Anda di halaman 1dari 10

A.

Tokoh dan Karakter

 Gada (Pemimpin kelompok mahasiswa yang melakukan penelitian / protagonis)


Abyan
 Luky (Anggota kelompok mahasiswa / protagonis) Adit
 Reja (Anggota kelompok mahasiswa yang memiliki sifat ingin tahu /protagonis)
Raihan
 Tirta (Anggota kelompok mahasiswa yang pemberani / protagonis) Razqa
 Nawi (Perangkat desa yang bijak dan ramah / protagonis) Tri
 Cahyadi (Penduduk desa yang berkomplot dengan kawanan penculik / antagonis) Arif
 Dirman (Bos penculik yang bengis / antagonis) dzk
 Polisi Azrl
 Raka Tku

B. Latar
Tempat:
Pesisir pantai Desa Patos (Kain Bali, karang, semak2)
Rumah Pak Nawi (Karpet, lampu kecil, gelas aqua)
Kediaman Cahyadi/Dirman (3 x kursi, gelas, 2 x meja)

C. Waktu : Pagi, siang dan malam hari


Sosial : Penduduk di sekitar pesisir pantai Teluk Segara semakin lama semakin sedikit karena
adanya penculikan.
Sinopsis
Cerita misteri ini dimulai saat satu persatu warga pesisir pantai hilang tanpa jejak. Kepolisian
setempat sudah lama mencari mereka namun belum juga menemukan tanda-tanda pelaku
penculikan. Kejadian ini membuat banyak warga semakin ketakutan dan beberapa
diantaranya terpaksa meninggalkan tanah yang telah lama mereka diami. Misteri ini terus
bergulir sampai pada suatu hari ada kelompok mahasiswa melakukan penelitian di tempat itu.
Teks drama
Babak Prolog (Pesisir Pantai)
Cahyadi dan Dirman adalah dua penduduk dari Desa Patos yang terletak di pesisir pantai.
Tampak mereka terlihat rapi, namun mereka secara berdiam-diam melakukan kejahatan di
dalam desa mereka, seperti merampok. Namun, terjadilah hal yang tidak diinginkan oleh
mereka sesaat merampok sebuah rumah.

(Sedang menggali tanah di malam yang hujan deras)


Dirman: Bodoh sekali kau cahyadi! Sudahku bilang Pak Tono masih di rumah hari ini.
Ngapain kamu coba2 masuk ke rumahnya?
Cahyadi: Bos ga dengar, Pak Tono barusan dikunjungi oleh menantunya. Pasti ada cerita lah
sama urusan uang.
Dirman: (Tolak Cahyadi) Memang bodoh ya kamu! Lihat ini hasil kelakuanmu! Tubuhnya
Pak Tono yang mendingin di kain kafan ini! Nafsu telah membuatmu buta !
Cahyadi: Tetap sahaja aku berhasil mendapat hiasannya dia kan?
Dirman: Dengan harga hiduonya dia! Sejak kapan kamu mati rasa Cahyadi?
*Suara ayam berkokok^
Dirman: Ah sudah menjelang subuh juga! Ini tanggungjawabmu!
Cahyadi: Tenang bos, aku ada ide. Tau kan, lubang khusus toilet wisatawan? Kita buang
mayatnya ke situ aja. Terakhir aja kita dapat pengunjung wisatawan kapan?
Dirman: Memang benar kita jarang ada pengunjung, saya biarkan aja ke kamu urusan ini.
Sini saya bantu kamu bawa mayatnya.

