PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam segi pengetahuan
“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif untuk mengembangkan
bisa dipelajari baik secara sengaja maupun tidak. Pendidikan juga mampu
menghargai orang lain, bertakwa, dan kreatif, serta mandiri. Secara formal
pendidikan itu dilaksanakan sejak usia dini sampai perguruan tinggi. Adapun
secara hakiki pendidikan dilakukan seumur hidup sejak lahir hingga dewasa.
1
dengan tujuan akan terjadi perubahan positif pada diri anak menuju kedewasaan.
berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan yang berperan penting
dalam kehidupan yaitu keterampilan menulis. Selain itu, kegiatan menulis dapat
yang produktif dan ekspresif sehingga keterampilan ini tidak datang dengan
yang hidup dan berkembang dan harus dipelajari. Menurut Tarigan (2008:1).
grafik yang menggambarkan suatu suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang,
2008:2). Hal ini yang menyebabkan menulis berada pada tingkatan terakhir dalam
ketrampilan berbahasa oleh karena tingkat kesulitan itulah, maka beberapa siswa
yang belum mampu mengungkapkan pikiran atau ide-ide dalam bentuk tulisan.
2
Hal inilah yang dialami oleh siswa kelas X IPS-1 SMA Negeri 3 Kabupten
Maluku Tengah.
Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan dengan guru bidang
studi bahasa Indonesia pada tanggal 12 April 2022, ada siswa yang mampu
menulis puisi dengan baik, ada juga yang tidak dapat menulis puisi dengan baik,
menulis puisi, bahkan ada yang mengambil hasil karya orang lain dari media
sosial bahkan mereka juga tidak mempunyai kosa kata yang memadai. Dari 20
siswa kelas X IPS-1 hanya 9 orang yang mampu menulis puisi (45% yang
permasalahan di kelas yang dihadapi oleh siswa. Penyebab rendahnya hasil belajar
dapat mengikuti proses belajar dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil
3
Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Siswa Kelas X IPS-1
a. Bagi Siswa
b. Bagi Guru
4
c. Bagi Sekolah
d. Bagi Peneliti
5
BAB II
Secara etimologi, puisi berasal dari bahasa yunani, yakni poetis, yang berarti
pembangun, pembentuk, dan pembuat, dalam bahasa inggris disebut poem atau
dalam bahasa latin, puisi berasal dari kata poeta, yang berarti membangun,
diartikan sebagai hasil seni sastra yang kata-kata didalamnya disusun sesuai syarat
tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kata kiasan. Melalui puisi,
seseorang dapat menciptakan suatu dunia tersendiri yang berisi pesan atau
emosional, dan intelektual penyair yang ditimbul dari kehidupan individu dan
sosialnya yang diungkapkan dengan teknik tertenu sehingga puisi itu dapat
pendengarnya.
Keterbatasan puisi tersebut berdasarkan keterikatan atas (1) Banyak baris dalam
tiap bait, (2) Banyak kata dalam tiap baris, (3) Banyak suku kata dalam tiap baris,
6
(4) Rima, dan (5) Irama. Puisi ialah ragam karya sastra yang didalamnya terdapat
kepribadian dalam bentuk yang tepat dan selaras dengan watak yang
diungkapkannya.
Menurut Endraswara (2002: 60) sekurang-kurangnya ada dua hal yang harus
sehingga ruang lingkup yang diajarkan mengenai puisi pun masih dalam bentuk
karya dalam bentuk puisi, dan dapat menambah kosa kata yang belum pernah
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah sebuah karya
a. Jenis-Jenis Puisi
menjadi dua jenis yaitu, jenis puisi berdasarkan isi dan jenis puisi berdasarkan
7
1) Puisi Epik
Puisi epik disebut juga sebagai puisi naratif. Biasanya bentuk puisi ini
surga, neraka, dan kematian. Puisi epik juga bersifat objektif, antara
puisi epik dalam sastra Indonesia antara lain syair dan balada.
Syair merupakan salah satu jenis puisi lama yang bersajak a-a-a-a, tiap
bait terdiri empat baris, satu baris terdiri dari delapan sampai dua belas
suku kata, keempat baris kalimatnya mempunyai hubungan arti dan isi.
menjadi dua yaitu, balada yang bersifat nyanyian dan yang bersifat sastra
(modern).
2) Puisi Lirik
dirinya. Puisi ini agak pendek biasanya menggunakan kata ganti orang
pertama. Puisi ini berisi tentang cinta, kematian masalah muda dan tua.
