Kelas : XII MM A
TEMA : persahabatan
PEMAIN :
#scene 1
Suatu ketika 2 cowok dan 4 cewek SMK menjalin persahabatan. Di kelas mereka
terdapat anak baru pindahan dari Jakarta yang akan mulai sekolah pada hari ini. Dira
sebagai cewek yang paling tahu kabar terbarunya langsung duduk menghampiri teman-
Dira : “guys.. gue mau cerita” (bicaranya dengan nada yang semangat)
Ayasi :” kayak nggak biasa aja “ (jawab Ayasi sambil memainkan ponselnya)
Dira : “ iya- iya tahu, ehh katanya di kelas kita bakalan ada anak baru loh”
Ayasi, Riani, dan Delita :” udah tahu mbak” (jawabnya kompak sambil memutar bola
matanya malas”
Dira :” ihh kalian mah, terus udah tahu cowok apa cewek ??”
Dira : “ ya, kan nggak semuanya, Yas. Gue denger-denger sih, cowok, terus tuh
anaknya... eh , tunggu deh, cowok yang bareng sama kita, siapa ? Dimas ?”
Ayasi :”ya nggak lah, Dimas itu kalo sama lo pasti cocok deh, Ra.”
Dira : “enak aja !, berarti siapa ? Ardian ?” ( ayasi hanya mengangguk sambil
tersenyum bahagia hanya mendengar nama Ardian, sedangkan Dira langsung terdiam)
Delita :” udah jangan cerita mulu, udah bel masuk..” (berdiri dan diikuti Ayasi juga
#scene 2
Di area parkir sekolah, Dimas sedang menunggu Ardian sambil mendengarkan musik
menggunakan headset. Padahal bel masuk sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu.
Tiba-tiba ada anak cowok yang memegang bahu Dimas. Dan Dimas menyingkirkan
tangan itu di bahunya, kemudian turun dari motornya sambil terus menatap layar
Dimas : “ udah masuk dari tadi juga, gara-gara kamu sih telat mulu, minta di
tungguin segala lagi, kalo aku di hukum kamu yang harus tanggung jawab !” (omel
saku dan melepaskan headset di telinganya. Menyadari berjalan sendirian di tangga. Dia
langsung menengok kanan dan kirinya yang ternyata tidak ada Ardian, kemudian
Alif : “kakak ! tunggu !” (teriak Alif sambil mengejar Dimas yang berlari melewatinya)
Dimas : (merasa di panggil, dia berhenti dan menengok kebelakang yang sudah ada Alif)
Alif : “maaf ganggu kak, saya murid baru di sini, dan saya mau tanya kelas XII
Alif : “ saya masuk di kelas itu” Ardian berjalan dengan santainya menghampiri Dimas
sambil menata rambutnya, dengan pakaian yang tidak rapi, dan juga mengahmpiri
anak baru yang bernama Alif, menatap dari ujung rambutnya sampai ke ujung kakinya.
Alif : “ nama saya Alif , kak. Saya boleh minta tolong untuk mengantarkan saya ke
Ardian : “oh, gue Ardian, dan ini Dimas. lo anak baru ? kebetulan dong lo satu kelas
sama kita, lo ikut kita aja” (jawab Ardian sambil merangkul Alif)
Dimas : “yahhh dapet temen baru aja gue di tinggalin, woyy Ardian tungguin !”
Ardian berhenti dengan sengaja, kemudian Dimas yang berjalan cepat sambil
punggung Ardian.