Properti:
1. 2 x Sekop
2. 1 x Kain Batik
3. 1 x Guling
Babak I (Sore hari di pesisir pantai)
(Suara Ombak Pantai, Pasir)
Gada : Selamat siang semua.
Anggota kelompok : Siang...
Gada : Terima kasih sudah datang ke tempat ini dan silakan kepada Pak Nawi untuk
menyampaikan pesan.
Pak Nawi : Selamat datang semua mahasiswa yang akan melaksanakan penelitian di tempat
ini, Semoga semuanya betah di sini. Selama berada di sini, adik-adik mahasiswa boleh
tinggal di rumah saya sampai semua penelitian selesai. Ada pertanyaan kah darri adik-adik?
Luky: Pak saya mau nanya, ini ada apa ya lobang galian di belakang semak-semak?
Gada: Iya ya, dan tampaknya pun tidak begitu lama dibuatnya.
Reja: Coba aja ki lanjutin, siapa tau ketemu harta karun. (sambil nyengir)
*semuanya tertawa sekejap*
Pak Nawi: Haha, ada aja kamu nak. Sepertinya kalian sudah Lelah sampai berkhayalan
seperti itu.
Gada : Untuk yang ingin beristirahat silakan menuju ke kamar masing-masing,
*Semuanya tinggal panggung kecuali Pak Nawi & Gada)
Pak Nawi : Gimana Dik Gada, kapan akan dimulai penelitian?
Gada : Besok pagi Pak, kawan-kawan sudah lelah.
Pak Nawi : Daerah ini sudah semakin sepi. Rawan Dik. Hati-hati. Penculikan masih mungkin
terjadi dan kami tidak tau siapa mereka. Saya juga khawatir apa urusan dengan lubang itu.
Jangan sampai terpisah dari rombongan.
Gada : Kami mengerti Pak. Terima kasih
Properti:
1. 2 x Sekop
2. 4 x tas ransel
Babak 2 (Pagi hari keesokan harinya di pesisir pantai)
(Suara ayam dan pantai)
Luky : Wahhhhhhhhllh. Pantainya indah banget ya sayang kok sepi gini,
Reja : Kan udah pada tau ini tempat, banyak masalah dari penduduk-penduduknya jadi kita
harus terus bareng-bareng.
Tirta : Terutama si luky tu, kemana-mana harus ditemenin.
Raka: Haha bener juga tirta, dikit-dikit ngilang mulu.
Luky : Yeeee... Aku kan paling kecil, jadi wajar dong.
Gada : Udah sekarang mending kita siapin semua alatnya. Mulai dari yang bagian barat dulu
biar cepet jangan lupa langsung dicatet pengamatannya biar gak bolak balik.
Reja : Siap Ndan.
(Suara Injakan kaki, dark suspense soundtrack)
*Dua orang mengikuti mereka dari belakang*
Dirman: (Senyum sinis) Haha, kamu lihat tuh Cahyadi. Ada pengunjung mahasiswa ke desa
kita. Kira-kira kebelet ga mereka?
Cahyadi: Duh bos… Gimana nih ya aku ga nyangka mereka akan mengunjung tempat kita
Dirman: Lah, panik amat. Kan ide kamu untuk buang mayat ke lubang tinja.
Cahyadi:Iya tapi…
Dirman: Gini-gini deh, aku punya ide. Gimana kalau kamu jagain tempat tinja itu dan terror
mereka?
Cahyadi: Setiap hari bos?
Dirman: Setiap detik! Bunuh orang aja kamu ga mikir. Jagain toilet doang malah ragu.
Cahyadi: Maaf bos, aku ga akan mengecewakan
Dirman: Dah sana kamu pergi! Aku ada urusan habis ini.
Properti:
1. 4 x Papan berjalan
2. 4 x Tas Ransel
Babak 3 (Sore hari di pesisir pantai)

(Suara pantai, semak)


