Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MENILAI KARYA SASTRA MELALUI TEKS KRITIK

SASTRA DAN ESAI

Disusun Oleh:
Nama Kelompok: Kelompok 3
1. Abyan Mumtaz Ziyaadatullah
2. Anisa Fauziah Elkautsar
3. Muhammad Zacky Zaidan
4. Nabila Putri Pertiwi
5. Naula Ajri Hauna
Kelas: XII MIPA 3

SMA NEGERI 3 DEPOK


2023
A. PENGERTIAN TEKS KRITIK DAN ESAI
Dalam pengertian sehari-hari kata kritik diartikan sebagai pennilaian terhadap
suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Secara etimologis, kritik berasal dari kata
“krites” (bahasa Yunani) yang berarti “hakim”. Kata kerjanya adalah “krinein”
(menghakimi). Kata tersebut juga merupakan pangkal dari kata benda “criterion” (dasar
penghakiman). Dari kata tersebut muncul “kritikos” untuk menyebut hakim karya sastra
(dalam buku kritik sastra feminis oleh Wellek,1978; Pradopo, 1997).
Berdasarkan KBBI, kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang
disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat,dan
sebagainya. Kritik tidak hanya mencari kesalahan atau cacat suatu karya,tetapi juga
menampilkan kelebihan atau keunggulan karya itu seperti adanya (Curtis, dkk., 1996:
284). Sedangkan kritik sastra adalah analisis terhadap suatu karya sastra untuk mengamati
atau menilai baik dan buruknya suatu karya secara objektif. Lebih luasnya, Widyamartaya
dan Sudiati berpendapat bahwa kritik sastra adalah pengamatan yang teliti, perbandingan
yang tepat, dan pertimbangan yang adil terhadap baik dan buruknya kualitas, nilai, serta
kebenaran suatu karya sastra.
Esai adalah jenis tulisan prosa yang menguraikan masalah dalam bidang
kesusastraan, kesenian, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan filsafat berdasarkan
pengamatan, pengupasan, penafsiran dengan mengemukakan gagasan dan wawasan
pengarangnya sendiri. Dalam esai pengarang melontarkan suatu sudut pandangan
tertentu, sikap pribadi membawakan penemuannya sendiri dan mendekati bahan subjek
dengan sistematika urian yang teratur. Esai merupakan ungkapan pribadi penulis terhadap
suatu fakta (Sutopo, 2011).

B. CIRI-CIRI TEKS KRITIK DAN ESAI


1. Ciri-ciri teks kritik
a. Memberikan tanggapan terhadap objek kajian (hasil karya sastra).
b. Memberikan pertimbangan baik dan buruk sebuah karya sastra.
c. Bersifat objektif.
d. Memberikan solusi atau kritik konstruktif.
e. Tidak menduga-duga.
f. Memaparkan penilaian pribadi tanpa memuat ide-ide.

2. Ciri-ciri teks esai


a. Merupakan prosa. Artinya dalam bentuk komunikasi tertulis berisi gagasan.
b. Singkat, yaitu dapat dibaca dengan santai dalam waktu yang relatif singkat.
c. Memiliki ciri khas. Seorang penulis esai yang baik memiliki karakter tulisan
khas yang membedakannya dengan tulisan orang lain.
d. Selalu tidak utuh. Artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan
menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis
e. Bersifat subjektif.
C.STRUKTUR TEKS KRITIK SASTRA DAN ESAI
Dalam penulisan kritik sastra maupun esai, ada beberapa struktur atau sistematika
yang harus dipenuhi. Ada 3 hal penting dalam struktur kritik dan esai, yakni pernyataan
pendapat, argumentasi, dan penegasan ulang atau reiterasi. Pembahasan secara detailnya
antara lain:
1. Pernyataan Pendapat
Dalam esai, pendapat atau tesis menyajikan pandangan penulis terhadap objek
atau fenomena yang disoroti.
2. Argumentasi
Argumen atau pendapat yang disajikan berupa alasan yang logis serta bersifat
subjektif. Penegasan Ulang
3. Reiterasi
Penegasan ulang dalam esai, juga berupa ringkasan atau pengulangan kembali hal
yang sudah disampaikan dan menjadi penegasan dari bagian argumentasi.