Ardian : “ kalo jalan yang bener dong, nggak Cuma di jalan raya doang yang di larang
memainkan hp saat berkendara, tapi di sini juga. Biar lo nggak seenak jidat nabrak
orang”
Ardian : “kalo nggak di ceramahin takutnya lo malah jadi nabrak tembok, gue takut
Dimas : “nabrak tembok, nggak ke tolong ? jadi maksudnya, Ardian takut kalo aku
nabrak tembok terus nyawanya nggak ke tolong, dan Ardian kehilangan ? wahhh dia
#scene 3
Di kelas XII MM A baru ada anak beberapa, diantaranya adalah 3 cewek yang sedang
duduk berhadapan. Dira masih dengan muka betenya, Ayasi sedang membaca wattpad
dan Riani membaca Komik di hp masing-masing. Sedangkan Delita sudah pergi ke
perpus setelah ingat bahwa hari ini tidak ada KBM, karena ada acara lomba untuk
Dira : “ tahu gini di kelas gue Cuma di cuekin kalian , mending juga ikut Delita ke
perpustakaan aja”
Ayasi : “ kayak lo suka baca buku aja “ ( sambil melempar buku ke arah Dira)
Riani : “suruh baca buku satu lembar aja ngeluhnya kayak nggak di kasih makan 5
hari“
Dira : “ iya serah kalian aja lah, ayoo sih keluar kelas, semangatin anak yang lomba
Ayasi : “ aku mau nyusul Delita aja lah, hemat uang saku guys “
Dira : “jangan hemat-hemat, ntar kagak gemuk dan tinggi” ( ledek Dira sambil berlari
menghindari amukan dari Ayasi, sedangkan Riani sudah berjalan lebih dulu)
Ayasi yang tidak terima dengan ejekan Dira, memutuskan untuk ikut ke kantin dan
#scene 4
Ardian, Dimas, dan Alif sedang berada di kantin. Alif masih merasa kesal kepada
Ardian dan Dimas yang di percaya akan mengantarkan dirinya menuju kelas barunya
Dimas : “ biasa mah kalo Ardian. Sukanya ngajak yang nggak bener”
Ardian berdiri lebih dulu dan meninggalkan Dimas dan juga Alif. Saat Alif hendak
Dimas : “ terserah lo aja, kalo mau aman ya bayarin dong, anak baru aja pelit”
Alif membayarkan pesanan teman barunya dan berlari mengejar Ardian dan Dimas.
Tetapi sayangnya justru menabrak cewek yang sedang berlari menuju ke kantin.
Dira :” adawww... sakit nih ! kalo lari tuh yang bener dong mas ! kalo nggak bisa lari ya
Alif : “eh, maaf kak. Saya mau ngejar Ardian sama Dimas, soalnya saya udah di tinggal.
Permisi” (kata Alif melanjutkan mengejar Ardian dan Dimas yang sudah sampai di
Dira : “dasar tuh cowok, nggak tahu apa sakit di tabrak gini. Ardian pasti abis jahilin
#scene 5
Semenjak kehadiran Alif, Ardian dan Dimas dapat berteman baik dan juga dengan
Ayasi, Riani, Delita. Berbeda dengan Dira, karena kejadian waktu itu, dia masih kesal
dengan Alif. Di tangga dekat kelasnya, Alif mendekati Dira yang sedang selfie.
Dira : “ ngapain lo ke sini ? mau nabrak gue lagi ?” (tanya Dira dengan nada ketus)
Alif : “ aku Cuma mau minta maaf soal waktu itu. Aku beneran nggak sengaja. Kita
berteman ya?”
Ardian yang sedang berada di pintu kelasnya, melihat Dira sedang bedua dengan Alif,
kelas.
Dira : “balikin woyy ! capek nih lari-lari. Bodo kalo aku haus harus beliin minuman”
( teriak Dira sambil terus mengejar Ardian. Sedangkan yang lainnya hanya acuh
Ardian : “makanya jadi cewek nggak usah manja. Di tabrak, lecet nggak kok pake
nggak mau maafin Alif” (jawabnya sambil berhenti dan duduk di meja Riani)
Riani : “lagian kamu juga ngapain main kejar-kejaran kayak anak kecil tahu nggak !”
Dan Dira berhasil mengambil hp di tangan Ardian. Kemudian menarik dasi Ardian.
Dira : “makanya jadi cowok nggak usah nakal. Udah kelas 3 aja nggak tobat lo !”
Ardian : “siapa lo ngatur? Punya hak apa lo nyuruh ? lo nggak punya cermin ? mau
Dimas beliin buat lo ? udah kelas 3 jangan manja, kayak anak kecil aja, di tabrak doang
sampe nggak mau maafin orangnya” (karena merasa cemburu, makanya Ardian tidak
Dira : “gue pacar lo, gue punya hak atas lo, dan kenapa lo marah-marah nggak jelas
gini sih, kalo aja nggak inget mereka, gue bakalan tanya kenapa lo bersikap gini ke gue,
Ayasi : “ udah nggak usah di lanjutin !” (berdiri dari duduknya untuk mencoba melerai
(gue cemburu liat kamu sama Dira, Ad. Aku nggak kuat.) “batin Ayasi”
Riani : “iya ngapain sih di perpanjang, di bicarain baik-baik juga bisa kan?”
Dimas dan Alif di tangga. sebelum benar-benar sampai di luar kelas, dia menatap Dira
sebentar. “maaf gue kasar sama lo, Ra. Gue nggak suka lo deket sama Alif, gue sayang
Delita yang baru mau memasuki kelasnya, di cegah oleh Alif yang tadinya sedang
Alif : “ sampaikan maaf aku ke Dira ya, maaf karna aku, Dira sama Ardian jadi
#scene 6
Keeseokan harinya, saat jam istirahat, Ardian dan Dimas juga Alif menghampiri cewek-
cewek di depan kelas terkecuali Delita yang memang tidak masuk sekolah karena sakit.
yang entah kapan bediri di sana. Dira masih kesal dengan Ardian kala hari itu.