Adapun yang termasuk puisi lirik antara lain soneta, eligi, ode, dan
himne.
8
3) Puisi Dramatik
Puisi dramatik dapat bersifat objektif dan subjektik. Dalam hal ini seolah-
olah penyair keluar dari dirinya dan berbicara melalui tokoh lain. Dengan
dilihat dari jelas atau mudah dan sukarnya puisi itu dipahami. Dalam hal ini
puisi dibagi menjadi dua macam, yaitu puisi transparan dan puisi prismatik.
1) Puisi Transparan
transparan adalah puisi yang mudah dipahami, tidak ada kata-kata atau
2) Puisi Prismatik
Hal ini disebabkan karena banyak kata yang memiliki makna ganda dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang
saling bertukar informasi. Menurut Waluyo (1987:25) sebuah puisi adalah sebuah
9
bersifat padu karena tidak dapat dipisahkan tanpa mengaitkan unsur yang lainnya.
Berdasarkan defenisi para ahli diatas puisi adalah hasil karya sastra yang disusun
karya sastra, sehingga ruang lingkup yang diajarkan mengenal puisi masih dalam
Unsur puisi terdiri atas unsur intrinsik dan ekstrensik. Unsur intrinsik adalah
dikandungnya. Sedangkan unsur ekstrensik adalah unsur luar puisi yang ikut
a. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra (puisi).
Unsur intrinsik terbagi menjadi dua yaitu, unsur batin dan unsur fisik.
a) Tema
10
berupa bahasa. Tema adalah pokok pikiran dasatr untuk
b) Rasa
lain.
c) Nada
sangat berkaitan dengan makna dan rasa. Melalui nada, seorang penyair
d) Amanat
ajakan atau pelajaran hidup yang diambil dari puisi yang diciptakannya.
hakikat suatu puisi, yang terdiri dari beberapa hal berikut ini:
a) Gaya Bahasa
Dalam sebuah puisi akan banyak dijumpai rangkaian kata yang bersifat
11
b) Rima atau Irama
Rima atau irama yaitu kesamaan nada atau bunyi. Rima bisa dijumpai
tidak hanya di akhir tiap larik atau baris, namun dapat juga berada di
c) Tipografi
puisi dalam bentuk baris, namun ada juga puisi yang disusun dalam
e) Imaji
kata atau rangkaian kata-kata yang dapat memperjelas apa yang ingin
f) Kata konkret
Kata konkret adalah bentuk kata yang bisa ditangkap oleh indera
12
kata “salju” untuk menjelaskan kebekuan jiwa. Ada keinginan
berwujud. Oleh karena itu, dipilih kata-kata yang membuat segala hal
terkesan dapat disentuh. Bagi penyair, hal itu dirasakan lebih jelas.
b. Usur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur yang terdapat di luar karya sastra
1) Unsur Biografi
belakangnya berasal dari keluarga miski, maka jika ia membuat puisi akan
sangat menyentuh hati para pembacanya, yang terbawa dari latar belakang
2) Unsur Sosial
puisi itu dibuat. Misalkan puisi itu dibuat ketika masa orde baru menjelang
berakhir.
3) Unsur Nilai
dan lain-lain. Nilai yang terkandung dalam puisi menjadi daya tarik
13
2.4 Langkah-langkah Menulis Puisi dengan Menggunakan Model
pembelajaran dan tujuan pembelajaran pada hari itu yaitu menulis puisi.
c. Guru menyiapkan soal atau tugas yang ditulis di papan tulis yaitu membuat
sebuah puisi
d. Siswa dibagi dalam kelompok yang berjumlah 4 samapi 5 orang siswa tiap
kelompok;
pendapat dan dapat bekerja sama untuk memiih kata yang tepat sehingga
kesulitan siswa
h. Guru memilih pekerjaan siswa yang dianggap baik dan sesuai dengan aturan
14
untuk membacakan hasil dari kerja kelompok mereka dan memberikan
mencapai tujuan menurut Jhonson (dalam salihatin dan Raharjo, 2007:36), Model
untuk dirinya dan juga bagi semua anggota kelompok. Selanjutnya dikatakan
dalam kelompok kecil, dimana para siswa bekerja sama untuk memaksimalkan
membagi siswa dalam kelompok kecil, dimana para siswa bekerja sama untuk
15
cooperative learning merupakan strategi belajar dengan kelompok kecil yang
pembelajaran.
tenggelam bersama-sama”.
evaluasi kelompok.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
untuk memperoleh data dan informasi yang bermanfaat dan meningkatkan mutu
suatu hal, serta menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah kegiatan
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama
dan hasil pembelajaran. PTK merupakan kegiatan penelitian yang dapat dilakukan
penelitian kualitatif meski data yang diperoleh dapat berupa data kuantitatif.