Luky : Duh capek ni guys... Aku kebelet pipis.
Gada : Bentar Iagi ya ini juga mau selesai. Kamu ditemenin Reja aja, laporanku kurang
sedikit.
Reja : Sini saya anter.
Luky : Iya deh..
Reja dan Luky sampai di semak-semak. Reja : Cepetan dikit napa, udah mau gelap ini.
Luky : Iya, minggir sana aku juga bisa pipis sendiri.
Reja: Oh iya udah abg ya kamu.
Kawanan penculik muncul tiba-tiba dan membekap mulut Luky kemudian menculiknya.
Reja : Luk, udah kan ya... Luk. (menoleh ke belakang) Lho kemana tu anak. Matilah aku
dicineang Gada. Um, gimana yah ini.
*waktu berlalu, Reja berjongkok sambil stress memikirkan Luky*
Gada : Lama bener pada ngapain?
Reja : Ini anuuu Luky.„ ilang,
Tirta : Emang payah ni bocah. Suruh jagain juga.
Raka: Gimana ceritanya ja? Masa beneran hilang sih?
*Gada berdiam sekejap memikirkan kondisi*
Gada : Ini pasti penculikan, kembali ke rumah Pak Nawi minta bantuan.

Properti:
1. 4 x Tas Ransel
2. 4 x Papan Jalan
Babak 4 (Malam hari di rumah Pak Nawi)
(Suara malam hari)
Gada : Bagaimana ini Pak, apa kita lapor saja ke polisi?
Nawi : Kita sudah pernah melakukan ini tapi polisi tidak bisa berbuat apa-apa,
Cahyadi : Kita tunggu besok saja, pelaporan sebelum 3 hari tidak akan didengar. Kita cari
besok pagi.
Nawi : O iya ini perkenalkan Cahyadi salah satu penduduk sini. Asli sini juga.
Cahyadi: Jenenge sopo dek?
Gada: Gada mas, kami dari universitas ingin melakukan penelitian di desa ini.
Cahyadi: Oh yowes, monggo dek. Kalau perlu apa-apa bisa tanya saya ya
Reja : (sambil berbisik) Aku kok curiga ya sama gerak gerik orang ini.
Tirta : Sama, kita ikuti aja yuk sapa tau nemu petunjuk.
Reja: Maaf Mas Cahyadi, saya boleh nanya ga?
Cahyadi: Silahkan dek ada apa?
Reja: Nanti sahaja (sambil gerak gerik)
Nawi : Malam ini semua tenang dulu, bahaya kalo malam-malam berkeliaran. Besok pagi
kita cari dengan bantuan warga sekitar.
Gada: Baik pak, silahkan yang tidak urusan boleh langsung istirahat di tempat masing-masing
Properti:
1. 1x Papan Jalan
Babak 5 (Di pesisir pantai)
(Suara pantai di malam hari)
Cahyadi: Ada urusan apa nak tiba-tiba?
Reja: Benar kah desa ini sering terjadi banyak penculikan
(Senyumnya cahyadi terganggu)
Cahyadi: Yah, kamu lihat nak sepanjang pesisir pantai. Indah kan pemandangannya? Sangat
merugikan bila hal-hal buruk terjadi di tempat ini.
Reja: Mas Cahyadi menganggap teman kita hanya menghilang sendiri?
Cahyadi: Gimana ya nak, saya selama hidup di desa ini tidak pernah mengalami suatu
kejahatan dari masyarakat sekitar. Bahkan saya pun mengenal banyak dengan penduduk-
penduduk sekitar.
Reja: Oh kalau begitu syukurlah, saya jadi merasa lebih lega dengan nasib temanku
(sunyi bentar)
Cahyadi: Udah malam ini, mau ngopi bentar ga di rumah saya?
Reja: Boleh deh pak (sambil ragu)
Properti:

Babak 5.5 (Di kediaman Cahyadi)


