Kritik Sastra
1. Pengertian Kritik Sastra
Istilah “kritik” (sastra) berasal dari bahasa Yunani yaitu “Krites” yang berarti hakim.
Krites sendiri berasal dari “Krinein” yang berarti menghakimi. Kriterion yang berarti “dasar
penghakiman” dan kritikos yang berarti hakim kesusastraan ( Wallek, 1978 : 21). Kritik sastra
merupakan studi sastra yang langsung berhadapan dengan karya sastra, secara langsung
membicarakan karya sastra dengan penekanan pada penilaian ( Wallek, 1978 : 35 ). Hal ini
sesuai dengan pengertian kritik sastra modern juga, seperti dikemukakan oleh H. B. Jassin (1959
: 44-45), yaitu kritik sastra merupakan pertimbangan baik buruk karya sastra, penerangan dan
penghakiman karya sastra.
2. Fungsi Kritik Sastra
Membina dan mengembangkan sastra. Melalui kritik sastra, kritikus berusaha
menunjukkan struktutr sebuah karya sastra, memberikan penilaian, menunjukkan
kekuatan dan kelemahannya, serta memberikan alternatif untuk pengembangan
karya sastra tersebut.
Pembinaan apresiasi sastra. Para kritikus berusaha membantu para peminat karya
sastra memahami sebuah karya sastra. Kritikus berusaha mengungkap daerah-daerah
yang lemah yang terdapat dalam karya sastra. Analisis struktur sastra, kmentar dan
interprestasi, menjelaskan unsur-unsurnya,serta menunjukan unsur-unsur yang
tersirat dan tersurat, akan dapat menuingkatkan apresiasi sastra.
Menunjang dan mengembangkan ilmu sastra. Kritik sastra merupakan wadah
analisis karya sastra, analisis struktur cerita, gaya bahasa, dan teknik penceritaan.
Hal ini merupakan sumbangan pula untuk para ahli sastra dalam mengembangkan
teri sastra. Para pengarang pun dapat belajar melalui kritik sastra dalam memperluas
pandangannya, sehingga ciptaannya lebih berkembang. Untuk membuat kritik dan
esai terhadap karya sastra, penulis dapat menggunakan dua pendekatan yakni dengan
pendekatan deduktif dan pendekatan induktif.
3. Ciri-Ciri Kritik Sastra
bersifat menanggapi/mengomentari karya orang lain
menunjukkan kelebihan dan kekurangan
memberi saran perbaikan
bertujuan menjembatani pemahaman pembaca/apresiator/apresian dengan
karya sastra bersangkutan
4. Aspek-Aspek Kritik Sastra
Aspek-aspek pokok kritik sastra menurut Hill (1966 : 6) yaitu analisis, interpretasi dan
evaluasi.
Analisis
Analisis merupakan penguraian terhadap unsure-unsur yang membangun karya sastra.
Interpretatif
Interpretasi adalah penafsiran karya sastra, dalam arti luas adalah penafsiran kepada
semua aspek karya saatra.
Evaluasi
1) Berdasarkan Metode
a. Kritik Induktif
Kritik sastra yang menguraikan unsur-unsur karya sastra berdasarkan fenomena-
fenomena yang ada secara objektif.
b. Kritik Impresionistik
Kritik sastra yang berusaha dengan kata-kata menggambarkan sifat-sifat yang terasa
dalam bagian –bagian khusus.
c. Kritik Judisial
d. Kritik sastra yang berusaha menganalisis dan menerangkan efek-efek karya sastra
berdasarkan pokok , organisasi tekhnik dan gaya.
2) Berdasarkan Bentuk
a. Kritik sastra teoritis, prinsip-prinsip kritik sastra sebagai dasar pengkritikan karya sastra.
b. Kritik sastra praktis, penerapan kritik sastra pada karya sastra.
3) Berdasarkan Orientasinya
a. Kritik MImetik
b. Kritik Pragmatik
c. Kritik Ekspresif
d. Kritik objektif
B. Esai
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut
pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais. Esai sebagai satu bentuk karangan
dapat bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan bahasa percakapan, dengan
bentuk sapaan “saya” dan seolah-olah ia berbicara langsung dengan pembacanya. Adapun esai
yang formal pendekatannya serius. Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan.
Esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang
subyek tertentu. Sebuah esai dasar dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan yang berisi latar
belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek; tubuh
esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek; dan terakhir adalah konklusi yang
memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai,
atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek.
Tipe-tipe Esai
1. Esai deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik
perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.
2. Esai tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi
khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan
isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat
kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis.
3. Esai cukilan watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari
kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat
mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak menuliskan biografi.
Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut.
4. Esai pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh
pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan “Saya adalah saya. Saya akan
menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup”. Ia membuka tabir tentang
dirinya sendiri.
5. Esai reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan dengan
dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya
kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan.
6. Esai kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan,
tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan
seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran
pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra
disebut kritik sastra.
Ciri-ciri Esai
1. Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan
ungkapan figuratif.
2. Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
3. Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas,
yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
4. Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek
yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan kepada para pembaca.
5. Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki
kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke
pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang logis. Penulis harus mengemukakan
argumennya dan tidak membiarkan pembaca tergantung di awang-awang.
6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai dengan jenis karya sastra
yang lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri
tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan dugaannya kepada pembaca.
Panduan Dasar Menulis Esai
Untuk membuat sebuah esai yang berkualitas, diperlukan kemampuan dasar menulis dan latihan yang
terus menerus. Berikut ini panduan dasar dalam menulis sebuah esai.
Struktur Sebuah Esai. Pada dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima paragraf:
Paragraf Pertama. Dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan, berikut
esainya. Esai ini harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat mungkin pada kalimat
pertama. Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang mengembangkan esai
tersebut dalam beberapa sub topik.
Paragraf Kedua sampai kelima.Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang memiliki struktur
yang sama. Kalimat pendukung esai dan argumen-argumennya dituliskan sebagai analisa dengan melihat
relevansi dan relasinya dengan masing-masing sub topik.
Paragraf Kelima (terakhir). Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali esai dan
sub topik yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah sinesai untuk
meyakinkan pembaca
Sebelum menulis sebuah essay, tentukan terlebih dahulu essay apa yang ingin Anda tulis. Sebuah
tema yang bagus akan mempengaruhi isi keseluruhan essay tersebut. Oleh karena itu, pilihlah
tema yang sedang hangat – hangatnya terjadi, sehingga para pembaca mau meluangkan
waktunya untuk membaca essay yang akan Anda tulis.
2. Lakukan research
Setelah mendapatkan tema, lakukanlah research melaui buku atau internet tentang tema tersebut.
Hal ini dilakukan untuk mendukung argument – argument yang ingin Anda tulis di dalam essay,
sehingga pendapat Anda akan semakin kuat. Jika essay Anda didukung dengan data seperti,
fakta, contoh, teori, dan lain – lain, maka esaay tersebut akan menjadi bagus. Sebaliknya, jika
essay Anda tidak memiliki data – data pendukung, tulisan Anda ini akan dianggap omong
kosong dan orang – orang tidak akan percaya dengan essay yang Anda buat.
3. Membuat outline
Membuat kerangka atau outline sangat berguna ketika membuat sebuah karya tulis. Hal ini
dilakukan untuk menyususn ide – ide yang ingin diungkapkan. Selain itu, dengan outline, tulisan
Anda tidak akan keluar dari ide atau tema, sehingga essay Anda akan koherence dan logis.
Essay yang baik adalah essay yang menggunakan bahasa yang baik, karena essay adalah karya
tulis formal. Oleh karena itu gunakanlah bahasa – bahasa yang formal. Disamping itu, Anda juga
perlu mempertimbangkan siapa calon pembaca essay. Jika calon pembaca essay Anda adalah
para intelektual, gunakanlah bahasa intelektual pula. Sebaliknya, jika calon pembaca adalah
masyarakat umum, gunakanlah bahasa umum, tetapi tetap menggunakan bahasa formal. Hal ini
dilakukan untuk membuat essay Anda selain bagus secara struktur, juga baik secara konteks,
karena mudah dipahami.
