Anda di halaman 1dari 7

KRITIK SASTRA

“ Rangkuman Materi 1 – 5 dan Peta Konsep “

Dibuat oleh :

Nama : Feren D. Arloy

NIM : 201735016

UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN BAHASA DAN SENI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

2020
Materi I
Hakikat Kritik Sastra

Pengertian Kritik Sastra


Secara etimologis, istilah ”kritik” (sastra) berasal dari bahasa Yunani yaitu
krites yang berarti ‘Hakim”. Krites sendiri berasal dari krinein ”menghakimi,
membanding, menimbang”; kriterion yang berarti ”dasar penghakiman” dan kritikos
berarti ”hakim kasustraan” Bentuk krites inilah yang menjadi dasar kata kritik. Secara
harafiah, kritik sastra adalah upaya menentukan nilai hakiki karya sastra dalam bentuk
memberi pujian, mengatakan kesalahan, memberi pertimbangan lewat pemahaman
dan penafsiran yang sistemik. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , disebutkan
kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan
pertimbangan baik buruk terhadap sesuatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya.
Sedangkan esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas
lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.
H.B. Jasin mengemukakan bahwa kritik kesusastraan adalah pertimbangan
baik atau buruk suatu hasil kesusastraan. Pertimbangan itu disertai dengan alasan
mengenai isi dan bentuk karya sastra. Widyamartaya dan Sudiati (2004 : 117)
berpendapat bahwa kritik sastra adalah pengamatan yang teliti, perbandingan yang
tepat, dan pertimbangan yang adil terhadap baik-buruknya kualitas, nilai, kebenaran
suatu karya sastra. Memberikan kritik dan esai dapat beromanfaat untuk memberikan
panduan yang memadai kepada pembaca tentang kualitas sebuah karya.
Di samping itu, penulis karya tersebut akan memperleh masukan, terutama
tentang kelemahannya. Kritik sastra dapat diartikan sebagai salah satu objek studi
sastra (cabang ilmu sastra) yang melakukan analisis, penafsiran, dan penilaian
terhadap teks sastra sebagai karya seni. Sementara Abrams dalam Pengkajian sastra
(2005) mendeskripsikan bahwa kritik sastra merupakan cabang ilmu yang berurusan
dengan perumusan, klasifikasi, penerangan, dan penilaian karya sastra. Perkataan
kritik dalam artinya yang tajam adalah penghakiman, dan dalam pengertian ini
biasanya memberi corak pemakaian kita akan istilah itu, meskipun bila kata itu
dipergunakan dalam pengertian yang paling luas. Karena itu kritikus sastra pertama
kali dipandang sebagai seorang ahli yang memiliki suatu kepandaian khusus dan
pendidikan untuk mengerjakan suatu karya seni sastra. Pekerjaan penulis tersebut
memeriksa kebaikan-kebaikan dan cacat-cacatnya dan menyatakan pendapatnya
tentang hal itu (Pradopo 1997).
Materi II
Manfaat Kritik Sastra