17
3.2 Siklus dan Refleksi Dalam Penelitian
hasil penelitian tindakan pada siklus pertama, maka akan diadakan oleh peneliti
tujuan apa belum. Melalui refleksi inilah maka peneliti akan menentukan
terpecahkan.
dalam dua siklus tindakan secara berurutan sebagai sesuatu yang merupakan
informasi dari siklus terdahulu akan sangat menentukan bentuk siklus berikutnya.
Oleh karena itu, pelaksanaan siklus kedua, ketiga dan seterusnya tidak dapat
dirancang sebelum siklus pertma dilakukan, dan tediri atas empat tahap dasar
awal tersebut, maka prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi:
1. Perencanaan (planning)
efek-efek untuk tak terduga dengan rencana tersebut secara dini dapat
mengatasi hambatan.
2. Pelaksanaan (Implemating)
Tahap ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang
18
untuk memperbaiki atau menyempurnakan metode yang sedang dijalankan.
3. Observasi (observating)
pengaruh yang diakibatkan oleh Tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini
4. Reduplikasi (Reflecting)
Pada tahap ini, refleksi diperlukan untuk mengungkap kembali apa yang telah
Deskripsi alur PTK yang dapat dilakukan oleh guru, berikut gambaran yang
19
Alur Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Tengah yang terletak di Desa Suli Jln Raya Tulehu Kabupaten Maluku Tengah.
20
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas X IPS-1 SMA Negeri 3 Maluku
1. Observasi (pengamatan)
2. Wawancara
dan kendala-kendala apa saja yang dihadapi baik oleh guru maupun siswa
3. Angket
4. Penugasan
21
Instrumen penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Lembaran Observasi
2. Pedoman wawancara
cooperative larning
3. Lembar Angket
Angket digunakan untuk melihat minat dan sikap siswa tentang kemampuan
4. Tes
Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil kemampuan siswa dalam
menulis puisi.
Data yang diperoleh dalam penelitian tindak kelas ini dianalisis melalui tiga
tahap redukasi data, paparan, dan penyimpulan. Ketiga tahap ini dijelaskan
sebagai berikut:
bermakna.
22
2. Paparan data adalah proses menampilkan data secara sederhana dalam
lebih formula yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang
berikut (BSNP,2007:17):
skor perole h an
nilai= x skor ideal
skor maksimun
Keterangan:
23
Tema a) Puisi yang ditulis sesuai dengan tema 4
2
c) Puisi yang ditulis kurang sesuai dengan tema
1
d) Puisi yang ditulis tidak sesuai dengan tema
2
c. Puisi yan ditulis kurang mencirikan struktur puisi
1
d. Puisi yang dituliskan tidak mencirikan puisi
2
c. Koherensi antar kata kurang tepat
1
d. Koherensi antar kata tidak tepat
(Sumber: BSNP,2007:17)
24
BAB IV
1. Siklus I
terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, tahap
a. Perencanaan Tindakan I
kepada guru kolaborator. Pada tahap ini peneliti dan guru kolaborator
pemilihan tema, struktur kata dan kohorensi antar kata yang tepat sebagai
puisi.
3) Mempersiapkan instrumen yang berupa tes dan non tes. Instrumen tes
25
Instrumen tes yang disiapkan oleh peneliti berupa lembar kerja bagi siswa
untuk menulis puisi dan pedoman penilaian penulisan puisi. Instrumen non
tes digunakan untuk menilai sikap siswa pada saat proses pembelajaran
lapangan.
dengan guru kolaborator. Kegiatan perencaan ini dilaksanakan pada hari Rabu,
b. Pelaksanaan Tindakan I
rangka penelitian dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh guru pengampu
mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan siswa kelas X IPS-1 SMA Negeri 3
memperbaiki aspek pemilihan tema, struktur kata dan kohorensi antar kata
berikut:
26
1) Guru memberikan apresepsi dengan menggali pengalaman siswa mengenai
puisi.
3) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang beberapa hal yang siswa ketahui
tentang memilih tema, struktur kata dan kohorensi antar kata yang tepat.
konotatif.
5) Guru menerangkan cara atau teknik agar dapat memantik ide dan bahan
6) Siswa diajak untuk mencoba menulis puisi dengan tema yang dipilih oleh
mereka sendiri.
9) Guru dan siswa melakukan refleksi dari proses pembelajaran yang telah
berlangsung.
c. Pengamatan
27
Aspek yang mendapat perhatian tersebut yaitu pengaruh guru dalam
diluar apa yang telah dipersiapkan bersama antara peneliti dengan guru
Aspek berikunya adalah cara guru dalam memantik semangat siswa dalam
menulis puisi adalah dengan meminta salah seorang siswa membacakan puisi
milik salah satu temannya di depan kelas dan mendapat penghargaan seperti
tepukan tangan atau sorakan dari yang lain. Namun, hal tersebut belum
memacu siswa lain memiliki jiwa kompetitif. Respon siswa saat mengerti
bahwa salah satu dari puisi mereka akan dibacakan cenderung menampakkan
tercantum pada tiap aspek di dalam lembar pengamatan. Beberapa hal yang
dapat dicermati melalui catatan lapangan pada tanggal 8 Aggustus 2022 yaitu
guru masih terlihat kesulitan untuk memberikan motivasi kepada siswa. Tujuan
atau manfaat yang didapat dari menulis puisi adalah hal yang dapat memotivasi
siswa untuk berlatih menulis puisi, hal tersebut belum dinyatakan oleh guru
28
pada pelaksanaan siklus 1. Guru belum terbiasa dengan penggunaan model
pengalaman batin mereka dengan daya imajenasi untuk memilih kata-kata yang
masih ada yang mengalamai kesulitan untuk memilih kata-kata yang tepat
Hasil yang diperoleh siswa kelas X IPS-1 SMA Negeri 3 dalam menulis
puisi pada siklus I dapat dilihat melalui tabel lembar penilaian. Berikut adalah
29
S20 3 2 3 8 66 Tidak Mencapai KKM
Jumlah 1254
Rata-rata Kelas 62,7
Presentase Ketuntasan Belajar 30%
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh kelas
X IPS-1 SMA Negeri 3 masih di bawah standar kelulusan yaitu 69. Nilai rata-rata
yang diperoleh siswa pada siklus I hanya mencapai 62,7. Berdasarkan hal tersebut
dapat dinyatakan bahwa nilai rata-rata kemampuan menulis puisi siswa kelas X
IPS-1 SMA Negeri 3 berada di bawah standar kelulusan, meskipun beberapa dari
siswa sudah dapat mencapai nilai diatas atau melampaui standar kelulusan dengan
nilai sama dengan atau diatas 69.yaitu 6 orang atau 30%, tetapi masih ada 14
terlihat mengalami peningkatan, tetapi beberapa juga masih ada yang di bawah
pada siklus 1 dapat dikatakan bahwa kemampuan rata-rata siswa kelas X IPS-1
Adapun kendala atau kesulitan yang dialami siswa selama siklus I ini adalah
keadaan siswa yang merasa lapar, capek, dan mengantuk membuat siswa kurang
pun merasa acuh tak acuh dalam menciptakan puisi karena guru kurang mampu
mengarahkan siswa dalam membuat puisi. Siswa juga masih kurang memahami
tentang bahasa figuratif. Mereka membuat puisi tanpa memperhatikan diksi, gaya
30
Dari sejumlah puisi yang dikumpulkan oleh guru, hanya beberapa orang
yang mampu membuat puisi sesuai terget. Masih jauh lebih banyak siswa yang
membuat puisi yang tampak polos dan tidak memenuhi syarat penilaian. Ketika
siswa diminta untuk membacakan hasil puisi yang dibuat, tidak ada siswa yang
menulis puisi pada siswa kelas X IPS-1 SMA Negeri 3 pada siklus I belum
mengalami peningkatan yang bagus. Hal ini terbukti siswa yang hanya aktif
menanggapi temannya ketika maju di depan kelas pada siklus I sebanyak 6 siswa
atau 30% dan siswa yang hanya aktif membacakan puisi di depan kelas sebanyak
4 siswa atau 20%. Jadi, jumlah siswa yang dikatakan aktif sebanyak 50% atau 10
siswa. Kemampuan menulis puisi siswa yang mencapai KKM 69 hanya sebanyak
6 siswa atau 30%, sedangkan yang di bawah nilai KKM sebanyak 14 siswa atau
70%.