5. Kerjakan
Setelah hal – hal di atas telah selesai dilakukan, mulailah menulis. Dalam menulis essay ada tiga
hal yang harus diperhatikan, yaitu :
Introduction
Introduction adalah bagian awal essay, Bagian ini mengungkapkan hal yang akan dibahas di
dalam sebuah essay. Selain itu, di dalam introduction juga terdapat statement Anda tentang suatu
pemasalahan yang akan dibahas, tulislah statement tersebut dengan bahasa yang bisa
menimbulkan pertanyaan dan keingintahuan dari pembaca untuk mencari tahu alasan – alasan
tentang statement tersebut.
Isi
Bagian selanjunya adalah isi. Bagian ini mengandung garis besar keseluruhan isi essay. Tulislah
dengan mengacu pada point – point pada outline yang telah dibuat. Kembangkanlah point – point
tersebut dan jangan lupa untuk memberikan pendukung berupa data agar opini Anda tidak lemah.
Penutup
Bagian selanjutnya adalah penutup. Bagian ini berupa konklusi atau kesimpulan dari essay.
Tulislah kembali point – point pada bagian isi dengan bahasa lain dan dalam satu kalimat.
Sebuah kesimpulan harus mewakili isi essay tersebut dan janganlah memunculkan ide atau topik
baru pada bagain penutup.
6. Judul
Judul juga penting dalam membuat essay. Judul yang baik adalah judul yang bisa memikat
perhatian orang lain, sehingga mereka tertarik untuk membacanya.
Soal
2. Siapa yang tidak ingin bekerja? Orang tua membiayai anaknya sekolah sampai tingkat tinggi,
bahkan kalau mampu, hingga bertitel profesor doktor. Tujuannya agar dapat bekerja dan mencari
nafkah. Akan tetapi, jika si anak sekolahnya gagal, orang tua pasti marah dan kecewa. Bukankah
orang tua rela membiayai pendidikan agar anaknya hidup bahagia?
Hal yang diungkapkan dalam kutipan esai tersebut adalah....
a. Para orang tua menginginkan anak mereka bersekolah agar mudah mendapat pekerjaan.
b. Orang tua pasti marah dan kecewa jika anaknya gagal sekolah.
c. Setiap orang tua pasti ingin anaknya bersekolah dan bertitel.
d. Orang tua rela membiayai pendidikan anaknya agar mencapai gelar yang tinggi.
e. Salah satu upaya untuk mencapai kebahagiaan dengan bersekolah dan bekerja.
4. Pemerintah akan menunggu turunnya harga minyak mentah dunia sampai Maret 2009.
Keputusan menunggu ini dilakukan sebelum memutuskan harga premium dan solar yang dilepas
sesuai harga pasar. Jika harga minyak pada saatnya tetap rendah, pemerintah segera melepas
harga premium dan solar.
Kritikan terhadap isi paragraf tersebut adalah ...
A. Pemerintah hendaknya menunggu bulan Maret
B. Pemerintah hendaknya segera melepas harga
C. Pemerintah hendaknya tidak melepas premium dan solar.
D. Pemerintah hendaknya tidak terlalu lama dalam mengambil keputusan.
E. Pemerintah hendaknya segera menurunkan harga
5. Pemerintah ingin tetap konsekuen menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Bila harga
BBM di tingkat internasional menurun, pemerintah baru akan mengambil kebijakan menurunkan
harga BBM bersubsidi di dalam negeri sesuai tingkat yang wajar. Langkah ini ditempuh untuk
meringankan beban masyarakat.
Kritik terhadap isi paragraf tersebut adalah ...
a. Sudah kewajiban pemerintah untuk menurunkan harga.
b. Pemerintah harus konsekuen menurunkan harga.
c. Pemerintah tak perlu menunggu untuk menurunkan harga
d. Sudah sewajarnya pemerintah menurunkan harga
e. Pemerintah harus cepat mengambil tindakan