Ayasi : “adawww ! sakit, ini kenapa tiang berdiri di sini sih, siapa suruh coba” (bisik
Dimas : “ lah, kenapa pada pergi mereka?” (tanya Dimas kepada yang lainnya)
Ardian : “males ngeliat muka lo, Dim.” (jawab Adrian sambil duduk di samping Alif,
Dimas : “sembarangan lo ,Yan. Eh, Riani, emang mereka kenapa si malah pergi pas kita
bertiga nyamperin?”
Riani : “paling juga Dira masih bete sama Ardian juga Alif. Nanti juga sembuh sendiri
itu yang nggak di sengaja, aku bakal nyamperin Dira saat pulang sekolah nanti. Nggak
Ardian menyadari Alif yang tiba-tiba diam. Dimas juga sedang memperhatikan Alif
yang hanya diam sedari tadi. Ardian dan Dimas saling berpandangan dan tersenyum
jahil. Alif yang masih belum menyadari mereka berduapun masih tenggelam dengan
diam-diam meninggalkan Alif begitupun Dimas. Dan bel masuk pun berbunyi. Alif
Alif : “ ayo ke kelas udah bel mas... ( menengok kanan dan kiri, sadar dia hanya duduk
sendirian dan kemudian berdiri hendak memasuki kelas sambil berkata) temen kalo
#scene 7
Jam pelajaranpun telah usai setelah bel berbunyi. Di kelas hanya tinggal 6 anak, yaitu
Ardian, Dimas, Alif, Ayasi, Riani dan Dira. Alif sudah menyiapkan kata-kata untuk
meminta maaf kepada Dira. Tetapi sayangnya saat Alif memasukkan buku ke dalam
Dan Dira langsung berlari keluar kelas. Sedangkan Alif hanya memandang kepergian
Dira. Ardian dan Dimas menatap Alif iba. Dan Riani mendekati Alif, melempar
Riani : “besok masih ada waktu buat memperbaiki kok, Lif. Dan Ardian, lo juga
harusnya minta maaf kek sama Dira. Lo juga waktu itu ngebentak dia.”
Ardian : “bodo lah, siapa juga yang suruh jadi cewek manja banget. Biarin, kalo dia
ngehindar dari gue, liat aja besok dan seterusnya. Bukannya jadi sadar sama
kesalahannya malah bikin kesel lagi. Lagian nilai nya turun malah ngomelin gue lagi tadi
malem.”
Ayasi : “kan bisa di bicarain baik-baik. Ya kamu harusnya bantuin dia dong biar
Dimas : “iya tuh baik-baik. Bener juga” (tetap sambil ngegame di hp nya)
Dimas : “kalian lah baik-baik, jaga kesehatan biar nggak sakit kan? emang siapa yang
sakit sih ? sakit apaan ? aku kan PMR nih, siapa tahu bisa ngobatin?”
Dimas : “kagak lah. Siapa sih emangnya ? kalo Delita sih katanya anemia kan. udah gue
Ayasi : “nggak usah minum obat penambah darah , suruh berhadapan sama lo aja dia
Ayasi : “ ya soalnya ngomong sama Dimas itu bikin emosi, kalo udah emosi pasti
Dimas : “jahat lo, Yas. Oh iya, emang siapa yang sakit selain Delita ?”
Kemudian mereka meninggalkan Dimas sendirian di kelas yang masih bingung dengan
kata-kata teman-temannya tadi. Dan setelah menyadari dia sendirian di kelas, dia
berlari
Dimas : “ tungguin Dimas PMR woyy”
#scene 8
Saat jam istirahat, cewek-cewek sedang berkumpul di tangga seperti biasa. Dan Alif
langsung duduk di samping Dira. Dan Dira yang menyadari Alif, langsung berdiri dan
Riani : (berdiri dan berbisik pada Dira) “nggak baik marahan lama-lama. Apalagi Cuma
Dira hanya diam membisu mendengarkan perkataan Riani. “iya juga ya, Cuma gara-
gara ditabrak sama Alif, ngambeknya sampe sekarang. Aku berlebihan kayaknya. Dan
sekarang mungkin saatnya buat perbaiki semuanya. Gegara aku juga persahabatan ini
Riani memberikan kode kepada Ayasi dengan menepuk bahunya untuk meninggalkan
Saat Ayasi dan Riani hendak masuk ke kelas, mereka melihat Ardian yang sedang
melamun, entah memikirkan apa. Sedangkan Dimas sedang pergi ke UKS. Dan Delita
berada di dalam kelas, sedang membaca novel seperti biasanya. Ardian merasa di
Ayasi : “lah, nggak boleh? Lagi mikirin apaan sih ? jangan ngelamun ntar kesambet
Riani dan Ayasi : “ehh dasar bocah, sadar woy sadar ! “ (sambil menoyor Ardian)
Mereka tertawa bersama dan masuk ke kelas, menghampiri Delita. Sedangkan Alif
sedang bingung harus bagaimana membuka pembicaraan kepada Dira. Begitupun Dira
Alif : “maaf soal waktu itu, aku beneran nggak sengaja. Maaf juga gegara Ardian
bantuin aku malah jadinya kalian yang berantem. Aku nggak ada niatan buat....” (belum
selesai bicara, Dira langsung mengisyaratkan kepada Alif untuk diam dengan jari
Dira : “ nggak usah minta maaf, Lif. Lagian akunya berlebihan. Maafin gue juga. Dan
sekarang gue mau, kita berteman. Bahkan lebih dari teman, gimana?”