e. Refleksi
1) Guru dan siswa belum terlihat mampu berinteraksi dengan baik pada saat
31
2) Beberapa siswa belum terlihat berani mengemukakan pendapat dan bertanya
kepada guru.
pemodelan dengan hal-hal yang praktis dan lebih mudah dimengerti oleh
siswa.
angket kepada siswa kelas X IPS-1 SMA Negeri 3. Pembagian angket tersebut
yang pernah mereka alami. Pada bagian berikut akan dipaparkan prosentase hasil
32
learning?
Apakah Anda mengalami kesulitan dalam menulis puisi
10. dengan menggunakan model pembelajaran cooperative 16 4
learning?
Apakah dalam pembelajaran menulis puisi dengan
11. menggunakan model pembelajaran cooperative learning 10 10
menarik minat siswa untuk menulis puisi?
Apakah Anda merasa bahwa proses pembelajaran
12. menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran 9 11
cooperative learning membuat anda terampil?
Dari tabel diatas informasi awal yang didapat berupa keadaan minat siswa
kelas X IPS-1 SMA Negeri 3 terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia, penulisan
puisi dan pembelajaran menulis puisi, kemampuan dalam menulis puisi, dan
proses pembelajaran menulis puisi yang pernah siswa alami. Kemampuan menulis
puisi siswa kelas X IPS-1 SMA Negeri 3 berdasarkan analisis data angket tersebut
memang belum baik. Hal tersebut karena sebagian besar siswa kelas X IPS-1
SMA Negeri 3 tidak selalu mendapat nilai yang baik apabila mendapat tugas
menulis puisi di sekolah. Selain itu, kurangnya membaca karya-karya puisi yang
ada dan berlatih untuk menulis juga menjadi sebab mengapa hal tersebut terjadi.
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan II
pertemuan siklus II. Hal yang dibahas meliputi hasil pelaksanaan pada siklus
1 dan materi yang akan disampaikan pada siklus II. Pertemuan tersebut
33
bertujuan mendapatkan bentuk pembelajaran pada siklus II supaya hasil yang
bahasa pada puisi siswa dengan menguatkan pemilihan tema, struktur kata
puisi.
kepada siswa.
nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes siswa dalam menulis puisi
sedangkan instrumen nontes dinilai dari apa yang terjadi pada saat proses
pembelajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan II
34
Proses pembelajaran pada pertemuan ini bertujuan untuk mendapatkan
kelas.
siswa.
menulis puisi.
penjelasan guru.
35
7) Guru memberikan lembar kerja kepada siswa dan meminta siswa untuk
menulis puisi dengan tema bebas. Guru juga mengarahkan siswa untuk
dilakukan
c. Pengamatan
terlebih dahulu. Hal-hal yang dilaksanakan pada siklus II ini adalah hasil dari
analisis dan evaluasi dari siklus 1, termasuk juga materi yang diajarkan pada
siklus II.
Pertemuan tindakan II pada siklus II ini, guru dan siswa bertepuk tangan
untuk mereka yang telah menghasilkan sebuah puisi lagi dan untuk setiap
36
keterampilannya tersebut. Adapun hasil menulis puisi siklus II siswa kelas X
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada siklus II rata-rata nilai menulis
76,9 pada siklus II dari 62,7 pada siklus I. Siswa yang mencapai standar
KKM pada siklus II berjumlah 18 orang (90%), sedangkan siswa yang tidak
37
struktur kata dan kohorensi antar kata juga terlihat meningkat, begitu juga
dalam membuat puisi. Siswa dapat membuat puisi dalam keadaan yang
Dari hasil pengamatan peneliti pada siklus II ini, keaktifan siswa lebih
meningkat dari proses pembelajaran pada siklus I. Siswa tampak serius dan
asik dalam menulis puisi. Memisahkan dengan temannya ketika menulis puisi
adalah usaha baik yang dilakukan guru karena dapat mengurangi kegiatan
mengobrol dan dapat meningkatkan keseriusan ketika menulis puisi. Hal ini
terbukti siswa yang aktif menanggapi temannya ketika maju di depan kelas
pada siklus II sebanyak 11 siswa atau 55% dan siswa yang aktif membacakan
puisi di depan kelas sebanyak 8 siswa atau 40%. Jadi, jumlah siswa yang
dikatakan aktif sebanyak 95% atau 19 siswa. Terbukti siswa yang mencapai
e. Refleksi
38
Siswa mengikuti pembelajaran dengan antusias, materi yang diberikan oleh
guru direspon dengan baik oleh siswa. Hal-hal yang menjadi kekurangan pada
siklus I pada siklus II sudah dapat teratasi. Kualitas puisi siswa kelas X IPS-1
memberikan manfaat bagi siswa. Hal tersebut dilihat dari hasil pengisian
angket minat siswa setelah diberi tindakan. Berikut adalah tabel angket minat
siswa setelah diberi tindakan pada peserta didik kelas X IPS-1 SMA Negeri 3.