Manfaat Kritik Sastra


Dalam perkembangannya kritik sastra sudah dianggap sebagai satu genre karya sastra
di luar puisi, prosa dan drama—yang membedakan adalah kritik sastra bersifat nonfiksi.
Namun demikian kritik sastra tetaplah sebuah karya seni, seni mengkritik. Kritik sama
personalnya dengan puisi, bahkan mungkin sama lirisnya dalam taraf penghayatannya.
Penghayatan seorang kritikus terhadap keindahan suatu karya sastra tidaklah kalah
dengan penghayatan seorang penyair terhadap keindah alam.
Ada beberapa manfaat kritik sastra antara lain sebagai berikut :
1. Manfaat kritik sastra bagi penulis:
a. Memperluas wawasan penulis, baik yang berkaitan dengan bahasa, objek
atau tema-tema tulisan, maupun teknik bersastra.
b. Menumbuhsuburkan motivasi untuk menulis.
c. Meningkatkan kualitas tulisan
2. Manfaat kritik sastra bagi pembaca:
a. Menjembatani kesenjangan antara pembaca dan karya sastra.
b. Menumbuhkan kecintaan pembaca terhadap karya sastra.
c. Meningkatkan kemampuan dalam mengapresiasi karya sastra.
d. Membuka mata hati dan pikiran pembaca akan nilai-nilai yang terdapat
dalam karya sastra
3. Manfaat kritik sastra bagi perkembangan sastra:
a. Mendorong laju perkembangan sastra, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
b. Memperluas cakrawala atau permasalahan yang ada dalam kary
Materi III dan IV
Jenis- jenis Kritik Sastra
A. Jenis- jenis Kritik Sastra
1. Berdasarkan Bentuk
a. Kritik teoritis adalah kritik sastra yang bekerja atas dasar prinsip-prinsip
umum untuk menetapkan seperangkat istilah yang berhubungan, pembedaan-
pembedaan, dan kategori-kategori untuk diterapkan pada pertimbangan dan
interpretasi karya sastra maupun penerapan “kriteria” (standar atau norma)
untuk menilai karya sastra dan pengarangnya.
b. Kritik terapan, merupakan diskusi karya sastra tertentu dan penulisnya.
Misalnya buku Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei Jilid II
(1962) yang mengkritik sastrawan dan karyanya, diantaranya Mohammad Ali,
Nugroho Notosusanto, Subagio Sastrowardoyo, dan lain sebagainya.
2. Berdasarkan pelaksanaan: kritik judisial, kritik induktif, dan kritik
impresionistik.
a. Kritik judisial adalah kritik sastra yang berusaha menganalisis dan
menerangkan efek-efek karya sastra berdasarkan pokonya, organisasinya,
teknik serta gayanya, dan mendasarkan pertimbangan individu kritikus atas
dasar standar umum tentang kehebatan karya sastra.
b. Kritik induktif adalah kritik sastra yang menguraikan bagian-bagian karya
sastra berdasarkan fenomena yang ada secara objektif. Kritik induktif meneliti
karya sastra sebagaimana halnya ahli ilmu alam meneliti gejala alam secara
objektif tanpa menggunakan standar tetap di luar dirinya.
c. Kritik impresionistik adalah kritik sastra yang berusaha menggambarkan
dengan kata-kata dan sifat yang terasa dalam bagian khusus karya sastra dan
menyatakan tanggapan (impresi) kritikus yang ditimbulkan langsung oleh
karya sastra.
3. Berdasarkan orientasi terhadap karya sastra: kritik mimetik, kritik
pragmatis, kritik ekspresif, dan kritik objektif.
a. Kritik mimetik adalah kritik yang bertolak pada pandangan bahwa karya sastra
merupakan tiruan atau penggambaran dunia dan kehidupan manusia. Kritik ini
cenderung mengukur kemampuan suatu karya sastra dalam menangkap
gambaran kehidupan yang dijadikan suatu objek.
b. Kritik pragmatik adalah kritik yang disusun berdasarkan pandangan bahwa
sebuah karya sastra disusun untuk mencapai efek tertentu kepada pembaca,
seperti efek kesenangan, estetika, pendidikan dan sebagainya. Model kritik ini
cenderung memberikan penilaian terhadap suatu karya berdasarkan ukuran
keberhasilannya dalam mencapai tujuan tersebut.
c. Kritik ekspresif adalah kritik yang menekankan kepada kebolehan penulis
dalam mengekspresikan atau mencurahkan idenya ke dalam wujud sastra.
Kritik ini cenderung menimbang karya sastra dengan memperlihatkan
kemampuan pencurahan, kesejatian, atau visi penyair yang secara sadar atau
tidak tercermin dalam karya tersebut.
d. Kritik objektif adalah kritik sastra yang menggunakan pendekatan bahwa
suatu karya sastra adalah karya yang mandiri. Karya ini menekankan pada
unsur intrinsik.
Materi V
Aliran- aliran Kritik Sastra

1. Aliran Relativisme
Aliran Relativisme adalah paham penilaian yang didasarkan pada tempat dan
waktu terbitnya karya sastra,penilaian karya sastra tidak sama disemua tempat dan
waktu.paham ini berkeyakinan bahwa nilai karya sastra melekat pada karya itu
sendiri. Bila ada karya sastra yang dianggap bernilai oleh masyarakat disuatu tempat
dan periode tertentu, karya sastra tersebut terus dianggap bernilai di jaman dan tempat
yang lain dulu dianggap baik, sekarang harus dipandang pula.
Contohnya penilaian relativisme dalam sastra melayu yakni, hikayat si miskin.
Dipandang memiliki nilai literer yang tinggi.
2. Aliran Absolutisme
Aliran Absolutisme paham penilaian karya sastra yang didasarkan pada
paham-paham diluar sastra seperti: politik,moral atau ukuran-ukuran tertentu.dengan
kata lain,paham ini menilai karya sastra tidak didasarkan pada hakikat sastra. Sastra
yang baik menurut karya ini adalah karya sastra yang memiliki tendesi politis,
memiliki nilai moral dsb.
Contohnya pada zaman renaissance para kritikus judicial menggunakan
standar penilaian karya-karya yunani klasik serta sastra lain terhadap kajian karya
tertentu sehingga sifat penilaiannya menjadi dokmatis dan konvensial.
3. Aliran Perspektivisme
Aliran Perspektivisme adalah paham penilaian karya sastra dan berbagi tempat
perspektif tempat,moral,dan sudut pandang sehingga karua sastra bisa dinilai dari
waktu terbitnya dan pada masa berikutnya.paham ini berpendapat bahwa karya sastra
bersifat abdi dan historis. Abdi karena memelihara ciri-ciri tertentu,historis karena
sastra itu melampaui suatu oroses yang dapat dirunut jejaknya.
Contohnya penilaian perspektif lebih jauh dapat dikatakan bahwa paham
perspektif mengakui adanya pengaruh zaman dan subjek dalam penilaian karya sastra.
PETA KONSEP

Hakikat
Kritik Sastra

Manfaat Kritik
Sastra bagi Penulis

Manfaat Manfaat Kritik


Kritik Sastra Sastra bagi Pembaca

KRITIK SASTRA Manfaat Kritik


Sastra bagi
perkembangan
sastra

Kritik Teoretis

Berdasarkan Kritik Terapan

Bentuk Kritik Judisial

Jenis- jenis Kritik Induktif


Berdasarkan
Kritik Sastra Pelaksanaan Kritik
Impresionistik

Berdasarkan Kritik Mimetik


Orientasi
terhadap Kayra Kritik Pragmatik
Sastra Kritik Ekspresif

Aliran Kritik Objektif


Relativisme

Aliran- aliran Aliran


Kritik Sastra
Absolutisme

Aliran Perspektif

Anda mungkin juga menyukai