Alif : (diam karena terkejut dengan penuturan Dira yang tak disangka olehnya)
“maksudnya lebih dari teman itu apa ya ? Dira ngajak gue pacaran?” ( batin Alif)
Dira : “woyy Lif, (sambil melambaikan tangan di depan mukanya Alif) haii.. malah
Alif : “ eh iya iya, gimana ? mau kok” (jawbanya sambil meenggaruk tengkuknya yang
tidak gatal)
Dira : “ iyaa kita berteman, lebih tepatnya aku dan kamu jadi...” ( jawabnya dengan
Alif : “jadi apaan sih, Ra. Jangan bikin gue deg – degan gini, lo suka sama gue , Ra?
Dira : “ aku dan kamu jadi... Sa-ha-bat. Yeyyyy” (teriak Dira kesenangan)
Alif hanya menatap Dira yang sedang tertawa bahagia. Dira masih belum menyadari
ekspresi kecewa dari Alif. Bagaimanapun juga mungkin memang seharusnya mereka
Dira : “eh , Lif ? kenapa kok mukamu di tekuk kayak baju belom di setrika sih? Lo
nggak mau baikan sama gue ?” (tanya Dira serius sambil menatap lekat Alif)
Alif : “gue seneng kok. Makasih. Gue ke kelas duluan” (beranjak dari duduknya dan
Dira : “ishh.. gaje deh si Alif.. di ajak baikan udah, di maafin udah, kok malah jadi beda
sih, apa gue salah bilang ya? Ahh dasar cowok, bodo amat deh. Mending juga
#scene 9
Setelah kemarin Dira dan Alif baikan. Sekarang justru Dira yang menjauhi Ardian. Saat
di depan kelas, Delita yang bingung dengan sikap keduanya saat saling diam dan
Ardian : “ gue ? aneh ? temen lo kali yang aneh tuh “ ( sambil menunjuk Dira dengan
Dira : “ maksud lo gue ? eh ngaca dong ! kayak lo nggak aneh aja, baju di keluarin
Delita : “iya saling aneh-anehan aja gitu terus, padahal saling sayang. Kalo kalian
berantem terus. Gimana mau nilai kalian nggak turun, bukannya bisa saling
nyemangatin sekolah malah gini. apa aku aduin sama temen yang lainnya nih, kalian
Ardian : “ gue sih bodo amat , mau lo sebarin sampai mancanegara juga nggakk
masalah, yang ketakutan juga dia tuh !” (meninggalkan Dira dan Delita)
Dira : “ Iya gue takut, takut nyakitin perasaan sahabat kita, dia sayang sama lo, tanpa
Delita : “ Ra? Ada masalah apa sih? Bukannya udah baikan sama Alif ? kenapa malah
ngapain bentak-bentak coba, dibilangin juga pake ngomong kayak gitu. Kan gue bete
lah , Del . lo juga jangan sebarin dong, lo udah gue percaya bisa jaga rahasia“
Delita : “Mungkin aja Ardian lagi ada masalah, atau cemburu kali sama kamu. iya aku
jaga rahasia kalian. Lagian jangan gitu juga kali, Ra. Sampe kapan lo mau nutupin
hubungan kalian dari yang lainnya terutama Ayasi. Sedangkan lo tahu, kalo dia suka
sama Ardian. Lo nggak takut kalo persahabatan kita hancur gegara lo nutupin semua
ini. Kasihan Ayasi juga kalo sampe terlalu dalam suka sama Ardian.”
Dira : “kok jadi belain Ardian sama Ayasi, sih? Cemburu ? cemburuin apaan sih Del?
