- M.Kurniawan Hakiim
- Sri Minarsih
Tujuan kritik bukan hanya menunjukkan keunggulan, kelemahan, kebenaran, dan kesalahan
sebuah karya sastra berdasarkan sudut tertentu, tetapi mendorong sastrawan untuk mencap
ai penciptaan sastra tertinggi dan untuk mengapresiasi karya sastra secara lebih baik. Tuga
s kritik sastra adalah menganalisis,menafsirkan, dan menilai suatu karya sastra . Kehadiran
kritik sastra akan membuat sastra yang dihasilkan berikutnya menjadi lebih baik dan berbob
ot karena kritik sastra akan menunjukkan kekurangan sekaligus memberikan perbaikan.
Menurut pelaksanaanya kritik sastra terbagi atas kritik judisial (judicial criticism)dan impressi
onistic (impressionistic criticism). Kritik judisial adalah kritik sastra yang melakukan analisis, i
nterpretasi, dan penilaiannya berdasarkan ukuran-ukuran,hukum-hukum dan standar-standa
r tertentu. Kritik judisial melakukan kritik sastra berdasarkan ukuran-ukuran tersebut. enis sif
atnya deduktif dapat dikatakan kritik ini merupakan kebalikan dari kritik yang sifatnya induktif
Dalam kritik yang induktif, seorang kritikus tidak menerapkan standar-standar tertentu dalam
mengkritik karya sastra. Ia berangkat dari fenomena yang ada dalam karya sastra itu secara
objektif. Sedangkan kritik impresionik adalah kritik yang dibuat kritikus dengan mengemukak
an kesan-kesan kritikus tentang objek kritiknya, tanggapan-tanggapan tentang kara sastra it
u berdasarkan apa yang dirasakan kritikus tersebut. Dalam kritik yang impresionik, seorang
kritikus menggunakan tafsiran untuk mengagumkan pembaca. Dalam kritik jenis ini kritikus j
arang menggunakan penilaian.
Kritik sastra menurut bentuknya dapat digolongkan menjadi kritik teori (thoeritical criticism),
dan kritik terapan (applied criticism). Kritik teori adalah bidang kritik sastra yang bekerja untu
k menerapkan istilah-istilah, kategori-kategori dan kriteria- kriteria untuk diterapkan dalam pe
rtimbangan dan interprestasi karya sastra, yang dengannya karya sastra dan para sastrawa
nnya dinilai. Adapun kritik terapan adalah pelaksanaan dalam penerapan teori-teori kritik sas
tra sastra baik secara eksplisit, maupun implisit.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFENISI
A. Pengertian kritik
Kritik sastra adalah analisis terhadap suatu karya sastra untuk mengamati atau menilai baik
dan buruknya suatu karya secara objektif.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1997 : 531 ), disebutkan kritik adalah
kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terh
adap sesuatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Selain itu, menurut Sutopo (2011) kriti
k merupakan analisis secara langsung dengan mempertimbangkan baik buruknya suatu kar
ya, penerangan, dan penghakiman karya. Kritik meliputi tiga bidang, yaitu teori dan sejarah.
B. Pengertian Esai
Esai adalah bentuk tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subjek tertentu. Bent
uk karangan esai dapat berupa formal atau informal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, esai adalah karangan prosa yang m
embahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.
Esai juga sering disebut dengan artikel, tulisan atau komposisi. Secara umum, esai didefinisi
kan sebagai sebuah karangan singkat yang berisi pendapat atau argumen penulis tentang s
uatu topik.
Di dalam esai berisi tentang opini, pandangan atau ekspresi pribadi dari penulis mengenai s
ebuah hal yang sedang terjadi atau berlangsung di masyarakat.
A. Ciri-ciri Kritik
1. Memberikan tanggapan terhadap hasil karya.
2. Memberikan pertimbangan baik dan buruk (kelebihan dan kekurangan) sebuah karya
sastra.
3. Pertimbangan bersifat objektif.
4. Memaparkan kesan pribadi kritikus terhadap sebuah karya sastra.
5. Memberikan alternatif perbaikan atau penyempurnaan.
6. Tidak berprasangka.
7. Tidak terpengaruh siapa penulisnya.
B. Ciri-ciri Esai
1. Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan pengguna
an bahasa dan ungkapan figur.
2. Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
3. Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan ga
ya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
4. Selalu tidak utuh, hal ini berarti penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik d
ari objek dan subjek yang hendak ditulis,
5. Memenuhi keutuhan penulisan. Walau esai adalah tulisan yang tidak utuh, harus me
miliki kesatuan dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai pendahuluan, pengem
bangan sampai ke pengakhiran.
