Anda di halaman 1dari 3

Herman : Andre ( Si Kaya )

Muh. Alif Ishak : Rumbaka ( Si Kaya )


Abdi Zwr : Dimas ( Si Miskin )
Riyan P. : Fendi ( Si Miskin )
Abd Azis J : Hendra ( Bapak Si Kaya )
Andi Dulung : Wira ( Bapak Guru )
Achram Al – Qadri : Sarimin ( Bapak Si Miskin )

Di sebuah sekolah ada suatu kisah yang menceritakan tentang si miskin dan si kaya.Dimana si
kaya yang memiliki sifat sombong,angkuh dan cuek,yang diperankan oleh Andre tak lain dari
anak dari Bapak Wira pemilik yayasan di sekolah tersebut.Juga dimana si miskin yang memiliki
sifat baik hati,suka menolong,dan penyabar yang diperankan oleh Dimas.Dimas memiliki teman
yang suka menolongnya dalam suka dan duka yang diperankan oleh Rumbaka.

Pada suatu pagi di depan sekolah Dimas dan fendi sedang duduk bersama teman-temannya
yang lain, tiba – tiba Andre berjalan dengan wajah yang senang untuk memamerkan
penampilannya yang oke.

Dimas : “fendi tuh andre udah datang.”


Fendi : “iya tuh !”
Dimas : “ayo kita samperin Fen.”
Fendi : “ah..., aku nggak mau karena dia sombong banget.”
Dimas : “ ya udah aku aja yah yang samperin andre.”

Setelah bercakap dengan Fendi, Dimas pun pergi menghampiri andre.

Dimas : “ hai Andre !”


Andre : “ apa panggil – panggil ! kamu tuh nggak pantas nyebut nama gue, lho kan hanya anak
Tukang nyapu yang kerjaannya cuman bersiin, awas sana !”
Dimas : “ udah deh gue pergi ajah.”

Dimas pun pergi dengan wajah yang kecewa, tak lama kemudian bel pun berbunyi dan semua
siswa masuk ke kelas. Dan beberapa saat kemudian Andre dan Rumbaka pun masuk kekelas
dengan wajah yang sombong.

Pak Wira : “selamat pagi anak – anak.”


Semua murid : “selamat pagi pak.”
Pak Wira : “ anak – anak kita sekarang akan mengadakan ulangan harian ke -3 diharapkan
Semua.”

Buku di taruh didalam tas dan naikkan kertas selembar.


Sementara pak Wira menuliskan soal ulangan dipapan tulis andre pun berbisik kepada dimas.

Andre : “hei Dim..! bentar kasih tau gue dong jawabannya, kalau nggak elo akan dapat
Akibatnya nanti!”
Dimas : “ baik deh. !”

Sementara Andre asyik melihat jawabannya Dimas, Andre pun kedapatan oleh pak Wira.

Pak Wira : “Andre.....! kenapa kamu menoleh kebelakang!”


Andre : “nggak pak cuman ngegaruk punggung saya.”
Pak Wira : “ah alasan ! mentang – mentang kamu anak pemilik yayasan sekolah ini kamu berhak
Berbuat seenaknya saja.

Bel istirahat pun berbunyi pak Wira pun segera mengumpulkan semua soal dan jawaban
siswanya. Dan semua siswapun mengumpulkan soalnya.lalu siswa pun berbondong – bondong
pergi kekantin untuk membeli makanan.

Rumbaka : “mas ayo kita pergi kekantin yuk, gue yang nraktir.”
Dimas : “ Ok lah!”
Andre : “ He Dimas kok kerjaan lho cuman nunggu orang yang ingin naktirin lho!.”
Rumbaka : “he Andre jangan ngehina temen gue donk gue kan ikhlas nolong si Dimas.”

Andre pun berjalan kekantin, lalu ia di sapa oleh pak Sarimin.

Sarimin : “selamat pagi den.”


Andre : “pagi pak.”

Setelah makan dikantin andre pun lekas masuk ke kelas untuk menerima pelajaran
selanjutnya, bel masukpun berbunyi semua siswa masuk ke kelas, setelah pelajaran selesai, bel
pulang pun berbunyi. Andre pun menunggu Dimas didepan kelas. Untuk memberikan pelajaran
kepada Dimas.

Andre : “ Hei Dimas gara – gara loe gue dimarahin oleh pak Wira Karena ngelihat jawaban
loe.”
Dimas :” apa salah gue loe kan yang ingin lihat saya sendiri.”

Setelah dihajar sampai babak belur oleh andre Dimaspun pulang kerumahnya, setelah tiba
dirumah Dimaspun curhat kepada bapaknya.

Pak Sarimin : “ mas kenapa muka kamu babak belur begitu.”


Dimas : “aku tadi dihajar oleh Andre, pak kenapa sih dunia ini gak adil, pasti setiap orang
miskin selalu dihina oleh orang Kaya.
Pak Sarimin : “ memang nak dunia sungguh kejam dan nggak adil.”
Dimas : “ tapi kenapa harus seperti ini cobaannya.”
Pak Sarimin : “sabar nak mungkin ini cobaan dari tuhan, nanti mereka juga akan merasakan apa
Yang kita rasakan saat ini.”
Keesokan paginya disekolah permasalahan antara Andre dan Dimaspun dapat
diselesaikan oleh kepala yayasan selaku bapak Andre, dan semua pihak yang berkaitan dengan
masalah itu dipanggil keruang kepala yayasan. Untuk membahas permasalahan antara Andre dan
Dimas.

Pak Hendra : “ bagaimana permasalahan sekecil ini bisa terjadi.”


Pak Wira : “ maaf pak saya tak tahu menahu tentang permasalahan tersebut.”
Pak Hendra : “ Andre kenapa kamu bisa berkelahi dengan Dimas.”
Andre : “ dia kok yang duluan memulai masalah ini.”
Pak Hendra : “ Dimas apakah semua yang dikatakan Andre itu benar.”
Dimas : “ bukan kok pak malahan dia yang memutar balikkan fakta.”
Pak Hendra : “ saya akan memanggil satu saksi lagi yaitu Rumbaka.”
Rumbaka : “ benar kok pak, andre yang salah karena dia yang selalu mencari masalah dengan
Dimas.”
Pak Hendra : “ apa benar itu Andre.”
Andre : “ Iya sebenarnnya semua yang dikatakan Rumbaka benar.”

Andre pun tak bisa berkutik terhadap perkataan ayahnya tersebut.


Keesokan harinya disekolah Andre dan Dimas rukun dan saling bersahabat
Andre : “hay dimas,maaf ya atas kesalahan gue kemarin,semoga kamu tak ingat masa lalu
Yang kelam itu”
Dimas : “nggak apa-apa kok masa lalu biarlah berlalu.”
Andre : “jadi loe nggak memusuhi aku lagi.”
Dimas : “gue dari dulu sudah maafin loe kali”
Andre dan dimas pun bersahabat sampai maut memisahkan mereka.

Anda mungkin juga menyukai