Harusnya juga gue yang cemburu ke Ayasi lah. Lo tahu kan kalo gue nutupin ini semua
Delita : “ya nggak gitu, Ra. Orang aku kan Cuma berfikiran kayak gitu doang, ya udah
maaf kalo...”
Belum selesai Delita bicara, Dira langsung pergi meninggalkan Delita, dan saat sampai
Dimas : “ ya kan maksudnya matanya juga di pake lah buat ngeliat, jadinya nggak
nabrak.”
Dira : “ lo kira, mata gue kalo bukan buat ngeliat buat apa ? buat makan ? udahlah
Di tangga, Ardian , Alif, Ayasi, dan Riani sedang bercanda, kemudian menatap Dira
yang berjalan melewati mereka semua tanpa menyapa. Dan Alif langsung mengejar
Dira.
tangga.
(kenapa rasanya gini banget ya ngeliat mereka berdua udah akrab gitu, tahu bakalan
seakrab gitu gue nggak mau bantuin lo , Lif. Lo udah baikan sama dia, sekarang
hubungan gue sama Dira yang harus kayak gini) batin Ardian.
Riani : (menepuk bahu Ardian dengan gulungan kertas di tangannya) “ngapain ngeliatin
#Scene 10
Di kantin Alif dan Dira sedang meminum Ice yang telah di pesannya.
Dira : “ gue kesel sama Ardian, gue juga bete sama Delita. Ngapain Delita belain Ardian
Alif : “jangan salah faham , Ra. Ardian kemarin ngebentak kamu, pasti karna nggak
sengaja, jadi jangan diambil hati. Lagian Ardian emang suka gitu kan ? kalo Delita,
Dira : “ ya tapi kan nggak gitu jugalah. Seenggaknya Ardian juga jangan cuek gitu ke
aku, udah di bentak, di cuekin juga, niatan gue bilang gitu juga ke Ardian tuh, biar dia
berubah, nggak kayak berandalan. Udah sering di tegur sama guru-guru juga masih aja
gitu. Aku nggak mau Ardian sampe dapet banyak poin, gimana coba kalo sampe di SP?
Aku nggak mau, Lif. Ya, walaupun dia pinter juga sih.. ” (sambil menggeleng-gelengkan
Alif : (lo ada rasa ya , Ra , sama Ardian ? lo peduli banget keliatannya sama Ardian,
andai lo tahu gue ada rasa sama lo. Mungkin tetep aja lo nggak bisa nerima gue.
rasanya sakit juga ya suka sama orang tapi nggak bisa ungkapin.) batin Alif
Dira : “ yuk ke kelas, udah lama kita di kantin. Gue bayar minumnya dulu ya “ ( sambil
Dira : “ ishh.. baik hati juga ya lo, sering-sering lah ngajakin lo ke kantin. Makasih
Mereka berdua pergi menuju ke kelas. Namun pada saat di kelas, Dira tidak menyapa
Ardian dan Delita. Bahkan Dira asyik bercanda dengan teman yang lainnya. Mencoba
mengganggu Dimas yang sedang nge game, mengacau Ayasi dan Riani yang sedang
Sesekali Dira juga mengusik Alif yang sedang menulis. Setelah mereka baikan, mereka
Ardian : “ gue minta maaf, Ra. Gue harap lo mau maafin gue. Apa lo nggak ngerasa
kalo gue cemburu ngeliat lo sama yang lainnya asyik bercanda. Sedangkan lo malah
Dira benar-benar menjauhi Ardian, tetapi sudah baikan dengan Delita. Sudah beberapa
hari ini, setiap kali kumpul entah di manapun, jika Ardian ikut berkumpul, Dira
Suatu hari, ketika Dira sedang sakit, Ardian mencoba mendekati Dira, tetapi Dira
memilih menjauh. Ardian mencoba mencari tahu dia kenapa, saat tahu sakit. Mencoba
membelikan minuman dan menyuruh untuk meminum obat. Tetapi seperti biasa
Pulang sekolah pun Dira tidak berpamitan dengan Ardian. Saat Ardian ingin
mencegahnya, Riani dan Ayasi melarangnya. Sedangkan Alif, Dira, Dimas, dan Delita
sudah keluar kelas. Ardian mengacak rambutnya frustasi. Tidak habis pikir, sikapnya
Alif selalu memberikan perhatian lebih kepada Dira, tanpa Dira tahu bahwa Alif
menaruh perasaa padanya. Yang lainnya hanya menatap sendu ke arah Ardian. Seakan
semua sikap dan perjuangan agar di maafkan oleh Dira sia-sia. Selama 3 hari berturut-
turut padahal Ardian sudah merubah penampilannya menjadi sangat rapi, dengan
harapan Dira bisa menyapa dan memujinya. Tetapi ketika berpapasan hanya melihat
sekilas dan berlalu bersama dengan Alif. Ardian sudah tidak sanggup menahan
lagi.Tetapi Delita selalu menahan Ardian yang di takutkannya adalah jika semuanya
akan terbongkar, jika Ardian tidak dapat mengontrol emosinya. Selalu begitu, hingga
pada akhirnya..
