid, Sahih Asbab an-Nuzul li al-Wahidiy an-
Naisaburiy. (Diterbitkan oleh Mu’assasah ‘Ulum al-Qur’an, tahun
2003)4
Untuk kajian lebih mendalam mengenai sumber kitab yang bisa
dijadikan rujukan untuk mengetahui asbabun nuzul ayat Al Quran maka
penulis menganjurkan buku yang ditulis oleh Muchlis M. Hanafi yang
berjudul Asbabun Nuzul Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al Quran.
4
Ibid. hlm.42
صابُ َوااْل َ ْزاَل ُم ِرجْ سٌ ِّم ْن َع َم ِل َ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َمي ِْس ُر َوااْل َ ْن
٩٠ - َن فَاجْ تَنِبُوْ هُ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن ِ ال َّشي ْٰط
ُ َض ۤا َء فِى ْال َخ ْم ِر َو ْال َمي ِْس ِر َوي
ص َّد ُك ْم َ اِنَّ َما ي ُِر ْي ُد ال َّشي ْٰط ُن اَ ْن يُّوْ قِ َع بَ ْينَ ُك ُم ْال َعد
َ َاوةَ َو ْالبَ ْغ
٩١ - ََن الص َّٰلو ِ†ة فَهَلْ اَ ْنتُ ْم ُّم ْنتَهُوْ ن هّٰللا
ِ ع َْن ِذ ْك ِر ِ َوع
[Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras,
berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak
panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah
(perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.
Dengan minuman keras dan judi itu, setan hanyalah bermaksud
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu, dan
menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan salat,
maka tidakkah kamu mau berhenti?]
Sa‘d bin Abi Waqqas bercerita bahwa ada beberapa ayat Al-Qur’an
yang diturunkan berkenaan dengan dirinya. Ia berkata, “ ... pada suatu
kesempatan aku berkumpul dengan sekelompok kaum Ansar dan
Muhajirin. Mereka mengajakku makan dan minum khamar—hal ini terjadi
sebelum khamar diharamkan. Kami berkumpul di sebuah kebun. Di sana
aku jumpai kepala unta panggang dan satu kendi khamar. Kami pun makan
dan minum bersama. Pembicaraan pun mengalir hingga topik tentang
keutamaan kaum Ansar dan Muhajirin. Dalam kondisi mabuk aku katakan
bahwa kaum Muhajirin lebih besar jasanya (atau lebih mulia) dibanding
5
Hadits ini diriwayatkan juga oleh Al Hakim (4/142); Al Baihaqi (8/286); Al Haitsami mengatakan
dalam Majma’ Az Zawaid (7/18): Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dan para periwayatnya shahih.
6
Abu Abdirrahman Muqabil bin Hadi Al Wadi’i. 2015. Ash-Shahih Al Musnad min Asbab An-Nuzul.
Pustaka Azzam. hlm.309-312
kaum Ansar. Pernyataanku ini membuat orang-orang yang hadir di tempat
itu tersinggung. Seseorang dari mereka lalu mengambil satu dari dua tulang
dagu unta dan melemparkannya ke arahku hingga hidungku terluka. Aku
kemudian menghadap Rasulullah dan menceritakan kejadian tersebut.
Berkaitan dengan peristiwa itu turunlah firman Allah innamal khamru wal
maisiru wal-ansabu wal-azlamu rijsun min‘amalisy-syaiian.7 (Hadits
riwayat Muslim no.1748)
8
Muchlis M. Hanafi. 2017. Asbabun Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu. Jakarta Timur:
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Balitbang dan Diklat Kementrian Agama RI. Cet. 2.
hlm.225-226.
9
Ali bin Abi Thalhah. 2009. Tafsir Ibnu Abbas (Kumpulan Tafsir Bilma’tsur dari Riwayat Ibnu
Abbas. Jakarta: Pustaka Azzam. hlm.266
KESIMPULAN
10
https://mutiurridlo.blogspot.com/2018/01/asababun-nuzul-qs-al-maidah-5-93.html (diakses
pada 12 September 2021 pukul 10:57)