6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat individu, yang membedakan esai dengan jeni
s karya sastra adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengu
ngkapan penulis sendiri tentang pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan kepada p
embaca.
2.3. PRINSIP PENULISAN KRITIK DAN ESAI
1. Pokok persoalan yang dibahas harus layak untuk diulas. Hasil ulasannya pun harus
memberikan keterangan atau memperlihatkan sebab-musabab yang berkaitan denga
n suatu peristiwa yang nyata. Jadi, yang terpenting bukan apa yang diulas, tetapi bag
aimana cara penulis memberikan ulasannya.
2. Pendekatan yang digunakan harus jelas, apakah persoalan didekati dengan pendek
atan faktual atau imajinatif.
3. Ulasan yang menggunakan pendekatan faktual harus didukung oleh fakta yang nyat
a dan objektif. Penulis tidak boleh mengubah fakta untuk mendukung pandangannya.
4. Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, tidak samar-samar, harus dapat dipercay
a, tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya.
2. Kritik judisial adalah kritik kritik yang menganalisis dan menerangkan efek – efek kary
a berdasarkan permasalahannya, organisasinya, teknik, serta gaya kepenulisannya .
Kritik ini atas dasar standar umum tentang kehebatan dan kebiasaan.
● Esai deskriptif
Esai deskriptif ialah karangan yang menggambarkan, mengidentifikasi, atau meluliska
n suatu hal. Hal tersebut dapat berupa subjek atau objek yang menarik perhatian penulis es
ai. Penulis esai dapat mendeskripsikan berbagai hal, seperti tempat, barang unik, kuliner, da
n lainnya.
● Esai tajuk
Kita dapat menemukan esai jenis ini di media massa seperti majalah, koran, atau port
al berita daring. Esai tajuk tidak disertai dengan identitas penulis, karena esai jenis ini mewa
kili keredaksian suatu media. Meski ditulis oleh salah satu awak media, namun esai tajuk pa
da dasarnya merupakan pandangan redaksi terhadap suatu isu. Esai tajuk biasa kita kenal d
engan istilah editorial atau tajuk rencana.
● Esai pribadi
Esai yang menceritakan tentang diri sendiri. Penulis menjelaskan mengenai identitas
dirinya serta pengalaman menarik apa saja yang ia alami semasa hidup. Bila pada esai cukil
an watak, kita hanya mengambil satu atau beberapa cuplikan kehidupan pribadi, dalam esai
pribadi tidak. Esai pribadi lebih mirip autobiografi, namun ditulis dengan kaidah kebahasaan
esai.
2. Deskripsi teks: bagian isi teks tanggapan kritis, memuat informasi tentang data-data dan p
endapat-pendapat yang mendukung pernyataan atau melemahkan pernyataan.
3. Penegasan ulang: bagian terakhir teks, berisi penegasan ulang mengenai suatu yang sud
ah dilakukan atau diputuskan.
Struktur Esai
1. Pendahuluan: struktur awal pembangun kerangka dari esai. Pendahuluan biasanya akan
mengungkapkan secara sekilas topik atau tema yang akan diangkat pada keseluruhan esai.
2. Bagian isi: Bagian ini merupakan bagian inti dari struktur pembangun esai. Pada bagian in
i, topik atau tema yang telah dipilih sebelumnya akan dibahas dan dijelaskan secara lebih ter
perinci dan mendetail.
3. Penutup atau kesimpulan: Seperti namanya, bagian penutup merupakan bagian terakhir d
alam menyusun sebuah esai.
3. Kata Rujukan: sesuatu yang digunakan oleh penulis untuk memperkuat pernyataan denga
n tegas. Dikenal juga dengan sebutan referensi.
4. Pilihan Kata: pemilihan kata yang sesuai dalam penggunaan sekaligus pembuatan teks ta
nggapan kritis.
Kaidah Esai
1. Baku
Struktur yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa indonesia baku, baik mengenai struk
tur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan penulisan sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
2. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa indonesia ragam ilmiah dapat diterima aka
l.
3. Ringkas
Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaia
n kata seperlunya, tidak berlebihan, tetapi isinya bernas.
4. Runtun
Ide diungkapkan secara teratur sesuai urutan dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun
dalam paragraf.
5. Denotatif
Kata yang diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai kebutuhan, pemakaian kata seperlun
ya, tidak berlebihan, tetapi isinya bernas.