#Scene 12
Suatu pagi. Hanya Ardian dan Delita yang belum sampai di sekolah. Sedangkan Dira
sedang duduk dengan Alif sambil bercanda. Ayasi , Riani, Dimas sedang duduk bersama
dan sibuk dengan ponsel masing-masing. Ardian datang dengan penampilan yang
acak-acakan, tas hanya di jinjing. Seketika sampai di pintu, Ardian sudah muak
melihat pemandangan yang menyakiti hatinya akhir-akhir ini, Dira sedang bercanda
dengan Alif. Seolah yang menjadi kekasihnya adalah Alif bukan dirinya. Emosinya
sudah memuncak, hingga dia berjalan cepat menuju mereka berdua yang tak
menyadari kedatangan Ardian. Ardian langsung menggebrak meja tempat Alif, dan
menarik kerah Alif, mendorongnya hingga jatuh di lantai dan menarik kerah Alif lagi .
yang lain hanya diam dan terkejut dengan pemandangan yang tidak enak di pagi hari,
Ardian : “maksud lo apa ? kurang sabar apalagi gue hadepin kalian berdua? Lo mau
ngerebut pacar gue hah !” (teriak Ardian tanpa sadar telah membongkar rahasia yang
di jaga sebaik mungkin. Teman-teman semakin terkejut dengan penuturan Ardian. Dira
langsung ketakutan, Delitapun sama yang baru berangkat, dan memasuki kelasnya.
mencelos.)
Dira : “ i-itu , anu, anu maksud gue, eh elo, eh Ardian itu bukan pacar, paling dia
Cuma bercanda, ya kan, Ar?” (Dira mencoba menutupinya, yang lain makin curiga,
dan Ardian tetap diam , menyesali emosinya yang tidak bisa untuk di tahan lagi, tetapi
jika tetap di biarkan saja semuanya takkan berubah. Riani yang merasa curiga langsung
mendekati Dira, )
Riani :’ gue nggak maksud sama apa yang gue denger dan gue lihat barusan. Ada yang
Riani :” Udah deh, nggak usah di sembunyiin gitu. Lo masih anggap kita sahabat lo kan,
Ar? Ra?”
Delita :”udah deh ka...” (belum sempat menyelesaikannya, Ayasi langsung angkat bicara)
Ayasi : “ gue sama Riani, butuh penjelasan dari Dira sama Ardian, bukan sama lo, Del.
Ardian langsung membalikkan badan dan akan keluar kelas tetapi di cekal oleh
Dimas. Awalnya Ardian akan memarahinya tetapi.. “kalo gue ngehindar dari masalah
ini, yang ada pacar gue yang bakalan di introgasi sama mereka. udah nggak seharusnya
gue nyembunyiin semuanya lagi. Ini adalah waktu yang tepat buat jelasin ke mereka
(batin Ardian)”. Sedangkan Dira dan Delita menatap cemas ke arah Ardian, seakan
mengerti apa yang akan Ardian jelaskan sama mereka semua dan resikonya.
Ardian : “ehm.. gue, gue sama pacar gue.. ehm, maksud gue Dira, minta maaf. Bukan
maksudnya mau nyembunyiin dari kalian semua soal hubungan kita berdua, tetapi kita
punya alasan tersendiri kenapa harus menutupi status kita dari kalian. Dan gue harap
Ayasi :”(tersenyum sinis) iya, udah nggak usah di bahas. Ini masalah sangat sepele kok.
Bener kata dia, nggak usah di perpanjang lagi. Ini ma-sa-lah se-pe-le.”
Dira dan Delita menunduk , cemas dengan keadaan yang akan terjadi
yang kaget dengan penjelasan dari Ardian, sudah tidak dapat menahan air matanya
lagi, dan kemudian beranjak untuk keluar kelas. Dengan cepat Riani mencegah
kepergian Ayasi.