D.JENIS-JENIS KRITIK SASTRA


1. Kritik Sastra Berdasarkan Bentuk Berdasarkan Bentuknya,
a. Kritik teoritik adalah jenis kritik sastra yang berusaha menetapkan istilah-
istilah dan kategori-kategori yang akan digunakan dalam menganalisis dan
menafsirkan karya sastra. Artinya kritik teoritik belum berbicara tentang
suatu karya sastra yang konkret.
b. Kritik praktikal adalah kritik terhadap suatu karya sastra yang sudah
konkret menggunakan konsep-konsep yang ditetapkan dalam kritik teoritik
sebelumnya.

2. Kritik Sastra Berdasarkan Pelaksanaan Berdasarkan Pelaksanaannya


a. Kritik judisial adalah kritik terhadap suatu karya dengan membandingkan
karya tersebut dengan karya lain yang secara konvensional dianggap
sebagai standar umum kehebatan dan keindahan sastra.
b. Kritik impresionistik adalah kritik yang mengungkapkan kesan-kesan dari
kritikus terhadap sebuah karya sastra tertentu dan memaparkan tafsiran
mereka.
c. Kritik induktif adalah analisis sebuah karya sastra berdasarkan fenomena
yang terjadi dalam karya tersebut secara objektif, baik dari segi isi, ide,
maupun segi kebahasaan melalui teori sastra.
3. Kritik Sastra Berdasarkan Orientasi
a. Kritik mimetik merupakan kritik yang berfokus kepada hubungan karya
sastra dengan realita atau kenyataan.
b. Kritik pragmatik adalah kritik yang berfokus pada tanggapan pembaca dan
dampak karya sastra tersebut kepada pembaca.
c. Kritik ekspresif adalah kritik yang berfokus kepada pengarang/penyair
yang mengekspresikan perasaannya terhadap karya tersebut dikaitkan
dengan latar belakang dari pengarang itu sendiri.
d. Kritik objektif adalah kritik yang berfokus pada karya itu sendiri atau
analisis secara unsur intrinsik.

E. JENIS-JENIS TEKS ESAI


1. Esai deskriptif.
Esai jenis ini dapat menuliskan objek atau subjek apa saja yang dapat menarik
pehatian pengarang. Esai ini bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, pantai, dan
sebagainya.

2. Esai tajuk.
Esai jenis ini dapat dilihat di surat kabar atau majalah. Esai ini memiliki fungsi
menyatakan pandangan dan sikap surat kabar atau majalah tersebut terhadap isu
tertentu. Dengan esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Esai
semacam ini tidak perlu mencantumkan nama penulis.

3. Esai cukilan.
Watak esai ini memperbolehkan penulis membeberkan beberapa segi dari
kehidupan individual seseorang kepada pembaca.

4. Esai pribadi.
Esai ini hampir sama dengan esai cukilan. Akan tetapi, esai pribadi ditulis oleh
pribadi tersebut tentang dirinya sendiri.

5. Esai reflektif.
Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada baca serius. Penulis
mengungkapkan secara mendalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati tentang topik
yang penting berhubungan dengan hidup. Misalnya, kematian, politik, pendidikan
dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada cendekiawan.

6. Esai kritik.
Dalam esai ini penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni; misalnya
lukisan, tarian, pahat, patung, teater, dan kesusastraan. Esai ini membangkitkan
kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik
yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.
F. PRINSIP-PRINSIP PENULISAN KRITIK
1. Penulis harus secara terbuka mengemukakan dari sisi mana ia menilai
karya      sastra tersebut.
2. Penulis harus objektif dalam menilai.
3. Penulis harus menyertakan bukti dari teks yang dikritiknya.

G. CARA PENULISAN TEKS KRITIK DAN ESAI


1. Cara Penulisan Teks Kritik
a. Menentukan tema atau topic yang akan ditulis atau dikritik.
b. Mengumpulkan bahan-bahan referensi pendukung.
c. Mengidentifikasi unsur-unsur yang mendukung dan kontra.
d. Memilih unsur-unsur yang dapat mendukung tema.
e. Memulai untuk menulis kritik.
f. Membaca dan melakukan pengeditan ulang untuk revisi.
g. Mengirimkan ke media massa cetak

2. Cara Penulisan Esai


a. Menentukan tema yang menarik.
b.  Melakukan research (penelitian) untuk pengumpulan bahan.
c. Membuat outline ( garis besar).
d. Memberikan judul dalam esai tersebut. 
e.  Memulai untuk menulis esai.
f. Memperhatikan pemilihan kata.