Dari segi kebahasaan, kritik sastra dan esai dapat dilihat dari hal berikut:
1. Pernyataan Persuasif
Pernyataan persuasif pada teks berbentuk kritik sastra dan esai, kalimat yang digunakan tid
ak secara jelas mencirikan kalimat persuasif secara umum. Pernyataan yang disampaikan p
enulis, mengulas hal dengan data atau kalimat yang logis bertujuan agar menggugah pemiki
ran pembaca sehingga akhirnya pembaca setuju dengan ide yang disampaikan penulis.
2. Pernyataan Fakta
Dalam kritik dan esai, pendapat penulis disajikan berdasarkan interpretasi ataupun penafsira
n dari sudut pandang tertentu dengan disertai fakta-fakta pendukung. Kehadiran fakta berfu
ngsi sebagai sarana untuk memperjelas pendapat.
3. Pernyataan Menilai
Pernyataan yang bersifat menilai atau mengomentari sangat diperlukan untuk mengetahui k
urang dan lebihnya suatu karya, yang nantinya akan menjadi bahan evaluasi bagi penulis.
4. Istilah Teknis
Istilah teknis merupakan kosakata yang berkaitan pada bidang ilmu pengetahuan tertentu. H
al ini terkadang perlu dilakukan agar penulis dan pembaca dapat sepaham pada suatu pemb
ahasan tertentu yang perlu dijelaskan secara detail.
3. Memberikan penilaian secara subjektif , ilmiah dan terstruktur terhadap suatu karya
4. Bertujuan akademis Kegiatan kritik ini dilakukan oleh mahasiswa untuk memperoleh gelar
akademis.
5. Bertujuan komersial, motivasi seorang kritikus untuk mendapat bayaran atas kegiatan kriti
k,seperti menulis pada kolom surat kabar.
2. Kegiatan yang dapat mendorong penciptaan suatu karya. Semakin banyak orang yang m
engadakan kritik, maka akan mendorong orang lain untuk membuat karya yang bermanfaat
dan bernilai tinggi.
3. Sebagai apresiasi suatu karya seorang pengarang akan merasa dihargai jika karya terseb
ut diapresiasi salah satunya melalui kegiatan kritik.
Fungsi esai
1. Berbagi dan membuka pengalaman, ide dan opini kepada orang lain.
2. Mengembangkan gagasan-gagasan baru dari sudut pandang yang berbeda.
3. Sebagai jembatan antara pendapat satu dengan pendapat lain yang terjadi di masyar
akat.
4. Sebagai bahan pertimbangan oleh semua pihak dalam mengeluarkan berbagai pend
apat.
5. Sebagai penyeimbang perbedaan pendapat agar tidak saling berbenturan.
6. Sebagai solusi baru yang mungkin dapat direalisasikan pada bidangnya.
7. Sebagai alat ukur bagi diri sendiri tentang sejauh mana kemampuan menulisnya.
B. Membuat tafsiran-tafsiran
Setelah menjelajahi isi dari karya tersebut maka seorang kritikus hendaknya membuat tafsir
an-tafsiran kemudian dipadukan dengan pengalaman membaca, mengamati, dan menikmati
karya yang lain. Dengan kata lain kritikus akan membandingkan karya yang satu dengan ya
ng lainnya. Disitu akan muncul penilaian
E. Membuka dirinya terhadap nilai baru yang muncul dalam karya tersebut.Hal ini tentu s
angat bergantung pada keterbukaan dan kepekaan jiwa yang bersangkutan dan da
ya mampu karya itu memberikan nilai baru
● Pada kritik penilaian terhadap karya dilakukan secara objektif disertai data dan alasa
n yang logis. Sedangkan, Esai kajiannya dilakukan secara subjektif, menurut pendap
at pribadi penulis esai.
● Kritik dalam memberikan penilaian sering kali menggunakan kajian teori yang sudah
mapan. Sedangkan pada esai jarang atau hampir tidak pernah mencantumkan kajian
teori.
● Kritik pembahasannya terhadap karya secara utuh dan menyeluruh. Sedangkan pad
a esai objek atau fenomena yang dikaji tidak dibahas menyeluruh, tetapi hanya pada
hal yang menarik menurut pandangan penulisnya. Meskipun demikian, pembahasan
nya dilakukan secara utuh.
● Pada subjek ulasannya kritik hanya terbatas ngomongin tentang karya sastra berupa
drama, puisi, dan prosa (cerpen, novel). Sedangkan Esai Cakupan masalahnya lebih
luas. Esai ngomongin masalah apa aja, termasuk sastra. Esai juga bisa ngebahas m
asalah sosial, politik, dan budaya.
