Alisya, seorang pelajar SMP yang sedang menikmati hari liburnya, tiba-tiba diganggu oleh dua orang
anak laki-laki pelajar SMP bernama Rayindra dan Ilham. Alisya diganggu dan dipalak oleh dua anak itu
sampai tidak berani masuk sekolah. teman-teman Alisya yaitu Kirana, Rifki, dan Nanda yang
menyadari ketakutannya pun membantu Alisya melawan dua anak nakal itu.
Babak 1
Pada suatu hari, Alisya seorang pelajar SMP sedang menikmati hari liburnya. Ia bersepeda di taman
menikmati udara segar di pagi hari. Setibanya di dekat danau, ia berhenti dan menikmati pemandangan
danau.
Alisya : “hahh.. udaranya segar sekali pagi ini.” (sambil merentangkan tangan menghirup udara
segar. Lalu ia turun dari sepedanya hendak memarkirkan sepeda)
Tiba-tiba datang dua orang anak laki-laki menghampiri Alisya yang hendak memarkirkan sepedanya.
Mereka menghadang Alisya dan berkata kepadanya.
Alisya : “Maaf mas, saya cuma mau lihat-lihat burung sama kasih makan ikan”
Rayindra: “Kasih makan ikan?? Lebih baik kamu kasih makan kami aja. Mana sini uangmu”
Ilham : “Iya nih bos, kayaknya anak orang kaya dia. Hajar booss”
Rayindra: “Mas, mas, sejak kapan aku jadi masmu??” (sambil menggertak Alisya)
Ilham : “Bohong dia bos, tidak mungkin dia tidak bawa uang. Lihat, sepedanya saja kelihatan
bagus dan mahal” (sambil mendorong sepeda Alisya sampai rubuh)
(adegan dilanjutkan dengan Rayindra dan Ilham menggeledah saku Alisya, mendorongnya sampai
jatuh, lalu menginjak sepedanya)
Rayindra: “Bocah ingusan, besok aku tunggu kau di sekolah ya. Kau harus kasih setoran ke aku.
Kalau tidak, aku injak-injak kau seperti sepeda ini!”
Rayindra dan Ilham meninggalkan Alisya pergi. Alisya mendirikan sepedanya lalu pulang dengan wajah
lesu.
Babak 2
Keesokan harinya, Alisya tampak duduk sendirian di dekat sekolahnya. Ia tampak ketakutan dan tidak
berani masuk sekolah. Lalu datang temannya Kirana dan Rifki. Mereka melihat Alisya dan mengajaknya
masuk sekolah.
Kirana : ”Assalaamu’alaikum. Sedang apa kamu di sini lis? Kok tidak masuk? Yuk masuk, nanti
terlambat pelajaran Bu Idha loh”
Rifki : “Iya lis, hari ini kan kita mau ulangan harian. Jadi harus cepat-cepat masuk”
Alisya : “anuku nggak apa-apa, eh, aku nggak apa-apa. Kalian masuk saja”
Rifki : “ayolah lis, kamu biasanya semangat datang pertama. Kok tumben seperti ini,
kelihatannya kamu juga takut akan sesuatu. Ada apa sih lis?”
Alisya : “ee.. begini teman-teman. Kemarin aku bertemu Rayindra dan Ilham di danau Unesa.
Mereka memaksaku memberikan uang, dan karena kemarin aku tidak bawa uang, hari ini mereka
mengancam akan memukulku kalau aku tidak membawakan mereka uang”
Rifki : “Itu namanya bullying. Ayahku pernah menjelaskan bahwa bullying itu adalah perilaku
yang buruk dan harus dihentikan”
Kirana : “Hmm. Betul itu. Kita harus menyusun rencana untuk menghentikan Ayin dan Ilham.
Aku dengar mereka sering berkelahi dengan anak lain.”
Rifki : “Sekarang kita masuk dulu saja yuk. Nanti di kelas kita bicarakan bersama-sama”
Alisya : “jangan gaes. Nanti kalian ikut dibully sama mereka. Cukup aku saja yang jadi korban”
Kirana : “Wah, jangan begitu Alisya. Kalau tidak dihentikan, mereka akan membully anak lain.
