Anda di halaman 1dari 3

Tujuan Pembelajaran Apresiasi Puisi

Berkaitan dengan pengajaran apresiasi sastra, peserta didik diharapkan dapat


mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta
dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual
bangsa sendiri. Maman S. Mahayana 2008: 7-8 mengatakan bahwa secara umum standar
kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang tercantum dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pelajaran, sebagai berikut:

1. Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,


kebutuhan, minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya
kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri.
2. Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta
didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar. Selain itu
guru juga diharapkan dapat membangkitkan kesenangan anak didik terhadap karya
sastra.
3. Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta
didiknya.
4. Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program
kebahasaan dan kesastraan di sekolah.
5. Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan
sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia.
6. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai
dengan kondisi dan kekhasan daerah tetap memperhatikan kepentingan nasional.

Menurut Sara M. Cifemi Bailey 2000: 3 poetry is one of the many ways a child can
express himself in response to literature based situation in the classroom, intinya adalah puisi
merupakan salah satu cara bagi siswa untuk mengekspresikan dirinya dalam merespon
sesuatu. Dalam rangka menjamin dan membina kegiatan belajar dan mengajar apresiasi puisi
yang efektif, guru dan siswa hendaknya saling bekerja sama untuk mencapai tujuan akhir dari
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya siswa.
Demikian pula siswa tidak dapat melaksanakan pembelajaran secara baik tanpa adanya
bimbingan dari guru. Sudah semestinya guru dan siswa menciptakan hubungan yang selaras,
serasi, dan seimbang, serta dijiwai oleh semangat kekeluargaan dan kebersamaan agar
pembelajaran berjalan dengan lancar. Dengan kesadaran yang tinggi akan pentingnya
pembelajaran apresiasi puisi, guru dan siswa dapat me.mperoleh pengalaman, pengetahuan,
serta perkembangan kemampuan berpikir yang jauh lebih baik.1

Jenis Puisi Bebas Berdasarkan Bentuknya/’ljo.kloupo

1. Distikon

Jenis puisi yang tiap bait terdiri dari dua baris dan biasa disebut puisi dua seuntai.

2. Terzina

Jenis puisi yang tiap bait terdiri dari tiga baris atau biasa disebut puisi tiga seuntai.

3. Kuatrain

Jenis puisi yang tiap bait terdiri atas empat baris dan biasa disebut puisi empat seuntai.

4. Kuint

Jenis puisi yang tiap bait terdiri dari lima baris dan biasa disebut puisi lima seuntai.

5. Oktaf/Stanza

Jenis puisi yang tiap bait terdiri dari delapan baris dan disebut double kuatrain atau puisi
delapan seuntai.

6. Sektet

Jenis puisi yang tiap bait terdiri dari enam baris atau biasa disebut puisi enam seuntai.

7. Septime

Jenis puisi yang tiap bait terdiri dari tujuh baris atau bisa disebut puisi tujuh seuntai.

8. Soneta

Jenis puisi baru yang terdiri dari empat baris yang terbagi menjadi dua, yaitu dua bait pertama
masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris.

1
Rika badria, “Pelaksanaa apresiasi puisi di kelax VIII E smp negeri 14 surakarta tahun ajar 2009-2010(Studi
Kasus)”, Surakarta 2020.
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-jenis-jenis-dan-contoh-puisi-baru

Anda mungkin juga menyukai