H. MENYUSUN KRITIK SASTRA


Andrea Hirata merupakan sastrawan terkenal di Indonesia yang menghasilkan
karya-karya yang menarik dan menggugah bagi pembaca. Salah satu karyanya yang
terkenal adalah Laskar Pelangi. Dalam kutipan tersebut, penulis mampu menggambarkan
tokoh dan suasana dengan sangat baik. Rangkaian peristiwa dalam kutipan tersebut
dibangun secara apik, sehingga pembaca dapat merasakan langsung kejadian yang
dialami oleh para tokoh. Didukung juga oleh penggunaan bahasa yang digunakan sangat
awam sehingga kutipan novel ini mampu dinikmati oleh siapa saja.
Walaupun begitu, hal tersebut juga membuat rangkaian alur ini menjadi terasa
lambat dan sedikit membosankan. Hal ini, akan menjadi masalah bagi pembaca yang
tidak biasa membaca kalimat panjang. Di sisi lain, penggunaan bahasa daerah pada
kutipan novel tersebut juga membuat beberapa kalimat sulit  dipahami maknanya
I. MENYUSUN PERNYATAAN ESAI TERHADAP OBJEK ATAU
PERISTIWA
Esai Kutipan Novel "Bab I: Sepuluh Murid Baru"

Andrea Hirata merupakan penulis yang mengawali karir sejak tahun 2005. Novel
pertama yang Ia tulis adalah novel berjudul Laskar Pelangi. Novel tersebut berhasil
dirilis pada tahun 2015 oleh Penerbit Bentang Pustaka. Laskar Pelangi merupakan novel
yang terinspirasi dari kisah nyata kehidupan Andrea Hirata selaku penulis yang mana saat
itu dirinya bertempat tinggal di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur.
Sehingga mudah bagi penulis untuk menggambarkan situasi dan suasana dalam cerita di
novel Laskar Pelangi secara apik.
Novel Laskar Pelangi seakan memiliki daya pikat tersendiri karena isi ceritanya
sangat menginspirasi dan memotivasi pembaca. Dalam novel ini banyak memuat pesan
positif, di antaranya ketekunan, ketabahan, sikap pantang menyerah, keberanian untuk
bermimpi dan memperjuangkannya, serta yang lainnya. Ceritanya dikemas rapi dan apik,
maka tak heran mengapa novel ini menjadi Best Seller karena jatuh hati pada sinopsisnya.
Potongan dari sinopsisnya antara lain, yaitu "...Tak peduli seberat apa pun kondisi
sekolah itu, sepuluh anak dari keluarga miskin itu tetap bergeming. Di dada mereka, telah
menggumpal tekad untuk maju.”
Pada kutipan novel Laskar Pelangi, yaitu Bab 1: Sepuluh Murid Baru, penulis
terlihat menggunakan sudut pandang orang pertama. Kutipan tersebut menceritakan
betapa memprihatinkannya suasana sekolah dasar di desa tersebut. Mereka bahkan harus
menunggu kepastian apakah akan melanjutkan sekolah atau pulang dan diserahkan ke
pasar oleh orang tua nya. Hal tersebut sangat memprihatinkan mengingat semangat
belajar mereka begitu tinggi, namun harus terhalang oleh keadaan. 
Penulis membawakan alur maju. Alur cerita yang disajikan berupa alur maju.
Rangkaian peristiwa ditampilkan secara runtut mulai dari dibukanya pendaftaran murid
sekaligus hari pertama masuk sekolah hingga genap sepuluh orang terdaftar disekolah
tersebut. Namun, rangkaian peristiwa yang disajikan terasa lambat dan bertele-tele karena
ada beberapa kalimat yang terasa seperti diulang-ulang. 
Pembaca akan disajikan gambaran suasana yang terasa sangat nyata. Kata-kata
yang digunakan sangatlah apik, sehingga pembaca seolah turut merasakan kecemasan dan
rasa lega yang dirasakan oleh para tokoh. Dari mulai kekhawatiran orang tua, anak,
hingga pihak sekolah. 
Dalam kutipan tersebut mungkin pembaca akan jatuh cinta dengan karakter sosok
Aku. Ia merupakan tokoh yang sangat dominan dan membuat cerita lebih hidup.
Sosoknya sangat dewasa dan pengertian di usia yang masih sangat belia. Ia pun tidak
hanya melihat pada satu tokoh lain saja, tetapi juga terhadap semua tokoh. Sehingga
secara tidak langsung kita dapat mengenal sedikit demi sedikit karakter dari tokoh lain.
Pada awal hingga ke bagian tengah kutipan hanya membahas bagaimana
khawatirnya para tokoh. Namun, memasuki akhir kutipan tersaji kisah yang cukup
kompleks. Seseorang datang dan menyelamatkan SD Muhammadiyah. Kedatangannya
seakan pahlawan yang membawa kebahagiaan bagi tokoh lainnya. Harun, anak
berkebutuhan khusus yang sangat berharap dapat diterima untuk bersekolah di SD
Muhammadiyah dan dengan penuh sukacita diterima dengan baik di sana.
Pada Bab: 1 Sepuluh Murid Baru memang pada awalnya akan terasa
membosankan. Namun, bagian tersebut sangatlah bermakna bagi segala kalangan.
Sebagai pembuka, bagian tersebut dapat menjadi kesimpulan bahwa novel Laskar
Pelangi dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, baik muda maupun dewasa, mengingat
terdapat nilai moral yang sangat penting dalam kutipan tersebut. Novel Laskar Pelangi
merupakan awal karir yang sangat bagus bagi Andrea Hirata. Gaya penulisan yang
sederhana dan terasa sangat nyata menjadi ciri khas Andrea Hirata. 