CONTOH KRITIK DAN ESAI
Contoh Kritik:
Mimpi adalah bagian kehidupan. Tanpa mimpi kita akan kurang bersemangat untuk
menjalani kehidupan. Novel Sang Pemimpi adalah sebuah novel kedua karya Andrea Hirata
yang merupakan bagian tetralogi Laskar Pelangi.
Sang Pemimpi adalah judul yang tepat untuk novel ini karena memang kisah yang disajikan
membuat pembaca yakin akan kekuatan mimpi. Tentunya, dengan cinta, pengorbanan, dan
rahmat Tuhan, kita akan dapat mewujudkan mimpi yang kita miliki.
Tiga tokohnya, Arai, Ikal, dan Jimbron, yang digambarkan sebagai pemimpi telah
menamatkan SMP dan akan melanjutkan ke SMA. Dari sinilah perjuangan dan mimpi
mereka dimulai.
Tidak tanggung-tanggung, Arai dan Ikal bermimpi untuk kuliah ke Perancis, sedangkan
Jimbron memutuskan untuk menetap di Belitung. Demi impian tersebut, apapun mereka
lakukan.
Impian Arai dan Ikal untuk kuliah di Prancis terwujud, Namun, ini barulah awal perjuangan
yang sesungguhnya.
Kekuatan novel ini terdapat dalam nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Pembaca
diajarkan agar menjadi orang yang senantiasa bersyukur. Walaupun di tengah kekurangan,
jangan mengeluh dan tetap berusaha serta berdoa. Selain itu, dengan kekuatan mimpi,
jangan pernah menyerah dan larut dalam kesedihan. Selain itu, penulis mengajarkan
tentang nilai-nilai untuk path pada perkataan orang tua.
Dalam novel Sang Pemimpi, juga terdapat kekurangan yang dapat menjadi masukan bagi
penulis. Pembaca dapat mengalami kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan
karena ada penggunaan bahasa daerah dan bahasa Inggris yang tidak dijelaskan di
glosarium. Sebaiknya penulis melengkapi kosakata berbahasa daerah dan asing pada
glosarium sehingga pembaca tidak bingung dengan istilah-istilah tersebut. Hal yang
digambarkan lewat kata-kata dari kutipan. "Lalu kami beralih menjadi part time office boy di
kompleks kantor pemerintah. (hal. 69)
Contoh Esai :
CANDU. Sebuah kata yang tepat untuk menggambarkan keterikatan masyarakat kita pada
media sosial. Semua kalangan seakan "terjerat" dalam rutinitas yang sama setiap harinya.
Terlebih lagi kaum remaja. Remaja larut dalam aktivitas yang satu ini hampir sepanjang hari.
Tentunya ada keasikan tersendiri sehingga remaja betah berlama-lama dalam
menggunakannya. Salah satunya, sebagai wadah menuangkan berekspresinya.
Walaupun demikian, kita tidak menampik bahwa media sosial pun memiliki dampak positif,
di antaranya untuk menjaga silaturahmi dengan keluarga ataupun saudara yang jauh jarak
tempat tinggalnya, mendapatkan ilmu pengetahuan baru, sebagai sumber penyebaran
informasi, memperluas jaringan pertemanan, dan sebagai media media promosi bisnis.
Penggunaan teknologi modern tentunya tidak lepas dari pengaruh positif dan negatif. Tentu
saja hal ini bergantung dari penggunanya, Remaja diharapkan dapat membatasi diri sendiri
serta control dari orang tua sangat diperlukan.
A. Kesimpulan
Kritik pada pada dasarnya merupakan sebuah penilaian, penikmatan, dan penghayatan terh
adap sebuah karya. Dalam melakukan kritik hendaknya seorang kritikus mengetahui wawas
an yang luas, serta mengetahui kriteria dari sebuah karya yang dapat dikatakan baik maupu
n karya yang dikatakan kurang baik. Pada dasarnya karya merupakan
sebuah hasil dari kreatifitas manusia. Oleh sebab itu kritik biasanya bersifat pandangan pers
onal.
Dalam membuat kritik diharapkan kritikus dapat mencapai tujuan-tujuan dari kritik yang dibu
atnya. Kebebasan yang dilakukan dalam mengkritik dapat berupa menunjukkan kelebihan te
rdapat pada karya tersebut. Oleh sebab itu seorang kritik hendaknya berhati- hati dalam me
nilai hasil karya orang lain.