Riani :”gue tahu lo kecewa sama mereka, tapi kita coba dengerin semuanya dulu”
Ayasi hanya diam, menatap nanar kedepan, hati dan pikirannya sedang kacau
sekarang. “kenapa? Kenapa gue harus suka sama cowok dari sahabat gue sendiri,
kenapa gue harus sesayang ini sama lo, Ar. Gue sebel sama diri gue sendiri. Kenapa
harus gue yang nyakitin perasaan sahabat gue, kenapa lo sih Ar , kenapa bukan cowok
lain aja yang gue sayangi.” Dira dan Delita khawatir dengan Ayasi. Mereka tidak
berencana untuk menyakiti hatinya, tetapi keadaan juga tidak memungkinkan jika
harus jujur perihal hubungan Ardian dan Dira. Ardian menatap bingung Ayasi yang
melamun dan menitikkan air matanya. Siapa yang telah menyakitinya. Ardian langsung
mendekati Ayasi.
Ardian : “loh , Yas? Lo kenapa nangis ? siapa yang udah nyakitin lo? Apa lo sakit ya?
(saat Ardian ingin mengecek suhu tubuh di dahinya langsung di tepis kasar oleh Ayasi.
Dia hanya menatap Ardian dengan rasa bersalahnya) loh kenapa? Gue salah?” tanya
Ardian bingung dengan sikap Ayasi terhadapnya. Alif, yang tadinya hanya diam,
Dimas : “jelasin aja kalo ada yang penting , Ri. Soalnya gue bentar lagi mau kumpul
Riani : “oh kumpul ya ,Dim? Lagian juga lo nggak maksud sama apa yang lagi terjadi
Dimas : “iya juga sih. Drama banget gaes...” kemudian Dimas keluar kelas. Di dalam
kelas hanya tinggal Ardian, Dira, Riani, dan Delita. Hening, hal yang sangat cocok
Delita bosan dengan keheningan ini, yang takkan pernah sampai menyelesaikan
masalahnya. “apapun resikonya, harus gue ambil. Dan ini nggak boleh di tutup-tutupin
Delita : “ eehm.. sebelumnya aku minta maaf. Terutama sama kamu , Ri. Dira nggak
bermaksud buat bikin kalian semua kecewa, tapi Dira juga bimbang buat ngasih tahu
kalian apa nggak. Kalo ngasih tahu kalian, pasti bakalan nyakitin perasaan Ayasi”
kita. Aku minta maaf juga sama kalian. Aku beneran nggak tahu harus gimana lagi.”
Riani tersenyum sinis, dan Ardian hanya diam karena terkejut dan sebisa
Riani : “apapun resikonnya, harusnya lo berdua bisa hadepin. Nggak harus sembunyiin
dari kita-kita. Gue terutama Ayasi dan juga Alif udah kecewa sama lo bertiga. Delita ?
lo juga kenapa ikutan ? lo tahu tapi diem aja ? seakan lo nggak bisa ngasih solusi buat
hal kayak gini. Persahabatan kita udah jadi kayak gini sekarang. Apa yang lo semua
mau lakuin ?”
Delita : “ maaf, Ri. Aku minta maaf. Plis maafin Ardian juga Dira. Mereka Cuma
bimbang”
Riani : “bilang maaf gampang kok Del, gue teriak sambil bilang maaf juga bisa”
Ardian : “gue nggak tahu kalo alasan Dira ngajak backstreet itu apa, ternyata Cuma
mau ngejagain persahabatan ini, terutama perasaan Ayasi. Maaf gue egois udah suka
sama Dira, maaf gue udah ngajak jadian Dira. Selain Ayasi juga Alif terluka karna fakta
Riani : “gue udah maafin, tapi gue masih kecewa sama lo semua” (keluar kelas ,
#Scene 13
Alif memilih untuk duduk di tangga, sedangkan Ayasi sudah berlari ke kamar mandi.
(soal perhatian kamu waktu itu ke Ardian tenyata bukan Cuma perasaan aku aja yang
ternyata kamu suka sama Ardian, bahkan kalian udah jadian. Sorry, Ar. Gue nggak
tahu kalo sikap diam lo, dan kepergian lo yang tiba-tiba saat gue sama Dira, itu rasa
keadaan yang tengah terjadi. Bel masuk sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu,
bukannya kembali ke kelas, Ayasi memilih untuk pergi ke perpus, mencoba mencari
gimana, walaupun belum tahu kepastiannya. Gue juga kecewa sama mereka bertiga.”
Alif :”gue nggak pengin bahas hal gitu lagi” (berdiri dan hendak pergi tetapi tak sengaja
Mereka berdua hanya saling tatap, tidak ada satu katapun yang keluar dari
mulut masing-masing.
Alif :’gue minta maaf sama lo. Sorry gue nggak tahu Dira itu pacar lo, lain kali jangan
sembunyiin hubungan kalo nggak mau mendam rasa cemburu. Maaf juga gue punya
perasaan sama pacar lo, Dira.. thx udah nerima gue di persahabatan kalian.”