39
menarik minat siswa untuk menulis puisi?
Apakah Anda merasa bahwa proses pembelajaran
12. menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran 18 2
cooperative learning membuat anda terampil?
dialami siswa dalam menuangkan ide, menentukan ide, dan menentukan kata
dengan tepat untuk menulis sebuah puisi sudah dapat teratasi. Meski
terhadap proses pembelajaran dan berdampak baik. Hal tersebeut dapat dilihat
pada uraian pernyataan nomor 7 hingga 12. Kesimpulan dari beberapa siswa
learning.
4.2 Pembahasan
proses pembelajaran menulis puisi selama dua siklus karena model ini
40
Pengoptimalan tersebut bertujuan untuk mengarahkan siswa akan kesadaran untuk
Setelah dilakukan penilaian terhadap puisi siswa kelas X IPS-1 SMA Negeri
3 Kabupaten Maluku Tengah, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas mencapai 62,7
pada siklus I. Namun, ada beberapa hal yang dicermati pada siklus 1. Pemanfaatan
kata-kata dalam membangun sebuah puisi masih dirasa sukar oleh beberapa siswa.
Kata-kata yang dipilih masih cenderung lugas keseharian dan kurang sesuai
dengan tujuan penulisan puisi untuk tingkat SMA yang menekankan pada
Peningkatan pada siklus 1 memang belum maksimal, namun peneliti dan guru
siklus 1 dapat ditingkatkan pada siklus II. Berdasarkan pengalaman pada siklus 1
41
bahasa dengan menguatkan pemilihan kata atau diksi. Penyampaian dilakukan
bahwa keberhasilan siswa pada siklus II sangat baik. Pencapaian ini tidak terlepas
menulis puisi memiliki dampak positif dalam hasil belajar siswa. Hal ini dapat
dilihat dari semakin baiknya siswa dalam menulis puisi dan perhatian siswa
terhadap apa yang disampaikan oleh guru (daya serap siswa meningkat dari siklus
I 6 (30%), orang siswa tuntas dan siklus II 18 (90%) orang siswa tuntas. Pada
yang sedang beraktivitas, sehingga siswa dapat membedakan bahwa puisi yang
ditulis oleh teman sebaya siswa tersebut itu bagus atau kurang bagus. Deskripsi
cooperative learning dapat digunakan sebagai salah satu cara guru dalam
42
siswa dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran menulis puisi dalam
kegiatan belajar mengajar berhasil dan kemampuan menulis puisi dapat meningkat
khususnya pada siswa kelas X IPS-1 SMA Negeri 3, karena itu dapat diharapkan
menulis puisi pada siswa kelas X IPS-1 SMA Negeri 3 Kabupaten Maluku
Tengah.
43
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama dua siklus dapat
disimpulkan bahwa:
2. Peningkatan kemampuan menulis puisi siswa dapat terlihat pada hasil tes
siswa selama dua siklus. Pada siklus 1, nilai rata-rata menulis puisi adalah 62,7.
menjadi 76,9. Berdasarkan hal tersebut berarti peningkatan yang terjadi dari
B. Saran
Adapun saran yang dapat peneliti kemukakan adalah bagi guru adalah masa
pembelajaran yang ada untuk dipraktekan dan terus berupaya untuk meningkatkan
antara guru dan siswa mengenai proses pembelajaran. Siswa sebaiknya aktif
dalam proses pembelajaran, namun apabila siswa kurang setuju dengan bentuk
44
pembelajaran yang diberikan guru, maka disarankan siswa mengutarakan atau
45
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat Djoko Pradopo. 2005. Beberapa Teori Sastra: Metode. Kritik, dan
Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susilo. 2001. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher.