(Suara jam ticking)
Cahyadi: Permisi ada tamu
Reja: Assalamualaikum
*Dirman kaget melihat Cahyadi membawa mahasiswa*
Dirman: Oh.. Iya waalaikumsalam dek, silahkan duduk
Reja: Iya terimakasih mas.
*Cahyadi menyajikan teh*
Dirman: Jadi gimana dek progress penelitianmu?
Reja: Sudah selesai sih tapi duh gimana ya, tiba-tiba temanku ada yang menghilang
Dirman:Hah, menghilang ke mana?
Reja: Nah itu gatau saya.
*Suara gedoran pintu Luky*
Reja: Itu suara apaan?
Cahyadi: Biasa, ayam kalau malam2 gini rusuh karena anu (sambil membawa kopi)
Cahyadi: Silahkan minum ja
Reja: Kayaknya aku pulang dulu dah, Pak Nawi memerintah untuk pulang sebelum jam 11
Properti:
1. 1 x Tatakan
2. 3 x Gelas teh dan sendok
3. 1 x rokok
4. 1 x asbak
Babak 6 (Pagi hari di Rumah Pak Nawi)
(Suara ayam berkokok)
Gada: Kamu ke mana aja semalam?
Reja : Aku sempat ketemu kediaman Mas Cahyadi, beneran ada sesuatu yang ga benar
Gada : Apa yang kamu lihat?
Reja : Saat kami mengobrol, tiba-tiba saya mendengar suara Luky di ruangan terkunci
Gada : Yang benar kamu, ada bukti apa aja selain itu?
Reja : Bener, itu Luky. Terus dia gedor2an dinding.
Gada: Aku agak ragu sama pernyataanmu, tetapi memang sih Mas Cahyadi terlihat aneh
sejak kita bertemu dengan dia.
Reja: Peercayalah sama aku. Ngapain aku berbohong terkait kehilangan teman kita?
(diam sejenak)
Gada : Baiklah, ayo kabarkakn Pak Nawi segera hubungi polisi.
*pak nawi masuk*
(Suara pintu)
Pak Nawi: Ada gerangan apa ini pagi-pagi?
(Ruangan itu terdiam. Setelah sekian detik, Reja berani mengungkapkan kenyataan ke Pak
Nawi)
Reja: Pak, kami tadi melihat Cahyadi menjebal Luky di kediamannya.
Pak Nawi: Hah, apakah benar kata Reja?
Gada: Iya pak, kami semua menyaksikan Luky terjebak di dekat rumahnya
Pak Nawi: Cahyadi menculik dia? Saya tidak percaya sama ini.
Gada: Sudah pak, sebaiknya kita menghubungi polisi segera.
Tirta: Benar kata Gada, sekarang kita merencanakan dulu cara menangkap Cahyadi
Pak Nawi: Ya sudah nak, akan saya coba menghubungi polisi dulu.
Properti:
1 x HP

Babak 7 (Dini hari di depan kediaman Cahyadi)


(Suara malam, ketokan pintu)
Polisi: Bagaimana situasinya pak?
Pak Nawi: Kata anak-anak lokasi Luky terdapat dalam kediaman ini.
Polisi: Baik, biarkan saya mengurusi situasi selanjutnya
Gada: (Mengetok pintu) Permisi bang, minta izin ke kamar mandi sebentar. Di Rumah Pak
Nawi tersumbat toiletnya.
(Dirman membuka pintu dengan ringan)
Polisi: Angkat tangannya sekarang ! Kalian berdua tertangkap atas kasus penculikan !
Dirman : Ceroboh sekali kau Cahyadi membawa salah satu dari mereka ke sini!
Cahyadi: Aku hanya mengikuti perintah dari bos.
Dirman: Cengeng sekali kamu! Siapa yang suruh kamu jadiin rumah kita jadi kosan?
*dirman didorong polisi*
Nawi : Jadi kamu juga ikut-ikutan Cahyadi, percuma saya percaya sama kamu.
*cahyadi didorong polisi*
Gada : Kamu gak apa-apa?
Luky : Enggak (sambil terisak)
Polisi : Kami akan bawa para penculik ini untuk diinterogasi. Terima kasih atas
kerjasamanya.
Gada : Terima kasih Pak.
Pak Nawi : Saya mewakili penduduk pesisir pantai Teluk Segara mengucapkan terima kasih
yang sebanyak-banyaknya atas jasa adik-asik mahasiswa.
Tirta : Sama-sama Pak yang penting semua aman.
Gada : Pagi ini kami harus kembali ke kota Pak, saya rasa semua data penelitian sudah kami
dapatkan.
Pak Nawi : Iya silakan Dik.
Properti:
2 x Grogol

Anda mungkin juga menyukai