J. MENULIS REFLEKSI TENTANG NILAI-NILAI DARI BUKU


PENGAYAAN (NONFIKSI)
No Nilai yang Terkandung dalam Bukti Kalimat dan Penjelasan
. Naskah Drama
1 Nilai Sosial Ekonomi Bukti : Hal itulah yang barangkali membuat
Chairul Tanjung tampil apa adanya, tanpa kesan
ingin memamerkan kesuksesannya.

Penjelasan : berisi tentang gaya hidup Chairul


Tanjung di dalam masyarakat dan tidak
sombong dengan hartanya.
2 Nilai Moral Bukti : Selang beberapa tahun, ia mencoba
bangkit dan melangkah lagi dengan
menggandeng dua temannya mendirikan PT
Pariarti Shindutama yang memproduksi sepatu.

Penjelasan : terdapat nilai moral yaitu jangan


pernah menyerah dan terus maju.
3 Nilai Pendidikan Bukti : Modal dalam usaha memang penting,
tetapi mendapatkan mitra kerja yang andal
adalah segalanya.

Penjelasan : dalam kalimat tersebut merupakan


kalimat yang berpendidikan karena suatu ilmu
yang dapat bermanfaat bagi manusia.
4 Nilai Ketuhanan Bukti : Memang terbilang terjal jalan yang harus
ditempuh Chairul Tanjung sebelum menjadi
orang yang sukses seperti sekarang ini.

Penjelasan : pasrah dan percaya hanya kepada


Tuhan ketika usahanya bangkrut.
K. Kesimpulan
Jadi, kritik pada pada dasarnya merupakan sebuah penilaian, penikmatan, dan
penghayatan terhadap sebuah karya. Dalam melakukan kritik hendaknya seorang
kritikus mengetahui wawasan yang luas, serta mengetahui kriteria dari sebuah karya
yang dapat dikatakan baik maupun karya yang dikatakan kurang baik. Perbedaan
antara teks kritik dan esai terletak pada objek kajian, gaya bahasa, serta dari segi
kajian teori. Teks esai tidak memerlukan research atau pengumpulan data saat akan
menyusunnya.

Dalam membuat kritik diharapkan kritikus dapat mencapai tujuan-tujuan dari


kritik yang dibuatnya. Kebebasan yang dilakukan dalam mengkritik dapat berupa
menunjukkan kelemahan sebuah karya atau dapat pula menunjukkan kelebihan yang
terdapat pada karya tersebut. Oleh sebab itu seorang kritikus hendaknya berhati-hati
dalam menilai hasil karya orang lain.

Anda mungkin juga menyukai