Sukino. (2010). Menulis itu indah. Yogyakarta: Pustaka Populer.
Suyanto. (1996). Pedoman Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: UP35D IKIP
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis Sebagai Sesuatu Keterampilan Bahasa.
Bandung: Angkasa Bandung.
Solahatin, Etin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning Analisis Model
Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara
Undang-ndang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
46
Widayanti Ani. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Uny, Jurnal
Pendidikan Akuntasi Indonesia.1
Waluyo, Herman J. 1987. Teori Dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga
47
Lampiran 1. Nama-Nama Sampel
1. Aprianti F Dewi H P
2. Avi Nassa Maruapey L
3. Marisa A Letsoin P
4. Mathew R Donda L
5. Rani La Ipa P
6. Prisilya Rumahmitene P
7. Nurul Safa Risahondua P
8. Vernanda Claudia Soplanit P
9. Yani M Manupassa P
10. Rusniyanti P
11. Naila Sina P
12. Mirna Hehamuly P
13. Gilbert Sahuleka L
14. Falentin Suitela L
15. Arsiatika Vanath P
16. Muhammad Rasya L
17. Natalia H Maitimu P
18. Muhammad Rizky L
19. Nolastri Any Souhoka P
20 Wa Ode Yuyun P
48
Lampiran 2. Rubrik Penilaian Menulis Puisi
49
Lampiran 3. Hasil Menulis Puisi Siswa Siklus I
50
51
52
Lampiran 4. Hasil Menulis Puisi Siswa Siklus II
53
54
Lampiran 5. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
Jawab: Bagus, anak-anak terlihat senang. Tapi saya perlu mendalami lagi
3. Apakah ada kesulitan yang dihadapi siswa pada saat menulis puisi?
55
Lampiran 5. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
Jawab: Bagus, anak-anak terlihat senang. Tapi saya perlu mendalami lagi
3. Apakah ada kesulitan yang dihadapi siswa pada saat menulis puisi?
puisi?
Jawab: fasilitas penunjang yang ada di sekolah ini tidak terlalu menunjang
56
5. Kapankah para siswa diberi perhatian dalam menulis puisi?
Jawab: pada saat mereka mulai berimajinasi dalam mencari sebuah tema
Jawab: metoe yang selama ini saya pakai masih tidak terlalau bagus, dan
ini membuat hasil menulis puisi yang dilakukan oleh anak-anak juga tidak
bagus.
penulisan puisi?
57
Lampiran 6. Angket Minat Siswa
NAMA :
KELAS :
PETUNJUK : pililah jawaban yang anda anggap paling tepat dan berilah tanda
58
2. Apakah Anda mengetahui pengertian puisi?
a. Ya
b. Tidak
b. Tidak
59
Lampiran 7. Silabus
SILABUS
Kelas/Semester :X IPS-1/Genap
A. Kompetensi Inti
60
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Penilaian Sumber Belajar
Waktu
61
Lampiran 8. RPP
(RPP )
Kelas/Semester :X IPS-1/Genap
A . Kompetensi Inti
62
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
(IPK)
unsur puisi.
C. Karakter
Jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, dan percaya diri dalam
63
C. Tujuan Pembelajaran
pembangun puisi
D. Materi Pembelajaran
1.Pengertian Puisi
2. Unsur-unsur puisi
cooperative learning
F. Metode Pembelajaran
1. Media : Labtop
64
H. Sumber Belajar
Internet
I. Langkah-langkah Pembelajaran
berlangsung
65
menulis puisi
3. Guru menyiapakn soal atau tugas yang ditulis di papan tulis yaitu
tiap kelompok;
bertukar pendapat dan dapat bekerja sama untuk memilih kata yang
tepat sehingga membentuk suatu rangkaian kata yang padu dalam tiap
baitnya
Penutup (10)
2. Guru memilih pekerjaan siswa yang diaangap baik dan sesuai dengan
siswa.
66
4. Berdoa
J. Penilaian
Penilaian sikap
Pada dasarnya semua peserta didik memiliki sikap yang baik. Penilaian
tingkah laku peserta didik yang sangat baik dan yng kurang baik selama
Penilaian pengetahuan
Penilaian pengtahuan dilihat dari hasil menulis puisi dengan menggunakan rubrik
penilaian menulis puisi.
67
Lampiran 9. Dokumentasi
68
Proses pembelajaran pada siklus II
69