JUDUL:
“Liburan…?”
Para Pemain:
Arvin Abhiandra S.
Rasty O.R.
Thalita Dwi Andini
Azhar Rafi
Muhammad Faiz R
Rahma Keyla S
Muhammad Shidqi
Hafiizh Fadhlur R.
Aditia Rosadi
Anisa (Narator)
Kelas: 83
Guru Mapel: Bu Wahyuni S.Pd
PROLOG:
(Narator) Suasana Sekolah MTs Al-Hidayah Sukatani sedang ramai karena para siswa-
siswi sedang merayakan liburan kenaikan kelas mereka. Arvin, Faiz, Keyla, Andin, Rafif
dan Rasty sedang memikirkan liburan yang cocok untuk merayakan liburan kenaikan
ISI (Orientasi-Komplikasi-Resolusi) :
ORIENTASI:
Faiz : “Hey... gimana kalau kita pergi berkemah untuk merayakan liburan
Faiz : “Tenang saja, aku tahu hutan yang bebas dari binatang buas.”
(Narator) Keesokannya, Andin, Arvin, Rasty dan Faiz sudah datang ke rumah Keyla.
Mereka membawa mobil milik Faiz yang cukup menampung 6 orang dan barang-barang
Di tengah perjalanan mereka sedang asik menikmati perjalanan mereka, tiba-tiba Faiz
Faiz : “Aku tidak tahu tempat ini… Sepertinya kita salah jalur.”
Keyla : “Hey! Itu ada orang, mungkin kita bisa bertanya pada orang itu.”
Rasty : “Iya, ayo kita turun untuk bertanya.”
Andin : “G-guys, aku ngga yakin kalau itu orang, bisa saja dia hantu atau
pembunuh.”
Arvin : “Andin sstttt! Kamu jangan mikir yang ngga-ngga deh, kita berpikir positif
aja mungkin orang itu bisa membantu.”
Faiz : “Permisi Kek, kami mau tanya, ini di mana ya?”
Rafif : “Iya Kek ini di mana ya? Kami tersesat.”
(Narator) Akan tetapi kakek itu tidak menjawab pertanyaan mereka. Ia malah menatap
kelima remaja tersebut dan membuat mereka ketakutan. Lalu kakek itu langsung pergi
meninggalkan para remaja itu.
Arvin : “Kamu tidak usah khawatir yang penting kita tidak macam-macam di sini.”
Faiz : “Ya sudah, ayo kita masuk dan jangan lupa bawa semua barang-barang
kalian di mobil.”
(Narator) Mereka memasuki gubuk kosong yang berada tengah hutan, gubuk itu terlihat
sedikit kotor kemudian mereka membersihkannya. Di gubuk itu tidak ada penerangan
sedikitpun dan akhirnya mereka mengeluarkan lilin dan korek untuk menerangi ruangan
itu.
Rasty : “Di sini gelap dan dingin, apa tidak ada lampu?” (sambil memeluk dirinya)
Arvin : “Ya jelas saja tidak ada listrik, ini kan di tengah hutan mana mungkin ada
listrik.”
Andin : “Aku tahu pasti kau ingin merayakan kenaikan kelas kita kan?”
Rafif : “Dasar lu! (mendorong Andin) Mana mungkin di situasi seperti ini kita masih
Andin : “Auww... sakit tau, kau tidak perlu dorong juga kali.”
Arvin : “Sudah-sudah tidak usah ribut, sebaiknya kita nyalakan lilinnya, kalian
membawanya kan?”
Faiz : “Kau ini kurang pinter apa gimana sih, sudah tau kita akan berkemah, kau
Andin : “Aku kan tidak tahu, lagi pula kita kan berkemah menggunakan api
unggun.”
tidur.”
KOMPLIKASI:
(Narator) Kemudian mereka menyalakan lilin dan para remaja itu memutuskan untuk
beristirahat. Pada waktu mereka tengah lelap dalam tidurnya, tanpa sadar ada yang
memperhatikan dari luar gubuk. Lelaki itu mengenakan baju hitam dan topeng, dan di
pinggangnya terdapat pisau. Lalu Lelaki itu pun mendekati gubuk itu kemudian ia
mengambil minyak tanah di belakang gubuk itu.
Pada saat mereka tertidur, Keyla terbangun dan mencium bau asap, ia mencari sumber
bau tersebut dan ia mendapati api yang telah membakar sebagian gubuk dan membuat
Keyla berteriak sehingga teman-temannya terbangun.
Keyla : “Aaaaaa.........”
Rasty : “Ada apa kamu teriak-teriak?” (sambil mengucek matanya)
Keyla : “I-itu ada api!”
Rasty : “Waaa ... kebakaran!!! Bagaimana ini?” (teriak kepanikan)
Arvin : “Air... air ayo kita cari air!”
Faiz : “Tidak ada waktu untuk itu, cepat kita pergi dari sini dan mencari
pertolongan!”