Tenang saja, kalau kita bekerjasama insyaAllah kita bisa mengalahkan mereka. Yang penting kita
atur strategi dulu, OK?”
Rifki : “Betul Alisya, kalau kita kewalahan, kita bisa laporkan saja perilaku mereka pada guru”
Babak 3
Waktu pulang sekolah pun tiba, semua murid bergegas pulang untuk beristirahat. Namun tidak untuk
Alisya, Kirana, Rifki dan bantuan baru bernama Nanda yang bekerja sama untuk membantu Alisya.
Nanda : “Aku diberitahu Anin kalau kamu diganggu anak nakal jadi aku juga ingin ikut
membantumu”
Alisya : “Hah (kaget), kenapa kamu ikut juga? nanti kamu juga akan terkena masalah kalau ikut.”
Rifki : “tidak apa-apa, aku juga ingin membantu temanku yang terkena masalah”
Kirana : “ nggak apa apa kok Alisya, teman itu memang saling membantu”
Babak 4
Di gerbang sekolah, terlihat Rayindra dan Ilham yang mencari-cari Alisya untuk memalaknya. Mereka
sudah tidak sabar untuk membeli jajan dengan uang Alisya. tapi disaat mereka menemukan Alisya,
mereka menemukan sesuatu yang mengejutkan.
Rayindra: “dimana sih tuh bocah, jangan jangan dia kabur lagi. Liat aja nanti kalo ketemu”
(adegan dilanjutkan dengan Rayindra mendorong-dorong Rifki dan mulai bertengkar. Rayinda dan Ilham
datang lalu menghardik mereka)
Rayindra: “Woi! siapa kalian?! Beraninya mengambil mangsaku! apa kalian nggak tau siapa aku
hahh?! akan babak belur kalian jika berani sama bos jago!”
(Kirana, Rifki, dan Nanda tidak langsung menjawab. Mereka malah memandang Rayindra dan Ilham
dengan sangat galak.)
Kirana : “Ngomong apa kalian?? Kami sudah menarget anak ini dari dulu. Jangan sok jago kalian.
Minggat sana!”
Rifki : “hahaa, kalian pikir kita ini lemah? Berani-beraninya sama kita. Kalian nggak tau kami ini
juara tawuran massal?? Aku beri kesempatan ya. Jangan berani dekati Alisya lagi dan pergilah jauh-
jauh dari sini, sebelum nasibmu seperti kayu ini” (mematahkan batang kayu pakai kaki)
(Rayindra dan Ilham mulai terlihat ketakutan. Mereka tampak cemas dan berjalan mundur sedikit demi
sedikit)
Ilham : (bisik-bisik sambil menarik lengan baju Rayindra) “Bos…bos… ayo kabur aja bos..”
Nanda : “hahaa, kalian masih disini? Pergilah sekarang, jika masih ingin selamat!” (marah)
(Nanda dan Rifki mendekati Rayindra dan Ilham dengan perlahan dan mengintimidasi. Rayindra dan
Ilham ketakutan dan mundur.)
(saat Rayindra dan Ilham sudah berlari jauh, mereka bersama menertawakan Rayindra dan Ilham)
Rifki : “nggak papa bestie. Aku .. eh.. kami akan selalu ada buat kamu”
(Kirana dan Nanda tertawa kecil sambil saling menyikut tangan satu sama lain)
Nanda : “Lain kali siapapun yang diganggu, kita tidak boleh diam saja dan harus bekerjasama
untuk saling menolong satu sama lain”
Rifki : “Yes betul banget bestie”
Nanda : “Ok sip. Kita pulang yuk. Nanti dicari sama emak-emak kalian”
Akhirnya mereka pun menjadi sahabat yang akrab dan saling membantu. Berkat kebaikan teman-
temannya, Alisya mulai menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian untuk bicara saat ada yang
mengganggunya. Sejak kejadian itu Rayindra dan Ilham juga tidak pernah mengganggu anak lain lagi.
Pesan moral dari cerita ini adalah jangan enggan untuk membantu temanmu yang sedang kesusahan.
Dengan saling bekerja sama tolong menolong semua masalah akan lebih mudah untuk dihadapi.