Ardian hanya diam, memandang ke lain arah. Rasanya sulit untuk berbicara, dia juga
telah menyakiti perasaan sahabat barunya, Alif. “maafin gue, Lif. Maaf semuanya harus
kayak gini, gue juga sakit, dan lo juga ngerasain hal yang sama. Kita jatuh cinta sama
satu wanita yang sama, dan dia adalah sahabat kita. “ (batin Ardian) . sedangkan Alif
Riani yang melihat hanya tertunduk lemas. Tak menyangka semuanya harus menjadi
hancur seperti ini. Dia meninggalkan Ardian yang tengah menatapnya, dan mencoba
mencari keberadaan Ayasi. Riani menuruni anak tangga menuju ke wc, saat di dalam
tidak ada siapapun terkecuali beberapa adik kelas. Dan dia menaiki anak tangga lagi,
Riani :’Ayasi ke mana sih, di cari di kamar mandi, nggak ada. Apa dia ke perpus ya?”
Ayasi :”enakan juga di sini. Lo ngapain nyusulin gue? Nggak ada guru di kelas emang?”
Riani :”gue nggak tahu, makanya ayo balik ke kelas. Udah kelas 3 jangan bolos jam
membawanya pergi. Dengan ogah-ogahan, Ayasi bediri dan mengejar Riani untuk
mengembalikan ponselnya.
Riani :”kalo lo mau hp ini balik ambil sendiri di tangan gue, dan nggak boleh bolos
pelajaran.”
Riani :”bodo”
#scene 14
Pagi harinya, semuanya masih bungkam dengan masalah yang terjadi kemarin, ingin
rasanya tegur sapa seperti biasa. Di jam istirahat , Dimas yang menyadari keanehan
Riani dan Ayasi yang sedang berdiri di depan kelas langsung mendekat. Ardian , Dira
sedang berada di pintu langsung berlari menghampiri Dimas. Alif yang berada di
Alif :”nggak usah drama deh. Mentang-mentang jadi PMR, sukanya nolongin orang,
Dimas :”hehehe... sorry-sorry.. gue kayak gini Cuma aneh aja sama kalian semua,
kenapa pake misah-misah gitu sih, biasanya juga bareng-bareng. Ada masalah apaan?”
Dira : “gue minta maaf sama kalian semua, maaf gue udah jahat sama kalian. Niat gue
Cuma ngejagain perasaan Ayasi. Dan soal perasaan Alif, gue nggak tahu. maaf gue
nggaka da maksud buat ngasih harapan. Gue sama Ardian udah putus. Kita sama-sama
salah. Maaf kalo..” (Dira belum selesai berbicara langsung di lanjutkan oleh Ardian)
Ardian : “maaf kalo.. gue sama Dira seakan kayak nggak anggap kalian. Kita udah
mutusin buat berteman aja, soalnya kalo udah jodoh kan ya pasti balik lah.. gue juga
mikir, selama gue sama Dira berantem bukannya naikin nilai sekolah justru malah
turun drastis. Sebentar lagi kita ujian. Gue harap masalah ini bakalan selesai hari ini.. ya
kan Dir?”
Dira : “iya gue setuju sama apa yang dibilang Ardian. Gue minta maaf banget. Kalian
Ayasi : “kita harus dapet nilai baikk di ujian tengah semester ini. Gimana ?”
Dimas : “nahhh gue setujuu tuh.. gini kan enak, ngumpul lagi..”
Ayasi yang tadinya berada di samping Riani menghampiri Dira dan menggenggam dua
Ayasi :”gue juga minta maaf udah punya perasaan sama pacar lo.. ehn, ralat deh
mantan..”
Sedangkan Ardian menepuk bahu Alif.. dia hanya menengok dan tersenyum
Alif :”dengan senang hati gue maafin. Begitupun gue juga minta maaf sama lo, udah
punya perasaan sama pacar lo... ehh, kata Ayasi, (menengok ke arahAyasi) ralat
mantan maksudnya”
Mereka semua tersenyum bahagia.. dan akhirnya bisa selesai semua . dan sudah saatnya
Dimas : “gaess... boleh lahh kalo kita dapet nilai bagus semua buat refreshing main ke
mana gitu, itung-itung ngerayain persahabatan kita yang abis di landa badai ala-ala...”
Ayasi : “gue rasa itu berlebihan.. tapi ide nya cukup cemerlang..”
Dira :”jadi..?”
Riani : habis tempur refresh otak.. setuju?
Kompak : “setuju.....”
GAMBARNYA YA GAES...