(Narator) Tanpa memikirkan apa-apa, mereka langsung keluar dari gubuk itu untuk
menyelamatkan diri dan mencoba mencari pertolongan. Sudah beberapa menit mereka
berteriak minta tolong dan tak ada satu pun bantuan yang datang, dan akhirnya hujan
turun deras sehingga membuat api itu hilang seketika, mereka akhirnya bernapas lega
karena semua telah berakhir, akan tetapi mereka melupakan sesuatu yaitu teman
mereka Andin tak ada.
(Narator) Tanpa berpikir panjang mereka langsung mencari Andin di gubuk, akan tetapi
di sana tidak di temukan Andin.
(Narator) Lalu Faiz, Arvin, Rasty dan Keyla pun pergi mencari Andin, mereka terus
berteriak memanggil nama Andin tetapi tak ada hasil. Tiba-tiba Keyla mendengar sesuatu
yang teriak minta tolong.
Keyla : “Eh tunggu! Sepertinya aku mendengar orang teriak minta tolong, kalian
dengar tidak?”
Rasty : “Iya aku dengar, apa itu Andin?”
Faiz : “Aku juga mendengarnya, ayo kita cari!”
(Narator) Setelah mendengar suara minta tolong, mereka mencari sumber suara
tersebut. Lalu mereka mendapati gubuk dan mereka langsung masuk ke dalam gubuk itu
untuk melihat apa yang terjadi pada teman mereka Andin.
Arvin : “Hey lihat di sana ada gubuk, dan sepertinya Andin ada di dalam sana!”
Faiz : “Ayo kita lihat!”
(Narator) Dan ternyata benar Andin ada di sana, diculik, seluruh badan Andin telah
diikat oleh tali yang cukup kuat.
Keyla : “Andinn!.... ada apa denganmu? Siapa yang kau membuat kau jadi seperti
ini?” (sambil melepas ikatan tali dari tubuh Andin)
Andin : “Tadi pada waktu terjadi kebakaran, ada seseorang yang menutup mulut
dan hidungku lalu aku tak ingat apa-apa.”
Rasty : “Ya sudah, ayo cepat pergi dari sini.”
Lelaki bertopeng (Shidqi) : “ hahaha Tidak semudah itu. Kalian harus mati disini!”
Arvin : “Siapa kau? Dan apa maumu?”
Lelaki bertopeng (Shidqi) : “Sudah kubilang, aku mau kalian mati!”
Faiz : “Ayo kita lari dari sini!”
(Narator) Mereka semua berlari meninggalkan lelaki bertopeng itu dan lelaki bertopeng
itu mengejarnya. Akan tetapi belum sempat mereka kabur, lelaki bertopeng itu sempat
melukai punggung Keyla dengan pisau.
(Narator) Doorrr .... Suara tembakan itu membuat mereka berhenti berlari. Dan ternyata
tembakan itu mengenai tubuh Faiz.
RESOLUSI:
(Narator) Lelaki bertopeng itu telah menemukan Arvin, Rasty, Rafif dan Andin kemudian
mendekati mereka. Tetapi tiba-tiba... (DUUAARRR!!) Lelaki bertopeng itu terjatuh. Ternyata
ia tertembak dari belakang, dan yang menembak lelaki itu adalah kakek tua yang mereka
temui di jalan tadi. Mereka mendekati kakek tua tersebut.
(Narator) Arvin, Andin dan Rasty lalu pulang dengan diantarkan oleh para polisi. Mereka
sangat terpukul atas kematian sahabat-sahabatnya. Tapi semua telah berakhir, penjahat
itu telah ditangkap polisi.
EPILOG:
(Narator) Tetapi.. disaat mereka berjalan pulang.. tiba-tiba.. mereka…
(KKRRRINGGG..!! KRIIINGGG!!)
Amie : “Ya Allah Andin.. cepetan bangun..!! Andin.. Bangun.. CEPET! Kamu kan mau
acara kenaikan kelas.. Nanti TELAT! Andin,… Bangun gak, Ibu guyur nih!!”
(Andin terbangun)
Andin : “Hahh! HAH!.. Arvin.. Faiz.. Rasty.. Keyla..Rafif.. m-mereka di mana?”
Amie : “Aduhhh.. ngawur ni anak, mereka pada di rumah nya lah, udah di sekolah
paling, cepat sono siap-siap, udah mau jam 6!”
Andin : “T-tapi, T-tadi.. dikemah.. mereka..”
Amie : “CEPETAN ANDIIINN!!”
Andin : “Eh, iya mah, bentar…”
(Narator) Andin pun bangun dari tidurnya dan bersiap siap menuju sekolahnya untuk
melaksanakan acara kenaikan kelas nya, bersama Arvin, Rafif, Keyla, Faiz, Rasty dan
semua teman teman nya.
~TAMAT~